Senin, 22 September 2014

Makalah Ilmu dan Metode Keilmuan





MAKALAH
Ilmu dan Metode Keilmuan












Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
IAD-ISD-IBD


Dosen Pembimbing:
Dra. Faizah Noer Laila, M.Si


Disusun oleh:
Ahmad Munir (B53214013) C3
Naimatul Mardiyah (B53214028) C3
Syarif Hidayatullah (B532140  ) C3




Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2014


           
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Bijaksana, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang berjudul ”Ilmu dan Metode Keilmuan”. Makalah ini dirancang untuk memberikan arahan atau dasar kepada mahasiswa agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai keilmuan dan bagaimana sikap serta kriteria ilmiah dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan terutama dalam menemukan buku-buku yang menyangkut topik pembahasan. Namun penulis tetap berusaha sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Atas dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Dr.Hj.Ninin Suhartini, M.Si selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
2.      Bapak Agus Santoso selaku Ketua Jurusan Bimbingan Konseling Islam yang selalu memberikan pengarahan.
3.      Ibu Dra.Faizah Noer Laila, M.Si selaku Dosen mata kuliah IAD-ISD-IBD telah memberikan bimbingan dan arahannya sehingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
4.      Pengurus perpustakaan Jurusan, Fakultas maupun Universitas yang telah membantu dalam peminjaman buku.
5.      Dan teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
       Penulis menyadari bahwa makalah ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,  penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan tugas atau makalah kedepannya. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jugalah kita berharap, semoga apa yang telah dilaksanakan, senantiasa mendapat Ridha dan Karunia-Nya serta tetap bernilai di sisi-Nya. Amin…


                                                                                                Surabaya, September 2014



                                                                                                            Penulis






Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kesadaran dan kemampuan untuk selalu berpikir, berkehendak dan merasa. Dengan pikirannya itu, manusia mendapatkan ilmu, dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya, dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan.
Ilmu pengetahuan itu timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu itu timbul karena banyak sekali aspek-aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia, dan manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan tersebut.
Cara manusia mencari dan menemukan kebenaran itu ada tiga macam, yaitu dengan agama, filsafat atau dengan ilmu pengetahaun. Agama, dengan metodenya sendiri, memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik tentang Tuhan, manusia maupun alam. Filsafat, dengan metodenya sendiri, berusaha mencari kebenaran baik tentang alam, manusia maupun tentang Tuhan. Dan dengan ilmu pengetahuan dengan metodenya sendiri, mencari kebenaran tentang alam dan termasuk di dalamnya manusia, karena pada hakikatnya ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu dan Ilmu merupakan suatu metode, yaitu metode keilmuan dan dalam metode ini manusia berpikir secara efektif dengan cara harus melakukan tindakan, memiliki fakta dan data dengan jalan penelitian.
Oleh karena itu, dari realita diatas yang menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan itu perlu dipelihara dan ditingkatkan dengan metode keilmuan atau metode ilmiah yang merupakan salah satu cara manusia untuk menemukan kebenaran yang masih kabur dalam pikirannya, maka penulis mengangkat judul “Ilmu dan Metode Keilmuan” agar pembaca dapat menggunakan metode ini dengan pemikiran, kehendak dan perasaan yang benar.
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.Bagaimana proses lahirnya ilmu pengetahuan ?
2.Bagaimana sikap dan kriteria ilmiah yang benar ?
3.Bagaimana metode dan pengimplementasiannya ?
Sesuai dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah :
1.   Mengetahui proses lahirnya ilmu pengetahuan.
2.   Mengetahui sikap dan kriteria ilmiah yang benar.
3.   Mengetahui metode dan pengimplementasiannya.
1.   Bagi penulis makalah, penulisan ini dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penulisan selanjutnya.
2.   Bagi pihak fakultas, penulisan ini dapat dijadikan dasar untuk  membantu meningkatkan pengetahuan mengenai keilmuan dan metodenya.
3.   Bagi seluruh pembaca, dengan adanya penulisan ini dapat lebih mengetahui mengenai hal-hal dalam ilmu pengetahuan baik itu sikap, metode maupun kriterianya.














      Ilmu pengetahuan bukanlah suatu kegiatan produktifdalam arti dapat segera dipetik hasilnya dalam bentuk material. Maka mengapa dan bagaimanakah terjadi transisi pemikiran ilmiah ?
     Kapan dan dimana transformasi ini telah terjadi merupakan hal yang relative muda untuk diargumentasikan. Langkah pertama kearah penjelasan ilmiah terjadi di Yunani sekitar 600 SM. Sebelum itu, bangsa-bangsa babilon dan mesir telah memiliki teknologi yang maju, namun mereka tidak beranjak dari pemikiran yang penuh mitos. Orang-orang Yunani sangat tertarik dengan teknologi-teknologi, khususnya dibadang astronomi, geometri, dan kedojteran, dan mereka pun mulai menghasilkan teori-teori awal mengenai bagaimana dunia ini bekerja secara alami. Perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan itu diawali dengan mitos-mitos, dua kebudayaan, kosmos: alam semesta yang ilegan dan kaom stoa: yang aktif dan yang pasif.
     Kapan dan dimana ilmu pengetahuan berawal tergantung dari tataaran apa dalam pikiran kita tentang apakah ilmu pengetahuan itu. Ilmu pengetahuan adalah kegiatan yang lebih canggih daripada teknologi. Dengan teknologi orang mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, atau kapan sesuatau akan terjadi. Dengan ilmu pengetahuan, seorang memiliki sebuah teori dan suatu penjelasan mengenai mengapa sesuatu harus terjadi.  (Andrew Gregory, 2002: 6)
       Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia untuk mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat pasti memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, maupun prinsip. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Salah satu bentuk pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan ilmiah yang sering disebut ilmu. Ilmu adalah bagian dari pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Ilmu adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis dan logis yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu teori korespondensi dan koherensi.
    Jika metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah. maka metode tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut:
3.      Menggunakan prinsip analisis: semua masalah harus dicari sebab-sebabnya serta pemecahannya denganmenggunakan analisis yang logis
4.      Menggunakan hipotesis: hipotesis harus ada untuk mengumpulkan persoalan hingga hasilnya akan mengenai sasaran
5.      Menggunakan ukuran objektif: penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran objektif, pertimbangan yang dibuat secara objektif.
      Hasil berpikir ilmiah yang melandasi penelitian ilmiah melahirkan karya ilmiah. Sebuah karya dapat dikategotrikan sebagai karya ilmiah, jika memenuhi persyarataan sebagai berikut: (Mahi M. Hikmat, 2011: 12)
1.      Penyajian fakta, untuk memperoleh fakta diperlukan data. Data adalah bahan-bahan yang dapat dijadikan objek penelitian.
2.      Bersifat sistematis, sebuah karya ilmiah harus dikerjakan berdasarkan urutan kaidah yang berlaku.
3.      Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
     Selain syarat, sebuah karya tulis dapat disebut karya ilmiah jika memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: (Mahi M. Hikmat, 2011: 12)
1.       Adanya fakta yang logis
Fakta sebagaimana yang diungkapkan  pada syarat karya ilmiaah, harus juga memenuhi syarat logis, dapat diterima akal sehat.
2.      Diungkapkan secara empiris dan objektif
Karya ilmiah diungkapkan berdasarkan pengalaaman peneliti selama melakukan penelitian dengan berbagai perangkat ilmiah lainnya.
3.      Telaahnya bersifat akurat ddan seksaama
Keakuratan adalah bagian dari langkah yang akan mendekati kebenaran.
4.      Bersifat ekplisit
Sebuah karya ilmiah haruss jelas, artinya sebuah karya ilmiah harus dapat dipahami oleh semua pihak.
1.      Sikap Ingin Tahu: apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya, maka ia beruasaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.      Sikap Kritis: Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti-bukti pada waktu menarik kesimpulan, tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3.      Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek atau menyatakan apa adanya tanpa didampingi oleh perasaan pribadi.
4.      Sikap ingin menemukan: Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5.      Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6.      Sikap tekun: Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7.      Sikap terbuka: Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya bukan menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
8.      Sikap futuristik: Sikap menjangkau kedepan, yaitu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannyaa, bahkan mampu menyusun suatu teori baru.  
Dari definisi sikap diatas, dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan reaksi kesiapan untuk tindakan seorang ilmuan untuk menghadapi persoalan ilmiah.

       Menurut beberapa ahli Metode ilmiah diantaranya Almack (1939) mengemukakan metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan penemuan, selain itu, Ostlhele (1975) menyatakan pula bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi.
      Penelitian sebagai upaya memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Seperti yang dijelaskan diatas, sama halnya dengan pengertian berikut bahwa metode ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Selain pengertian dari metode itu sendiri, ada dua unsur  penting yang dilakukan dalam penelitian yaitu pengamatan dan penalaran. Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran, maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empiris (berdasarkan fakta). Intinya dari beberapa penjabaran diatas mengenai pentingnya data yang empiris dalam penelitian tersebut, peneliti harus melakukan penelitian yang dapat diuji kebenarannya.
a.    Perumusan masalah, yang dimaksud dengan masalah di sini adalah pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.
b.   Penyusunan hipotesis yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada.
c.    Pengujian hipotesis yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
d.   Penarikan kesimpulan penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian- penilaian analisis dari fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima tau tidak? Hipotesis  dapat diterima bila fakta yang terkumpul itu  mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung maka hipotesis itu ditolak.
Keseluruhan langkah tersebut harus ditempuh melalui urutan yang teratur, langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya. Dari keterangan-keteranagan tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Dalam penelitian ada beberapa metode khusus yang digunakan yaitu usul tesis, desain penelitian, hipotesis, validitas, sampling, populasi, observasi, wawancara dan angket (S.Nasution, 1996: 38). Selain dari metode khusus tersebut adapula kontrol metodologi yang mana pada umumnya dilakukan melalui dua prosedur yang bergaantung pada prinsip pengacahan, yakni yang pertama random sampling, iaalah menggunakan subjek dipilih secara ”acak” dari kumpulan subjek potensial sehingga masing-masing aanggota populasi mempunyai kesmpatan yang sama utuk dipilih. Yang kedua randomisasi ialah menugasi subjek pada kelompok-kelompok atau situasi-situasi eksperimental sedemikian rupa sehinggaa masing-masing subjek memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih begi masin-masing kondisi (Hartono, 2006: 79).
Adapun Langkah untuk melakukan tahapan aatau metode ilmiah:
1.      Penentuan Masalah dan Perumusan Masalah
Dalam kehidupan kita sehari-hari acapkali menemukan berbagai masalah, dan masalah tersebut perlu dirumuskan sehingga dapat dianalisi secara logis kemudian dapat dipecahkan.
2.      Hipotesis
Hipotesis semacam kerangka pemikiran sementara yang menjelaskan hubungan antaara unsur-unsur yang membentuk suatu kerangka masalah. Kerangka pemikiran sementara ini selanjutnyaa disusun secara deduktif berdasarkan premis-premis atau pengetahuan yang telah diketahui keebenarannya.
3.      Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis merupakan langkah untuk mengumpulkan faakta-fakta yang relevan dengan dedukasi hipotesis. Jika fakta-fakta yang ada sesuai dengan konsekuensi hipotesis, artinya hipotesis yang diajukan adalah benar karena didukung oleh fakta. Dan berlaku sebaliknya jikaa fakta-fakta yang ada tidak sesuai dengan hipotesis itu ditolak.
Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah merupakan 2 aspek yang saling berhubungan dalam proses terbentuknya teori ilmiah, karena sikap ilmiah merupakan hal yang mendukung peneliti menganalisis persoalan ilmiah dan Metode Ilmiah merupakan proses yang dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan persoalan ilmiah yang dihadapi sehingga terciptalah teori ilmiah.






BAB III
          Berdasarkan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa:
1.   Proses lahirnya ilmu pengetahuan diawali dengan mitos-mitos, adanya dua kebudayaan, kosmos: alam semesta yang ilegan dan kaom stoa: yang aktif dan yang pasif.
2.   Sikap dan kriteria ilmiah yang benar adalah tindakan seorang ilmuan untuk menghadapi persoalan ilmiah, adapun sikapnya meliputi sikap ingin tahu, kritis, objektif, ingin menemukan, menghargai karya orang lain, tekun, terbuka dan futuristic. Sedangkan kriterianya yaitu Berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis, menggunakan hipotesis dan menggunakan ukuran objektif.
3.   Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Cara pengimplikasiannya dengan beberapa langkah yaitu perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
      Berdasarkan isi makalah ini, penulis menyarankan agar dalam      metode ilmiah dan tahapan-tahapan dalam metode ini, dapat kita pergunakan sebagai bekal dalam penelitian yang akan kita gunakan kelak untuk menyelesaikan sarjana atau apapun itu. Tampaknya dengan perkembangan alam pikiran yang semakin luas, manusia tidak akan berhenti berpikir dan mencari tahu tentang suatu kebenaran, sehingga pembuktian ilmiah sangat diperlukan untuk membuktikan keingintahuan manusia akan kebenaran tersebut, oleh karena itu, ilmu dan metode keilmuan ini sangat diperlukan dalam perkembangan zaman seperti saat ini.















                                 
Arifin, E. Zaenal. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang benar.
     Jakarta: PT. Mediyatama Saranaa Perkasa. 1990.
Gregory, Andrew. EUREKA! Lahirnya Ilmu Pengetahuan. Yogjakarta: Jendela. 2002.
Hartono. Bagaimana Menulis Tesis ?. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
     2006.
M. Hikmat, Mahi. Metode Penelitian dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra.
     Yogjakarta: Graha Ilmu. 2011.
Nasution, S. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Tasmuji, dkk.. Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD), Ilmu Budaya Dasar
    (IBD). Surabaya: IAIN Sunan Ampel. 2012.


3 komentar:

  1. Makalahnya lumayan.. N bermanfaat ni ilmunya

    BalasHapus
  2. You're good in the way how to write and I can take lesson from your writing

    BalasHapus
  3. Semangat berkarya dan terus berkarya...

    BalasHapus