Shalat Dhuha sebagai Terapi Kegalauan
Remaja
terhadap Masa Depannya
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Logika Saintifik
Dosen Pembimbing:
Rudi Al hana, M.Ag
Disusun oleh:
Naimatul Mardiyah (B53214028) C3
Program Studi Bimbingan dan
Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UniversitasIslam Negeri Sunan
Ampel Surabaya
2015
A.
Latar Belakang
Seiring
berkembangnya waktu dan perkembangan zaman, dunia akan terus maju dan penuh
dengan perkembang teknologi yang semakin canggih, tak dapat dipungkiri bahwa
perkembangan zaman akan memberikan dampak positif maupun negatif bagi individu itu sendiri. Terkhusus bagi
remaja saat ini, berbicara tentang remaja maka seorang remaja akan menghadapi
yang namanya masa kedewasaan dan masa kedewasaan ini memerlukan orang yang
bersikap dewasa, mapan, bijaksana dan sikap-sikap yang lainnya. Dengan perkembangan
dunia yang pesat, dunia memberikan
dampak, salah satunya kegalauan remaja untuk menentukan, menghadapi dan menjalani
masa depannya kelak.
Mengapa
hal ini menjadi kegalauan remaja? Karena pemikiran pada masa perkembangan
remaja dalam psikologi perkembangan dikatakan bahwa disinilah masa-masa
menghadapi banyak hal baru yang harus dituntaskan dengan kata lain masa remaja
dikatakan masa penuh dengan tantangan, hal ini telah menjawab bahwa remaja
memang benar-benar harus memikirkan apa yang harus ia capai dan ia lakukan
untuk masa depan yang cerah sebagai impiannya saat ini.
Dikatakan
bahwa tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan
dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian,
mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasikan
nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan.[1]
Telah jelas bahwa tugas pada masa remaja adalah merencanakan masa depan dengan tahap
proses memahami diri dan mengembangkan diri pada masa remaja saat ini terlebih
dahulu untuk mencapai kedewasaan yang sehat kelak.
Kegalauan
remaja dalam menentukan masa depannya menjadi masalah yang ingin dituntaskan
oleh penulis dengan sebab melihat tingkah laku para remaja saat ini yang jiwa
kompetitifnya sangat kuat sehingga mereka semua memiliki semangat dalam
menentukan masa depannya, dengan semangat-semangat
yang membara itu, terkadang hal itu menjadi kegalauan remaja karena bingung
dengan langkah yang harus ia ambil untuk menghadapi dan menentukan masa depan
cerahnya itu.
Penulis
melihat kenyataan dari kegalaun remaja yang diamati di kelas B3 Semester III BKI
UIN Sunan Ampel Surabaya secara random dari hasil penyebaran angket membuktikan
bahwa 90% mahasiswa menjawab pernah merasa galau untuk menentukan masa
depannya. Hal ini menjadi salah satu acuan penulis untuk menuntaskan kegalauan
remaja saat ini untuk memberikan solusi terhadap masalah dalam menentukan masa
depannya tersebut. Oleh karena itu, dari tugas perkembangan remaja dan fakta
yang terlihat, penulis mengangkat judul pembahasan “Shalat Dhuha sebagai Terapi
Kegalauan Remaja dalam Menentukan Masa Depannya”.
B.
Permasalahan
Penyakit
paling umum yang dialami oleh kalangan anak muda saat ini bukanlah diabetes,
penyakit jantung, atau kanker. Akan tetapi, penyakit paling sering mereka yang
kini berusia 17 sampai 20-an alami, menurut laporan adalah keraguan diri,
ketakutan akan masa depan, rendah diri dan kurangnya kepercayaan terhadap diri
sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Perlu
kita ketahui bahwa masa remaja adalah masa paling rawan dalam perjalanan hidup
seseorang. Pada masa inilah berbagai macam persoalan yang sebelumnya tidak
pernah dialami, kini memaksa seorang remaja mau tidak mau harus menghadapinya.
Keberhasilan seseorang melewati masa rawan pada usia ini, akan menentukan
kualitas dirinya.[2]
sehingga mendorong para remaja untuk meningkatkan kualitas dirinya pada masa
ini.
Galau
menjadi trending topic masa remaja saat ini dan sudah menjadi hal yang
sangat lumrah dikalangannya. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata
galau: yaitu berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau,
karut, keruh, khawatir, kusut, risau, terombang-ambing. Hal ini menggambarkan
suasana hati yang pada umumnya gelisah terhadap suasana atau lebih pada arah
bentuk kecemaan seseorang.
“Masa depan menjadi prioritas anak remaja saat ini” penulis mengatalan hal tersebut sebab pembicaraan mengenai masa
depan pada umur 17 sampai 20-an sangatlah diperdebatkan dengan
keinginan-keinginan apa yang ingin dicapai para remaja beberapa tahun
kedepannya. Diperkuat dengan referensi yang mengatakan bahwa masa remaja
disebut dengan masa mencari identitas diri bahwa “Identitas diri yang dicari
remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam
masyarakat. Apakah ia seorang anak atau orang dewasa? Apakah nantinya ia dapat
menjadi seorang suami atau ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang
ras atau agama membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah
ia akan berhasil atau gagal?”[3]
alasan remaja memprioritaskan masa depan pada masa perkembangan saat ini karena
jiwa mereka tidak akan tertinggal atau berpaling dari hal-hal yang ingin mereka
capai untuk mencari jati diri identitas mereka masing-masing.
Sebagian
remaja tidak asing dengan pertanyaan mengenai cita-citanya kelak. Dalam
penggunaan istilah cita-cita adalah sama dengan aspirasi, sedangkan aspirasi
yaitu memiliki kedudukan yang lebih tinggi, dengan tujuan mendapat kemajuan.
Jadi, aspirasi yaitu sasaran yang ditentukan untuk diri sendiri dalam suatu
tugas yang melibatkan diri sepenuhnya. Masa depan memiliki banyak arti termasuk
cita-cita ataupun aspirasi yang merupakan sasaran untuk diri sendiri
kedepannya. Aspirasi atau cita-cita tidak terlepas dari sasarannya yaitu
keberhasilan[4].Keberhasilan
atau kegagalan berada di gengaman tangan remaja masing-masing.
Menulis
mengenai masa depan,pastinya identik dengan pekerjaan pada umumnya. Pada
spesifiknya lagi masa depan itu mencakup ekonomi, jodoh dan sukses. Mengapa???
penulis mengatakan hal tersebut karena ketiga alasan di atas merupakan
perbincangan yang paling ramai di kalangan remaja yang mereka pikirkan dan
idam-idamkan kedepannya.
Penulis
melakukan pengamatan di kelas B3 Semester III BKI UIN Sunan Ampel Surabaya
dengan memilih responden di kelas tersebut karena kelas tersebut merupakan
kelas dari berbagai macam suku budaya yang berbeda-beda sehingga akan
mendapatkan hasil yang berbeda-beda pula dengan latar belakang mahasiswa di
kelas tersebut yang beragam. Menurut penulis kelas tersebut akan mencakup jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
untuk mengetahui tingkat kegalauan remaja saat ini di Indonesia yang sedang
membara-bara menentukan langkah masa depannya.
Hasil
penyebaran angket yang dilakukan merupakan hasil dari persiapan remaja saat ini
untuk masa depannya, berbagai pendapat yang dikemukakan responden menggambarkan
remaja saat ini memang merasa galau dengan masa depannya dan menggebuh-gebuh
untuk mencapai masa depannya itu.
Penyebaran
angket menghasilkan bahwa mahasiswa di kelas B3 menyatakan galau yang dialami
merupakan sebuah kebimbangan, kecemasan dan 50 % menyatakan kegelisahan, ini
membuktikan mahasiswa remaja sekarang gelisah dengan keadaannya. Selain itu,
hasil angket mengatakan 80 % mahasiswa B3 menyatakan pernah merasa galau untuk
menentukan masa depannya, kemudian menurut mereka masa depan itu adalah jika
mereka telah mencapai segala harapan yang diinginkan, bermanfaat bagi sesama,
memiliki kehidupan yang cerah dan berkah, dan bahagia dunia akhirat. Ada juga
yang menyatakan bahwa masa depan yang diinginkan itu jika mereka kedepannya bisa
bersikap dermawan, memiliki pendamping hidup yang menyempurnakan agama dirinya,
mapan dalam hal perekonomian, serta hidup berbahagia bersama kedua orang tua.
Berbagai pendapat telah dinyatakan mahasiswa B3 mengenai masa depan yang
diinginkan dan bagaimana kegalauan mereka terhadap hal itu melalui angket yang
disebarkan penulis.
Seberapa
penting masa depan menurut mahasiswa B3?, 100 % mengatakan sangat penting. Hal
ini membuktikan bahwa perspektif remaja terhadap masa depan memanglah sangat
penting dan memiliki ruang tersendiri dalam pikiran remaja untuk langkah
kedepannya. Jelasnya, pengamatan yang dilakukan penulis dengan mengamati
mahasiswa B3 masih pada taraf perkembangan remaja telah membuktikan kondisi
remaja saat ini yang galau untuk menentukan langkah masa depannya.
Oleh karena itu, kegalauan remaja
untuk mengarahkan masa depannya menjadi masalah yang perlu dituntaskan pada
pembahasan kali ini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kegalauan itu
mendatangkan kegelisahan dan gangguan pada ketenangan masing-masing individu
dalam beraktivitas sehingga keadaan pikiran, tubuh, jiwanya kurang sehat dan
sempurna .
C.
Solusi
Solusi atau penyelesaian dari masalah kegalauan remaja dalam
mengarahkan masa depannya yang menjadi rasa kegelisahan dalam hati individu
dapat diarahkan, ditenangkan, dan dapat ditumbuhkan sugesti positif salah
satunya dengan melaksanakan Shalat Sunnah Dhuha dengan sungguh-sungguh untuk
menumbuhkan energi dalam diri. Di samping itu, dapat membangun motivasi atau
spirit yang sangat berguna ketika seorang tengah beraktifitas. Oleh karena itu,
ketika seseorang yang sudah terbiasa menjalankan shalat dhuha dan lupa tidak
mengerjakannya, dia akan merasa seakan ada yang kurang sehingga orang seperti
ini akan terus menjaga keistiqamahan shalat sunnahnya.
Shalat adalah suatu nama yang menunjukkan adanya ikatan yang kuat
antara hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, hamba seolah berada dihadapan
Tuhannya dan dengan penuh kekhusyuannya memohon banyak hal kepada-Nya.
Perassaan ini akhirnya bisa menimbulkan adanya kejernihan spritualitas,
ketenangan hati, dan keamanan diri dikala ia mengerahkan semua emosi dan
anggota tubuhnya mengarahkan kepada-Nya dengan meninggalkan semua kesibukan
dunia dan permasalahannya. Pada saat shalatlah ia bisa sepenuhnya memikirkan
Tuhannya tanpa ada interupsi dari siapa pun hingga pada saat itulah ia
merasakan ketenangan dan akalnya pun seolah menemukan waktu rehatnya.[5]
Keterampilan penuh dari berbagai persoalan dan problem kehidupan
dan tidak memikirkan selama shalat atau mengganggu khusyu’nya shalat, maka
dengaan sendirinya akan menimbulkan pada diri manusia itu keadaan yang tentram,
jiwa yang tenang, dan pikiran yang bebas dari beban. Keadaan yang tentram dan
jiwa tenang yang dihasilkan oleh shalat mempunyai dampak terapeutik yang
penting dalam meredakan ketegangan syaraf yang timbul akibat berbagai tekanan
kehidupan sehari-hari dan menurunkan kegelisahan yang diderita oleh sebagian
orang. Seorang dokter mengemukakan bahwa sembahyang (shalat) memang merupakan
sarana terpenting yang dokter ketahui hingga kini yang menimbulkan kedamaian
alam jiwa dan membangkitkan ketenangan dalam syaraf. Keadaan tenang dan santai
merupakan sarana yang dipergunakan oleh sebagian ahli psiko-terapi modern dalam
menyembuhkan penyakit. Keadaan tenang dan jiwa damai yang ditimbulkan shalat
juga membantu melepaskan diri dari kegelisahan yang dikeluhkan. Keadaan tenang dan
jiwa damai yang ditimbulkan shalat biasanya tetap berlangsung untuk beberapa
lama setelah shalat selesai.[6]
Kegelisahan, kecemasan,
kegalauan dapat menjadi tenang dan teratasi dengan keadaan hati dan pikiran
yang tenang juga sehingga perlunya jiwa yang damai dalam menetralisir keadaan
hati dan pikiran yang gelisah seperti kegalauan yang dihadapi anak remaja saat
ini untuk mengarahkan masa depannya. Ketenangan tersebut dapat diperoleh dari
salah satu peribadatan yang dilakukan ummat Islam sehari-hari yaitu shalat.
