Jumat, 11 Desember 2015

Taubat... Let's Do It !!!! ^_^

Tunggu !!! Sebentar lagi !!! Nanti !!!
Sampai Kapan Menunda Taubat ???????????
Wahai akhi ukhti....
Allah SWT telah memanggil kita dengan sebutan “Wahai Hamba-hamba-Ku” dengan panggilan kasih sayang itu, kita telah diberi teguran untuk senantiasa tidak memutuskan rahmat Allah SWT, sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan panggilan “Hamba-hamba-Ku” yang mana kita tahu bahwa diri kita penuh dengan lumuran dosa, Sang Maha Pencipta masih saja menganggap diri ini sebagai Hamba-hamba-Nya yang sudah berpaling jauh dari Dzat-Nya. Astagfirullahal’adzim, rasakanlah dalam-dalam bagaimana kasih dan sayang Allah SWT dalam pangggilannya kepada Hamba-hamba-Nya.
Lalu .....?
Mengapa kita tidak juga mau segera kembali kepada Allah SWT? Padahal Rasulullah SAW telah memberi kabar betapa gembiranya Allah SWT menerima taubat hamba-Nya. “Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya daripada orang kehilangan hewan yang dikendarainya saat berada di tanah yang tandus. Orang itu mencari kendaraan hewannya padahal disanalah makanan dan minumannya hingga ia putus asa mencarinya dan berbaring di bawah pohon. Namun, tiba-tiba hewan kendaraannya telah berada di sisinya. Ia lalu mengambil tali kekang hewannya dan mengatakan’Ya Allah, Engkau hamba-Ku dan aku Tuhan-Mu’ orang itu keliru mengatannya karrena terlalu gembira” (H.R. Muslim).
Lihatlah akhi ukhti.... bahwasanya orang tersebut keliru karena senangannya sehingga dalam ucapan syukurnya kepada Sang Khalik terbalik 360 derajat. Kesenangan dan kegembiraan orang itu jauh lebih disenangi dengan orang yang bertaubat karena orang yang bertaubat telah mendapat kembali hidayah dari Allah SWT yang telah hilang pada dirinya dan berhasil untuk didapatkannya lagi. Disini Allah SWT lebih senang kepada orang yang bertaubat.
Saudaraku.....
Seperti itulah ungkapan Hadits yang menyeru kita untuk bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. sampai kapan kita menunda dan mengakhirkan taubat?  Padahal kematian selalu datang tiba-tiba dan kita tak tahu kematian itu datang di mana, kapan dan keadaan bagaimana dan ketika itu tak ada lagi kesempatan untuk menabung amal shalih dan membersihkan diri. Mungkinkah kita menunggu kematian itu? Apa yang kita tunggu jika kita tahu bahwa rahmat Allah SWT melampaui dosa yang pernah kita dilakukan oleh orang yang membunuh seratus jiwa. Jika rahmat Allah lebih luas dan tinggi dari dosa seorang pelacur lalu memberi minum seekor anjing karena Allah SWT. Apakah rahmat Allah tidak bisa menerima dosa-dosa yang telah kita lakukan, padahal Dia adalah rabb yang telah menyatakan Dirinya dengan sifat Maha Pengampun, Maha Pemaaf, Maha Penerima Taubat. Jika kita telah mengetahui fakta ampunan Allah SWT berikan untuk mereka, apakah rahmat Allah menjadi sempit mengampuni dosa-dosa kita?
Wahai akhi ukhti...., maka Aku mendekat kepadanya satu depa
Jika kita menganggap Allah SWT adalah sebagai kekasih kita, ketahuilah bahwa Dia  menunggu kedatangan kita setiap detik menit jam hari minggu, bahkan selamanya. Allah SWT menanti kita datang dan bersimpuh ke hadapan-Nya. Sebagaimana dalam sebuah Hadits mengatakan “jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Jika hamba-Ku mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Jika hamba-Ku mendatangi-Ku dengan berjalan, aku akan mendatanginya dengan berlari” (H.R. Muslim).
Perhatikanlah lagi dengan seksama dan mendalam akhi ukhti.. betapa kasih dan sayangnya Allah SWT kepada kita hamba-hamba-Nya.
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Mengapa? Karena hari ini kita telah berniat untuk melakukan taubat dengan sungguh-sungguh.

Mari bertaubat akhi ukhti....
Ditunda (No Way)
Nanti !! Sebentar !! Tunggu !! (No Way)

#ini nih kalau lagi disuruh-suruh nulis, emang yah nulis tuh perlu dipaksa, kalau gak yah mood-mood kita aja.... Terima Kasih yang sudah mendorong untuk nulis lagi ^_^

#edisi-perdana buletin Al-Anwar. Jadi kesempatan untuk ngisi buletin angkatan PBSB 2014 deh. Terima Kasih sekali lagi... J J J J J  

Kamis, 10 Desember 2015

Shalat Dhuha sebagai Terapi Kegalauan Remaja
terhadap Masa Depannya



Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Logika Saintifik














Dosen Pembimbing:
Rudi Al hana, M.Ag



Disusun oleh:
Naimatul Mardiyah               (B53214028) C3





Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UniversitasIslam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2015


A.    Latar Belakang
Seiring berkembangnya waktu dan perkembangan zaman, dunia akan terus maju dan penuh dengan perkembang teknologi yang semakin canggih, tak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman akan memberikan dampak positif  maupun negatif  bagi individu itu sendiri. Terkhusus bagi remaja saat ini, berbicara tentang remaja maka seorang remaja akan menghadapi yang namanya masa kedewasaan dan masa kedewasaan ini memerlukan orang yang bersikap dewasa, mapan, bijaksana dan sikap-sikap yang lainnya. Dengan perkembangan dunia yang pesat, dunia  memberikan dampak, salah satunya kegalauan remaja untuk menentukan, menghadapi dan menjalani masa depannya kelak.
Mengapa hal ini menjadi kegalauan remaja? Karena pemikiran pada masa perkembangan remaja dalam psikologi perkembangan dikatakan bahwa disinilah masa-masa menghadapi banyak hal baru yang harus dituntaskan dengan kata lain masa remaja dikatakan masa penuh dengan tantangan, hal ini telah menjawab bahwa remaja memang benar-benar harus memikirkan apa yang harus ia capai dan ia lakukan untuk masa depan yang cerah sebagai impiannya saat ini.
Dikatakan bahwa tugas perkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan.[1] Telah jelas bahwa tugas pada masa remaja adalah merencanakan masa depan dengan tahap proses memahami diri dan mengembangkan diri pada masa remaja saat ini terlebih dahulu untuk mencapai kedewasaan yang sehat kelak.
Kegalauan remaja dalam menentukan masa depannya menjadi masalah yang ingin dituntaskan oleh penulis dengan sebab melihat tingkah laku para remaja saat ini yang jiwa kompetitifnya sangat kuat sehingga mereka semua memiliki semangat dalam menentukan  masa depannya, dengan semangat-semangat yang membara itu, terkadang hal itu menjadi kegalauan remaja karena bingung dengan langkah yang harus ia ambil untuk menghadapi dan menentukan masa depan cerahnya itu.
Penulis melihat kenyataan dari kegalaun remaja yang diamati di kelas B3 Semester III BKI UIN Sunan Ampel Surabaya secara random dari hasil penyebaran angket membuktikan bahwa 90% mahasiswa menjawab pernah merasa galau untuk menentukan masa depannya. Hal ini menjadi salah satu acuan penulis untuk menuntaskan kegalauan remaja saat ini untuk memberikan solusi terhadap masalah dalam menentukan masa depannya tersebut. Oleh karena itu, dari tugas perkembangan remaja dan fakta yang terlihat, penulis mengangkat judul pembahasan “Shalat Dhuha sebagai Terapi Kegalauan Remaja dalam Menentukan Masa Depannya”.
B.     Permasalahan
Penyakit paling umum yang dialami oleh kalangan anak muda saat ini bukanlah diabetes, penyakit jantung, atau kanker. Akan tetapi, penyakit paling sering mereka yang kini berusia 17 sampai 20-an alami, menurut laporan adalah keraguan diri, ketakutan akan masa depan, rendah diri dan kurangnya kepercayaan terhadap diri sendiri dan dunia di sekitar mereka.
Perlu kita ketahui bahwa masa remaja adalah masa paling rawan dalam perjalanan hidup seseorang. Pada masa inilah berbagai macam persoalan yang sebelumnya tidak pernah dialami, kini memaksa seorang remaja mau tidak mau harus menghadapinya. Keberhasilan seseorang melewati masa rawan pada usia ini, akan menentukan kualitas dirinya.[2] sehingga mendorong para remaja untuk meningkatkan kualitas dirinya pada masa ini.
Galau menjadi trending topic masa remaja saat ini dan sudah menjadi hal yang sangat lumrah dikalangannya. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata galau: yaitu berat otak, bimbang, bingung, cemas, gelisah, hilang akal, kacau, karut, keruh, khawatir, kusut, risau, terombang-ambing. Hal ini menggambarkan suasana hati yang pada umumnya gelisah terhadap suasana atau lebih pada arah bentuk kecemaan seseorang.
“Masa depan menjadi prioritas anak remaja saat ini” penulis mengatalan hal tersebut sebab pembicaraan mengenai masa depan pada umur 17 sampai 20-an sangatlah diperdebatkan dengan keinginan-keinginan apa yang ingin dicapai para remaja beberapa tahun kedepannya. Diperkuat dengan referensi yang mengatakan bahwa masa remaja disebut dengan masa mencari identitas diri bahwa “Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau orang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras atau agama membuat beberapa orang merendahkannya? Secara keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau gagal?”[3] alasan remaja memprioritaskan masa depan pada masa perkembangan saat ini karena jiwa mereka tidak akan tertinggal atau berpaling dari hal-hal yang ingin mereka capai untuk mencari jati diri identitas mereka masing-masing.
Sebagian remaja tidak asing dengan pertanyaan mengenai cita-citanya kelak. Dalam penggunaan istilah cita-cita adalah sama dengan aspirasi, sedangkan aspirasi yaitu memiliki kedudukan yang lebih tinggi, dengan tujuan mendapat kemajuan. Jadi, aspirasi yaitu sasaran yang ditentukan untuk diri sendiri dalam suatu tugas yang melibatkan diri sepenuhnya. Masa depan memiliki banyak arti termasuk cita-cita ataupun aspirasi yang merupakan sasaran untuk diri sendiri kedepannya. Aspirasi atau cita-cita tidak terlepas dari sasarannya yaitu keberhasilan[4].Keberhasilan atau kegagalan berada di gengaman tangan remaja masing-masing.
Menulis mengenai masa depan,pastinya identik dengan pekerjaan pada umumnya. Pada spesifiknya lagi masa depan itu mencakup ekonomi, jodoh dan sukses. Mengapa??? penulis mengatakan hal tersebut karena ketiga alasan di atas merupakan perbincangan yang paling ramai di kalangan remaja yang mereka pikirkan dan idam-idamkan kedepannya.
Penulis melakukan pengamatan di kelas B3 Semester III BKI UIN Sunan Ampel Surabaya dengan memilih responden di kelas tersebut karena kelas tersebut merupakan kelas dari berbagai macam suku budaya yang berbeda-beda sehingga akan mendapatkan hasil yang berbeda-beda pula dengan latar belakang mahasiswa di kelas tersebut yang beragam. Menurut penulis kelas tersebut akan mencakup jawaban dari  pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui tingkat kegalauan remaja saat ini di Indonesia yang sedang membara-bara menentukan langkah masa depannya.
Hasil penyebaran angket yang dilakukan merupakan hasil dari persiapan remaja saat ini untuk masa depannya, berbagai pendapat yang dikemukakan responden menggambarkan remaja saat ini memang merasa galau dengan masa depannya dan menggebuh-gebuh untuk mencapai masa depannya itu.
Penyebaran angket menghasilkan bahwa mahasiswa di kelas B3 menyatakan galau yang dialami merupakan sebuah kebimbangan, kecemasan dan 50 % menyatakan kegelisahan, ini membuktikan mahasiswa remaja sekarang gelisah dengan keadaannya. Selain itu, hasil angket mengatakan 80 % mahasiswa B3 menyatakan pernah merasa galau untuk menentukan masa depannya, kemudian menurut mereka masa depan itu adalah jika mereka telah mencapai segala harapan yang diinginkan, bermanfaat bagi sesama, memiliki kehidupan yang cerah dan berkah, dan bahagia dunia akhirat. Ada juga yang menyatakan bahwa masa depan yang diinginkan itu jika mereka kedepannya bisa bersikap dermawan, memiliki pendamping hidup yang menyempurnakan agama dirinya, mapan dalam hal perekonomian, serta hidup berbahagia bersama kedua orang tua. Berbagai pendapat telah dinyatakan mahasiswa B3 mengenai masa depan yang diinginkan dan bagaimana kegalauan mereka terhadap hal itu melalui angket yang disebarkan penulis.
Seberapa penting masa depan menurut mahasiswa B3?, 100 % mengatakan sangat penting. Hal ini membuktikan bahwa perspektif remaja terhadap masa depan memanglah sangat penting dan memiliki ruang tersendiri dalam pikiran remaja untuk langkah kedepannya. Jelasnya, pengamatan yang dilakukan penulis dengan mengamati mahasiswa B3 masih pada taraf perkembangan remaja telah membuktikan kondisi remaja saat ini yang galau untuk menentukan langkah masa depannya.
Oleh karena itu, kegalauan remaja untuk mengarahkan masa depannya menjadi masalah yang perlu dituntaskan pada pembahasan kali ini. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kegalauan itu mendatangkan kegelisahan dan gangguan pada ketenangan masing-masing individu dalam beraktivitas sehingga keadaan pikiran, tubuh, jiwanya kurang sehat dan sempurna .
C.    Solusi
Solusi atau penyelesaian dari masalah kegalauan remaja dalam mengarahkan masa depannya yang menjadi rasa kegelisahan dalam hati individu dapat diarahkan, ditenangkan, dan dapat ditumbuhkan sugesti positif salah satunya dengan melaksanakan Shalat Sunnah Dhuha dengan sungguh-sungguh untuk menumbuhkan energi dalam diri. Di samping itu, dapat membangun motivasi atau spirit yang sangat berguna ketika seorang tengah beraktifitas. Oleh karena itu, ketika seseorang yang sudah terbiasa menjalankan shalat dhuha dan lupa tidak mengerjakannya, dia akan merasa seakan ada yang kurang sehingga orang seperti ini akan terus menjaga keistiqamahan shalat sunnahnya.
Shalat adalah suatu nama yang menunjukkan adanya ikatan yang kuat antara hamba dengan Tuhannya. Dalam shalat, hamba seolah berada dihadapan Tuhannya dan dengan penuh kekhusyuannya memohon banyak hal kepada-Nya. Perassaan ini akhirnya bisa menimbulkan adanya kejernihan spritualitas, ketenangan hati, dan keamanan diri dikala ia mengerahkan semua emosi dan anggota tubuhnya mengarahkan kepada-Nya dengan meninggalkan semua kesibukan dunia dan permasalahannya. Pada saat shalatlah ia bisa sepenuhnya memikirkan Tuhannya tanpa ada interupsi dari siapa pun hingga pada saat itulah ia merasakan ketenangan dan akalnya pun seolah menemukan waktu rehatnya.[5]
Keterampilan penuh dari berbagai persoalan dan problem kehidupan dan tidak memikirkan selama shalat atau mengganggu khusyu’nya shalat, maka dengaan sendirinya akan menimbulkan pada diri manusia itu keadaan yang tentram, jiwa yang tenang, dan pikiran yang bebas dari beban. Keadaan yang tentram dan jiwa tenang yang dihasilkan oleh shalat mempunyai dampak terapeutik yang penting dalam meredakan ketegangan syaraf yang timbul akibat berbagai tekanan kehidupan sehari-hari dan menurunkan kegelisahan yang diderita oleh sebagian orang. Seorang dokter mengemukakan bahwa sembahyang (shalat) memang merupakan sarana terpenting yang dokter ketahui hingga kini yang menimbulkan kedamaian alam jiwa dan membangkitkan ketenangan dalam syaraf. Keadaan tenang dan santai merupakan sarana yang dipergunakan oleh sebagian ahli psiko-terapi modern dalam menyembuhkan penyakit. Keadaan tenang dan jiwa damai yang ditimbulkan shalat juga membantu melepaskan diri dari kegelisahan yang dikeluhkan. Keadaan tenang dan jiwa damai yang ditimbulkan shalat biasanya tetap berlangsung untuk beberapa lama setelah shalat selesai.[6]  
  Kegelisahan, kecemasan, kegalauan dapat menjadi tenang dan teratasi dengan keadaan hati dan pikiran yang tenang juga sehingga perlunya jiwa yang damai dalam menetralisir keadaan hati dan pikiran yang gelisah seperti kegalauan yang dihadapi anak remaja saat ini untuk mengarahkan masa depannya. Ketenangan tersebut dapat diperoleh dari salah satu peribadatan yang dilakukan ummat Islam sehari-hari yaitu shalat. Penulis mengambil terapi shalat dhuha sebagai solusi dalam permasalahan kegaluan remaja ini karena banyak kelebihan yang terdapat dalam do'a shalat dhuha.
Sebelumnya perlu diuraikan tirai rahasia Allah SWT yaitu rezeki, jodoh dan mati adalah bagian dari rahasia-Nya. Namun, dari ketiga rahasia ini, ada dua rahasia yang oleh manusia harus dicari dengan dasar untuk menunjang kehidupan di dunia. Misalnya rezeki, karena semua orang membutuhkan makanan yang terkait dengan pemeliharaan fisik dan kesenangan lainnya. Adapun jodoh dicari karena kebutuhan biologis yang terkait dengan nafsu syahwat dan keberlangsungan keturunan. Perlu diklarifikasi bahwa rezeki bukan hanya dari sisi materi seperti uang dan penghasilan yang banyak. Namun, anugerah dan rahmat yang diberikan oleh Allah dapat kita maknai sebagai rezeki  itu meliputi uang, pekerjaan, rumah, kendaraan, makanan, anak-anak sholeh sholehah, istri sholeh, kesehatan, ketenangan batin, dan segala sesuatu yang membawa diri kita bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. [7]
Mengenai pembahasan rezeki di atas termasuklah arti masa depan yang menjadi permasalahan remaja yang menjadi kegelisahan mereka. Kebingungan bagaimana kehidupan masa depan para remaja. Hal inilah yang dimaksud tirai rahasia Allah SWT, yang oleh manusia harus dicari jalan untuk menembus rahasia dengan cara ikhtiyar. Segala kegelisahan akan semakin bertumpuk jika semakin hari dan waktu terus berlalu dan harapan tidak ada yang tuntas atau tidak terangendakan sesuai apa yang diharapkan. Hal inilah yang perlu diarahkan dan berpositif thinking bagi pemikiran remaja untuk mengarahkan masa depannya yang cerah.
Segala sesuatu yang digalaukan remaja sebenarnya pada hakikatnya adalah rezeki mereka untuk kedepannya. Orang bijak berkata “Anda mengharapkan keberhasilan, tetapi tidak melalui jalannya, sesungguhnya kapal laut berjalan tidak di atas jalan yang kering melainkan berjalan di atas jalan yang ada airnya.” Kata kutiara ini menjelaskan bahwa mencarai rezeki itu tidak dengan menunggu atau bertopang dagu melainkan hatus dicari dengan suatu tindakan bekerja. Maka dengan melalui tindakan semuanya akan terjawab dari semula yang hanya bayang-bayang dan angan-angan akan menjadi kenyataan, yang hanya sebatas mimpi akan berubah menjadi kepastian.
Hakikatnya, kegalauan remaja berada pada point kata bijak di atas, semua akan menjadi kenyataan dengan ikhtiyar yang kita lakukan saat sekarang untuk mencapai masa depan yang diinginkan.
Shalat merupakan tiang agama, kunci dari semua amalan, oleh karena itu apabila kuncinya tidak utuh, hanya separuh sepertiga atau seterusnya maka tidak pasti amalan yang lain akan jauh dari harapan individu. Maka untuk menyempurnakan nilai kesempurnaan shalat, Nabi menganjurkan untuk melakukan shalat sunnah di rumah/masjid atau di tempat yang suci.
Berkaitan dengan kegalauan remaja yang pada dasarnya adalah rezeki para remaja di masa depan yang mereka harapkan, terutama kemudahan rezeki kehidupan maka dianjurkan untuk mengerjakan shalat Sunnah Dhuha di waktu dhuha dan dilakukan dua raka'at atau dua belas raka'at. Shalat Sunnah dhuha dikhususkan untuk sebuah keperluan yang erat kaitannya dengan aktivitas dalam pencarian rezeki. Termasuk memohon agar dimudahan rezeki dan didekatkan rezeki dan meminta agar Allah selalu memberkahi rezekinya sebagaimana yang terkandung dalam doa sesudah shalat dhuha.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Adh-Dhuha: 7 yang artinya “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk” tidak lain dengan pendekatan melalui shalat dhuha, maka pertolongan Allah akan selalu hadir jika kita mau mengaktifkannya. Mengaktifkan disini maksudnya yaitu, jika ibadah kita disempurnkaan dengan shalat Sunnah termasuklah shalat dhuha, selalu bersyukur dan tentunya ikhtiyar setiap aktivitas kita serta tidak lupa tawakkal kepada Sang Khaliq. Dalam teks arti Q.S. Adh-Dhuha telah dikatakan bahwa Allah SWT akan memberikan petunjuk kepada individu yang merasa kebingungan atau merasa galau dengan pikiran hati mereka.
Shalat dhuha menjauhkan kemiskinan, mendatangkan kemudahan karena dalam keadaan yang demikian nyata banyak umat manusia yang takut terjerat kemiskinan dan terlilit kesulitan. Pada dasarnya kemiskinan ini menjadi hal yang tidak diinginkan setiap remaja pada masa depannya atau rezeki yang kurang/perekonomian yang buruk bagi individu sehingga perlu adanya keyakinan setiap individu bahwa rezeki itu dicari bukan ditunggu. Begitupun dengan masa depan yang diharap-harapkan para remaja, jika ia menginginkan masa depan yang cerah maka mereka harus berusaha secerah mungkin untuk mencapainya, begitupun sebaliknya.
Jadi, semakin jelas bagi siapa yang mau menjalankan shalat Sunnah Dhuha baginya akan diberikan kemuliaan rezeki dan dijauhkan dari kemiskinan. Jelas bahwa hukum shalat dhuha adalah Sunnah dan jumlah raka'at sedikitnya dua raka'at hingga duabelas raka'at. Dengan demikian shalat Sunnah dhuha dapat dikerjakan dua raka'at, empat hingga duabelas raka'at. Kemudian bacaan surat setelah surah alfatihah adalah: raka'at pertama; surah asy-syam, raka'at kedua; surah adh-dhuha. Kemudian setelah selesai shalat dhuha dianjurkan untuk membaca do'a penjernih yang di dalamnya penuh dengan harapan akan kemudahan, kesucian, dan kedekatan rezeki. Do'a itu berbunyi “Allahumma innadh Dhuha’a dhuha’uka Wal bahaa’a bahaa’uka Wal jamaala jamaaluka Wal quwwata quwwatuka Wal qudrata qudratuka Wal ‘ishmata’ishmatuka Allahumma innakaana rizqi fis samaa’i fa anzilhu Wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu Wa inkaana mu’asiran fa yassirhu Wa inkaana haraaman fa thahhirhu Wa inkaana ba’iidan fa qaarribhu Bihaqqi dhuhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika Atiinii maa aataita ibaadakash shalihiina”
Yang artinya: “Wahai Allah! sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha engkau, kebagusan adalah kebagusan engkau, kekuatan adalah kekuatan engkau, kekuasaan adalah kekuasaan engkau, perlindungan adalah perlindungan engkau. Wahai Allah! jika rezekiku ada di langit, maka turunkanlah , jika ada di dalam bumi,, maka keluarkanlah, jika sulit maka permudahkanlah, jika haram, maka sucikanlah, jika jauh maka dekatkanlah” demikian do'a pasrah dan harapan akan kemudahan rezeki, keluasan rezeki dan kesucian rezeki yang di dapat dari aktivitas pencariannya dan diucapkan setelah menjalankan shalat Sunnah dhuha. Do'a ini memiliki mukjizat yang sangat besar, seoran8g hamba yang memohon kepada Sang Maha Pencipta untuk menurunkan rezeki kepadanya jika rezeki itu berada di tempat jauh. Do'a ini sungguh memberikan energi positif kepada mushalli terhadap kegelisahan yang dirasakan dengan memperoleh kepuasan hati jika melaksanakan shalat Sunnah dhuha.
Mengadu kepada Allah adalah proses mendekatkan diri kepada-Nya dan di dalam do'a terdapat pahala ketaatan. Mengadu adalah melepaskan berbagai beban emosi yang membebani iwa. Sementara di dalam do'a terdapat pengharapan dan cita-cita. Ketika kita bersyukur melalui lisan dengan cara yang jelas. Ini merupakan langkah awal untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda, “Kesejukan mataku ada di dalam shalat. Kesejukan sama halnya dengan keadaan jiwa yang damai sehingga do'a menjadi terapi atas kegalauan gelisah yang ditimpa para remaja terhadap keadaan masa depannya, dengan do'a maka para remaja dapat mengadu, serta melepaskan apa yang sebenarnya remaja inginkan terhadap masa depannya, pada intinya terapi shalat dhuha disini memberikan ketenangan jiwa dan sugesti positif atas rezeki berupa kebahagiaan di masa depannya. Ketenangan sebagai puncak ketenangan jiwa yang dicapai mukmin setelah dia mencapai keyakinan dengan ibadah yang tiangnya adalah shalat. [8]
Terapi shalat dhuha ini menjadi solusi dari kegalauan remaja terhadap masa depannya sebagai bentuk ketenangan jiwa dan terapi yang terkandung dalam do'a shalat dhuha memberikan pandangan pada kekuatan rezeki setiap individu dengan sikap ikhtiyar, do'a dan tawakkal yang dianjurkan dalam bersikap untuk mencapai keinginan dan harapan-harapan.
D.      Kesimpulan 
Tugas perkembangan pada masa remaja telah jelas menunukkan salah satu tugasnya yaitu mencari jati diri, hal ini tidak dapat dipungkiri dan telah menjadi hukum alam pada masa remaja disinilah mau tidak mau jati diri tersebut harus diperjuangkan demi mencapai individu yang dewasa dan sehat kedepannya, dari hal tersebut timbullah berbagai macam masalah dan kegelisahan yang menimpa remaja terhadap masa depannya dan kebingungan atas keamanan dan kebahagiaan hidupnya di masa akan datang, dari kebimbangan dan ketidaktenangan jiwa dalam diri remaja ini maka penulis memberikan gambaran shalat dhuha sebagai penyejuk, pengobat dan terapi dalam hal kebimbangan terhadap realita yang terlihat.



DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja. Bumi Aksara: Jakarta. 2006.
Bahnasi, Muhammad. Shalat sebagai Terapi Psikologi. Bandung: Mizan. 2007.
Gunarsa, Singgih D.. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung
Mulia.  2003.
Hurlock, Elizabeth B.. Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta. tt.
Keluarga.com/galau-pada-remaja-/agung-canda-setiawan pada 7 Desember 2015 jam
19.43
Makhdlori, Muhammad. Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha. Jogjakarta: DIVA. 2007.
Mulia. 2004.
Najati, Utsman.  Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa. Bandung: Pustaka. 1981.
Santoso, Agus, dkk.. Terapi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel. tth.



[1] Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara), 2006, hal.12.
[2] Keluarga.com/galau-pada-remaja-/agung-canda-setiawan, pada 7 Desember 2015 jam 19.43
[3] Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangg), tth.,  hal. 208.
[4] Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 2004, hal. 249.
[5] Agus Santoso, dkk., Terapi Islam, (Surabaya: Sunan Ampel), tth., hal.166
[6] Utsman Najati, Al-Qur'an dan Ilmu Jiwa, (Bandung: Pustaka), 1981, hal. 308.
[7] Muhammad Makhdlori, Menyingkap Mukjizat Shalat Dhuha, (Jogjakarta: DIVA), 2007, hal. 25
[8] Muhammad Bahnasi, Shalat sebagai Terapi Psikologi, (Bandung: Mizan), 2007, hal. 75.
Setahun: 365 hari

            “Huuuuuuuhhhhhh.....akhirnya sampai juga” teriak seorang gadis perantau yang telah tiba di tanah kelahirannya yang ia sebut-sebut tana ogi’ (tanah Bugis) yaitu Provinsi Sulawesi Selatan, setelah merantau selama setahun lamanya dan menjadi pengalaman pertama baginya untuk tidak menatap wajah orang tua nya dalam jangka waktu yang lama yaitu kurang lebih 365 hari lamanya.
“itu sih waktu panjang bagi seorang gadis perantau yang pertama kali mengalaminya, padahal itu masih setahun...hehe J, itu masih awal perjuangan mba” ucap penulis kepada dirinya sendiri
            Pengalaman pertama gadis itu menjadi perjalanan terpanjang dan terlama baginya seumur hidup dan bertahan untuk tidak melihat kampung halamannya atau kata lain menahan diri untuk tidak pulang kampung saat libur semester 1 saat ia menahan langkah kakinya untuk tidak menuju Bandara Juanda, gadis itu mengatakan hal ini menjadi pengalaman terpanjang karena setahun penuh itu benar-benar ia tetapkan dirinya untuk berada di Surabaya menempuh kuliahnya semester gasal dan genap, di tambah dengan alasan selama ia RA/TK, MI/SD, SMP/MTs, SMA/MA ia tidak pernah lepas dari keluarga yang berada di lingkungan pondok pesantren DDI Lil Banat Parepare yang menjadi tempat belajarnya selama 16 tahun itu.
            Rantauan Terpanjang dan terlama sangatlah melekat di hati gadis itu yang akrab di sapa Naima atau Ima, (pada cerita kali ini kita beri nama panggilan khusus “Gadis”) bagi Gadis hal itu merupakan hal yang sangat menakjubkan saat Gadis menulis kisah ini tepatnya hari Ahad, 06 Juli 2015 yang masih panas panasnya merasakan kerinduan awal kembalinya dari kota Pahlawan yaitu Surabaya yang sekarang telah hadir di tengah tengah keluarganya. Sampai saat ini, pukul ini 14.31 Senin 06 Juli 2015 mungkin Naima masih bisa mengatakan bahwa setahun itu adalah rantauan terlama dan terpajangnya, namun... kita tunggu beberapa tahun kedepan mungkin setahun tidak bertemu dengan orangtuanya adalah hal yang lumrah baginya.
Kurang lebih setahun yang lalu terhitung sejak 12 Agustus 2014 sampai 24 Juni 2015 kemarin tepatnya 311 hari terhitung pula sejak detik menit jam hari Minggu bahkan bulan yang terus dilalui Gadis berpisah dengan orang tuanya, yah... perpisahan sejenak itu telah banyak mengajarkan dirinya, mulai dari makna kehidupan yang terkecil hingga arti kehidupan yang sebenarnya, bagaimana seorang hamba hidup di dunia fana ini, bagaimana seorang gadis menjaga dirinya sendiri tanpa ada seorang Ayah disampingnya tanpa ada pendamping yang menjaganya, bagaimana seorang hidup sendiri yang menanggungjawabi hidupnya, dan bagaimana mengatur jalan hidupnya sendiri.
Hal-hal itu telah di lewati sedikit demi sedikit oleh gadis perantau itu, sangat banyak yang telah Ia lewati seorang diri di kota Surobuaya itu, baik itu masalah kecil di lingkungan asrama-kelas-organisasi-lingkungan hingga masalah menghadapi kepribadian dirinya sendiri yang harus ia tangguhkan demi evaluasi dirinya setiap hari. Semua hal itu Ia lewati dengan berbagai kondisi dan raut wajah yang berbeda-beda. Insha Allah, hal itu juga mempengaruhi kepribadian dirinya bagaimana ia menanggapi hal-hal di lingkungannya itu.
“Yah.. itulah tindakan timbal-balik yang harus Ia lakukan demi pendewasaan dirinya sendiri” Ujar penulis
Berbicara mengenai 365 hari itu, jujur saja Gadis mengatakan Ia menyadarinya setelah Ia tiba di kampung halamannya, jangka waktu lama yang telah ia lalui itu, ia sadari setelah menghirup udara segar di rumahnya.
“Ternyata, saya meninggalkan rumah hijau ini selama setahun???” tanya Gadis pada saudara-saudaranya yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.
“Iya... kamu gak sadar udah ninggalin nih rumah setahun lamanya, kami disini rindu setengah mati menunggu kedatangan kamu. ” ujar saudara perempuanku bernama Nurul Hasanah dengan ekspresi sedikit emosi.
Gadis tercengang mendengar pernyataan itu,
“Mungkinkah itu karena saya betah tinggal di Surabaya atau waktu yang berlalu begitu saja ataukah sebab yang lain?” ucap Gadis dalam hatinya
Keberadaan Gadis di rumahnya telah berlalu 14 hari hingga detik ini, sangat banyak cerita yang telah ia lalui di ibu kota Jawa Timur itu, dan dikisahkan kepada keluarganya di rumah.
“Gadis... liburan 2 bulan disini sampai pulang akhir Agustus nanti, mulutnya gak bakalan berhenti cerita kisahnya di Surabaya, ceritanya gak bakalan habis-habis” teriak k’ abul saudara laki-laki ku yang pertama dengan yakinnya saya akan bercerita tiada henti
“oh.. gak cukup, saya ninggalin kampung halaman ini kurang lebih 10 bulan, mana cukup saya ceritakan sama kalian hanya kurang lebih 2 bulan waktu liburan saya di sini..!” ucapku dengan suara agak tinggi.
          365 hari kurang lebih setahun lamanya telah tertumpah selama liburan Ramadhan Gadis di rumahnya, di sana Gadis benar-benar menyadari akan yang namanya rantauan, keluarga, persaudaraan, petemanan, persaudaraan dan lain-lain. Sangat banyak yang telah Gadis dapatkan selama kuliah semester 1 & 2. Sebelumnya Gadis sampaikan terima kasih terkhusus kepada teman-teman karena telah memberikan berbagai macam sikap yang telah mengajarkan indahnya sebuah perbedaan antar sesama, terima kasih kepada Dosen-Dosen yang memberikan ilmunya dan bagi saya telah memberikan pelajaran terhadap sikap yang sebenarnya, terima kasih kepada orang-orang Jawa (sebagai pertemuan pertama untuk berhadapan dengan orang Jawa/Asing di sebuah pemukiman) yang telah menyadarkan saya sedikit keberagaman suku dan budaya.
            Semua itu sedang Gadis ceritakan kepada keluarganya di tengah-tengah lingkungan rumah saat liburan Ramadhan ini...
“Hmmm... nikmatnya menceritakan pengalaman-pengalaman 365 hari bermukim di Surabaya” ujar Gadis dalam hatinya ketika duduk seorang diri di mesin jahit milik Ibunya yang menjadi warisan kakek tercintanya.
Yah... itulah tempat favorite Gadis menuliskan pengalaman-pengalamannya, menulis selama kurang lebih 2 bulan libur terasa seperti 365 tahun lamanya karena menuliskan seluruh peristiwa di waktu itu. Bercerita mengenai rumah dan keluarga Gadis, disini penulis akan menceritakan secara detail mengenai arti keluarga baginya.
#Family
Keluarga adalah kelompok primer yang memberikan pengaruh sangat melekat pada diri anggota keluarganya, karena keluargalah yang pertama berkomunikasi dengannya sejak kecil yang menjadi perekam jejak tingkah laku bagi seorang anak. Yah.. itulah keluarga yang pada dasarnya memberikan effect tingkah laku pada anak.  Keluarga adalah sahabat, keluarga adalah artis, keluarga adalah hakim, keluarga adalah guru,  keluarga adalah segalanya.
            Family is My Everyting, yah benar sekali “keluarga adalah segalanya” Gadis menyatakan pernyataan ini ketika Ia berada di Surabaya dan menyadari akan pentingnya, sayangnya, kasihnya, pekanya, indahnya yang disebut dengan sebuah keluarga.
            Gadis anak keberapa sih?... yap, Gadis anak ke 4 dari 5 bersaudara, Ia memiliki 4 saudara 3 ganteng dan 1 cantik. Amiiin, dan tentunya 1 Ayah dan 1 Ibu. Ayahnya bernama Haddise dan tahun ini beliau sudah berumur 63 tahun, yah benar sekali ayah Gadis sudah lanjut usia, bayangin aja kalau anak pertama beliau sudah berumur ...., beliau adalah seorang yang tegas dan disegani di keluarga, beliau berkarakter pendiam-tidak banyak bicara dalam setiap kondisi, sekali beliau angkat bicara, Woooww, menggetarkan seisi rumah, hheehehe J karena keseganan yang beliau miliki membuat tawanya terjual sangat mahal, senyumannya hanya dapat terukir jika istri tercinta yang membuat candaan, yah ibu Annisar namanya. Begitulah bentuk kecintaan beliau kepada istrinya, kalau kata anak-anaknya, senyum bapak berkumis tebal itu seperti senyum Rasulullah, yang katanya senyum/ketawanya itu tidak berlebihan atau jika ada hal yang lucu, beliau hanya meringis tersenyum manis. Hehe.. J seandainya pembaca melihat senyum bapak Gadis, hal yang pertama anda ucapkan adalah “manis banget”. Hehe...
            Beliau adalah sosok lelaki yang kuat, penulis mengatakan hal tersebut karena beliau sudah ditinggalkan oleh sosok seorang bapak sejak berumur 9 tahun kelas 4 SD, yah.. benar sekali, beliau yatim sejak 4 SD, sehingga beliau menjadi tulang punggung keluarga karena beliau adalah satu-satunya saudara laki-laki di antara ketiga saudari-saudarinya. Beliau juga menjadi anak kesayangan nenek Gadis karena hanya beliaulah yang menempuh pendidikan hingga dapat menjadi seperti sekarang ini. Alhamdulillah..... tanggungan sebagai anak pertama tentunya bertugas sebagai seorang Bapak jika orang tua telah tiada, begitulah sosok tegar bapak Gadis menjalani dan menempuh hidup di Kabupaten Soppeng di Sulawesi Selatan ketika masa kecilnya.
            Ayah atau Bapak adalah lelaki yang tak pernah berhenti mencintai anaknya, satu-satunya lelaki yang selalu ingin menjaga anaknya, sosok pria yang tak hentinya menanyakan kabar anak wanitanya, satu-satunya sosok laki-laki yang selamanya memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarganya.

Satu kalimat yang Gadis tuliskan di kisah kali ini untuk bapak tercintanya adalah “Aku sangat Mencintaimu, meskipun aku tak pernah mengatakannya langsung dihadapanmu Ayah”
Wanita adalah arti nama dari Ibu Gadis yang bernama Annisar, yah sebenarnya dari arabnya yaitu النِّسَاءْ “wanita”. Nama panggilan mahkotaku ini di kalangan keluargaku adalah atta (pengganti panggilan ibu di kalangan keluarga tertentu), so... Gadis memanggil ibunya dengan panggilan atta, menulis bagian kisah ini mengingatkanku 15 tahun lalu saat ibuku mengatakan kepada kami (anak-anaknya-5 saudaraku) bahwa siapa yang tidak memanggil ibu dengan panggilan atta, maka kami bukan anaknya, itulah yang disampaikan ibuku kepada kami yang mungil-mungil dengan ancaman lucu seperti itu.
“hehehhehehe...haha” tertawa 4 saudaraku mengingat kejadian itu ketika ibu sedang memasak di dapur mendengar anaknya bercerita hal lucu itu.
Seandainya saat itu ibu tidak mengatakan ancaman seperti itu, mungkin dari kami berlima sat ini ada yang tidak memanggil ibu dengan panggilan atta. Mungkin pembaca bertanya “atta, itu panggilan bagaimana sih?” atta di kalangan keluarga kami Bani Rasyid menjadi turunan untuk memanggil ibu/ayah kami dengan panggilan atta, begitulah kata kakekku yang mengajarkan anak-anaknya untuk meminta anak-anaknya kelak memanggilnya dengan panggilan itu.
Bosan... gak ngerti-ngerti, okee kita ganti pembahasan...!
Sosok ibu gadis adalah wanita superhero, kenapa? Karena dimata anak-anaknya + suaminya tersayang, Ibu Annisar adalah wanita multi talent. Hehehe, iya benar, ibu Annisar ini sangat kuat dan selalu bersemangat dalam menjalani hidupnya sehari-hari, saat mengajar, tanggungan di rumah (memasak untuk keluarga & masak catering), mengabdi, membina asrama dan lain-lain, Semuanya ia kerjakan dengan semangat full 45. Ketangguhan mahkota keluargaku ini menjadi pelatih di rumah hijau kami. Yang namanya seorang ibu sangatlah aktivies tentunya, pribadi penulis mengatakan sosok ibu itu adalah wanita terpeka di dunia. iya gak, setuju ??? perlu kita ketahui bahwa seburuk-buruknya (sebenarnya gak ada seburuk-buruk gitu, anggapannya kaya gitulah) tanggapan seorang Ibu itu adalah tanggapan peka terbaik manusia yang dihadapi oleh seseorang. Sikap ibu terhadap anaknya sudah Ia pikirkan sebelum anaknya memikirkan hal itu terhadap dirinya sendiri.
Kepekaan seorang  ibu sebenarnya sudah melewati kapasitas peka, hehe.. pake bahasa kapasitas segala. Iyyyaah.... karena ibu itu benar-benar pemikir yang handal, dengan kesibukannya yang tidak terlihat jelas di mata orang-orang, ia tidak pernah lupa mendoakan kebahagiaan anak-anaknya. Berbicara tentang ibu masih baaaaanyak hal yang perlu diungkit, namun pada tulisan ini kita batasi aja yah.. nanti ada pembahasan khusus di karya lain.
Selanjutnya sosok kakak pertama, kakak pertama Gadis ini, akrab di panggil daeng Abul dengan nama lengkap Abul Khaer, akhi Kabir 1 ini adalah sosok kakak yang paling sabar dan tentunya paling dewasa di antara kami berlima. Yah.. secara anak pertama tanggungjawabnya lebih besar.. hehe J semangat daeng abul !!!
Sabar, baik, bijak, pendiam, ganteng, pandai, alim, tapi ada satu sikapnya dan menurut penulis itu membuat kakak paling ganteng ini kurang baik yaitu terkadang dia tidak mengungkapkan jika ada suatu masalah atau ada hal-hal yang sebenarnya perlu dibicarakan tapi, ia malah merahasiakannya sendiri. Hehe, ini sihh pendapat penulis sendiri, sebenarnya gak atau, tapi pandangan anak ke 4 ini yah begitulah.
Akhi kabir 1 ini adalah satu-satunya saudara saya yang tidak mondok di pesantren, sebabnya kurang atau juga, tapi beliau sekolah di SMK yang berada sekitar 300 M dari rumah, dengan keahlian elektronika dia, akhi kabir 1 ini sangat dikenal untuk memperbaiki hal-hal yang berhubungan dengan elektronik. Yah, susah dijelasin mungkin yah!! Tapi, keahlian itu sangat bermanfaat bagi keluarga kami dan masyarakat sekitar.
Akhi kabir 1 adalah sosok kakak yang mengajarkan penulis akan kesabaran hidup, dengan sabar kita akan tenang dan selalu positif thingking terhadap sesuatu. Kakak ganteng ini juga selalu berpesan kepada penulis bahwa jangan sia-sia kan kesempatan yang Allah SWT telah berikan kepada kita.
Semoga akhi kabir 1 + guannteng ini cepat dapat jodoh dan membangun keluarganya kelak menjadi sakinah mawaddah wa rahmaah !! Amiin J
Selanjutnya.... daeng wawan, dengan nama lengkap Muhammad Anwar, akhi kabir 2 ini adalah kakak kedua sekaligus anak kedua dari bapak ibu penulis. Kakak kedua ini dikenal dengan keahlian kaligrafinya, keahliannya itu telah membawa dia terbang ke pulau sana sini untuk mengikuti lomba tingkat Nasional. Keahliannya juga menjadi penghias di rumah kami karena beberapa karyanya di pajang di ruang tamu rumah.
Sarjana hukum UIN Alauddin Makassar, yah.. akhi kabir 2 ini lulusan UIN dengan nilai yang cukup memuaskan, walaupun cukup telat sih !!!.. dengan kemalasan tertentu yang ia miliki kadang membuat orang-orang di rumah sedikit jengkel karena sikap keras kepalanya. Perut besar, gengsi tinggi, imut, seniman, punya banyak keahlian sih... tapi akhi kabir 2 ini terkadang tidak memiliki kefokusan dalam hidupnya sehingga tidak tahu mau bererak ke arah mana, kegengsiannya dalam hal pekerjaan sebenarnya bagus jika berarah pada niat yang serius, tapi... ia tertlalu gengsi sehingga ia tidak dapat memulai sesuatu itu dengan mudah.
Masak, cameramen, seni, gamer, banyak deh.. tuh kan, jadi bingung mau nulis apa ??? semoga dengan keahliannya ini dan keras kepalanya itu dapat menjadikannya sosok bapak dikeluarganya kelak menjadi pemberi nafkah yang sempurna. Amiiin !! semangat cari kerjanya daeng wawan!! J fighting.....  
Ukhti ummul, nama lengkap Nurul Hasanah... yah ukhiti cantik ini adalah satu-satunya saidaraku paling cantik, ya iyalah, secara kan cuman 2 yang perempuan. J hehehe.
Nama panggilannya kok beda dengan nama lengkapnya, iya beda titik masalahnya itu waktu ukhti ummul di aqiqah, ceritanya panjang deh. Nurul hasanah, iya artinya cahaya yang baik, kakak penulis ini adalah kakak yang paling terbuka di keluarga kami, kenapa karena semuuuuaaa ia ceritakan kepada kami, mulai dari masalah kecil hingga besar bahkan cinta-cintaan. Hehehe J
Bondeng, cantik, seperti boneka, cerdas, pandai masak, dan lain-lain. sikapnya yang menggemaskan, ada satu hal yang membuatnya terlihat kurang baik untuk kalangan wanita.. heheh, malas, iya malas... malas, tapi sekali rajinnya datang benar-benar rajin, tapi kalau malas yah malasnya berkepanjangan. Hehe
Ukhti ini ahli kaligrafi juga, bukan julii ini ia akan terbang ke UI Jakarta untuk mengikuti lomba kaligrafi tingkat Nasional lagi. Semangat kakak.. semoga di sana dapat pelajaran yang banyak !!! menjadi kakak perempuan untuk adiknya yang satu putri juga tentunya perlu banyak cerita pengalaman, benar sekali.... (y) kakak cantik ini, satu-satunya tempat saya cerita semua keluhan saya, tentunya puas karenaa cewe tuh hanya perlu di dengar. Hehhe J iya gak ???
Semoga ukhti boneka ini dapat mencapai impian-impiannya dan dapat berubah menjadi wanita yang rajin dan mengantarkan adik perempuannya untuk menjadi wanita yang sholehah !! amiiin J shu shu!!! (semangat dalam bahasa Thailand)
Khaerul Anwar nama lengkapnya nama panggilannya “aan”, bingung juga kok jaug banget dengan nama aslinyaa. Hehe J selamat mencari tahu..
Akhi shagir ini adalah satu-satunya dik penulis yang palinh ganteng, ya iyalah, secara penulikan cuman punya adik satu, yang lainnya kakak. Hehe J oke,,, akhi shagir ini sangat ganteng dan paling mirip dengan nenek kami dari bapak, pintar, ganteng, manja (iya, pasti semua anak terakhir jkayanya gitu deh !) itulah dia, akhi shagir ini sangat pandai bermain akal terkadang kalau kami bermain pasti dia yang mendapatkan jawaban benarnya. Pandai juga lu de’ !! hehe
Akhi shagir ini adalah saudara penulis yang menjadi teman perjuangannya di Jawa Timur untuk menuntut Ilmu, dengan adanya dia di Jawa Timur serasa penulis menjadi kakak tertua. Hehe, selamat itu menjadi tanggung jawab kamu penulis untuk menjadi satu-satunya keluarga adikmu disana... shu shu !!
Untuk adik ku ini, semoga ilmu yang ia terima selama sekolah ia dapat manfaatkan untuk agama dan terkhusus untuk pondok pesantren tempatnya mondokdan tempatnya tinggal. Amiiin, Semangat !!! J
Untuk nenek dari Ibuku, semoga selalu diberikan yang terbaik untuk mu nek, dan selalu berpesan kepada ku bahwa pendidikan gratis ini, rezeki ini adalah semua kehendak Allah, ada pelajaran dan ada cobaan yang harus ku terima dan ku hadapi dengan teguh dan kuat, sekolah tinggi-tinggi dan jauh adalah karena rezeki Allah yang diberikan kepada ku untuk menata hidup ku dan menjadi jaaaaauuuh lebih baik. itu kata nenekku untuk menyemangatiku bahwa setiap kejadian di dunia ini pasti ada hikmahnya, kita banyak mensyukurinya saja.
Untuk nenek dari Ayahku, semoga selalu diberikan kekuatan dan menjadi ibu tercinta dan terbaik bagi ayahku... nenek ku ini selalu berpesan bahwa pendidikan ini jangan disia-siakan karena ini tidak diberikan secara Cuma-Cuma untuk orang sembarangan, penulis harus benar-benar menjaga amanah ini. ... siap nek !!! amiin J
 Untuk tanteku tersayang, atta Mira, menyuruhku untuk selalu menjaga kesehatan di mana pun berada karena kesehatan adalah nkmat yang paling patut dijaga. Dan juga.....
Pak Makki, suami atta Mira berpesan juga kepadaku bahwa jika kita menginginkan hal yang baik dari orang lain, maka kita mesti baik pula terlbeih dahulu kepada semua orang.
Keluarga adalah segalanya, disinilah kita mendapat tujuan hidup, jalan hidup, pelajaran hidup, tantangan hidup, dengan mereka kita berkembang yang sesungguhnya, dengan mereka kita bercandatawwa. Love you forever mom, dad, brother, sister, all of you I always miss you.
Terima kasih Ya Rabb, Engkau hadirkan aku, Engkau lahirkan aku, Engkau besarkan aku di keluarga Haddise ini, terima kasih Engkau berikan aku Ayah dan Ibu yang sangat mencintaiku, terima kasih Ya Rabb... engkau beri kami kekuatan untuk saling melengkapi di keluarga kami sehingga dapat seperti sekarang ini. Panjangkanlah umur kami ya Rabb, tanamkanlah dalam diri kami untuk saling menyanyangi satu sama lain selamanya, dan saling membantu seumur hidup.. amiiin
Yah, tulisan ini saya tulis bagaikan 365 tahun yang lalu, mengapa ??? karena saat penulis pulang liburan pertama ini yaitu Ramadhan tentu ia baru menyadari akan suasana yang penulis tuliskan di atas.
 364 hari sungguh mengesankan !!! J J J  




Parepare, Juli 2015




Naimatul Mardiyah