MAKALAH
Ilmu dan Metode Keilmuan
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
IAD-ISD-IBD
Dosen
Pembimbing:
Dra.
Faizah Noer Laila, M.Si
Disusun oleh:
Ahmad
Munir (B53214013) C3
Naimatul
Mardiyah
(B53214028) C3
Syarif
Hidayatullah (B532140 ) C3
Fakultas
Dakwah dan Komunikasi
Jurusan
Bimbingan dan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2014
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana,
karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini, yang berjudul ”Ilmu dan Metode Keilmuan”. Makalah
ini dirancang untuk memberikan arahan atau dasar kepada mahasiswa agar
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai keilmuan dan bagaimana sikap
serta kriteria ilmiah dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
banyak mengalami kesulitan terutama dalam menemukan buku-buku yang menyangkut topik
pembahasan. Namun penulis tetap berusaha sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki, sehingga penulisan makalah ini
dapat terselesaikan.
Atas dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr.Hj.Ninin Suhartini, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2. Bapak Agus Santoso selaku Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam yang selalu memberikan pengarahan.
3.
Ibu Dra.Faizah Noer Laila, M.Si selaku Dosen mata kuliah IAD-ISD-IBD telah memberikan
bimbingan dan arahannya sehingga terselesaikannya
penulisan makalah ini.
4.
Pengurus perpustakaan
Jurusan, Fakultas maupun Universitas yang telah membantu dalam peminjaman buku.
5. Dan
teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah
ini.
Penulis menyadari
bahwa makalah ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan tugas atau makalah kedepannya.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jugalah kita berharap, semoga apa yang telah
dilaksanakan, senantiasa mendapat Ridha dan Karunia-Nya serta tetap bernilai di
sisi-Nya. Amin…
Surabaya, September 2014
Penulis
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk selalu
berpikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya itu, manusia
mendapatkan ilmu, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dengan
perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan.
Ilmu pengetahuan itu timbul karena
adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu itu timbul
karena banyak sekali aspek-aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia, dan
manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan tersebut.
Cara manusia mencari dan menemukan kebenaran
itu ada tiga macam, yaitu dengan agama, filsafat atau dengan ilmu pengetahaun.
Agama, dengan metodenya sendiri, memberikan jawaban atas segala persoalan asasi
yang dipertanyakan manusia, baik tentang Tuhan, manusia maupun alam. Filsafat,
dengan metodenya sendiri, berusaha mencari kebenaran baik tentang alam, manusia
maupun tentang Tuhan. Dan dengan ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri,
mencari kebenaran tentang alam dan termasuk di dalamnya manusia, karena pada hakikatnya ilmu
adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu dan Ilmu merupakan
suatu metode, yaitu metode
keilmuan dan dalam metode ini manusia berpikir
secara efektif dengan cara harus
melakukan tindakan, memiliki fakta dan data
dengan jalan penelitian.
Oleh karena itu, dari
realita diatas yang menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu perlu dipelihara
dan ditingkatkan dengan metode keilmuan atau metode ilmiah yang
merupakan salah satu cara manusia untuk menemukan kebenaran yang masih kabur
dalam pikirannya, maka penulis mengangkat judul “Ilmu dan Metode Keilmuan” agar pembaca dapat menggunakan metode ini
dengan pemikiran, kehendak dan perasaan yang benar.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.Bagaimana
proses lahirnya ilmu pengetahuan ?
2.Bagaimana
sikap dan kriteria ilmiah yang benar ?
3.Bagaimana
metode dan pengimplementasiannya ?
Sesuai
dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai
dalam penulisan
ini adalah :
1.
Mengetahui proses
lahirnya ilmu pengetahuan.
2.
Mengetahui sikap
dan kriteria ilmiah yang benar.
3.
Mengetahui metode
dan pengimplementasiannya.
1. Bagi
penulis makalah, penulisan
ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penulisan selanjutnya.
2. Bagi pihak fakultas, penulisan ini dapat dijadikan
dasar untuk membantu meningkatkan pengetahuan
mengenai keilmuan dan metodenya.
3.
Bagi seluruh pembaca,
dengan adanya penulisan ini
dapat lebih mengetahui mengenai hal-hal
dalam ilmu pengetahuan baik itu sikap, metode maupun kriterianya.
Ilmu
pengetahuan bukanlah suatu kegiatan produktifdalam arti dapat segera dipetik
hasilnya dalam bentuk material. Maka mengapa dan bagaimanakah terjadi transisi
pemikiran ilmiah ?
Kapan dan dimana
transformasi ini telah terjadi merupakan hal yang relative muda untuk
diargumentasikan. Langkah pertama kearah penjelasan ilmiah terjadi di Yunani
sekitar 600 SM. Sebelum itu, bangsa-bangsa babilon dan mesir telah memiliki
teknologi yang maju, namun mereka tidak beranjak dari pemikiran yang penuh
mitos. Orang-orang Yunani sangat tertarik dengan teknologi-teknologi, khususnya
dibadang astronomi, geometri, dan kedojteran, dan mereka pun mulai menghasilkan
teori-teori awal mengenai bagaimana dunia ini bekerja secara alami. Perlu kita
ketahui bahwa ilmu pengetahuan itu diawali dengan mitos-mitos, dua kebudayaan,
kosmos: alam semesta yang ilegan dan kaom stoa: yang aktif dan yang pasif.
Kapan dan dimana
ilmu pengetahuan berawal tergantung dari tataaran apa dalam pikiran kita
tentang apakah ilmu pengetahuan itu. Ilmu pengetahuan adalah kegiatan yang
lebih canggih daripada teknologi. Dengan teknologi orang mengetahui bagaimana
melakukan sesuatu, atau kapan sesuatau akan terjadi. Dengan ilmu pengetahuan,
seorang memiliki sebuah teori dan suatu penjelasan mengenai mengapa sesuatu
harus terjadi. (Andrew Gregory, 2002: 6)
Rasa
ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat
tersebut akan mendorong manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia
yang berakal sehat pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep,
maupun prinsip. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui
interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Salah satu bentuk pengetahuan
yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang sering disebut ilmu. Ilmu adalah bagian dari
pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang disusun secara sistematis dan logis yang didasari oleh dua
teori kebenaran yaitu teori korespondensi dan koherensi.
Jika metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah. maka
metode tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut:
3.
Menggunakan prinsip analisis:
semua masalah harus dicari sebab-sebabnya
serta pemecahannya denganmenggunakan analisis yang logis
4.
Menggunakan hipotesis: hipotesis harus ada untuk mengumpulkan persoalan
hingga hasilnya akan mengenai sasaran
5.
Menggunakan ukuran
objektif: penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran objektif, pertimbangan
yang dibuat secara objektif.
Hasil berpikir ilmiah yang melandasi
penelitian ilmiah melahirkan karya ilmiah. Sebuah karya dapat dikategotrikan
sebagai karya ilmiah, jika memenuhi persyarataan sebagai berikut: (Mahi M.
Hikmat, 2011: 12)
1.
Penyajian fakta, untuk
memperoleh fakta diperlukan data. Data adalah bahan-bahan yang dapat dijadikan
objek penelitian.
2.
Bersifat sistematis, sebuah
karya ilmiah harus dikerjakan berdasarkan urutan kaidah yang berlaku.
3.
Menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Selain syarat, sebuah karya
tulis dapat disebut karya ilmiah jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: (Mahi
M. Hikmat, 2011: 12)
1.
Adanya fakta yang logis
Fakta sebagaimana yang
diungkapkan pada syarat karya ilmiaah,
harus juga memenuhi syarat logis, dapat diterima akal sehat.
2.
Diungkapkan secara empiris
dan objektif
Karya ilmiah diungkapkan
berdasarkan pengalaaman peneliti selama melakukan penelitian dengan berbagai
perangkat ilmiah lainnya.
3.
Telaahnya bersifat akurat
ddan seksaama
Keakuratan adalah bagian dari
langkah yang akan mendekati kebenaran.
4.
Bersifat ekplisit
Sebuah karya ilmiah haruss
jelas, artinya sebuah karya ilmiah harus dapat dipahami oleh semua pihak.
1.
Sikap Ingin Tahu:
apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya, senang
mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak
mungkin untuk menyelidiki suatu masalah,
memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.
Sikap Kritis:
Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat,
kebiasaan menggunakan bukti-bukti
pada waktu menarik kesimpulan, tidak
merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan
bukti-bukti yang kuat.
3.
Sikap obyektif :
Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak
dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan
secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek atau menyatakan apa adanya tanpa didampingi oleh perasaan
pribadi.
4.
Sikap ingin menemukan:
Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan
eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari
pengamatan yang dilakukannya.
5.
Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya
orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh
orang atau bangsa lain.
6.
Sikap tekun:
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang
hasilnya meragukan tidak
akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan
apabila belum selesai terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha
bekerja dengan teliti.
7.
Sikap terbuka:
Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya bukan
menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
8.
Sikap futuristik: Sikap
menjangkau kedepan, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan
membuktikannyaa, bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
Dari definisi sikap diatas, dapat disimpulkan
bahwa sikap merupakan reaksi kesiapan untuk tindakan
seorang ilmuan untuk menghadapi persoalan
ilmiah.
Menurut beberapa
ahli Metode ilmiah diantaranya Almack (1939) mengemukakan
metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan penemuan, selain itu, Ostlhele (1975) menyatakan pula
bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu
interelasi.
Penelitian
sebagai upaya memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah
yang dituangkan dalam metode ilmiah. Seperti yang
dijelaskan diatas, sama halnya dengan pengertian berikut bahwa metode ilmiah
adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Selain pengertian
dari metode itu sendiri, ada dua unsur penting
yang dilakukan dalam penelitian yaitu pengamatan dan penalaran. Metode ilmiah didasari
oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu
kebenaran, maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji
kebenarannya secara empiris (berdasarkan fakta). Intinya dari beberapa
penjabaran diatas mengenai pentingnya data yang empiris dalam penelitian tersebut,
peneliti harus melakukan penelitian yang dapat diuji kebenarannya.
a.
Perumusan masalah, yang
dimaksud dengan masalah di sini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun
bagaimana tentang objek yang diteliti.
b.
Penyusunan hipotesis yang
dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan
jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain,
hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada.
c.
Pengujian hipotesis yaitu
berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung
hipotesis tersebut atau tidak.
d.
Penarikan kesimpulan penarikan
kesimpulan ini didasarkan atas penilaian- penilaian analisis dari fakta (data)
untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima tau tidak? Hipotesis
dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan
hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh
melalui urutan yang teratur, langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah
berikutnya. Dari keterangan-keteranagan tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum
dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Dalam penelitian ada beberapa
metode khusus yang digunakan yaitu usul tesis, desain penelitian, hipotesis,
validitas, sampling, populasi, observasi, wawancara dan angket (S.Nasution,
1996: 38). Selain dari metode khusus tersebut adapula kontrol metodologi yang
mana pada umumnya dilakukan melalui dua prosedur yang bergaantung pada prinsip
pengacahan, yakni yang pertama random sampling, iaalah menggunakan subjek
dipilih secara ”acak” dari kumpulan subjek potensial sehingga masing-masing
aanggota populasi mempunyai kesmpatan yang sama utuk dipilih. Yang kedua
randomisasi ialah menugasi subjek pada kelompok-kelompok atau situasi-situasi
eksperimental sedemikian rupa sehinggaa masing-masing subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih begi masin-masing kondisi (Hartono, 2006: 79).
Adapun Langkah untuk melakukan tahapan aatau
metode ilmiah:
1.
Penentuan Masalah dan
Perumusan Masalah
Dalam kehidupan kita
sehari-hari acapkali menemukan berbagai masalah, dan masalah tersebut perlu
dirumuskan sehingga dapat dianalisi secara logis kemudian dapat dipecahkan.
2.
Hipotesis
Hipotesis semacam kerangka
pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antaara unsur-unsur yang
membentuk suatu kerangka masalah. Kerangka pemikiran sementara ini selanjutnyaa
disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah
diketahui keebenarannya.
3.
Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis
merupakan langkah untuk mengumpulkan faakta-fakta yang relevan dengan dedukasi
hipotesis. Jika fakta-fakta yang ada sesuai dengan konsekuensi hipotesis,
artinya hipotesis yang diajukan adalah benar karena didukung oleh fakta. Dan
berlaku sebaliknya jikaa fakta-fakta yang ada tidak sesuai dengan hipotesis itu
ditolak.
Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah merupakan 2
aspek yang saling berhubungan dalam proses terbentuknya teori ilmiah, karena
sikap ilmiah merupakan hal yang mendukung peneliti menganalisis persoalan
ilmiah dan Metode Ilmiah merupakan proses yang dilakukan oleh peneliti untuk
memecahkan persoalan ilmiah yang dihadapi sehingga terciptalah teori ilmiah.
Berdasarkan
penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Proses lahirnya ilmu pengetahuan diawali dengan
mitos-mitos, adanya dua kebudayaan, kosmos: alam semesta yang ilegan dan kaom
stoa: yang aktif dan yang pasif.
2. Sikap dan kriteria ilmiah yang benar adalah tindakan
seorang ilmuan untuk
menghadapi persoalan ilmiah, adapun sikapnya meliputi sikap ingin tahu, kritis, objektif, ingin menemukan, menghargai
karya orang lain, tekun,
terbuka dan futuristic. Sedangkan kriterianya yaitu Berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis,
menggunakan hipotesis dan menggunakan ukuran objektif.
3. Metode ilmiah adalah proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Cara pengimplikasiannya dengan beberapa langkah yaitu perumusan masalah,
penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan isi makalah ini, penulis
menyarankan agar dalam metode ilmiah
dan tahapan-tahapan dalam metode ini,
dapat kita pergunakan sebagai bekal dalam penelitian yang akan kita gunakan kelak untuk menyelesaikan sarjana atau apapun itu.
Tampaknya dengan perkembangan alam pikiran yang semakin luas, manusia tidak
akan berhenti berpikir dan mencari tahu tentang suatu kebenaran, sehingga
pembuktian ilmiah sangat diperlukan untuk membuktikan keingintahuan manusia
akan kebenaran tersebut, oleh karena
itu, ilmu dan metode keilmuan ini sangat diperlukan dalam perkembangan zaman seperti
saat ini.
Arifin, E. Zaenal. Penulisan
Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang benar.
Jakarta: PT. Mediyatama Saranaa Perkasa.
1990.
Gregory,
Andrew. EUREKA! Lahirnya Ilmu Pengetahuan. Yogjakarta: Jendela. 2002.
Hartono. Bagaimana Menulis Tesis
?. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
2006.
M.
Hikmat, Mahi. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
Yogjakarta: Graha Ilmu. 2011.
Nasution, S. Metode Research
(Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Tasmuji, dkk.. Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu
Sosial Dasar (ISD), Ilmu Budaya Dasar
(IBD). Surabaya:
IAIN Sunan Ampel. 2012.
Makalahnya lumayan.. N bermanfaat ni ilmunya
BalasHapusYou're good in the way how to write and I can take lesson from your writing
BalasHapusSemangat berkarya dan terus berkarya...
BalasHapus