Penulis mengambil terapi shalat dhuha sebagai solusi dalam permasalahan
kegaluan remaja ini karena banyak kelebihan yang terdapat dalam do'a shalat
dhuha.
Sebelumnya perlu diuraikan tirai rahasia Allah SWT yaitu rezeki,
jodoh dan mati adalah bagian dari rahasia-Nya. Namun, dari ketiga rahasia ini,
ada dua rahasia yang oleh manusia harus dicari dengan dasar untuk menunjang
kehidupan di dunia. Misalnya rezeki, karena semua orang membutuhkan makanan
yang terkait dengan pemeliharaan fisik dan kesenangan lainnya. Adapun jodoh
dicari karena kebutuhan biologis yang terkait dengan nafsu syahwat dan
keberlangsungan keturunan. Perlu diklarifikasi bahwa rezeki bukan hanya dari
sisi materi seperti uang dan penghasilan yang banyak. Namun, anugerah dan
rahmat yang diberikan oleh Allah dapat kita maknai sebagai rezeki itu meliputi uang, pekerjaan, rumah,
kendaraan, makanan, anak-anak sholeh sholehah, istri sholeh, kesehatan,
ketenangan batin, dan segala sesuatu yang membawa diri kita bermanfaat bagi
diri kita dan orang lain. [7]
Mengenai pembahasan rezeki di atas termasuklah arti masa depan yang
menjadi permasalahan remaja yang menjadi kegelisahan mereka. Kebingungan
bagaimana kehidupan masa depan para remaja. Hal inilah yang dimaksud tirai
rahasia Allah SWT, yang oleh manusia harus dicari jalan untuk menembus rahasia
dengan cara ikhtiyar. Segala kegelisahan akan semakin bertumpuk jika semakin
hari dan waktu terus berlalu dan harapan tidak ada yang tuntas atau tidak
terangendakan sesuai apa yang diharapkan. Hal inilah yang perlu diarahkan dan
berpositif thinking bagi pemikiran remaja untuk mengarahkan masa
depannya yang cerah.
Segala sesuatu yang digalaukan remaja sebenarnya pada hakikatnya
adalah rezeki mereka untuk kedepannya. Orang bijak berkata “Anda mengharapkan
keberhasilan, tetapi tidak melalui jalannya, sesungguhnya kapal laut berjalan
tidak di atas jalan yang kering melainkan berjalan di atas jalan yang ada
airnya.” Kata kutiara ini menjelaskan bahwa mencarai rezeki itu tidak dengan
menunggu atau bertopang dagu melainkan hatus dicari dengan suatu tindakan
bekerja. Maka dengan melalui tindakan semuanya akan terjawab dari semula yang
hanya bayang-bayang dan angan-angan akan menjadi kenyataan, yang hanya sebatas
mimpi akan berubah menjadi kepastian.
Hakikatnya, kegalauan remaja berada pada point kata bijak di atas,
semua akan menjadi kenyataan dengan ikhtiyar yang kita lakukan saat sekarang
untuk mencapai masa depan yang diinginkan.
Shalat merupakan tiang agama, kunci dari semua amalan, oleh karena
itu apabila kuncinya tidak utuh, hanya separuh sepertiga atau seterusnya maka
tidak pasti amalan yang lain akan jauh dari harapan individu. Maka untuk
menyempurnakan nilai kesempurnaan shalat, Nabi menganjurkan untuk melakukan
shalat sunnah di rumah/masjid atau di tempat yang suci.
Berkaitan dengan kegalauan remaja yang pada dasarnya adalah rezeki
para remaja di masa depan yang mereka harapkan, terutama kemudahan rezeki
kehidupan maka dianjurkan untuk mengerjakan shalat Sunnah Dhuha di waktu dhuha
dan dilakukan dua raka'at atau dua belas raka'at. Shalat Sunnah dhuha
dikhususkan untuk sebuah keperluan yang erat kaitannya dengan aktivitas dalam
pencarian rezeki. Termasuk memohon agar dimudahan rezeki dan didekatkan rezeki
dan meminta agar Allah selalu memberkahi rezekinya sebagaimana yang terkandung
dalam doa sesudah shalat dhuha.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Adh-Dhuha: 7 yang artinya “Dan
Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk”
tidak lain dengan pendekatan melalui shalat dhuha, maka pertolongan Allah akan
selalu hadir jika kita mau mengaktifkannya. Mengaktifkan disini maksudnya
yaitu, jika ibadah kita disempurnkaan dengan shalat Sunnah termasuklah shalat
dhuha, selalu bersyukur dan tentunya ikhtiyar setiap aktivitas kita serta tidak
lupa tawakkal kepada Sang Khaliq. Dalam teks arti Q.S. Adh-Dhuha telah
dikatakan bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk kepada individu yang merasa
kebingungan atau merasa galau dengan pikiran hati mereka.
Shalat dhuha menjauhkan kemiskinan, mendatangkan kemudahan karena
dalam keadaan yang demikian nyata banyak umat manusia yang takut terjerat
kemiskinan dan terlilit kesulitan. Pada dasarnya kemiskinan ini menjadi hal
yang tidak diinginkan setiap remaja pada masa depannya atau rezeki yang
kurang/perekonomian yang buruk bagi individu sehingga perlu adanya keyakinan
setiap individu bahwa rezeki itu dicari bukan ditunggu. Begitupun dengan masa
depan yang diharap-harapkan para remaja, jika ia menginginkan masa depan yang
cerah maka mereka harus berusaha secerah mungkin untuk mencapainya, begitupun
sebaliknya.
Jadi, semakin jelas bagi siapa yang mau menjalankan shalat Sunnah
Dhuha baginya akan diberikan kemuliaan rezeki dan dijauhkan dari kemiskinan.
Jelas bahwa hukum shalat dhuha adalah Sunnah dan jumlah raka'at sedikitnya dua
raka'at hingga duabelas raka'at. Dengan demikian shalat Sunnah dhuha dapat
dikerjakan dua raka'at, empat hingga duabelas raka'at. Kemudian bacaan surat
setelah surah alfatihah adalah: raka'at pertama; surah asy-syam, raka'at kedua;
surah adh-dhuha. Kemudian setelah selesai shalat dhuha dianjurkan untuk membaca
do'a penjernih yang di dalamnya penuh dengan harapan akan kemudahan, kesucian,
dan kedekatan rezeki. Do'a itu berbunyi “Allahumma innadh Dhuha’a dhuha’uka Wal
bahaa’a bahaa’uka Wal jamaala jamaaluka Wal quwwata quwwatuka Wal qudrata
qudratuka Wal ‘ishmata’ishmatuka Allahumma innakaana rizqi fis samaa’i fa
anzilhu Wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu Wa inkaana mu’asiran fa yassirhu Wa
inkaana haraaman fa thahhirhu Wa inkaana ba’iidan fa qaarribhu Bihaqqi
dhuhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika Atiinii maa
aataita ibaadakash shalihiina”
Yang artinya: “Wahai Allah! sesungguhnya waktu dhuha adalah
waktu dhuha engkau, kebagusan adalah kebagusan engkau, kekuatan adalah kekuatan
engkau, kekuasaan adalah kekuasaan engkau, perlindungan adalah perlindungan
engkau. Wahai Allah! jika rezekiku ada di langit, maka turunkanlah , jika ada
di dalam bumi,, maka keluarkanlah, jika sulit maka permudahkanlah, jika haram,
maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah” demikian do'a pasrah dan
harapan akan kemudahan rezeki, keluasan rezeki dan kesucian rezeki yang di
dapat dari aktivitas pencariannya dan diucapkan setelah menjalankan shalat
Sunnah dhuha. Do'a ini memiliki mukjizat yang sangat besar, seoran8g hamba yang
memohon kepada Sang Maha Pencipta untuk menurunkan rezeki kepadanya jika rezeki
itu berada di tempat jauh. Do'a ini sungguh memberikan energi positif kepada mushalli
terhadap kegelisahan yang dirasakan dengan memperoleh kepuasan hati jika
melaksanakan shalat Sunnah dhuha.
Mengadu
kepada Allah adalah proses mendekatkan diri kepada-Nya dan di dalam do'a
terdapat pahala ketaatan. Mengadu adalah melepaskan berbagai beban emosi yang
membebani iwa. Sementara di dalam do'a terdapat pengharapan dan cita-cita.
Ketika kita bersyukur melalui lisan dengan cara yang jelas. Ini merupakan
langkah awal untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu,
Rasulullah bersabda, “Kesejukan mataku ada di dalam shalat. Kesejukan
sama halnya dengan keadaan jiwa yang damai sehingga do'a menjadi terapi atas
kegalauan gelisah yang ditimpa para remaja terhadap keadaan masa depannya,
dengan do'a maka para remaja dapat mengadu, serta melepaskan apa yang
sebenarnya remaja inginkan terhadap masa depannya, pada intinya terapi shalat
dhuha disini memberikan ketenangan jiwa dan sugesti positif atas rezeki berupa
kebahagiaan di masa depannya. Ketenangan sebagai puncak ketenangan jiwa yang
dicapai mukmin setelah dia mencapai keyakinan dengan ibadah yang tiangnya
adalah shalat. [8]
Terapi
shalat dhuha ini menjadi solusi dari kegalauan remaja terhadap masa depannya
sebagai bentuk ketenangan jiwa dan terapi yang terkandung dalam do'a shalat
dhuha memberikan pandangan pada kekuatan rezeki setiap individu dengan sikap
ikhtiyar, do'a dan tawakkal yang dianjurkan dalam bersikap untuk mencapai
keinginan dan harapan-harapan.
D.
Kesimpulan
Tugas perkembangan pada masa remaja telah jelas menunukkan salah
satu tugasnya yaitu mencari jati diri, hal ini tidak dapat dipungkiri dan telah
menjadi hukum alam pada masa remaja disinilah mau tidak mau jati diri tersebut
harus diperjuangkan demi mencapai individu yang dewasa dan sehat kedepannya,
dari hal tersebut timbullah berbagai macam masalah dan kegelisahan yang menimpa
remaja terhadap masa depannya dan kebingungan atas keamanan dan kebahagiaan
hidupnya di masa akan datang, dari kebimbangan dan ketidaktenangan jiwa dalam
diri remaja ini maka penulis memberikan gambaran shalat dhuha sebagai penyejuk,
pengobat dan terapi dalam hal kebimbangan terhadap realita yang terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad
dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja. Bumi Aksara: Jakarta. 2006.
Bahnasi,
Muhammad. Shalat sebagai Terapi Psikologi. Bandung: Mizan. 2007.
Gunarsa,
Singgih D.. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia. 2003.
Hurlock,
Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta. tt.
Keluarga.com/galau-pada-remaja-/agung-canda-setiawan
pada 7 Desember 2015 jam
19.43
Makhdlori,
Muhammad. Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha. Jogjakarta: DIVA. 2007.
Mulia. 2004.
Najati,
Utsman. Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa.
Bandung: Pustaka. 1981.
Santoso,
Agus, dkk.. Terapi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel. tth.
[1]
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi
Aksara), 2006, hal.12.
[2]
Keluarga.com/galau-pada-remaja-/agung-canda-setiawan, pada 7 Desember
2015 jam 19.43
[3]
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangg),
tth., hal. 208.
[4]
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia), 2004, hal. 249.
[5]
Agus Santoso, dkk., Terapi Islam, (Surabaya: Sunan Ampel), tth., hal.166
[6]
Utsman Najati, Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Pustaka), 1981, hal.
308.
[7]
Muhammad Makhdlori, Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha, (Jogjakarta: DIVA), 2007,
hal. 25
[8]
Muhammad Bahnasi, Shalat sebagai Terapi Psikologi, (Bandung: Mizan), 2007,
hal. 75.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar