Senin, 22 September 2014

Makalah Proses Konseling





MAKALAH
PROSES KONSELING










Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar BKI


Dosen Pembimbing:
Dra. Ragwan Albaar, M.Fil.I




Disusun oleh:
Naimatul Mardiyah (B53214028) C3
Rapikah (B53214035) C3



Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2014


           
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang berjudul Proses Konseling. Makalah ini dirancang untuk memberikan arahan atau dasar kepada mahasiswa(i) agar dapat meningkatkan pengetahuannya mengenai tahap tahap dalam mengkonsultasi klien dengan sikap, teknik dan tips yang baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama dalam menemukan buku-buku yang menyangkut topik pembahasan. Namun penulis tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
 Atas dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Dr.Hj.Ninin Suhartini, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2.      Bapak Agus Santoso selaku Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam yang selalu memberikan pengarahan.
3.      Ibu Dra.Ragwan Albaar, M.Fil.I selaku Dosen Pengantar BKI yang telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
4.      Pengurus perpustakaan Jurusan, Fakultas maupun Universitas yang telah membantu dalam peminjaman buku.
5.      Dan teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,  penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan tugas atau makalah kedepannya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jugalah kita berharap, semoga apa yang telah dilaksanakan, senantiasa mendapat Ridha dan Karunia-Nya serta tetap bernilai di sisi-Nya. Amin…


                                                                                                Surabaya, September 2014



                                                                                                            Penulis





    
Manusia dilahirkan didunia ini dibekali akal, pikiran dan perasaan. Dengan bekal itulah manusia disebut sebagai makluk yang paling sempurna dan diberi amanat oleh Sang Pencipta sebagai pemimpin di muka bumi. Akan tetapi seiring dengan bekal akal, pikiran dan perasaan itu, manusia diselimuti berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk dengan segudang masalah (human with multiproblem). Dengan berbagai masalah tersebut ada yang bisa mereka atasi dengan sendirinya atau  mereka memerlukan bantuan orang lain (konselor), pemberian bantuan dari orang yang ahli (konselor) kepada individu yang membutuhkan (klien) itulah yang dinamakan konseling.
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya adalah dengan cara Islam. Mengapa demikian? Karena Islam mengatur seluruh aspek  kehidupan manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling. Perlu kita ketahui bahwa kesuksesan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh klien salah satunya sangat bergantung dari bagaimana ahli konseling itu dalam proses mengkonsultasi kliennya dan proses tersebut tidak dapat dilakukan sesaat, karena membutuhkan proses waktu dalam membantu klien memecahkan masalahnya, dan bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan, bahkan permasalahan klien yang kompleks dan cukup berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan.
Oleh karena itu, dari pernyataan yang menunjukkan pentingnya proses dalam konseling, maka penulis mengangkat judul “Proses Konseling” agar berbagai hal terkait dengan bimbingan konseling terkhusus bagaimana tahap dalam mengkonsultasi klien dapat diimplementasikan dalam kehidupan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.   Apa pengertian dari proses konseling ?
2.   Bagaimana tahap-tahap dalam konseling ?
3.   Bagaimana contoh kasus dan penyelesaian konseling ?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah :
1.   Mengetahui pengertian dari proses konseling.
2.   Mengetahui tahap tahap dalam konseling .
3.   Mengetahui beberapa contoh kasus dan penyelesaian konseling.

1.      Bagi penulis makalah, penulisan ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penulisan selanjutnya.
2.      Bagi pihak fakultas, penulisan ini dapat dijadikan dasar untuk  membantu meningkatkan pengetahuan mahasiwa dalam hal proses konseling.
3.      Bagi seluruh pembaca, dengan adanya penulisan ini dapat lebih mengetahui mengenai hal-hal dalam proses konseling termasuk tahapannya dan beberapa contoh kasusnya.


Menurut Brammer (1979) proses konseling adalah peristiwa yang tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tersebut (konselor dan klien)[1]. Berdasarkan pengertian proses konseling dari Brammer, sebenarnya proses itu sendiri memiliki banyak definisi diantaranya :
Sedangkan konseling adalah pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara secara face to face oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang sedang mengalami suatu masalah atau hambatan dalam perkembangannya dengan tujuan agar individu tersebut dapat mencapai kehidupan yang lebih baik.
Dari pengertian kata proses dan konseling tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa proses konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat atau berupa anjuran-anjuran/saran-saran dalam bentuk pembicaraan /wawancara antara konselor dan klien dengan beberapa tahapan sesuai dengan metode metode konseling agar meningkatkan pemahaman yang lebih baik dan jalan keluar mengenai masalah klien tersebut.

Sebelum proses bimbingan dan konseling dilakukan konselor hendaklah telah memperoleh informasi (data) mengenai klien yang diambil dari berbagai sumber lewat wawancara pendahuluan, (intake interview) yang dilakukan oleh konselor sendiri atau orang lain yang terlatih dan ditugaskan oleh lembaga konseling. Proses selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan (initial interview), yaitu suatu pertemuan yang diawali dengan percakapan santai berbasa basi dalam rangka mencapai suasana rapport[3]. Selanjutnya adakalanya dalam proses konseling perlu pula diperdengarkan alunan musik dengan irama lambat untuk menghasilkan efek trapis pada diri klien[4], karena dengan alunan musik tersebut klien dapat terbawa dalam suasana yang rileks, tenang dan santai.
Dalam tahap ini konselor dan klien menyetujui bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam mengakhiri konseling ini diharapkan dapat memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
Setelah proses konseling selesai sampai ke tahap terakhir, seoramg konselor hendaknya memperhatikan prosedur bimbingan. Prosedur bimbingan meliputi langkah pemerolehan data dan informasi, langkah pemberian bantuan, serta pemantauan hasil bantuan yang diberikan[8]. Dalam buku karangan Prof. Dr. Bimo Walgito yang berjudul Bimbingn + Konseling, proses pemantauan hasil bantuan yang diberikan ini disebut dengan follow up. Pada fase ini, langkah yang diambil oleh konselor adalah untuk mengetahui efek dari terapi yang telah diberikan. Konselor mengadakan evaluasi tentang terapi yang telah diberikan, apakah hal-hal yang telah didiskusikan pada waktu proses konseling telah dilaksanakan oleh klien. Apabila telah dilaksanakan, tetapi tidak mengenai sasaran atau tidak berhasil maka langkah-langkah yang telah diambil itu kiranya perlu direvisi untuk menentukan langkah-langkah yang baru[9].




BAB III

A.    Simpulan
Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1.   Proses konseling adalah suatu aktifitas pemberian nasihat atau berupa anjuran-anjuran/saran-saran dalam bentuk pembicaraan /wawancara antara konselor dan klien dengan beberapa tahapan sesuai dengan metode metode konseling.
2.   Adapun tahap-tahap dalam konseling, dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap awal konseling, pada tahap ini diawali dengan membangun hubungan konseling yang melibatkan klien dan diakhiri dengan menegosiasi kontrak. Selanjutnya tahaap pertengahan, tahap ini konselor dan klien menjelajahi dan mengeksplorasi masalah, isu, dan kepedulian klien lebih jauh. Selanjutnya, tahap akhir konseling, pada tahap ini konselor memutuskan perubahan sikap dan perilaku yang memadai.
3.   Dalam contoh kasus pembaca dapat lebih memahami bagaimana proses dan penanganan dalam konseling itu sendiri.

B.     Saran
      Berdasarkan isi makalah ini, penulis menyarankan agar dalam proses konseling, konselor menjalankan tugasnya sesuai dengan proses/tahapan dengan metode konseling yang sebenarnya dan dalam mengatasi masalah klien, konselor sebaiknya menyimak problem klien dengan baik.





























Damayanti, Nidya. Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Araska.
    2012.
Gladding, Samuel T. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: Indeks. 2012.
Jones, Richard Nelson-. Pengantar Keterampilan Konseling. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
    2012.
Mashudi, Farid. Psikologi Konseling. Jogyakarta: IRCiSoD. 2012.
McLeod, John. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Kencana. 2006.
Nurihsan, Achmad Juntika. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.
    Bandung: PT Refika Aditama. 2011.
Siradj, Sjahudi. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Sidoajo: Duta Aksara. 2010.
Sukardi, Iman Santoso. Psikoproblem. Jakarta: Pusataka Utama Grafiti. 1995.
Walgito, Bimo. Bimbingan + Konseling. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET. 2010.
Willis, Sofyan S. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta. 2013.


[1] Sofyan S.Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 50
[2] Joh Mc Leod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 363-365
[3] Sjahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Sidoajo: Duta Aksara, 2010), hal. 96
[4] Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Jogyakarta: IRCiSoD, 2012), hal. 118
[5] Samuel T. Gladding, Konsseling Profesi yang Menyeluruh, (Jakarta: Indeks, 2012), hal. 162
[6] Sjahudi Siradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling,  hal. 100-103
[7] Richard Nelson-Jones, Pengantar Keterampilan Konseling, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 45-49
[8] Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), hal. 35
[9] Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, 2010), hal. 195
[10] Sofyan S.Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, hal.50-53
[11] Imam Santoso Sukardi, Psikoproblem, (Jakarta: Pusataka Utama Grafiti, 1995), hal. 58
[12] Nidya Damayanti, Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling, (Yogyakarta: Araska, 2012), hal. 129
[13] Imam Santoso Sukardi, Psikoproblem, hal. 59

1 komentar: