Sekapur
Sirih Penulis
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
“Hidup
ini masih KOMA”, diawali dengan 17 huruf, 8 suku kata, 4 kata, dan 1 kalimat
singkat ini namun memiliki makna yang sangat membangkitkan semangat jiwa
seorang anak manusia. Saya Naimatul Mardiyah mengucapkan selamat datang dan
selamat membaca karya kedua Naima selama kuliah di Universitas Islam Negeri
Suanan Ampel Surabaya (UINSA).
Ada yang
tahu, darimana Naima mendapatkan untaian kata singkat sebagai pembuka karyanya
ini?...Yah betul sekali, Naima mendapatkannya dari seorang dosen yang namanya
sudah familiar lagi kita dengar, baik itu di kalangan UIN Sunan Ampel terlebih
mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), kita sambut... (alay banget
pake sambut segala kata nge-MC aja loh Nai...) saat ini beliau adalah Dosen
Tafsir BK di kelas B3 semester II tahun 2015 yaitu Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.
Ag., dapat dikatakan sejak 22 Agustus 2014 sampai saat ini, beliau telah memberikan
motivasi, pelajaran, goresan indah, lukisan, untaian, celoteh, butir-butir
hikmah, dan lain sebagainya yang tak dapat Naima sebutkan lagi.
Mengapa demikian?
Karena
jika seseorang melihat sosok beliau rasanya kita telah diberi sepercik
pelajaran baik itu dari gerak gerik kecil beliau, senyumannya, langkah kakinya,
cara berpakaiannya, semuanya memberikan pelajaran yang bisa dipetik bagi orang
yang melihat beliau, hal ini masih dalam keadaan jika seseorang melihat beliau,
apalagi jika kalian diajar, dididik oleh beliau sendiri. Keren binggo deh (kata
orang Indonesia campuran Korea). Kesempatan in benar-benar tidak boleh saya
lewatkan.
Tulisan
ini tidak akan selesai tanpa bantuan beliau karena beliaulah yang sangat
antusias mendorong kami dan memberikan motivasi untuk selalu menulis dan terus
menulis dalam hidup ini. “Dunia tidak akan bertanya ‘Apa gelarmu?’, melainkan apa
KARYAmu?.” Dunia saat ini, oh, tidak... bukan saat ini, tapi sejak dari dulu
mengatakan hal tersebut, seseorang tidak akan hidup atau terkenal jika ia tidak
menghasilkan sebuah karya, salah satunya yaitu dengan cara menulis, maka dengan
menulis seseorang akan terus hidup, dikenang, dan Insha Allah terkenal. Imam
al-Bukhari misalnya, beliau tidak akan terkenal ataupun memiliki nama yang besar
seperti sekarang ini, jika beliau tidak mengikat karya-karyanya tersebut dengan
menulis Kitab Shahih al-Bukhari. Begitupun dengan yang dilakukan Naima sekarang.
Semoga ini bisa menjadi awal yang akan Naima teruskan untuk berkarya dan terus
berkarya. Amiiin
Penulisan
karya ini, tidak lepas dari dukungan dan do'a orang tua tercitanya yakni
Haddise dan Annisar yang jauh di sana, di seberang pulau (Sulawesi Selatan),
Khairul Anwar adik bungsuku yang saat ini sedang berjuang belajar di Pondok
Pesantren Sidogiri, Jawa Timur. Abul Khaer, Muhammad Anwar dan Nurul Hasanah 3 sejoli
yang selalu mengirimkan candatawanya melalui telepon kepadaku, Amirah Rasyid
dan Farah Auliah Makki.
Terima
kasih usratiii..... miss you all!
Surabaya,
31 Mei 2015
Penulis
Opening
Judul-judul
ini penulis kisahkan ketika suasana atau keadaan hatinya, jasmani, perasaan dan
pikirannya sedang senang, sedih, galau, stress, bingung, dan ekspresi-ekspresi
lainnya selama semester II yang ia jalani di UIN Sunan Ampel Surabaya,
penulisan ini ia cicil sejak tanggal 3 April 2015 pukul 21.37 hingga 31 Mei pukul 15.47 walaupun dalam
penulisan ini sebenarnya penulis sangat kebingungan untuk memulai ceritanya,
tapi inilah yang menjadi tantangan baginya agar dapat menyelesaikan karyanya
ini, kisahnya ini, cerpennya ini.
Ayooo
Naima, selesaikan tulisanmu!
“Di mana
ada kemauan pasti ada jalan.”
Yahh...
bagaimanapun besarnya kemauan seseorang, itu akan membantunya sehingga ia akan
mendapatkan jalan dari masalahnya itu, dengan tekad yang tinggi, maka seseorang
akan bisa maju dan berjuang dengan usahanya itu. Penulisan ini diiringi dengan
kesibukan yang amat bagi Naima dalam kesehariannya, memulai awal untuk menulis
lagi setelah 2 Minggu fakum, benar-benar tidak ada mood untuk memulainya,
ketidakjelasan untuk melanjutkan kisahnya itu yang masih beberapa lembar sangat
sukar untuk dilanjutkan.
Lilitan
kabel di sebuah meja kayu dengan jejeran kantong plastik berisi lauk untuk
pelengkap nasi di dalam ricecooker yang berada disudut meja itu juga, dengan
sambungan charger penghuni kamar 25 yang berantakan di sekeliling buku novel
yang ia baca untuk mendukung penulisannya itu membuatnya untuk melanjutkan
ketikan kisahnya itu semakin memudar karena suasana kamar itu yang tidak
karuan.
Tulisan ini
sebenarnya tidak akan kelar jika Naima tidak dipaksa untuk menyelesaikannya
oleh seorang Dosen yang terus menerus mendorong mahasiswanya agar dapat
menghasilkan sebuah karya tulis dari tulisan jerih payah tangannya sendiri (gak
berarti ditulis tanganlah teman-teman, kan bisa diketik. Hehe, iya gak?), kata
Dosen itu “Jika kamu menulis maka kamu akan hidup” dengan ungkapan itu berarti jejak seseorang
yang penting, susah, sedih dan lain-lain yang perlu diingat akan terekam dalam
memori jika dikuatkan dengan sebuah tulisan atau karya dalam sebuah buku.
Penulisan
ini pun selesai setelah paksaan berulang-ulang yang dilakukan oleh dosen
Profesor itu, paksaan itu yang membuat Naima mau tidak mau haruslah menyelesaikan
ketikannya itu, begitulah yang dikatakan beliau saat ada salah satu teman kami
mengeluh karena ia tidak minat dalam hal tulis menulis atau mengatakan bahwa
menulis bukanlah bakatnya, namun beliau mengatakan bahwa ini adalah tugas akhir
sebagai syarat untuk mengikuti UAS dan wajib bagi kita untuk menulis sebanyak
50 lembar space 1 jenis tulisan times new roman. Jujur saja karya ini
benar-benar tidak akan selesai jika kami tidak didorong dan dipaksa oleh bapak
Dosen itu, yah... bapak dosen itu akan Naima bahas di halaman berikutnya.
Jangan ketinggalan dengan biografi kepribadian
manusia yang satu ini.
Cek It Out..!
Biografi The Best Motivator
Dilahirkan
di Lamongan, 09-06-1957; beristri, 7 anak, 2 cucu; alumni Ponpes Ihyaul
Ulum Gresik (1975); Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya
(2004-sekarang); Dosen Teladan Nasional (2004 dan 2007); Dekan Fak. Dakwah
(2000-2004); Pengurus Pembaca dan Penghafal Al Qur’an Jatim (1994); Ketua
Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013; Unsur Ketua MUI Jatim; Ketua Dewan
Pengawas Syariah Bank Jatim 2011-sekarang; Konsultan Pendidikan Yayasan
Khadijah 2011-sekarang; Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris; Pengurus Lembaga
Pengembangan Tilawah Al Qur’an; Asesor Badan Akreditas Nasional Perguruan
Tinggi; Saksi Ahli Mahkamah Konstitusi tentang UU Penodaan Agama;
Penasehat Forum Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama; Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Al-Qur’an Al Khoziny Sidoarjo (1990-2009); Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial
Kyai Ibrahim Surabaya; Pengisi Mimbar Islam di TVRI Jatim;
Sangat
banyak jabatan dan pengalaman-pengalaman beliau sehingga jabatan-jabatan dan
statuslah yang memenuhi biografi dari beliau ini, baiklah lanjut lagi beliau
juga seorang Penasehat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia
(2002); Imam shalat taraweh/penceramah
Islam di Hongkong, Macau, Senzhen, Taiwan (2000-sekarang),
Malaysia (2004), Jepang (2006, 2013), Iran (2008-2010), Mauritius -Afrika
(2000), Inggris (2005), Belanda (2007) dan Bangladesh (2013). Penulis buku: Ilmu
Dakwah (Prenada Jakarta 2008); Dinamika Kepemimpinan Tokoh Agama Di
Indonesia (Harakat Media Jogjakarta 2008); Hijrah (Harakat Media
Jogjakarta 2008); Solusi Ibadah di Hongkong (Duta Masyarakat Surabaya
2008); Solusi Ibadah di Taiwan (PCNU Taipei 2010); Mengenal Tuntas
Al-Qur’an (Imtiyaz Surabaya 2011); 60 Menit Terapi Shalat Bahagia
(IAIN SAP Surabaya 2012, sekaligus sebagai Founder dan Trainer PTSB),
Teknik Khutbah Jum’at Komunikatif (2014), Doa-Doa Keluarga Bahagia
(2014); Dalam proses cetak: Teknik Pidato Dahsyat. Pengisi Rubrik
Agama Tabloid Nurani, Majalah Nurul Hayat; Majalah Nurul Falah;
Majalah Sabilillah, Harian Duta Masyarakat.
Melihat
status, judul-judul buku, jadwal penerbangan, jabatan dll Profesor, membuatku
berpikir, apakah aku pantas untuk menerima wejangan dan nasehat keren dari
beliau sedangkan aku tidak memanfaatnya dengan baik. Heeeiii.. Naima bangun,
waktu adalah pedang jika bukan kamu yang menebasnya, maka pedang itu yang akan
menebasmu.
Yah ini lah sedikit dari biografi beliau,
sangat banyak kan??, beliau patut untuk dicontoh, berbicara mengenai patut
dicontoh, mengapa saya mengatakan hal itu, sebabnya karena beliau memiliki
jalan hidup bahwa beliau ingin membahagiakan orang sebanyak 100.000.000 Milyar,
wowww... dilihat dari biografi beliau, yah, beliau sudah melebihi dari apa yang
diinginkan. Itulah sebab mengapa saya mengatakan beliau patut untuk dicontoh,
karena dari kesibukan beliau yang sangat padat, lihatlah betapa mulianya jalan
hidup yang beliau ingin capai yaitu tolong menolong. Beliau sangat senang
mengapresiasi orang-orang karena pengapresiasian itu akan memberikan lebih dari
sesuatu yang berbentuk materi.
#-------------------- :) :) --------------------#
Menolehku
kesudut kamar yang masih berembun dari hujan semalam memberiku isyarat bahwa
tiba saatnya beraktivitas kembali dari istirahatku semalam. Membereskan tempat
tidurku, itulah yang ia lakukan pertama kali setiap awal pagi yang dianggapnya
suatu perkara kecil yang mesti dan harus ia lakukan pertama kali sebelum menuju
kamar mandi. Di sini ia mendapat hikmah dari kegiatan rutinannya itu yang tidak
pernah ia tinggalkan setiap pagi, yakni pekerjaan yang selalu ditunda-tunda
akan memberi dampak buruk kedepannya. Ia adalah seorang mahasiswa UIN Sunan
Ampel Surabaya, seorang perantau yang sedang berjuang menuntut ilmu dipulau Jawa,
gadis itu bernama Naimatul Mardiyah.
Monday
Senin,
adalah hitungan hari pertama dari 7 hari dalam seminggu, Senin adalah penanda
hari pembuka suatu pekerjaan, Senin adalah hari setelah Ahad, yang mana hari
itu terkadang bahkan selalu sih membuat rasa galau para pelajar di Indonesia
pada umumnya. Mengapa? Karena mereka beranggapan bahwa ia akan bertemu dengan tugas
tugas dan tugas yang semakin hari akan semakin menumpuk.
Do you
know? Senin juga adalah pertemuan pertama, hari
pertama Naima bertemu dengan dosen yang dikenal sebagai penulis 60 menit Terapi
Shalat Bahagia, yah... dialah yang menjadi dosen mata kuliah Tafsir BK pada
kelas B3 program studi BKI (Bimbingan Konseling Islam) semester II, perkuliahan
semester itu di mulai tepatnya hari Senin, 2 Maret 2015, suasananya tidak jauh
berbeda dari pertemuan pertama saat matakuliah Ilmu Dakwah semester lalu yang
mana kami diajar oleh Profesor ini juga, yang namanya seorang Profesor, teman-teman
pasti tercengang betapa kerennya beliau, yah...benar sekali pertemuan I atau II
ataupun keseratus kali, pasti selalu berkesan, bagaimanapun suasana dan keadaan
yang beliau hadapi.
Tugas,
makalah, karya tulis, dan sejenisnya itu adalah hal yang sudah tidak asing lagi
bagi seorang mahasiswa dan wajiblah bagi kami untuk mengetahui hal-hal tersebut
karena tidak lain selama 8 semester (umumnya) kami akan menghadapi assignment
tersebut. Pertemuan matakuliah ini juga seperti itu, awal masuk dengan
gagahnya bapak Pro.Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag berjalan ke ruang D1. 203 dengan ciri khas Profesor berjalan
dengan cepat tapi tetap berwibawa dengan membawa segala kebahagiaannya yang
terpancar disenyumannya, beliau membuat mahasiswa(i) di kelas itu ikut merasakan
kebahagiaan dengan melihat senyum Prof. pagi itu juga. Ada seorang penulis berkata
dalam artikelnya, ia mengatakan seperti ini “Kesengsaraan yang seseorang
pancarkan akan mempengaruhi orang sekitarmu, begitupun dengan kebahagiaan yang
mereka pancarkan akan memberikan kebahagiaan tersendiri pula bagi orang yang
melihatnya.” Dengan senyumannya itu, Prof. masuk dan langsung memberikan tugas
kepada kami, namun diawali dengan pembukaan ceramah motivasi terlebih dahulu
agar kami tidak kaget (pingsan) mendengar kabar tugas yang Prof. akan
sampaikan.
Berbicara
mengenai mata kuliah Tafsir BK, hmm... tafsir, tafsir, tafsir, akan memerlukan
pengetahuan yang mendalam, penjelasan yang rinci dan tentunya pemikiran yang
luas. Di sini kami akan diajarkan mengenai munasabah atau hubungan suatu ayat
dengan ayat lainnya yang biasanya terletak sebelum ayat yang dikaji, kemudian
tafsir dari ayat tersebut, dan kesimpulan dari ayat tersebut berdasarkan
munasabah dan tafsirnya.
Hari itu
juga, Prof. langsung membagi tugas dan membagi tiga kelompok yang masing-masing
mendapatkan tugas tafsir berbeda-beda. Pembagian kelompok hari itu, menurut
pribadi penulis sebenarnya tidak adil sebab, kami mengajukan sendiri bahwa saya
ingin dikelompok ini-itu dan orang-orang pasti memilih kelompok yang bisa dibilang
tergabung didalamnya orang-orang pandai dan pintar. Sedangkan kami yang
kelompok yang lain, bisa dibilang sudah kehabisan atau kekurangan orang-orang
yang cerdas tersebut. Akan tetapi, seperti kata motivator Indonesia Mario Teguh
yang terkenal dengan salam supernya, mengatakan “semua akan ada hikmahnya”.
Ternyata pembagian dengan sistem seperti itu mendapatan pelajaran yang
tersembunyi dan tersirat selama pengerjaan tugas tafsir tersebut kurang lebih 1
½ bulan kami berkumpul untuk menyelesaikan tafsir tersebut, sangat banyak
kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi yang kami hadapi dan kami sadari hal-hal
ini tidak ada dikelompok lain karena tentunya karakteristik orang berbeda-beda
yang membuat terkhusus penulis mengetahui suatu hal baru dari perbedaan sikap
antar anggota.
Pembagian
ini tentunya juga memberikan kesempatan bagi masing-masing anggota kelompok
untuk terus berpikir lebih dewasa lagi dalam menyikapi hal-hal dalam suatu
kelompok yang tidak mesti diselesaikan oleh orang-orang yang cerdas atau pun
pandai dan di sini kita harus menyadari akan tugas itu, kelompok ini juga
memberikan ajaran tentang kepekaan, pengertian, tanggung jawab dan lain
sebagainya, rasanya kelompok kali ini sangat berbeda rasanya dengan
kelompok-kelompok pada matakuliah yang lainnya, yang sangat banyak memberikan
kami perubahan dan penyadaran yang tersirat, tentunya ini adalah rencana Allah
SWT yang membentuk kelompok ini dengan anggota-anggota yang seperti ini. Sekali
lagi “Semua akan ada hikmahnya”
Setelah
pembagian, maka telah ditetapkan kelompok pertama yang terdiri dari Jajang
Supriatna, Khairul Al-Fikri, Muhammad Alghifari, Ahmad Jadul Haq Halim, Rahmat
Faisal Nasution, Nursabila, Siti Khairunnisa Wulandari, Rapikah, Sofiatul
Jannah dan Lia Lutfiana Febriyanti akan mengkaji tafsir Al-Munir karangan Prof.
Dr. Wahbah Az-Zuhailiy dan kelompok dua yang terdiri dari Ahmad Rifai Sinaga,
Rahmat Hidayat, Syarif Hidayatullah, Muhammad Rifqi Nur, Kurniawan, Mizan
Asrori, Zahra Nisaul Azizah, Murni Janwar, Iva Umi Agusatina, Nadia Nafisa
Fausiah akan mengkaji tafsir Ibnu Katsir karangan Imanul Jalil Al-Hafiz Imanud
Din Abu Ismail Ibnu Da’u Ibnu Kasir Ibnu Zar’i al-Basri ad-Dimasyqi dan
kelompok terakhir (tiga) terdiri dari Nanang Supratna, Ahmad Munir, Dinda Rizki
Novia, Hafisa Idayu, Khairina Afriza, Fiska Emila, Naimatul Mardiyah, Norma Majid,
Nurfaega, Tri Anita Jumaroh, kelompok inilah yang mengkaji tafsir Al-Azhar yang
menjadi kelompokku pada mata kuliah Tafsir BK ini, tafsir ini karangan Prof. Dr. H.
Abdul Malik Karim Amrullah.
Sebelum
pembagian dan penyerahan tugas ini kepada masing-masing kelompok, Prof.
memberikan kami arahan mengenai pengerjaan tugas, teknik-teknik, cara-cara,
sistem-sistem dan tentunya sistematika penulisan tafsir tersebut, tugas
tersebut tentu telah disediakan oleh Prof. jauh hari sebelum bapak
memberikannya kepada kami yang telah dirangkumnya dalam bentuk silabus untuk
mempermudah kami dalam mengerjakan tugas, dalam silabus itu bapak telah
menentukan beberapa ayat yang berhubungan dengan bimbingan konseling yang harus
dikaji dalam tafsir masing-masing. Diantaranya isi dari silabi tersebut yaitu
akan dijelaskan pada lembaran selanjutnya.
Jika
dilihat dari pembagian subbabnya sangat banyak tentunya, tapi kelak ini tidak
seberapa dari usaha kita dalam mengerjakannya jadi mau tidak mau kami harus
menyelesaikan tugas tafsir tersebut dalam jangka waktu secepat mungkin. “Bersusah-susah
dahulu bersenang-senang kemudian.” Semua ini akan ada manfaatnya teman-teman.
Oke...?
Itulah
yang terjadi pada hari pertama masuk kuliah semester II kami, disambut dengan
tugas tafsir yang menakjubkan dan sempat menggugah pikiran dan napas ini.
“Ada
yang sadar gak?, ada yang tahu gak ? mengapa awal kuliah kami selalu
ditempatkan di kelas Prof. Ali Aziz tepatnya hari Senin sebagai pembuka hari
kerja?”
Menurut
beberapa survey di beberapa tempat dan beberapa waktu yang telah penulis
pantau, salah satuya yaitu karena kami yakin, tugas-tugas dari Dosen-Dosen lain
tidak akan ada seberat dan membutuhkan tenaga sebesar tugas dari Prof., menakjubkan
sekali jawabanya, terlalu jujur dan penuh dengan keberanian, itu disadari oleh
anak B3 kelas prodi BKI semester II itu, namun ada untungnya mata kuliah dengan
dosen Prof. itu ditempatkan di hari Senin.
1.
Karena
kalau matakuliah ini ditemaptkan di hari-hari selanjutkan atau bukan hari senin,
kami pasti telah menerima tugas dari dosen lain yang akan kami kerjakan lebih
awal sehingga tugas tafsir yang banyak dan membutuhkan tegana yang lebih ekstra
itu akan terbelakang dalam pekerjaan dan tertunda untuk selesai.
2.
Hari
Senin sebagai hari pertama setelah libur selama 2 hari, hari setelah
berlehai-lehai sebelum bertemu dengan tugas makalah selanjutnya akan memberikan
kami dampak motivasi baik di hari itu karena kehadiran Prof. setiap pagi itu
tidak pernah absent dengan motivasi pagi dan ceramah pembangkit semangat hidup.
3.
Yang
ketiga, sebab itulah takdir yang mempertemukan mahasiswa kelas kami dengan
bapak Dosen Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag setiap hari Senin pada pukul 07.45
sampai 11.20 sebanyak 4 SKS, setelah jadwal kuliah intensif pagi keluar dari
ruangannya kami masing-masing.
Suasana
tiap pagi itu, jika teman-teman telah masuk kelas, semua ekspresi wajahnya sama
(jenuh karena lapar) dan terburu-burunya untuk masuk ke kelas selanjutnya
setelah berhadapan dengan buku bahasa Arab atau bahasa Inggris, kelas persiapan
test TOAFL dan TOEFL. Kejenuhan itu tampak setiap pagi jika ada beberapa teman
kami yang belum sempat sarapan sebelum berangkat kuliah, tapi monster kelaparan
itu tersembuhkan dengan motivasi yang selalu bapak bubuhkan kepada kami yang
telah kami anggap lebih sekedar sarapan pagi dengan segelas susu putih, sari
roti dan selai coklat yang lahap untuk dimakan.
Pengganti
sarapan pagi itulah yang selalu kami terima dipagi hari setiap Senin yang akan
menguatkan kami bertahan hingga waktu keluar tepatnya pukul 11.20 dengan 4 SKS
sekaligus. Ada yang tahu bagaimana kejenuhan kami di kelas itu selama 4 SKS
berturut-turut?.... it’s fault, salah sekali, kami tidak merasa
kejenuhan sedikit pun dalam ruangan itu karena diisi dengan pembahasan yang keren
diselingi dengan kisah-kisah motivasi dan kadang-kadang pula bercanda sesaat.
Terkadang
ku merenung saat belajar di kelas,
candatawa-keseriusan-kegilaan-kekocakan-kesibukan dan lain-lain, semua yang
kujalani ini bisa tetap ku ingat dan terkenang bahkan dengan segala suasana itu
aku bisa menjadi manusia yang memanusiakan orang. Amiin, mohon do'anya yah!. J
Semua
ini tentu rencana Allah yang sangat indah dan penuh dengan makna bagi hambanya,
saya yakin bahwa kondisi di dunia ini penuh dengan hikmah. Aku punya cerita, baik
itu di kelas, diasrama, dimanapun ku berada, sampai saat ini ada sesuatu yang
menjadi pertanyaan dibenakku tapi sebenarnya tidak perlu dipertanyakan sih...
pertanyaannya gini “kok aku suka banget sesuatu yang memberikan semangat dengan
pembahasan usaha, do'a terus TAKDIR”.
Berbicara
takdir tuh, rasanya semua rencana hidup ku kedepannya amaaaan tentraaaam dan
damai, sering banget ku berpikir bahwa segala sesuatu yang kuserahkan pada
Allah itu akan menjadikan setiap saat yang kujalani rasanya nikmat dan penuh
dengan kebahagiaan. yah tentulah Naima..... kok masih dipikir, itu mah emang desain
Allah yang paling sempurna. سبحان الله .. Maha Suci Allah SWT.
Dengan
motivasi-motivasi yang Prof. sering sampaikan kepada kami, itu yang membuat ku
sering berpikir agar selaaaaalu bersyukur dan pembahasan yang paling aku
apresiasi jika Prof. berbicara takdir, takdir ini takdir itu semua sudah
tertulis di Lahf Mahfudz. I Like It. Sungguh yah kalau kita menyerahkan segala
yang kita hadapi itu kepada Sang Khalik kita akan benar-benar merasa ini semua
sudah sangat cukup. Beneran deh teman-teman.. buktiin deh, belajar bersyukur
aja dari hal yang kecil aja, hati ini tuh adem banget, rasanya gak ada beban.
Terus ucapin deh.. الحمدالله
(Segala Puji bagi Allah SWT).
#-------------------- :) :) --------------------#
Mata
kuliah Tafsir BK ini terhimpun hanya dalam 2 lembar kertas yang berisi beberapa
judul tentang pembahasan Tafsir BK, semuanya hanya tertulis singkat dalam
silabus ini yang menjadi panduan dalam pembelajaran mata kulaih ini kedepannya.
Silabinya seperti ini:
Matakuliah
Tafsir BKI (4 SKS)
Dosen:
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
No
|
Hari dan
Tanggal
|
Pokok
Pembahasan
|
Referensi
|
01
|
Senin
02-03-15
|
Penjelasan silabus kuliah dan pembagian tugas
makalah mahasiswa
|
1.
At-
tafsir al-Munir: Wahbah az-Zuhailiy
2.
Aisar
at-Tafasir: Abu Bakr Jabir al-Jazairiy
3.
Rawai
al-Bayan, Tafsir Ayat al-Ahkam Muhammad Ali AS-Sabuniy
4.
Safwah
at-Tafasir: Muhammad Ali AS-Sabuniy
5.
Ruh
al-Ma’aniy: Syihabuddin al-Alusiy
6.
Tafsir
al-Maraghiy: Ahmad Mustafa al-Maraghiy
7.
Tafsir
al-Manar: Muhammad Rasyid Ridla
8.
Fi
dhilal Al-Qur'an: AS-Sayyid Quthb
9.
Tafsir
Al-Qur'an al-‘Adhim: Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy
10.
Tafsir
Al-Qur'an RI
11.
Tafsir
al-Azhar: Hamka
12.
Tafsir
al-Misbah: Quraish Shihab
|
02
|
Senin
09-03-15
|
Dasar-dasar kewajiban dakwah-1
1.
Kewajiban
Dakwah (QS. Ali Imran 104,110; QS.At Taubah [09]:122)
2.
Metode
Dakwah (QS. An Nahl [16]: 125)
|
|
03
|
Senin
16-03-15
|
Dasar-dasar Kewajiban Dakwah-2
Mitra Dakwah (QS. Saba’ [34]: 28; QS.
Al-Anbiya’ [21]:107)
|
|
04
|
Senin
23-03-15
|
Potensi Positif Manusia-1
1.
Memiliki
potensi kebaikan (fitrah) (QS. AlRum [30]: 30)
2.
Makhluk
terbaik (ahsani taqwim) (QS. Al Tin [95]: 4)
|
|
05
|
Senin
30-03-15
|
Potensi Positif Manusia-2
1.
Memiliki
akal (dzikir) dan rasa (pikir)(ulul albab) (QS. Ali Imran [03]: 190-191)
2.
Memiliki
kelengkapan indera (QS. An Nahl [16]: 78)
|
|
06
|
Senin
06-04-15
|
Potensi Negatif Manusia-1
1.
Menyekutukan
Allah (syirik) (QS. Al Nisa’ [04]: 48,116)
2.
Mencela,
buruk sangka dan mencari kesalahan orang (QS. Al Hujurat [49]: 11-12)
3.
Kikir,
mudah marah dan sulit memaafkan orang (QS. Ali Imran [03]:134; QS. Al A’raf
[07]: 150)
|
|
07
|
Senin
13-04-15
|
Potensi Negatif Manusia-2
1.
Iri
dan dengki (QS. Al Falaq [113]: 1-5; QS. Al Fath [48]:15)
2.
Keluh
kesah (QS. Al Ma’arij [70]: 19-23)
3.
Labil
keimanan (QS. Al Fajr [89] 15-16; QS. Fushshilat [41]:51)
4.
Mengesampingkan
akal (QS. Al Mulk [67]: 10)
|
|
08
|
Senin
20-04-15
|
Potensi Negatif Manusia-3
1.
Mengedepankan
nafsu al-fujurah (QS. Al Syam [91]: 7-10) Nafsu Al-Sawwalah (QS> Yusuf
[12]: 18; 83) dan Nafsu Al Lawwamah (QS. Al-Qiyamah [75]: 2)
2.
Tergesa-gesa
(QS. Al Anbiya’ [21]: 37)
3.
Berlebih-lebihan
dalam sandang, pangan dan papan (QS. Al A’raf [07]: 31)
4.
Kufur,
kurang apresiasi kepada Allah dan manusia (QS. Al A’raf [07]: 10; Saba’
[34]:13 dan QS. Al Hajj [22]: 66).
|
|
09
|
Senin
27-04-15
|
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-1
1.
Bersemangat
atas landasan panggilan agama (QS. Fushshilat [41]31)
2.
Motivasi
persaudaraan dan tolong-menolong (QS. Al Hujurat [49]: 9-10; QS. Al Maidah
[05]:2)
|
|
10
|
Senin
04-05-15
|
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-2
1.
Memberikemudahan,
tidak menyulitkan atau memberatkan klien (QS. Al Baqarah [02]; 85; QS. Al
Hajj [22]: 78; QS. Thaha [20]:1-3)
2.
Memberi
nasehat secara bertahap (QS. Al Furqan [25]: 32)
3.
Menjaga
kehormatan setiap individu (QS. Al Isra’ [17]: 70)
|
|
11
|
Senin
11-05-15
|
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-3
1.
Persusif,
tidak mendikte atau memaksa (QS. Al Baqarah [02]: 256)
2.
Dialogis,
memberi kesempatan berpikir (QS. Ash Shaffat [37]: 102)
|
|
12
|
Senin
18-05-15
|
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-4
Menggunakan kata yang lembut, mengesankan dan
menyemangati (Thaha [20]: 44/ qaylan layyinan); Al Isra’ [17]:28/qaulan
maisura; QS. Al Muzammil [73]: 5/ qaulan tsaqila; QS. Al Ahzab [33]:
70/qaulan sadida; QS. An Nisa [4]: 5, 63/qaulan makrufa/ qaulan baligha)
|
|
13
|
Senin
25-05-15
|
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-5
Meyakinkan solusi masalah dengan dzikir,
istighfar, taubat dan sebagainya dan pembiasaan kebaikan (QS. Ar Ra’d [13]:
28-29; QS. Nuh [71]: 10-12) serta dengan shalat khusyu’ (QS. Al Baqarah [02]:
45, 153).
|
|
14
|
Senin
01-06-15
|
Tahsinul qira’ah dan tahfidh
ayat-ayat BKI
|
Berginilah
gambaran silabus mata kuliah ini, baiklah di sini saya akan menjelaskan satu
persatu dari judul hingga ayat yang dibahas di dalamnya, karena saya adalah
salah satu anggota dari kelompok tafsir Al-Azhar maka, di sini saya akan
mengkaji ayat tersebut menurut tafsir Al-Azhar yang telah kami buat.
Pertama
bab I tentang dasar-dasar kewajiban dakwah yang terbagi menjadi tiga yang
pertama kewajiban dakwah, pada subbab ini membahas QS. Ali Imran
[03]: 104 dengan munasabah berhubungan dengan ayat 103, yang mana pada ayat
tersebut Allah SWT menyuruh untuk berpegang teguh pada tali agama-Nya, dan
melarang untuk berpecah-belah. Kemudian pada yat 104 Allah SWT memerintahkan
kita umat muslim untuk menyeru kepada kebaikan.
Tafsirnya membahas
singkat mengenai nikmat Islam yang menimbulkan persaudaraan, menjinakkan hati
dan menyebut umat manusia yang nyaris terbenam ke dalam neraka, maka untuk
memelihara kokohnya nikmat itu, diperlukannya dalam kalangan jamaah muslimin
itu ada suatu golongan, dalam atafsir ini ditegaskan suatu umat yang
menyediakan diri mengadakan ajakan atau seruan, tegasnya dakwah. Yang selalu
mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan, menyuruh berbuat ma’ruf,
yaitu yang patut, pantas, dan sopan; dan mencegah perbuatan munkar, yang
dibenci; dan yang tidak diterima.
Kemudian
pembahasan QS. Ali Imran[03]: 110 dengan munasabah berhubungan dengan ayat 106
dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti ada dua golongan yang amat berlainan
nasibnya yaitu Muslimin dan kafir. Pada ayat 110 disebutkan bahwa orang-orang
yang beriman adalah sebaik-baik umat di dunia, dalam tasirnya menjelaskan
mengenai penegasan sekali lagi dari
hasil usaha amar ma’ruf nahi mungkar itu yang nyata dan kongkrit, yang
menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang menjadi menjadi sebaik-baik umat
yang dikeluarkan antara manusia didunia ini.
Ayat terakhir
dari pembahasan kewajiban dakwah ini yaitu QS. At Taubah [09]: 122, dengan
munasabah berkorelasi pada ayat sebelumnya, yaitu ayat 120 yang menjelaskan
bahwa Allah SWT mewajibkan kepada hambanya (penduduk Madinah) untuk berperang (jihad). Sedangkan pada ayat 122 menjelaskan
tentang kebolehan tidak mengikuti perang dengan syarat untuk menuntut ilmu atau
memperdalam ilmu agama. Tafsir Al-Azhar mengemukakan secara singkatnya
pengandaian bahwa alangkah baiknya keluar dari tiap-tiap golongan itu, diantara
mereka ada satu kelompok, agar mereka memperdalam pengertian tentang agama.
Subbab kedua
yaitu tentang metode dakwah dan hanya membahas satu ayat yaitu QS. An Nahl
[16]: 125, dengan munasabah 124. Diceritakan bahwa terjadi
perselisihan antara orang-orang Yahudi terkait dengan hari
ibadah. Kemudian Allah SWT menjelaskan metode untuk berdakwah untuk (menyelesaikan perselisihan) sebagaimana
yang dijelaskan pada ayat 125 ini. Tafsirnya
yaitu mengandung ajaran kepada Rasul SAW tentang cara melancarkan dakwah, atau
seruan terhadap manusia agar mereka
berjalan di atas jalan Allah SWT (Sabilillah).
Subbab selanjutnya
yaitu mengenai mitra dakwah, pada pembahasan ini ada 2 ayat yang dibahas
pertama, QS. As Saba’ [34]: 28, ayat ini memiliki hubungan dengan ayat 27 dijelaskan bahwa Allah SWT. menceritakan tentang
orang-orang kafir yang menyekutukan Allah SWT. Kemudian ayat 28 ini Allah SWT
menjelaskan bahwa Dia (Allah
SWT) telah mengutus seorang Rasul (Muhammad
SAW) sebagai pembawa berita dan
peringatan bagi orang-orang kafir tersebut. Dengan
tafsir menekankan bahwa segala manusia yang mendiami permukaan bumi ini adalah
jadi tujuan dari dakwah Nabi Muhammad SAW dengan tidak memandang bangsa, tidak
memandang watas daerah, tidak memandang warna kulit.
Kemuadian
yang kedua yaitu Q.S. Al Anbiya’ [21]: 107 munasabahnya yaitu dengan ayat 105 dijelaskan bahwa Allah SWT telah berfirman “Akan ada hamba yang sholeh di
muka bumi ini.” Kemudian pada ayat 107 ini
dijelaskan bahwa hamba-hamba-Nya yang sholeh itu adalah Nabi Muhammad SAW dan
pengikutnya yang menjadi Rahmatan lil alamin. Subhanallah semoga kita
termasuk dalam golongan itu. Amin ya rabbalalamin... tafsirnya mengkaji tentang
risalah yang dibawa Muhammad SAW ini selain dari membawa rahmat untuk kaumnya,
juga akan mengeluarkan mereka dari lingkungan sempit hidup berkabilah menjadi
suatu bangsa besar yang berperadaban, dia pun rahmat bagi seluruh isi alam.
Bab II yaitu
Potensi Positif Manusia yang memiliki subbab 4, yang pertama tentang memiliki
potensi kebaikan QS. Ar Rum [30]: 30, dengan tafsir bahwa agama Islam adalah
agama yang bernilai tinggi, berharga buat direnungkan yaitu berpegang teguh
dengan syariat yang telah diatur oleh Allah SWT berdasar kepada fithrah yang
bersih. Yang kedua tentang makhluk terbaik (ahsani taqwim) yaitu QS. At Tin
[95]: 4 munasabah dengan ayat 3 dijelaskan bahwasanya Allah SWT menciptakan suatu negeri yang aman yaitu kota Makkah dan ayat 4
menjelaskan negeri yang aman itulah
tempat manusia sebaik-baiknya. Dan tafsir membahas mengenai makhluk Allah SWT
diatas permukaan bumi ini, manusialah yang diciptakan oleh Allah SWT dalam
sebaik-baik bentuk; bentuk lahir dan bentuk batin.
Subbab
selanjutnya yaitu memiliki akal (pikir) dan rasa pada QS. Ali Imran [03]:
190-191, munasabah dengan ayat yaitu 189 dijelaskan bahwa Allah SWT Maha kuasa
atas segala sesuatu. Dan pada ayat 190 ini dijelaskan pula tanda-tanda ke-Maha
Kuasaan Allah SWT adalah adanya langit dan bumi. Pada ayat 191, dijelaskan pula
tanda-tanda orang berakal yaitu orang yang selalu mengingat Allah SWT.
tafsirnya yaitu hubungan
antara zikir dan pikir tadi. Hidup yang hanya semata-mata terikat hanya kepada
memikirkan benda adalah tandus dan gersang, maksudnya yaitu bahwasanya tidak
terjadi kehancuran di dalam alam ini, ialah karena adanya sistem daya
tarik-menarik yang menimbulkan keseimbangan yang menyebabkan sesuatu tidak
kacau.
Pembahasan selanjutnya yaitu memiliki kelengkapan
indera yang akan dijelaskan oleh QS. An Nahl
[16]: 78 dengan munasabah yaitu ayat 77 dijelaskan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah SWT,
sementara ayat 78 ini dijelaskan bukti dari kekuasaan Allah SWT berupa
penciptaan manusia. adapun tafsirnya yaitu tentang kelengkapan indera yang
sudah sangat ssempurna diberikan kepada Allah, maka bagaimana manusia mempergunakan nikmat-nikmat Allah SWT di dunia ini
dengan sebaik-baiknya, sehingga kita jadi manusia yang berarti dan pandai
bersyukur artinya ialah berterimakasih dan lawan dari syukur ialah kufur, tidak
mengenal budi.
Bab selanjutnya atau bab ketiga yaitu tentang potensi negatif manusia,
bab inilah yang menjadi bab terpanjang dari pembahasan-pembahasan yang lainnya
karena membahas 11 poin dari sifat negatif manusia, ini memberikan gambaran
bahwa banyaknya pembahasan yang diperlukan untuk memperbaiki akhlak manusia
yang negatif jika dibandingkan dengan potensi positif manusia pada bab
sebelumnya.
Subbab yang pertama yaitu
menyekutukan Allah (syirik), bab ini membahas 2 ayat, yang pertama QS. Al Nisa’
[04]: 48 memiliki munasabah dengan ayat 47 Allah SWT memberi
perintah untuk beriman kepada-Nya. Sementara pada ayat ini dijelaskan
bahwasanya dosa yang tidak akan di ampuni oleh Allah SWT adalah syirik. Dengan
pembahasan tafsir bahwa adanya Tuhan, dan Tuhan itu hanya satu. Tidak ada
yang lain yang berserikat atau yang bersekutu dengan Dia, baik dalam
ketuhanan-Nya, atau dalam kekuasaan-Nya. Sebab itu jika ada orang yang
menganggap bahwa ada yang lain yang turut berkuasa di samping Allah SWT, yang
dianggapnya sebagai Tuhan pula, sesatlah paham orang itu. dan Tidaklah Allah
akan memberinya ampun. Selanjutnya ayat 116 dari surah ini juga dengan
munasabah berkolerasi pada ayat 115 dijelaskan bahwa orang-orang yang dalam kesesatan adalah
orang yang menentang Rasul SAW. dan yang tidak mengikuti jalan orang-orang
mukmin (syirik), sementara pada ayat 116 syirik adalah dosa yang tidak akan
diampuni oleh Allah SWT. adapun tafsirnya membahas tentang Tuhan menjelaskan kepada manusia bahwa Tuhan tidak
dapat memberi ampun kepada seorangpun yang mempersekutukan yang lain dengan
Dia. Bahwa Dia dapat mengampuni dosa yang lain, selain syirik.
Subbab kedua tentang mencela, buruk sangka dan mencari kesalahan orang,
pembahasan ini didukung dengan tafsiran QS. Al Hujurat
[49]: 11 dengan munasabah berkolerasi pada ayat 10
dijelaskan tentang larangan bagi orang-orang beriman untuk saling mencela,
buruk sangka, dan mencari kesalahan orang lain. Adapun hubungannya dengan ayat
11 ini ialah seruan Allah SWT. kepada hamba-Nya untuk tetap menjaga dan
memperbaiki tali silaturrahmi.
Tafsirnya
membahas tentang peringatan dan nasihat sopan santun dalam pergaulan hidup
kepada orang beriman sebagai penekanan dalam bersikap. Selanjutnya QS. Al Hujurat
[49]: 11, munasabah dengan ayat 11 dijelaskan tentang seruan
bagi orang-orang beriman untuk meninggalkan perbuatan tercela yang tidak
membawa manfaat bagi siapapun. Adapun hubungannya dengan ayat 12 ini ialah dalam dua ayat ini Allah
SWT.
kembali menyeru kepada hamba-Nya untuk meninggalkan perbuatan tercela tersebut.
Tafsirnya yaitu menjelaskan sikap prasangka ialah tuduhan yang bukan-bukan
persangkaan yang tidak beralasan, hanya semata-mata tuhmat yang tidak pada
tempatnya saja.
Subbab
selanjutnya yaitu tentang kikir, mudah marah dan sulit memaafkan orang, pada
pembahasan ini ada dua ayat yang menjadi pendukung yang pertama QS. Ali Imran
[03]: 134, dengan munasabah pada ayat 133
dijelaskan tentang perintah bagi umat manusia memohon ampun dan menjadi orang
bertaqwa. Adapun hubungan dengan ayat ini yaitu ayat 134 dengan ayat sebelumnya
yaitu ayat 133 ialah, Allah SWT. menyebutkan beberapa sifat orang yang bertaqwa
kepada-Nya dan Allah SWT. menyukai mukmin melakukan kebajikan. Dengan
tafsiran bahwa pemberikan tuntunan terperinci dan lebih jelas yang uang
diperlombakan itu ialah kesukaan memberi, kesukaan menderma untuk mengejar
syurga yang seluas langit dan bumi, sehingga semua bisa masuk dan tidak aka
nada perubutan tempat, ini memberikan isyarat untuk tidak bersikap kikir.
Selanjutnya
yaitu QS. Al A’raf [07]: 150, dengan munasabah dengan ayat 148 dijelaskan tentang penghianatan Bani Israil kepada Allah SWT. dan
Nabi Musa a.s., mereka menjadikan anak lembu sebagai sesembahannya. Adapun
hubungan dengan ayat 148 ini dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 150 ialah
kepulangan Nabi Musa a.s. yang membawanya kepada kemarahan dan kesedihan
terhadap kedzaliman yang dilakukan oleh kaumnya sendiri. Dan tafsirnya yaitu Allah SWT.
adalah pencipta alam semesta, hanya kepadanya makhluk menyembah tanpa
disekutukan.
Selanjutnya yaitu subbab iri dan dengki, pada pembahasan ini membahas
satu surah dan 1 ayat, yang pertama yaitu QS. Al Falaq
[113]: 1-5, memiliki munasabah dengan yaitu surat al-Ikhlas dijelaskan bahwa Tidak ada
Tuhan selain Allah SWT. serta menjelaskan tentang kemurnian Tauhid, kemudian pada ayat ini
menjelaskan tentang memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari segala kejahatan dan
berbagai macam penyakit jiwa. Jadi kolerasi dari kedua surah ini adalah surat
al-Falaq sebagai implementasi dari surat al-Ikhlas yaitu sebagai implementasi
dari makna tauhid itu sendiri.
Adapun tafsirnya mengungkapkan peralihan
dari malam ke siang, peralihan dari tanah yang telah sangat kering karena
kemarau, lalu turun hujan, maka hiduplah kembali tumbuh-tumbuhan. Peralihan
dari biji kering terlempar ke atas tanah, lalu timbul uratnya dan dia memulai
hidup. Maka berselindunglah kita kepada Tuhan, dalam sebutan-Nya sebagai Rabb,
yang berarti mengatur, mendidik dan memelihara, supaya berkenanlah kiranya
Tuhan memperlindungi kita, dari kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terkandung
pada pergantian siang dan malam atau peralihan musim.
Ayat kedua
yaitu dari QS. Al Fath [48]: 15, dengan munasabah pada ayat
sebelumnya ayat sebelumnya, yaitu ayat 11-13. Di dalam sambungan ayat telah
dijelaskan pendirian mereka yang buruk, jiwa mereka
yang tidak jujur dan alasan yang mereka cari-cari untuk mengelakkan diri saat perdamaian Hudaibiyah. Kemudian pada ayat 15 Allah SWT
menyampaikan kata tegas kepada mereka, yaitu tentang harta rampasan sesudah perang padahal ada di antara mereka yang
mengelak dari bai’at. Dengan tafsir yang menyatakan
bahwa bukanlah soal dengki, melainkan soal disiplin dan
soal hukuman yang mesti dilakukan terhadap orang yang ragu-ragu dalam
menghadapi peperangan. Karena mungkin saja, dengan hebatnya pula perang yang
akan ditempuh kelak, mereka sekali lagi lari meningalkan barisan. Maka hal ini
mesti dijaga, jangan sampai berulang kali kejadian. Kemenangan suatu perjuangan sangat
bergantung kepada suatu disiplin.
Subbab
selanjutnya yaitu tentang keluh kesah yang didukung dengan QS. Al Ma’arij [70]:
19-23, dengan munasabah pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa semua manusia
apabila diberi kesusahan sering gelisah dan apabila diberi kebaikan dia sering
kufur, kemudian pada ayat 19 sampai 23 menjelaskan bahwa tidak semua orang yang
diberi kesusahan merasa gelisah dan apabila diberi kebaikan dia sering kufur yakni orang-orang
yang tidak pernah meninggalkan shalat. Dan tafsir merangkanlah bagaimana Allah
SWT menciptakan tabiat-tabiat yang buruk pada manusia, yang mereka hendaklah
berusaha mengubah kejadian itu dengan melatih diri sendiri, sehingga
kemanusiannya naik meninggi, bukan jadi manusia yang jatuh martabat.
Pembahasan
selanjutnya yaitu mengenai labil keimanan, yang pertama pada QS. Al Fajr [89]:
15-16, munasabah dengan ayat 14 dijelaskan bahwa sampai seterusnya selama manusia masih hidup dan bergiat di dunia
ini sifat-sifat buruknya akan tetap dalam pengawasan Allah SWT. Kemudian pada
ayat 15 sampai 16 digambarkan sifat buruk manusia yaitu jika iman sudah tidak
ada.
Dengan tafsir bahwa kemiskinan itu pun cobaan Allah SWT juga. Kaya
percobaan, miskin pun percobaan, buruk dan baik semuanya adalah ujian. Kaya
atau miskin pun ujian. Kalau Allah SWT memberikan anugerah kekayaan
berlimpah-ruah. Selanjutnya ayat kedua yaitu QS. Fushshilat
[41]: 51, berkolerasi dengan ayat ayat sebelumnya yakni ayat 49 dan 50 yang
menjelaskan tentang keburukan manusia yang selalu menginginkan kenikmatan
berupa banyak rizki, badan sehat, keuntungan dan sebagainya. Akan tetapi, saat
telah dikabulkan keinginannya, manusia malah berpaling dari Allah SWT dan
menyombongkan diri. Kemudian saat kesedihan menimpa diri mereka, manusia baru
berdoa yang panjang-panjang. Tafsirnya membahas tentang ketika mendapat nikmat
kita akan berpaling daripada Allah SWT dan menjauhkan dari segala kegiatan yang
mana ini termasuk dalam kufur.
Subbab
selanjutnya yaitu tentang mengesampingkan akal pada QS. Al Mulk [67]: 10,
dengan munasabah pada ayat ayat 6, 7, 8, dan 9 dijelaskan bahwa suatu saat ada
rombongan yang masuk neraka dan ditanya mengapa mereka masuk ke dalam neraka?
Mereka kemudian berkata bahwa dahulunya saat diberi peringatan dan diingatkan
oleh Nabi dan Rasul mereka mendustakannya. Padahal di ayat 6 itu sudah diberi
peringatan akan azab Allah SWT dan seburuk-buruk tempat bagi mereka yang tidak
mempercayai Allah SWT dan kini mereka tidak bisa berbuat apapun keculi
penyesalan di masa lalu. Dengan tafsir apa yang dikatakan oleh Pemberi ingat
itu dengan baik kepada kami. Kami dengarkan baik-baik dan tidak kami tolak
begitu saja, kami pertimbangkan dengan akal yang waras, tidak menolak dengan
hawa nafsu saja.
Pembahasan
selanjutnya pada bab potensi negatif manusia ini yaitu QS. Asy- Syam [91]: 10
tentang mengedepankan nafsu al-Fujurah, dengan kolerasi ayat pada ayat
sebelumnya yaitu ayat 5 dan 6. Kita diperintahkan untuk memperhatikan matahari,
bulan, keindahan langit dan bumi yang menghampar luas yang kita tempati sekarang ini, kita diajak untuk
berfikir untuk apa dan siapakah yang menghamparkannya sedemikian rupa ini
sehingga manusia dapat hidup di dalamnya untuk menegaskan apa dan kepada siapa.
Datanglah ayat 7 untuk menjelaskan bahwa Allah SWT lah Sang Pencipta dan tidak
lain hanya untuk insan-Nya, kemudian diperkuat lagi dengan ayat 8 yaitu Tuhan
yang telah menyempurnakan langit dan menghamparkan bumi. Tuhan memberi manusia
ilham, akal dan budi pekerti supaya manusia bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk.
Tafsir
pembahasan yaitu menyatakan bahwa setiap orang diberi akal buat menimbang,
diberikan kesanggupan menerima Ilham dan
petunjuk. Semua orang diberi tahu mana yang membawa celaka dan mana yang akan
selamat. Itulah tanda cinta Allah SWT kepada hamba-Nya.
Kemudian
nafsu Al-Sawalah pada QS. Yusuf [12]: 18, dengan munasabah ayat 9 diceritakan
bahwa ada sebagian mereka (saudara Nabi Yusuf a.s.) yang mengusulkan agar Nabi
Yusuf a.s. dibunuh saja, atau dibuang yang jauh agar tidak dapat dicari lagi
oleh ayah mereka. Dan pada ayat 10 mereka mengusulkan lagi agar dimasukkan saja
Nabi Yusuf a.s. ke dalam sumur, dan setelah disepakati bersama usulan kedua
inilah yang kemudian dipilih. Mereka memasukkan Nabi Yusuf a.s. ke dalam sumur.
Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk menyampaikan kepada Nabi Yusuf a.s.
agar jangan berduka atas apa yang menimpanya saat ini. Karena kelak segala perbuatan mereka akan
terungkap juga.
Selanjutnya
QS. Yusuf [12]: 83, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yakni ayat 15 yang menceritakan tentang kisah Yusuf a.s. yang dimasukkan ke dalam sumur
oleh saudara-saudaranya. Kemudian ayat ini yaitu ayat 83 menceritakan tentang rasa kehilangan
Ya’kub a.s. (ayah Nabi Yusuf a.s.) yang masih terus mengingat anaknya, kemudian
nafsu Al-Lawwamah pada ayat ayat 2 merupakan kelanjutan dari ayat 1, yaitu
sumpah untuk percaya dengan hari kiamat dan kemudian dijelaskan dengan ayat
yang ke 2, yaitu bahwa bersumpah dengan sungguh-sungguh dan menyesal. Manusia pasti
selalu menginginkan yang lebih dari apa yang telah mereka miliki, namun pada
akhirnya mereka juga akan mati.
Subbab
selanjutnya yaitu potensi negatif manusia (sikap tergesa-gesa) pada ayat ayat
36 Allah SWT menggambarkan kebencian orang-orang kafir kepada Rasulullah SAW
yaitu mengejek-ngejek Rasulullah SAW. Maka pada ayat ini yaitu ayat 37 Allah SWT memperingatkan kepada
umat manusia untuk tidak tergesa-gesa melihat adzab orang-orang kafir
itu disegerakan. Selanjutnya yaitu subbab berlebih-lebihan dalam sandang,
pangan dan papan pada QS. Al A’raf [07]: 31, dengan munasabah pada ayat ayat 30
Allah berfirman tentang manusia yang tersesat dalam kepercayaan dan amalan
mereka. Maka
pada ayat ini yaitu ayat 31 Allah SWT bercerita
mengenai orang jahiliyyah yang masuk ke dalam Masjidil Haram dengan telanjang.
Munasabah kedua ayat ini terletak pada kesesatan dalam kepercayaan amalan
mereka.
Selanjutnya pembahasan
mengenai kufur, kurang apresiasi kepada Allah dan manusia yaitu pada QS. Al A’raf [07]: 10, mengenai
pembahasan kali ini berbicara tentang betapa sempurnanya bumi/ tempat hidup
yang telah Allah SWT ciptakan untuk manusia, sehingga tidak patutlah kita
mendurhakai-Nya, akan tetapi sebab sempurnanya dan teraturnya nikmat yang Allah
SWT berikan, manusia sampai lupa betapa besarnya nikmat kehidupan tersebut
sehingga sedikit yang bersyukur kepada-Nya. Maka ayat ini
adalah lanjutan dari ayat sebelumnya yaitu ayat 9 QS. Al A’raf [07] dijelaskan
bahwa orang yang hidup tidak baik (penuh dengan kesalahan) berarti hidupnya
kosong dan akan mendapat siksaan Allah SWT, ayat 9 ini sebagai penjelas dari
ayat 10 menggambarkan bahwa dalam kehidupan, manusia yang tidak pandai
bersyukur/ menyianyiakan nikmat-Nya maka hidupnya akan sia-sia.
Ayat kedua
yaitu pada QS. AS Saba’ [34]: 13, dengan munasabah pada ayat 13 ini QS. AS
Saba’ [34] berbicara tentang perintah bersyukur terhadap keluarga Daud a.s.
yang telah banyak menerima karunia Allah SWT seperti patuhnya jin-jin atas
perintah nabi Sulaiman a.s. yang banyak
membantu nabi Sulaiman a.s. dalam pembangunan di Istana, maka ayat ini adalah
penjabaran dari ayat sebelumnya yang menjelaskan lebih detail berbagai macam
nikmat yang diterima nabi Sulaiman a.s. seperti tersedianya angin untuk
kendaraan Nabi, proses pencairan tembaga dan lain-lain. Korelasinya yaitu kedua
ayat ini telah memberikan contoh betapa banyaknya nikmat yang telah Allah SWT
tumpahkan kepada manusia yang patut untuk disyukuri namun hanya sedikit dari
kita yang benar-benar bersyukur.
Kemudian ayat
terakhir pada pembahasan kufur ini yaitu QS. Al Hajj [22]: 66 dengan munasabah
menjelaskan tentang sirkulasi kehidupan manusia berawal dari penciptaan kita di
dunia hingga ajal menjemput kemudian dibangkitkan kembali pada hari kiamat, dan
itu merupakan nikmat besar dari Allah SWT yang patut disyukuri, ini merupakan
lanjutan penjelasan dari ayat sebelumnya yaitu ayat 65 bahwa selama hidup di
dunia, sebenarnya Allah SWT telah menyediakan kekayaan di bumi untuk manusia
dengan mengatur keseimbangan alam, semata-mata bukti belas kasihan sang
Pencipta kepada kita. Relevansinya terdapat pada kedua nikmat besar tersebut,
namun manusia lupa dari mana asal mereka dan bagaimana akhir hidup ini yang
membuat manusia menjadi kufur dan banyak yang mendurhakai Allah SWT (tidak
bersyukur).
Selanjutnya
bab terakhir dari pembahasan ini yaitu bab prinsip-prinsip bimbingan konseling,
yang pertama subbab bersemangat atas landasan panggilan agama pada QS. Al
Fushshliat [41]: 31, ayat 31 QS. Al Fushshliat [41] merupakan sambungan bisikan
dari malaikat yang pada ayat sebelumnya yaitu ayat 30 yang menjelaskan tentang
ketetapan pendirian seseorang bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan malaikat akan membisikan kepadanya
bahwa kelak akan dimasukkan ke surga, dan didilanjutkan pada ayat 31 ini,
mengenai bisikan malaikat itu bahwa orang yang beristiqamah akan dijamin
perlindungan dari malaikat di dunia dan akhirat dengan izin Allah SWT serta
jaminan apa yang dia inginkan di surga yang bersifat jasmani maupun rohani
selama manusia tersebut tidak memutuskan hubungannya dengan Allah SWT.
Adapun
tafsirnya membahas sambungan bujukan malaikat-malaikat itu bahwasanya dengan
izin dan perintah dari Allah SWT mereka memberikan jaminan perlindungan bagi
orang yang teguh memegang pendirian bertuhan kepada Allah SWT itu, baik semasa hidupnya
di dunia apalagi pada kehidupan lanjutan di akhirat kelak.
Subbab
selanjutnya yaitu menegani motivasi persaudaraan dan tolong menolong pada QS.
Al Hujurat [49]: 9-10, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 8, Allah SWT menyatakan
bahwa orang bijak dalam suatu masyarakat adalah nikmat-Nya yang paling membawa kebahagiaan bagi seluruh
manusia. Maka pada ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman (termasuk
orang yang bijak) untuk mendamaikan kedua golongan yang saling bermusuhan semata-mata
hanya untuk keridhaan Allah SWT dan bentuk rasa persaudaraan antar sesama muslim.
tafsirnya yaitu membahas mengenai perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman yang ada perasaan
tanggung jawab, apabila mereka
dapati ada dua golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu
berkelahi, dalam ayat ini disebut iqtatalu yang dapat diartikan
berperang, hendaklah orang beriman yang lain itu segera mendamaikan kedua
golongan yang berperang itu.
Kemudian ayat
pada QS. Al Maidah [05]: 2, dengan berkolerasi pada ayat
sebelumnya yaitu ayat 1, Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk
memenuhi segala janji demi ketaqwaan kepada Allah SWT dan membentuk masyarakat
yang saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan tidak dalam permusuhan. Maka
pada ayat 2 ini Allah SWT menekankan umat manusia sekali lagi untuk saling
tolong atas dasar taqwa kepada-Nya. Menekankan tentang pentingnya takwa. Dan
memberi peringatan lagi di ujung ayat bagaimana pintarnya manusia mengelak dari
satu janji di dunia ini, namun perkaranya akan dibuka sekali lagi di akhirat,
dan kesalahan akan mendapat siksaan yang setimpal.
Subbab
selanjutnya yaitu memberi kemudahan, tidak menyulitkan atau memberatkan klien
pada QS. Al Baqarah [02]:185, tafsir menjelaskan agar pada bulan Ramadhan itu
memperbanyak ibadah, shalat tarawih (qiyamul-lail) memperbanyak
membaca al-Quran dan memperhatikan huruf-hurufnya (tadarus) dan
memperbanyak pula perbuatan baik, bersedekah, memberi makan fakir miskin,
menjamu, walaupun hanya seteguk air, sebutir kurma, sepiring nasi. Kemudian
ayat kedua yaitu dari QS. Al Hajj [22]:78, dengan munasabah ayat sebelumnya (ayat 77) Allah
SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan amal sholeh
seperti ruku’, sujud dan menyembah Allah SWT dan berbuat kebaikan. Dan pada
ayat ini Allah SWT memberikan tips kepada orang mukmin mengenai amal perbuatan yang
paling mulia yaitu berjihad terhadap dirinya sendiri. Pada ayat 77 orang
mu’min disuruh meneguhkan ibadah, ruku’ dan sujud dan shalat dan berbuat
baik, hal ini disebabkan supaya jiwa
kita yang lemah ini dapat menjadi kuat untuk menghadapi jihad yang berat
itu.
Selanjutnya
ayat ketiga dari QS. Thaha [20]: 1-3 Ayat ini merupakan penjelasan
dari Surah Maryam ayat 97-98 yang berbicara tentang Allah SWT menurunkan
al-Quran dalam bahasa nabi SAW. (bahasa Arab) hal ini disebabkan supaya
memudahkan nabi SAW dalam menyampaikan kabar gembira bagi orang yang bertakwa dan dapat
memberi peringatan kepada kaum yang membangkang.
Subbab
selanjutnya yaitu tentang memberi nasehat secara tertahap pada QS. Al-Furqon [25]:32, dengan
munasabah pada ayat sebelumnya, yaitu ayat ke 30 dijelaskan bahwasanya kaum
kafir mengabaikan al-Qur'an. Dan di ayat 32 ini kemudian diterangkan bahwasanya
orang-orang kafir itu mengabaikan al-Qur'an dengan (cara) menentang sistematika
turunnya (al-Qur'an) yang secara berangsur-angsur, dengan tafsir Pada ayat 32 dibayangkan lagi usul kaum
kafir itu agar al-Qur'an itu diturunkan sekaligus saja.
Subbab selanjutnya yaitu menjaga kehormatan setiap individu pada QS.
Al-Isra’ [17]:70 Ayat ini berbicara tentang kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada anak
cucu Adam dan nikat-nikmat yang Allah SWT telah berikan kepada manusia.
Sebagaimana ayat-ayat sebelumnya yang menjelaskan kemulian yang diterima
manusia itu berasal dari Allah SWT. Kalau Allah SWT menghendaki
umat manusia menjadi hina, maka mereka akan menjadi hina, hanya Allah SWT-lah
yang maha penolong dan pelindung bagi manusia.
Selanjutnya yaitu persuasif, tidak
mendikte atau memaksa pada QS. Al-Baqarah [02]:256, memiliki munasabah berkolerasi
dengan ayat 256 ini Allah SWT mengatakan bahwa tidak ada
paksaan dalam agama (Islam) ini. Ayat ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya, yaitu
ayat 254 yang memerintahkan untuk menginfaqkan sebagian dari harta-harta kita
sebelum tiba hari di mana tidak ada lagi tawar menawar (dalam hal syafaat),
maksudnya adalah Allah SWT menawarkan kepada orang-orang beriman untuk berinfaq
dan dalam hal ini (infaq), tidak
dipaksakan untuk melakukannya, dengan kata lain bersifat anjuran (bukan
kewajiban), pada tafsirnya membahas tentang suatu tantangan kepada manusia,
karena Islam adalah benar. Orang tidak akan dipaksa memeluknya, tetapi orang
hanya diajak berpikir. Asal berpikir sehat, dia pasti akan sampai kepada Islam.
Tetapi kalau ada paksaan, mestilah timbul perkosaan pikiran, dan mestilah
timbul taqlid. Manusia sebagai orang seorang akan datang dan akan pergi,
akan lahir lalu akan mati. Tetapi pikiran manusia akan berjalan terus.
Penilaian manusia atas agama akan dilanjutkan dan kebebasan berpikir dalam
memilih keyakinan adalah menjadi tujuan dari manusia yang telah maju.
Selanjutnya yaitu tentang
dialogis, memberi kesempatan berpikir pada QS.
Shaffat [37]:102, memiliki munasabah dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 101,
Allah memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim bahwasanya ia (Ibrahim) akan
mempunyai anak yang sangat sabar. Dan pada ayat 102 ini Allah menjelaskan
kesabaran anak Ibrahim ketika hendak disembelih, Nabi Ibrahim memberi
kesempatan untuk berpikir kepada anaknya. Di sinilah terlihat kesabaran anak
Ibrahim, yaitu ketika ia (anak Ibrahim) berkata: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar.”
Subbab selanjutnya yaitu
menggunakan kata yang lembut, mengesankan dan menyemangati, yang pertama pada QS. Thaha [20]: 44, dengan munasabah Pada ayat sebelumnya yaitu ayat 43
dijelaskan bahwasanya Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. diperintahkan untuk
menghadap (berdakwah) kepada Fir'aun, karena Fir'aun sudah sangat melampaui
batas, dan dijelaskan pula bahwa Fir'aun ini mempunyai watak yang sangat keras.
Dan kemudian pada ayat 44 ini, Allah SWT menjelaskan bahwa untuk menghadapi
Fir'aun yang keras itu, haruslah berbicara dengan kata-kata yang lemah lembut
dengan harapan agar Fir'aun sadar atau takut, ayat selanjutnya yaitu QS. Al-Isra’
[17]: 28, dengan munasabah ayat sebelumnya yaitu ayat 26, Allah SWT
memerintahkan
untuk memberi (berinfaq) kepada kerabat-kerabat serta orang miskin atau yang
membutuhkan serta tidak berlaku boros terhadap harta (dalam berinfaq), dan pada
ayat 28 ini Allah SWT memerintahkan kita untuk berkata kepada mereka dengan
perkataan yang baik serta lemah lembut agar mereka (orang yang tidak diberi)
tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kita.
Selanjutnya yaitu QS. Al-Muzammil [73]: 5, dengan munasabah ayat
sebelumnya yaitu ayat 4, Allah SWT memerintahkan kita untuk membaca
al-Qur'an secara perlahan, karena al-Qur'an merupakan perkataan yang berat,
sebagaimana dijelaskan pada ayat 5 ini. Selain itu, agar kita mudah memahaminya, maka harus dibaca secara perlahan. Ayat selanjutnya yaitu
QS. Al-Ahzab [33]:70 dengan munsabah pada ayat sebelumnya yaitu ayat 69, dijelaskan bahwa
kaum Nabi Musa a.s. memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak benar kepadanya (Musa
a.s.). Lalu pada ayat 5 ini Allah SWT memerintahkan
kepada orang beriman untuk bertaqwa dan berkata dengan perkataan yang tepat,
tidak mengada-ada ketika berkata-kata. Ayat ini diperingatkan janganlah sampai umat Muhammad SAW
meniru Bani Israil yang menyakiti Nabi Musa a.s itu. Kalau berkata pilihlah
kata yang tegas, tepat, jitu dan jujur. Pada ayat selanjutnya
dijelaskan oleh Allah SWT faedah memilih kata yang tepat itu.
Ayat selanjutnya pada pembahasan ini yaitu QS. An-Nisa [4]:5 dengan munasabah ayat sebelumnya, yaitu pada ayat 2 Allah SWT memerintahkan kita untuk memberi kepada anak yatim (yang sudah baligh),
dan kemudian pada ayat 5 ini dijelaskan bahwasanya tidak boleh memberi (harta)
ke sembarang anak yatim. Anak yatim yang layak diberi dalam ayat 5 ini yaitu
anak yatim yang sudah baligh, karena mereka dapat mengatur harta itu. Akan
tetapi dalam memberi itu kita juga diajarkan etika-etikanya, yaitu ketika kita
memberi dianjurkan untuk berkata dengan perkataan yang baik-baik serta lemah
lembut.
Ayat
selanjutnya yaitu QS. An-Nisa [4]:63, Pada ayat 63, Allah SWT
memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk berpaling dari
(perkataan-perkataan) orang-orang munafik dengan memberi nasihat yang berkesan
untuk mereka (orang munafik). Ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya,
yaitu ayat 62 yang menerangkan bahwa orang-orang munafik itu berusaha
menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW.
Subbab selanjutnya yaitu meyakinkan solusi masalah dengan dzikir, istighfar, taubat dan sebagainya
dan membiasakan kebaikan pada QS. Ar-Ra’d
[13]:28-29, dengan munasabah ayat sebelumnya yaitu ayat 26, Allah SWT menyampaikan bahwa Ia akan
meluaskan rezeki kepada yang dikehendakinya. Dan pada ayat 28, Allah
SWT menjelaskan
bahwa orang yang dikehendaki-Nya adalah orang-orang yang selalu mengingat-Nya. Dan kemudian Allah SWT
melanjutkan
pada ayat 29, bahwasanya bagi orang-orang yang selalu mengingat-Nya akan diberi kebahagiaan
di dunia dan akan diberi tempat kembali yang baik (syurga).
Tafsir pada ayat ini dijelaskan kepada kita bahwa iman adalah menyebabkan senantiasa ingat ingat
kepada Allah SWT, atau zikir. Imam menyebabkan hati kita mempunyai pusat
ingatan atau tujuan ingatan. Dan ingat kepada Allah SWT itu menimbulkan
tentram, dan dengan sendirinya hilanglah segala macam kegelisahaan, fikiran
kusut, putus asa, ketakutan, kecemasan, keragu-raguan dan duka cita.
Ketentraman hati adalah pokok kesehantan rohani dan jasmani. Ragu dan gelisah
adalah pangkal segala penyakit. Orang lain kurang sekali dapat menolong orang yang meracun hatinya sendiri dengan
kegelisahan. Kalau hati telah ditumbuhi penyakit dan tidak segara diobati
dengan Iman, yaitu iman yang menimbulkan zikir dan zikir
menimbulkan thuma’ninah, maka celakalah yang menimpa. Hati yang telah
sakit akan bertambah sakit. Dan puncaknya segala penyakit hati adalah kufur
atas nikmat Allah SWT.
Ayat selanjutnya yaitu QS.Nuh [71]: 10-12 memberikan pengajaran bahwasanyaapercaya kepada hukum Allah SWT
dan Rasul SAW janganlah separuh. Dalam masyarakat kita sekarang, kita telah
mengakui beragama Islam. Tetapi misalnya kalau kehilangan suatu barang,
janganlah datang kepada tukang tenun tunjukan siapa yang mecuri barang itu.
Islam berintikan Tauhid, sekali-kali tidaklah mau dicampuri dengan
kepercayaan-kepercayaan syirik, mempercayai jibti dan thaghut,
kepada kubur dan kayu, kepada batu dan tukang ramal. Dan jangan pula dalam
ibadah menurut perintah Allah SWT, tetapi dalam urusan yang lain meniru
peraturan yang bukan bersumber dari Allah SWT.
Ayat selanjutnya yaitu QS.Al-Baqarah [02]: 45, 158, berkolerasi dengan ayat sebelumnya, yaitu
pada ayat 44 Allah SWT memerintahkan kita untuk shalat, ini menjelaskan
bahwasanya shalat adalah sebuah kewajiban. Dan shalat merupakan suatu kewajiban
yang sangat berat untuk dilakukan, sebagaimana pada ayat 45 yang menyatakan
bahwa shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
bersungguh-sungguh (khusyu’).
Ayat terakhir sekaligus penutup
pembahasan Tafsir BK ini yaitu QS.Al-Baqarah [02]: 153, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 152, Allah SWT memerintahkan agar kita selalu
mengingat-Nya karena jika kita mengingat-Nya, kita akan selalu diingat-Nya
pula. Dan pada ayat 153 ini Allah
menjelaskan cara kita mengingat-Nya adalah
dengan senantiasa sabar dan shalat, karena itu akan menjadi penolong.
Hem.... bacanya udah selesai belum?, atau bagian “2 silabus” ini anda
langkahi, hemm, selesai juga pembahasan silabusnya dari 2 lembar silabus
menjadi 8 lembar pembahasan tafsir ini, tapi ini belum seberapa loh teman-teman,
penjelasan pembuatan tafsir al-Azhar ini nanti dikisahkan di lembaran
berikutnya, di simak yah! itu membutuhkan perjuangan loh teman-teman, jangan
lupa dibaca.
Walaupun singkatan tafsir al-Azhar pembahasan tafsir BK di atas sedikit
rancuh karena penulis menyingkatnya sesingkat-singkatnya, tapi hasil tafsir
Al-Azhar dari kelompok kami ini benar-benar penuh perjuangan wahai
kawan-kawanku, di samping dari reverensi yang kami ambil yaitu dari kitab asli
tafsir Al-Azhar, ini sangatlah memberi kami peristiwa yang berkesan.
Terima kasi Profesor dan
Ustadz Ainul Yaqien atas tugas ini.
#-------------------- :) :) --------------------#
Keramaian
yang terlihat setelah keluar dari kelas intensif pagi itu selalu memberikan
keributan dan kesibukan tersendiri yang dilakukan mahasiswa(i) untuk mencari
kelas mata kuliah selanjutnya, tempat yang biasanya jadi tempat nongkrong para
wanita setelah intensif berakhir yaitu toilet kecil ngan 2 kamar mandi dan 1
cermin setengah badan yang bersandar di dinding kuning belakang pintu pada meja
tembok di sudut kamar mandi lantai 2 fakultas Dakwah UINSA itu menjadi rebutan
para wanita pada umumnya untuk melihat keadaan jilbab yang ia kenakan.
Begitupun
dengan para wanita di kelas kami yang membutuhkan hal itu, namun tidak semua
dari kami berkelakuan seperti itu, tentunya tujuan ke kamar mandi juga ada yang
ingin buang air kecil dan sebagainya tidak hanya mementingkan cermin di kamar
mandi itu. beberapa dari teman kami ada yang sedang berada di toilet saat itu
sedangkan Ustadz telah ada di kelas untuk memulai kelas pembelajaran, Ustadz
itu adalah asisten dari Dosen mata kuliah Tafsir BKI.
Kecil,
pendek (berdasar laki-laki pada umumnya), rambut hitam, berkemeja rapi tanpa
ada garisan dibaju biru muda yang beliau kenakan. Yah itulah sosok seseorang datang
bersama Prof. dan diperkenalkan oleh Bapak Dosen Prof. dengan gagahnya masuk ke
ruang kami dengan hentakan kaki yang menggemparkan dunia (alay banget, gak
segitunya kali... hehe), hentakan kedua kakinya dengan sepatu hitam berkilau
menyinari alam semesta yang terpasang dikedua kakinya (eh.. gak gitu juga
kali.. he) kami bertanya-tanya siapa sih sosok lelaki itu yang pak Prof.
kenalkan kepada kami.
Sebelum
berlama-lamaan di ruang D1. 203 kami pun memulai pertemuan hari itu dengan
do'a. Do’anya seperti ini, ini kami dapatkan saat osjur (orientasi Jurusan) dan
saat pengembangan di Pare, Kediri yaitu:
“Oh, our
God, forgive us and our parent’s.. oh, our God, forgive us and our parent’s,
bless them bless them bless them bless them as they care us since baby.. bless
them bless them bless them bless them AS they care us since baby.. ”
Ini
salah satu do’a sebelum belajar yang menjadi kerutinan kami dalam sehari-hari
yang kami dapatkan dari Osjur kemarin.
“Ya Allah give me relieved, make easy with my
matter. Ya Allah give me relieved, make easy with my matter.. Get my tongue to
be fluent and realized my words.. Get my tongue to be fluent and realized my
words..”
Ini
salah satu do'a yang kami baca sebelum belajar yang biasanya kami gunakan.
Beberapa
percakapan singkat telah berlalu antar kedua beliau gagah tersebut yang duduk
santai di kursi dosen berwarna hitam besi dan empuk membawa kesunyian di ruang
kelas kami, entah apa yang diperbincangkan sesaat itu, tapi terlihat sangat
serius dan penuh dengan makna, Prof. hanya menyampaikan kepada kami bahwa beliau
adalah asisten dosen dari mata kuliah ini.
“ooooooooooooooooooo.....”
serempak kami berkata ‘O’ tapi, di dalam hati masing-masing.
Setelah
Prof. mengamanahkan, mempercayakan dan memberikan kelas ini kepada si kemeja
rapi, maka kami makin keheranan akan sosok kecil dan berwibawa di depan kami
yang sekarang sedang duduk seorang diri.
“Assalamualaikum
Wr.Wb” ucapnya dengan lantang dan terdengar seperti seseorang yang sangat fasih
dan sudah terbiasa dalam berbahasa Arab.
“Waalaikumussalm
Wr.Wb.” serempak kami menjawab salam beliau dengan semangat pula.
Beliau
pun mengawali perkenalannya dengan menampilkan beberapa slide di atas
whiteboard sekitar 10 kaki dari permukaan lantai dan 1 meter dari kanan pintu
dengan pandangan kami yang sedikit ke atas untuk melihat slide power point yang
beliau tampilkan, Ainul Yaqien. Itulah sebuah nama, sosok yang dari tadi masih
terngiang-ngiang di telinga kami untuk segera mendengar namanya. Sosok
berkemeja rapi yang dari tadi kami hanya memanggilnya dengan sapaan beliau
beliau dan beliau. Mesir, mendengar kata Mesir pasti dibenak kalian adalah
universitas Al-Azhar atau kah piramida sebagai icon negara Mesir kan?? Benar
sekali, ustadz Ainul Yaqien adalah alumni tahun 2014 universitas Al-Azhar
jurusan tafsir Hadits dengan IPK 3,5. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami
anak B3 bisa diajar oleh ustadz yang telah berkecimpung di dunia belahan Timur
sana, lagi-lagi karena Prof. yang mempertemukan kami di sini dengan rencana
Allah yang sangat sempurna.
Beliau
memperkenalkan dirinya dengan bantuan slide yang ditampilkan dan ada beberapa
foto yang diperlihatkan juga ketika beliau sedang berjalan-jalan di beberapa
tempat di Mesir selama ustadz kuliah (statusnya sama dengan kita sekarang,
ustadz juga pernah kuliah dan menjadi seorang mahasiswa dan tentunya tidak lupa
untuk mengabadikan beberapa tempat yang ia kunjungi itu), dalam slidenya itu,
sangat banyak yang mengangumkan dari sosok beliau mulai dari namanya yang
sangat indah tertulis dislide itu, nama orangtuanya, prestasi yang sudah tidak
dapat dituliskan dipowerpoint karena saking banyaknya, profesi-profesi beliau,
dan masih banyak lagi.
Perkenalan
ustadz hari itu sungguh membuat hati kami rendah diri akan sosok beliau yang
patut dikagumi, selain dari prestasi dan kepandaian beliau, ada satu hal yang
membuat beliau untuk selalu semangat setiap hari dan membuat beliau selalu kuat
dalam menghadapi hidup ini (kata beliau sih gitu), yaitu orang tua tercintanya.
Beliau memposisikan orangtuanya sebagai penentu kedua dari takdirnya setelah
Allah SWT. mengapa demikian? Karena segala sesuatu tentu dengan bantuan, restu
dan ridho orang tua kita sendiri, yang pasti memberikan do'a yang baik kepada
anaknya. Rabu 18 Maret 2015 tepatnya pukul 07.07 AM ku menyimpan sebuah DP BBM
dari seorang teman sekelasku namanya BBMnya Khairunnisa Dhiafakhri, kata DPnya
saat itu seperti ini “Sepagi-pagi kita merencanakan hari masih lebih pagi orang
tua kita memikirkan kita”
Bagaimana
pun kita merencakan sesuatu untuk diri kita jauh hari, orang tualah yang sudah
sangat jauh memikirkan bagaimana kita memikirkan sesuatu itu kedepannya.
orang tua adalah superman yang bisa terbang
setiap saat untuk menolong anaknya
orang tua adalah malaikat yang terlihat, penuh
dengan kebaikan bagi anaknya
orang tua adalah android yang selalu ada untuk
kebutuhan anaknya
orang tua selalu ada untuk anaknya kapan dan
dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Perlu kita ketahui dengan do'a orang tua kita
pun akan menjadi sosok manusia yang sebenarnya dengan bantuan kasih dan
sayangnya kita akan menjadi manusia yang berakhlak. Do'a orang tua itu sangat
mujarab dan tidak ada tandingannya dan Allah SWT jualah yang menentukannya.
Terima kasih Ustadz atas wejangan-wejangannya
selama ini!
#-------------------- :) :) --------------------#
“Teman-teman
ini kitab AL-Azhar” ujar Tri Anita salah satu teman kelompok kami, meneriaki
kami dengan suara pelan saat kami sibuk-sibuknya mencari kitab Al-Azhar pada
tumpukan kitab di perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya. Puluhan-ratusan bahkan
mungkin ribuan susunan buku di rak-rak perpustakaan itu membuat anggota kelompok
kami serasa menjadi anak-anak mahasiswa yang pandai lagi cerdas banget dengan
mencari ke sana-kesini kitab yang dicarinya, dengan kesibukan masing-masing,
teman kami berusaha mencari no.panggil dari kitab Al-Azhar.
Di
mulai ada yang mencari dari tandon, ke komputer perpustakaan, bertanya ke
pegawai perpustakaan dan ada pula yang hanya tawaf mengelilingi rak-rak buku dan
tidak sadar apa yang sebenarnya ia lakukan dan apa yang sebenarnya ia cari.
Lucu
deh... saat teman kami semuaanya sedang berusaha mencari kitab itu, berbicara
mengenai sebuah kitab tafsir, rasanya kami sudah sangat dewasa dan sudah
semester tua, mencari-cari kitab Tafsir yang menjadi tugas kami itu. Setelah
teriakan Tri Anita tadi dan kami pun memanggil teman kami semua yang tadi sibuk
dengan pencariannya itu, kamipun berkumpul di dekat rak buku again dipojok
ruang kecil yang berada dilantai dua bagian barat dengan susunan lemari yang
rapi sebanyak 3 lorong, membuat kami seperti main petak umpat dengan mahasiswa
lain yang mencari kitab-kitabnya masing-masing.
Dengan
keramaian mahasiswa B3 BKI saat itu yang bersamaan ingin menyelesaikan tugasnya
secepatnya maka 3 kelompok dari kelas kami itu, pada hari itu juga pergi
mencari kitab Al-Munir dan kitab Ibnu Sina ke perpustakaan UIN Sunan Ampel
juga. Keributan mulai terjadi di sekitar tempat kitab beberapa Tafsir itu,
karena kitab tafsir berada dilemari yang berdekatan, bayangkan saja
teman-teman, dilantai II itu seperti sudah dikuasai kelas B3 BKI yang pindah ke
perpustakaan dengan sikap sombong masing-masing kelompok memperlihatkan
kesibukannya mencari kitab tafsirnya itu.
“ok...
teman, tahap pertama, cari semua juz dari kitab tafsir Al-Azhar, juz 1 sampai
30” ujarku
“silabinya
mana?” ujar Khairina kelelahan mencari silabinya.
“ini jus
1-2” teriak Dinda dan Norma secara bersamaan menemukan jus 1-2
“aku
dapat jus 6-7” ucap fiska dengan tenang
“Uuuuuuuuusssssssssttttttttt”
berbisik egha dengan menundukkan kepala sedikit lebih rendah untuk memberikan
simbol ke teman-teman bahwa kelompok kita (kel. Al-Azhar) yang paling ribut dan
sangat ramai saat itu.
Kami pun
menenangkan perlahan-lahan proses pencarian kitab kami saat itu, namun, saat
pencarian pertama kali kedua kaum adamdari kelompok kami tidak hadir karena alasan
tertentu. kami pun mencarinya dengan teman kami dari kaum hawa, yah mengertilah
kalau kaum hawa bertemu minta ampun deh, suaranya sangat berisik, begitulah
saat itu, namun dari keributan, kekocakan, namun keseriusan kami juga mencari
kitab tafsir itu akhirnya kami menemukan semua kitab berdasarkan ayat dan surah
dari tugas tafsir itu dari silabi yang Khairina pegang.
Pencarian
setengah hari itu di perpustakaan, sangatlah lelah ditambah lagi dengan
kebingungan kami saat ingin mengkopi beberapa kitab yang ada diantaranya tidak
dapat dibawa pulang karena memiliki no.panggil kitab yang dilarang untuk
dipinjam. Okelah.... kami mengkopi di sini beberapa dari kitab itu, namun ada
pula yang kami pinjam dan dibawa pulang ke Pesmi.
Sistem
pengerjaan tugas tafsir ini untuk pertama kalinya yaitu, dengan membagi tugas
menjadi 5 kelompok dari teman kami sebanyak 10 orang masing-masing mendapatkan
bagian seperlima dari pembagian silabi itu, kemudian masing-masing anggota
mengetik dari tafsir yang didaptnya dari silani itu, dengan menambahkan
munasabah dan kesimpulan dari pemikirannya terlebih dahulu, setelah beberapa
hari (kurang lebih 9 hari), kami pun berkumpul untuk menggoreksi bersama
mengenai penambahan dari kelima kelompok pembagian itu untuk mendiskusikan munasabah
dan kesimpulan yang kami buat. Selain dari mengoreksi penambahanitu, kami juga
menyempatan untuk melihat-lihat jika terdapat kesalahan dari pengetikan tafsir
dari kitab aslinya.
Setelah
pertemuan pertama untuk mengoreksi munasabah dan kesimpulannya, namun hari itu
tidak bisa diselesaikan keseluruhan maka Minggu depan kami mengadakan pertemuan
lagi setelah masuk pertama kali di kelas untuk mendiskusikan bab pertama pada
matakulaih tafsir BK itu, setelah diskusi pertama di kelas pada hari itu, 2
hari setelahnya kelompok kami mengadakan pertemuan kedua untuk membahas
bagaimana sih munasabah itu yang baik, saudara kami pun yang bernama Nanang
Supratna memberikan arahan mengenai munasabah yang baik itu.
“begini
loh teman-teman...... blablablablabla” dan seterusnya.... ujar nanang dengan
penjelasan yang sangat panjang.
Kami pun mengangguk dan saat itu pun kami
mengulang atau memperbaiki dari munasabah yang telah kami perbuat untuk diskusi
di kelas Minggu depan pada matkul ini, masing-masing kami pun memberikan
pendapatnya mengenai munasabah dan kesimpulannya mengenai ayat yang dibahas,
akhirnya dari hasil mufakat kelompok kami, akhirnya kami memiliki beberapa
hasil munasabah dan simpulan yang baik dan lebih rapi dari sebelumnya, yang
siap kelompok kami ajukan dan presentasikan pada diskusi di kelas Minggu depan,
al-hasil saat diskusi minggu itu, kelopok kami diberi apresiasi oleh Ustadz
Ainul Yaqin, asisten dosen Prof. pada matakuliah itu, bahwa hasil munasabah
kami benar dan lebih baik dari sebelumnya.
“Alhamdulillah”
serempak kami teriak saat ustadz mengatakan pujian itu.
Teman-teman
sekelompok kami pun menyadari akan hikmah dari kerjasama kelompok hari itu,
sungguh benar akan ada hasilnya jika kita serius dalam melakukan sesuatu. Akan
tetapi, disayangkan karena diskusi seperti itu hanya dapat kami lakukan dua
kali selama diskusi kami sebanyak 7 kali, selain itu kami hanya membahas
pengeditan atau sistematika penulisan dan membaca bersama isi dari tafsir
tercinta kita itu.
Banyak
kejadian yang menakjubkan saat kami melakukan diskusi sebayak 7 kali itu,
diantaranya ada salah satu pertemuan yang membuat salah satu dari teman kami
menangis sebab dimarahi oleh teman kami yang lain karena bercandanya yang
kelewatan, namun itu hanyalah dipandang satu mata mengenai kejadian atau
kelakuan teman kami yang menangis itu, karena teguran yang tegas dan
mengeluarkan suara yang besar, maka teman kami menangis dan suasana diskusi
pada hari itu menjadi tegang, ada pula kejadian di mana teman kami merasa tidak
enak badan namun tetap memaksakan dirinya untuk ikut berdiskusi pada hari itu
sehingga beberapa saat ia pun pingsan atau dikatakan sangat lemahlah saat
diskusi sore itu sehingga ia izin untuk istirahat di asrama, tidak lama kemudian,
Maghrib itu pula teman kami yang lemah itu masuk di Rumah Sakit dan di opnama
Maghrib itu juga. Lekas sembuh teman!
Ada
kejadian juga, hari di mana kami mengadakan pertemuan malam hari dan saat kami
berjalan menuju tempat diskusi “busssstttt” kaki salah satu teman kami
tenggelam di suatu genangan air dengan lumpur yang sangat kotor akibat hujan sore
tadi, membuat teman sekelompok kami malam itu menertawakan teman kami yang
dapat musibah malam itu. Sangat banyak kejadian-kejadian yang telah kami lewati
bersama demi menyelesaikan tugas itu. Mengenai diskusi-diskusi di kelas dari
kelompok kami telah membagi pembagian tugas agar pembacaan munasabah atau pun
kesimpulannya bergiliran untuk setiap anggota.
Diskusi
pada mata kuliah ini pun berjalan sebanyak 6 kali dalam pembahasan tafsir ayat
bimbingan konseling Islam. Setiap diskusi pun memberikan kesan berbeda setiap
pertemuan yang memberikan berbagai macam pesan.
Terima kasih Prof. & Ustadz atas
partisipasinya !!
#-------------------- :) :) --------------------#
“........nada
alarm handphoneku........” ringtone lagu korea yang sangat ribut itu memberikan
tanda untuk segera bangun dari tidurku untuk beranjak dari kasur empuk
tercintaku itu, dan bersiap-siap untuk mandi setelah membereskan kasur kemudian
melaksanakan shalat subuh dan menyempatkan untuk membaca sebagian tafsir
lanjutan bacaan ku semalam sebelum tidur.
“Bacaanku
ini harus selesai sebelum berangkat intensif” ucapku dalam hati sebagai kunci
jadwal dan targetku pagi ini yang harus kulakukan.
Semangat
Naimaa..!! to day is the first examination on matkul Tafsir BK.
Ujian
kami pertama ini membahas kewajiban-kewajiban dakwah surah Ali Imran ayat 104
sampai pembahasan surah Al-Anbiya’ 107 dan ujian kami saat itu berorientasi
pada Tafsir Al-Munir yang menjadi reverensi dan patokan untuk ujian kali ini,
sama halnya, menurut saya, segala sesuatu yang pertama itu pastinya menegangkan
namun ada kepuasan tersendiri juga, begitupun dengan ujian kali ini sangat
menegangkan.
Pagi itu
setelah ku wajibkan diriku untuk menyelesaikan bacaan tafsir yang telah ku
print itu untuk segera ku baca, alhamdulillah target pagi itu bisa terlaksana.
Aku pun berangkat ke fakultas untuk mengikuti intensif bahasa Arab, dengan
kertas tafsirku itu tidak lupa ku taruh di dalam tas. Jam pun menunjukkan pukul
07.35, -10 menit lagi kami keluar dari ruang intensif bahasa Arab itu dan
langsung disambung untuk ujian tafsir BKI hari itu untuk ujian pertama kali
pada matkul ini, karena ruangan intensif kelas saya yang bertempata disampiing
ruang kelas Tafsir BKI, maka saya hadir cukup awal dibanding teman-teman yang
kelasnya jauh dari ruang belajar kami.
Ujian
hari itu pun di mulai, dengan gagahnya si kemeja rapi itu masuk ke ruangan
ujian untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan Benar Salah “BS”, pagi itu pak Prof.
menyempatkan untuk hadir pada ujian kami itu walaupun beliau hadir pada
pertengahan jam kuliah waktu itu, namun bapak sebagai seorang Dosen terkenal
itu, sangatlah menghargai mahasiswanya untuk menghadapi ujian pertamanya.
Ujian
itupun di mulai dengan pembacaan pertanyaan BS dengan suara lembut Ustadz Ainul
Yaqin si kemeja warnah merah tua rapi bersih dan so clean yang ia kenakan hari
itu. Telah memberikan gambaran kepada kami dan kami menyimpulkannya bahwa
soal-soal pada ujian hari ini benar-benar sudah disiapkan beliau semantap
mungkin, yah... mau bagaimana lagi kami pun merasa soal ini akan sulit, namun
bagi yang sudah belajar dan memahaminya benar-benar lengkap dan tidak ada satu
kata pun yang ia lewatkan untuk pemahaman soal seperti soal BS ini, insya Allah
akan berjalan dengan benar.
Proses
ujian pun dihentikan sebentar, karena ada dari teman kami yang kurang mendengar
suara Ustadz yang sangat lembut itu yang menjadi pemahaman kami kurang sempurna
mengenai pertanyaan yang dibacakan, Prof. pun memberikan kesempatan kepada kami
semua untuk mengomentari cara dan teknik Ustadz dalam membacakan pertanyaan BS
itu agar sistem ujian-ujian kedepannya berjalan sesuai dengan harapan kami dan
tidak adanya halangan lagi.
Kami pun
sempat heran, rasanya aneh untuk mengomentari Ustadz di depan Prof, rasanya
kurang sopan namun, kami pun mengomentarinya tidak lain untuk kesempurnaan pembacaan soal itu sendiri
dan ujian kami selanjutnya. Setelah pengomentaran selesai maka, ujian pun
dilanjutkan dengan Susana tenang dan Ustadz mebacakannya dengan bacaan yang
lantang dan jelas tanpa ada teguran atau omelan dari teman kami, beberapa saat
kemudian. Pembacaan jawababn benar atau salah dari 40 nomor ujian pertama itu,
1. B, 2. S, dan seterusnya....
Selesai
pembacaan jawaban pun kami mengkalikan jumlah jawaban kami yang benar dengan
angka 2.5, berhubung karena jumlah no, jawabanku yang benar pada ujian pertama
itu sebanyak 34 yang benar maka jumlah akhir nilai ku pada the first exam kali
ini yaitu 85. Alhamdulillah... yah beginilah hasil usahaku untuk ujian kali
ini, tidak perlu dikecewakan karena inilah yang telah ku usahakan sendiri,
inilah kemampuanku, semua akan ada pelajarannya.
#-------------------- :) :) --------------------#
“Berbuka
dengan yang manis... teh botol sosro” nada iklan di TV
TEH
BOTOL, yah ini adalah salah satu yang menjadi icon ustadz Ainul Yaqien setiap
masuk ke kelas kami. Lucu deh, kok teh botol yah?.
Ceritanya
begini....
Pagi
cerah, cahaya hangat menyinari titik di ruang kelas kami B3 ketika salah satu
tema kami menyenggol gorden kelas sebagai tirai penutup cahaya silau matahari
yang sangat terang, sehingga jika sedikit saja senggolan terhadap tirai itu,
maka akan menjadi pusat perhatian dari kelas kami karena cahaya terang yang
tiba-tiba bersinar di ruang itu.
“semoga
cahaya matahari itu bagaikan cahaya jawaban yang ada di pikiranku pada ujian
kali ini” kata hatiku membisikkan padaku.
Seperti
biasanya Minggu ini kami melaksanakan ujian Tafsir BK lagi.
“Ustadz
repeat again....” teriak salah satu teman kami yang terganggu dengan keributan
teman disampingnya sehingga meminta ustadz untuk mengulangi pembacaan soalnya.
“Ulang
ustadz....” teriak salah satu teman kami
“Jangan
ribut dong teman.... suara ustadz terdengar enggak jelas nih” menegur salah
satu teman kami. Begitulah kondisi kelas kami ketika ujian, teriak sana teriak
sini karena kefokusan kami terkadang hilang dengan keributan kami sendiri.
Ketika
kelas kami mengadakan ujian dengan lancarnya ustadz membacakan soalnya dari
nomor 1 sampai 40 dengan suara yang keras dan jelas, kami pun menyimaknya
dengan seksama agar tidak terkeco dengan pengeco-pengeco yang ustadz buat pada
soal itu. 37 menit pun berlalu ustadz membacakan soal BS (benar atau salah) itu
dan diselingi dengan jawaban kami masing-masing.
Saatnya
penentuan.....
Yah...
setelah menjawab soal, saatnya untuk pembacaan kunci jawaban dari ustadz
sendiri dan jawaban kami diperiksa oleh teman sebelah kami.
“dug..dug..dug..”
detakan jantung mahasiswa(i) kelas B3 BKI pagi itu terdengar di seluruh sudut
ruang yang membuat dinding ruang itu retak. (enggak lah... masa sih, alay
banget, santai aja, kan semuanya sudah terukur dari usahanya teman-teman.
heheh)
1.
OøOÎ)
2.
B
3.
S
4.
S
5.
B
6.
S
7.
ضلال
8.
S
9.
S
10. الناس لايعلمهن
11. السمع والابصر والافئدة
12. S
13. S
14. S
15. S
16. S
17. خلق السماوت والارض
18. لاختلاف اليل والنهار
19. يذكرون الله قيام وقعودا
20. S
21. ان الذين امنواليعمروقوم منقوما
22. ولا تلبسوا انفسكم
23. B
24. S
25. S
26. B
27. اجتنبوا ظن
28. ان العسر احدكم
29. A
30. في السراء والضراء
31. الذين ينفقون في السراء والضراء والكظمين الغيظ
32. S
33. S
34. S
35. S
36. B
37. S
38. B
39. B
40. S
Setelah
memeriksa jawaban teman masing-masing, maka ustadz pun menyebutkan nama kami
satu persatu dan yang memeriksa lembar jawaban kami menyebutkan hasilnya.
Setelah semuanya disebutkan maka yang menjadi nilai tertinggi pada ujian kedua
itu adalah Lia Lutfiana Febriyanti dan terendah Syarif Hidayatullah. Pada hari
itu ustadz sengaja membawa beberapa minuman dari rumahnya dan memang berniat
untuk memberikan minuman itu kepada mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi
dan terendah pada ujian kedua kali itu.
Yah
tentunya Lia dan Syarif yang mendapatkan teh botol itu, dengan memberikan
motivasi dari ustadz kepada kedua teman kami itu untuk mempertahankan dan
meningkatkan belajarnya. Pemberian ustadz saat itu menjadikan pertemuan hari
Senin itu menjadi berkesan karena teh botol yang diberikan ke syarif dengan
keunikan dan sikap sedikit aneh sehingga membuat kelas kami saat itu bersorak
akan teh botol tersebut.
Kejadian
hari itu menjadi tradisi di kelas kami ketika ustadz yang mengisi mata kuliah
tafsir BK dengan selalu meminta teh botol kepada ustadz setiap kali ada teman
kami yang memiliki nilai tertinggi walaupun kami tahu bahwa ustadz sebenarnya
tidak membawa teh botol lagi di hari-hari selanjutnya. Kejadian itu juga
melekat sehingga setiap kali ada teman kami yang dapat menjawab pertanyaan atau
soal sulit dari ustadz Ainul Yaqien, kami pun dengan serempaknya meminta teh
botol kepada ustadz.
“Teh
botol ustadz... teh botol ustadz..” bersamaan kami meminta teh botol kepada
ustadz.
Walaupun
itu terdengar kurang sopan tapi kami dan ustadz menjadikan hal itu bahan
candaan yang menghibur kami dengan kekonyolan itu, sangat banyak hal yang
menjadi tradisi ataupun melekat dikeseharian teman kami semenjak ustadz
bergabung di kelas kami untuk mengajar, selain kedua hal di atas, setiap kami
kumpul atau pun ada kajian-kajian lain di luar dari kampus saat ada pertanyaan
yang dapat terjawab pasti teman-teman mintanya teh botol dan teh botol.
Terkadang itu menjadikan forum oranglain menjadi terganggu dengan keributan
teman kami itu.
Teh
botol sosro bersama ustadz Ainul Yaqien menambah satu hal kreatif kelas kami
dimanapun kami berada dan terasa setiap kami menyebut teh botol, maka teringat
kami kepada keramahan ustadz pada kami semua.
Pada
hari teh botol itu juga, ustadz Ainul Yaqien pernah berkata bahwa kami semua
adalah anak-anak yang cerdas, pandai dan tentunya beruntung, kami tidak boleh
menyianyiakan kesempatan ini, dengan nikmat yang telah Allah SWT limpahkan ini,
kita patut syukuri dengan rajin belajar.
Semangat belajarnya kawan-kawan, mari banggakan
orang tua kita masing-masing !! J
Kepanikan hari itu benar-benar membuatku terdiam lama
sebab pemikiranku yang tak karuan, pukul 05.35 Hpku berdering menandakan ada
seseorang menelpon, dengan kesibukan dipagi hari sebelum berangkat kuliah, saat
itu sangat sulit bagiku untuk mengangkat telephone karena aku mendapat giliran
mandi belakangan sebab air di pesmi (Pesantren Mahasiswi) sempat kehabisan yang
menunda waktu mandiku cukup molor, namun dengan kehabisan dan penundaan air di
tandon yang habis itu, maka aku mengangkat telephone tersebut dengan suasana
tenang, semangat pagi dan suasana hati yang cukup resah entah itu sebabnya apa.
Tapi, kututupi dengan semangat pagiku hari itu. Akhirnya ku angkatlah telephone
itu yang dilayar hpku tercantum nama Aa Ummi dengan penuh semangat ku
mengangkat telponnya.
“Halo, Assalamu’alaikum...” ujarku
“yah, Waalaikumussalam...” jawab ibuku
“iye,
kenapa ki atta?(artinya: iya, ada apa ibu?)“ jawabku dengan keheranan (atta; panggilan
ibu dikeluargaku)
“ima
nak, sudah je tadi bilang ademu e’ na bilang i sakit i gare nah disana
(artinya: kata ademu, sekarang dia lagi sakit di pondoknya)” dengan suara
gemetar ibuku menyampaikan hal itu.
“aaa ???
sakit apai’ atta ? kapan ?” balasku dengan panik
“katanya
sakit i, tapi sudah tadi saya tanya ustadznya na bilang sakit hepatitis i
nak..., pergi lalo ki liat i ade’mu kalau ada waktumu nak (artinya: adikmu
sakit, terus kata ustadznya adikmu itu sakit hepatitis, nanti kalau ada waktu pergi
jenguj adikmu yah)” semakin kecil suara telpon ibuku sebab tangisan
terseduh-seduh dikampung halamanku disana yang sangat merindukan adikku yang
menjadi anak bungsu dari 5 saudaraku itu.
“iye
atta.,, iye atta, insya Allah pulangku nanti dari kuliah, pergi ka ke sana”
ujar ku segera dengan suara yang meyakinkan ibuku bahwa nanti sehabis kuliah
aku akan pergi menjenguk adikku di pondok pesantren Sidogiri, Pasuruan.
“iya
pale nah nak... eh, na bilang tadi ustadznya, bukan di Pasuruan i’ sakit tapi
dibawa mi ke Madura, Bangkalan untuk berobat” jawab ibuku memperjelas keadaan
adikku bahwa ia tidak dirawat di Pasuruan tapi di antar ke Bangkalan Madura
untuk dirawat di sana.
Percakapanku
pun terus menerus hingga aku lupa akan waktu yang saat itu telah menunjukkan
jam 6 kurang 8 menit. Maka, kumatikanlah telpon ibuku dan sebelum menutup aku
meyakinkan ibuku terlebih dahulu bahwa tenanglah ibu, nanti aku ke sana, di
sini ada aku kok yang Insya Allah bisa menggantikan posisi ibu di sana.
Maksud
dari percakapan lewat telpon antara aku dan ibuku yaitu sebab keadaan adikku
yang bisa dikatakan sudah parah karena penyakitnya itu yang mkembuat ibuku di
sana ssangat panik entah ssekarang mau berbuat apa di sana, tentunya aku harus
mengambil keputusan segera untuk dapat bergegas berangkat melihat adikku di
sana yang kata ustadznya adikku sekarang ada di Bangkalan, Madura untuk
berobat, “mengapa di Madura?” tanyaku
dalam hati, ternyata karena pernah ada seorang ustadz yang mengabdi di pualu
Sulawesi yang kebetulan sudah ditakdirkan untuk bertemu adikku yang sedang
sakit sehingga ustadz tersebut membantunya untuk berobat ke kampung halaman
ustadz tersebut sebagai tanda salam dan kenal sempat bermukim dan menetap
beberpa tahun di Sulawesi melaksanakan kewajibannya untuk pengabdian tugas dari
pondok Sidogiri itu sendiri.
Mendapat
kabar pada hari itu yaitu Kamis, 12 Maret 2015 membuat kulaihku hari itu
sedikit kacau karena kekhawatiran keadaan adikku yang terus terbayang dalam
pikiranku untuk segera melihat kesehatan adikku di sana. Hari itu aku memakai
baju baruku berwarna grey polos jilbab merah muda motif dan rok hitam yang
menandakan bahwa pakaian hari itu adalah hari aku akan pergi melihat adikku,
yang biasanya pakaian seperti itu ku pakai untuk perjalanan jauh, eh ternyata
hari itu benar-benar aku akan pergi perjalanan yang cukup jauh dan kebetulan
sudah ku siapkan dua hari yang lalu untuk perkuliahan hari ini.
Sehabis
kuliah saat itu aku segera bergegas untuk bersiap pergi ke Bangkalan Madura,
namun.... sayangnya, aku belum pernah ke Madura yang membuat ku kebingungan
bagaimana cara ku berangkat ke sana dengan ketidaktahuanku mengenai daerah itu,
yah kalau ke Pasuruan bisa aja sendiri soalnya udah sering ke sana, jadi atau
deh jalan ke sana tuh gimana.
Berbeda
dengan ke Madura, yah aku sempat curhat ke teteh Zahrah salah satu temanku yang
sangat dewasa, berwibawa, pandai, cerdas, pintas ngomong, muslimah, ISIS deh
orangnya (Istri Sholehah Idaman Suami), aku bertanya ke teteh karena dia orang
Sunda jadi aku manggilnya teteh Zahrah,
“teh,
maaf nih sebelumnya, kayanya tugas Hadits BK ini, nanti aku pulang duluan teh,
aku gak bisa nemenin teteh ngerjain sampai tuntas soalnya gini nih, adikku lagi
sakit teh, sekarang, terus bingungnya aku perginya dengan siapa teh?” tanyaku
dengan ekspresi murung setelah berbicara sedikit lama membahas keadaan adikku
di Madura.
“sofi
mungkin (teman anak dari madura), kayanya gak bisa deh, karena dia tuh sibuk
banget belajar susah diganggu apalagi kamu perginya mendadak gini, Mizan?, yah
gak juga karena kamu gak akrab dengan Mizan, gak enak jugalah kalau perginya ke
orang yang belum akrab gitu, siapa yah yang akrab gitu deh?, tapi kayanya
bagusan cowok deh im.. soalnya kan cowo lebih berani jalan walaupun
sebanrnya dia juga gak tahu arah jalan?”
jawab teteh dengan menyemangatiku dengan senyumnya yang berjiwa konselor itu.
“teteh
bener juga sih...tapi, siapa yah?” jawabku sambil berpikir panik karena
takutnya pulang ke Surabaya nanti kemalaman, sedangjkan sekarang sudah
meunjukkan pukul 12.30
“ahaaa,
aku tahu, ... Ahmad Jadul imm, dia kan teman kamu + dia kan juga senior adikmu
di pondok dulu, jadi dia mungkin bisa menghibur adikmu di sana, kan sesama cowo
percakapannya beda dengan cewek. Bener tuh, jadul aja.... telpon coba apa di
gak sibuk” jawab teteh dengan dengan menyegerakanku untuk menelponnya segera.
Dengan
segera aku mencari kontak Jadul di HP ku dengan harapan Jadul gak sibuk, agar
bisa segera menjenguk adikku siang itu juga.
Setelah
beberapa saat setelah selesai menelpon Jadul, dengan ketenangan sejenak aku
bernapas karena dia kedengarannya gak sibuk tapi, di satu sisi saya juga merasa
mengganggu aktivitas jadul hari itu, soalnya memintanya segera untuk menemani
saya pergi untuk menjunguk adikku yang sedang sakit di Bangkalan Madura.
Rencana
pun beres, dengan jam keberangkatan pukul 14.15 siang hari yang
panas+gerah+bunyi-bunyi suara mesin pembangunan kampus UIN saat itu yang
menambah kepanikanku siang itu, sebelum keluar dari gerbang UIN, saya ke bank
terlebih dahulu untuk menarik uang di ATM BTN karena ibu dan bapak berpesan
untuk memberikan uang penyembuhan kepada ustaadz yang ,erawatnya saat ini dan
ibu pengasuh pondok-pondok kecil di Bangkalan itu, aku pun ke bank BTN menarik
uang senilai 2.000.000,00 ibuku berpesan bahwa sesampai di Bangkalan nanti,
untuk memeluk adik tersayangku itu sebab kata ibuku mungkin juga adikmu itu
rindu suasana keluarga, maklumlah anak bungsu yah, sisayang karena masih kecil
dari kami-kami yang sudah dewasa ini, ini juga sebab tahun ini tahun pertama
adikku berpisah dari orangtuaku, yang memiliki tekad untuk menuntut ilmu ikut
dengan kakaknya ke pulau Jawa Timur ini.
Setelah
sampai di terminal Bungurasih, kardus-kardus penumpang lain yang telah
tertumpuk di halte, puluhan orang-orang yang memiliki tujuan keberangkatan
berbeda-beda pula, beberapa ... (kerne’) yang memandu keberangkatan bus dengan
sinar matahari panas membakar badannya, “Semarang, Jogja, kediir,
Pasuruan.....” suara panggilan (kerne’) kepada para penumpang yang masih
menunggu bus tujuannya. Membuatku sadar sejenak bahwa aku benar-benar berada di
kota besar jauh dari orang tuaku dengan wasiat pula untuk menjaga adikku di
sini.
Saat itu
pula aku berdo'a dalam kalbu dengan penuh harap bahwa kondisi hati dan pikiran
kecemasanku saat ini akan segera terobati, dan aku sangat memohon agar Allah
memberikan ketegaran bagi orangtuaku di sana yang sangat khawatir dengaan
keadaan adikku saat ini, yang sebenarnya mereka sempat berencana untuk datang
kesini namun ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu tidak bisa tercapai.
Aku
merenung dengan hembusan napas yang terengah-engah karena asap bus yang lalu
lalang membuat cuaca semakin memburuk saat itu.
“Ya
Rabbiii, keikhlasan dan semangat keberangkatanku sekarang ini semoga dapat
memberi kesembuhan bagi adikku yang saangat ku sayang Ya Rahman, tidak ada
tempatku meminta pertolongan selain kepada-Mu Ya Rahim, kuatkanlah adikku dalam
menghadapi cobaan ini. Amin Ya Rabbal Alamin” setetes air mata membasahi pipiku
saat itu dan tibalah bus menuju Madura yang ku tunggu 35 menit lamanya.
“Ima,
ayo, busnya udah datang...” teriak Jadul dari kejauhan yang berada dekat post
police.
Selain
do'a tersebut aku teringat salah satu buku yang berjudul Do’a-do’a Keluarga
Bahagia karangan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag yang di dalamnya memberikan
banyak contoh-contoh do'a dari masalah-masalah yang biasanya kita hadapi dalam
sehari-hari, dalam buku itu juga memberikan penjelasan mengenai fungsi, cara,
etika dalam berdo'a sehingga do'a kita akan lebih terasa damai dengan kesejukan
kata-kata yang diuntai untuk memohon kepada Sang Khalik.
Dibuku
itu saya membaca do’a pada bagian penghapus kesedihan dan solusi masalah, yang
tertera pada halaman. 10 dan 11, artinya sebagai berikut:
“Wahai
Allah, yang Maha Penghapus kesedihan, pemberi jalan keluar atas kecemasan,
penerima do'a orang-orang yang dalam kesulitan, Maha pengasih dan Maha
Penyanyang manusia di dunia dan akhirat. Berikan kami kasih sayang-Mu, sehingga
kami tidak membutuhkan kasih sayang siapapun selain kasih-Mu”
Setelah
membaca dan menelaah dalam-dalam arti do'a ini, sebenarnya Allah yang memberi
kita kecemasan dan Allah-lah juga yang akan memberi kita kebahagiaan nantinya
setelah kecemasan itu, ini membuktikan bahwa Allah itu tidak akan memberikan
kesulitan kepada hambanya jika Ia tidak dapat melewatinya, dengan arti lain
bahwa Allah akan selalu menyuruh hambanya berpikir dalam setiap peristiwa yang
ia lalui. Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallahuwallahakbar....
Perjalananku
pun berjalan ± 1 1/2 jam, selama perjalanan itu ku duduk disampir pak sopir
yang sedang bekerja mengendarai kudanya (loh kok jadi nyanyi), di samping pak
supir yang sedang nyupir, dengan suara-suara pengamaen yang terdengar nyaring
dekat telingaku
“tahu
sumedang.. tahu sumedang”
Seorang
lelaki berambut putih dengan keranjang coklat tua dibahunya, bekerja mencari
nafkah untuk keluarganya dan mempertahankan hidupnya. Keadaan di dalam bus itu
benar-benar mengingatkanku arti dari kehidupan ini.
Jam di
tanganku telah menunjukkan 15.05, kami sudah tiba di Madura, kami turun dari
bus itu entah daerah di mana, simbolnya kami diturunkan setelah jambatan
suramadu (icon dari Madura), setelah beberapa saat, Naima menelpon ustadz
adiknya yang sedang merawat adiknya di Bangkalan.
“Assalamualaikum,
sekarang akhwat di mana?, tunggu saja di sudut jembatan suramadu, tempat
pemberhentian bus sebelum pertigaan besar, nanti saya yang jemput ke sana
karena pondok tempat khaerul dirawat jauh, jadi tunggu saya jemput yah...” ujar
ustadz dalam telpon. Sebelum menutup telpon ustadz berpesan agar sesampai di
sana nanti, adikku jangan sampai tahu penyakitnya itu dan bagaimana tingkat
parah penyakitnya, aku hanya disuruh untuk membuatnya tidak stress, bercanda,
berbincang-bincang dengan santai seperti biasanya yang akan membuatnya lebih rileks
dari sebelumnya.
Setelah
itu aku langsung beritahu Jadul untuk membantuku nanti agar menghibur adikku
juga dengan perbincangannya antar laki-laki. Aku berkata ke Jadul agar
berbincang-bincang mengenai pondoknya dulu atau kenangan pondoknya dulu di Sulawesi
dengan kegilaan teman-temannya di pondok dulu bersama santriwan yang lain,
siapa tahu bisa membuatnya tenang dan lebih ceria lagi.
Setelah
beberapa saat ustadz tersebut datang dengan mengendarai mobil bersama temannya
satu orang berpakaian putih besar dan terlihat seperti shufi. Aneh ku
melihatnya sampai-sampai ustadz itu membawa orang seperti ini. Hal itu
membuatku khawatir kepada adikku di sana serasa ingin cepat sampai dan melihat
keadaannya.
35 menit
kemudian kami telah sampai di Bangkalan tepatnya di sebuah pondok kecil yang
tak berpenghuni anak santri lagi melainkan hanya warga-warga kecil yang
bertempat di sana dengan cat bangunan berwarna kecoklatan berdebu, pohon besar
di tengah pekarangan rumah dan sebuh mesjid kecil yang terus mengumandangkan
suara anak-anak kecil yang sedang mengaji seharian, setelah melewati
perjalanan ± 35 menit tersebut dengan
rumah-rumah warga berdiri sendiri tidak bertetangga satu sama lain, dengan
hamparan kebuh sebagian warga di sana dan melewati sebuah bendungan tua hasil
jajahan Belanda beberapa abad silam serta susunan kuburan yang berbatu nisan
coklat kehitaman menandakan kuburan tersebut sudah sangat tua. Membuatku
gemetaran dan agak takut dengan suasana kampung kecil itu.
Satu
pesan lagi ku teringat dari ibuku bahwa “mohon ima nak jaga adikmu di sana....
adikmu itu mungkin rindu akan pelukan ibu.” Ini membuatku menetesakan air mata
lagi sebelum turun dari mobil itu.
Setelah
ku menginjakkan kaki ku di tanah pondok itu, ustadz langsung menunjukkan ku
kamar tempat adikku istirahat, ia menunjukkan sebuah kamar dipojok depan masjid
kecil itu, dengan sekeliling kamar yang berbaris dan ruang kelas kosong, sempat
membuatku berpikir “di sini kalau malam seperti apa yah???” kok kedengarannya
menakutkan.
Setelah
ku berjalan menuju kamar pojok itu dengan Jadul, maka ku tarik napas ku
dalam-dalam untuk siap melihat kondisi dan wajah adikku yang kurang lebih sudah
2 bulan ku tidak melihatnyasejak bulan Januari lalu.
“Assalamualaikum..
khaerul” ucapku dengan lembut
“waalaikumussalam..”
jawab adikku dari dalam kamar yang sedang berbaring membaca salah satu kitab
pondoknya yang sempat dia bawa ke Bangkalan. Dari konsidi yang sedang berbaring
sambil mengangkat badannya untuk membuka pintu dan berusaha untuk duduk
menyambut kami dengan sejuat tenaganya yang terlihat ia paksakan untuk
menunjukkan kepadaku bahwa dia sebenarnya sehat-sehat saja.
Tak kuat
mata ini melihat kondisi adikku saat itu
membuatku langsung keluar dari kamar itu sejenak untuk keluar menghapus air
mataku yang tak sengaja menetes karena kerinduaanku dan kerinduan ibuku yang ku
bawa kepada adikku tersayang, membuatku menjadi wanita sangat lemah saat itu,
Jadul pun tetap melanjutkan perbincangan dengan adikku saat itu, sedang
asyik-asyiknya berbincang dengan adikku, ustadz datang meminta kami untuk
berpindah ruang asrama sekitar 30 langkah dari kamar itu.
“ayo..
khaerul kesana” melambaikan tanganku ke arah adikku untuk membantunya berdiri
dari duduknya, aku pun membawa kitabnya, dan beberapa obat serta botol air minum
adikku yang dikhusukan untuknya karena bekas minum makannya tidak boleh dipakai
orang lain. Dengan tersendak-sendak, adikku harus berjalan pelan-pelan dan
terus kurangkul untuk membantunya. Seraya ku berdo'a terus tak henti dengan
melihat kondisi adikku saat itu, aku baru sadar aku belum shalat Ashar, aku pun
diantar ke sebuah surau oleh seorang ibu, salah satu penduduk di sekitar pondok
itu, ibu itu juga lah yang membatu merawat adikku jika ustadz tidak ada di
pondok itu.
Ku ambil
air wudhu di sebuah WC kecil samping surau itu dengan tetesan air mataku yang
tak dapatku tahan mengalir bersama tetesan air wudhuku,
“Allahu
Akbar”
Takbirku
dengan menghadapkan seluruh hati dan jiwaku kepada yang Khalik, lagi-lagi
meneteslah air mataku dalam shalat dan tak dapat ku hentikan dengan kesedihanku
yang mendalam akan kondisi adikku. Entah itu karena penyakitnya atau ku
mengingat orangtuaku di rumah ataukah sebab tanggungjawabku untuk menjaga
adikku yang telah kulalaikan sampai ia sakit seperti sekarang ini. Setelah
salam, aku menangis seorang diri di surau itu meratap kesedihan dan perasaan
kesakitan yang dialami adikku, jika ku bayangkan wajah adikku, tak dapat mata
ini menahan air mataku, sangat tidak sanggup ku melihat adikku saat ini,
tangisku ini kuharap bisa memperkuat diriku dan memberikan kekuatan untuk dapat
menatap adikku, seumur hidupku sampai hari itu waktu itu detik itu, itulah
tangisanku yang paling sakit dan sangat membuatku seperti seorang kakak yang
benar-benar kakak mempunyai adik yang ia harus jaga.
Surau
kecil dengan sinar matahari sore dan
tidak adanya cahaya lampu dengan gantungan mukenah dan susunan meja mengaji
anak-anak dan sebuah sejadah kecil yang telah terhampar di tengah ruang dan
suara tangis yang tersedu-sedu membuat ruang itu terasa sangat sepi, secara
tersirat memberikanku saran agar selalu mensyukuri nikmat kesehatan yang Allah
berikan setiap detik dan setiap saat di dunia ini.
Setelah
shalat, ku keluar dari surau itu dan bercakap-cakap sesaat dengan ibu pengasuh
tadi, kata ibu itu bahwa keadaan khaerul mengingatkannya kepada aseorang
anaknya yang seumuran dengan khaerul yang sempat juga sakit, namun katanya
khairul ini sungguh kuat karena sudah jauh dari orang tua, masih 7 bulanan
tinggal dijawa kemudian dapat musibah sakit hepatitis seperti ini, namun
anaknya sangat tegar dan selalu berusaha untuk sembuh.
Air
mataku membasahi pipiku lagi, benar-benar hari itu aku sangat banyak
mengeluarkan air mata. Ku usap segera air mataku karena adikku keluar dari
kamarnya dan mencariku. Kutahan mata ini untuk tidak meneteskan air mata lagi.
Rasanya hatiku sangat sakit melihat kondisi adikku, ku bercakap-cakap di ruang
itu. Jadul pun pindah ke ruang yang satu setelah bercakap-cakap dengan adikku
sebelum ku datang ke kamar itu.
30 menit
tak terasa ku bercerita dengan adikku mengenai aktivitas dipondoknya
akhir-akhir ini dan bercerita mengenai keadaan keluarga di Sulawesi Selatan, ia
sempat berkata bahwa ketika ia menelpon dengan keluarga di rumah kemarin ibuku
menangis.
“Yah
pastinya” kataku...
“heheheh...”
adikku tertawa
“gimana
enggak nangis, rindu sekali atta sama kamu” ujarku dengan kelembutan sedikit
tersenyum.
Waktupun
telah masuk Maghrib ku segera mengambil wudhu adikku pun mengambil air wudhu
juga untuk shalat berjamaah, aku dan adikku pun shalat berjamaah di tengah
ruang kamar nginap itu beralaskan 1 sejadah yang ku bawah dari Surabaya, tak
tahan lagi rasanya hati ini menangis mendengar suara lemah dan kecil adikku
memimpin sahalt Maghrib saat itu, ia mengusahakan untuk dapat berdiri tegak, ruku’
sujud saat itu.
“assalamualaikum
warahmatullah” salam mengakhiri shalat Maghrib kami saat itu.
Kami pun
berdo'a, dan do'a kami saya yakin tidak jauh berbeda untuk selalu mensyukuri
nikmat kesehatan ini, dan kesembuhan adikku.
Setelah shalat, kami pun bercerita-cerita lagi mengenai banyak hal, Hpku
pun meandering dan ternyata dari kakaku Abul Khaer aku pun berbincang-bincang
namun, ku mengatakan apakah Hp di sana ada yang bisa digunakan untuk video
call, supaya ibuku bisa melihat anaknya di sini sedang berkumpul, yah
maklumlah, rumah ku di sana jadi sepi setelah ku pergi merantau berdua dengan
adikku sedang kakakku dulu sedang menempuh kuliahnya juga di Makassar, jadi ku
meminta untuk mencarai Hp yang bisa seperti itu, Hp sih ada tapi, jaringan saat
itu tidak mendukung, yah berarti gak bisa dong.. ya udah lain kali aja gitu.
Rencana
awalku pulang ke Surabaya yaitu ba’dan Maghrib, namun adikku memintaku untuk
bermalam satu malam saja, karena sebenarnya di sana dia kesepian juga, karena
tidak ada anak-anak yang bisa diajak bercanda dan lain-lain, ibu pengasuh itu
saja ketika memberikan adikku sarapan dan menu makan, adikku hanya melihat
tangan ibu itu tanpa pernah melihat wajahnya, ibu itu hanya membuka sedikit
pintu dan meletakkan piring itu di dekat pintu itu, lalu pergi. Adikku berkata
seperti ini,
“Ima,,
aku baru lihat muka ibu pengasuh itu loh, sebelum kamu kesini aku gak pernah
lihat, aku cuman lihat tangannya aja” ucap adikku
Yah...
bayangin aja bagaimana kesepiannya adikku disini, aku pun putuskan untuk
bermalam satu malam walaupun sebenarnya besok pagi pukul 08.00 aku ada kuliah,
tapi aku usahain untuk dapat sampai ke Surabaya sebelum pukul itu, jadi kami
merencanakan untuk berangkat subuh. Rencananya sih seperti itu.
Aku pun
bermalam satu malam dan aku tidur satu kamar dengan adikku (gak papa kan, aku
kan saudara kandung), satu malam itu kami berbicara banyak hal mulai dari
keluargaku di Sulawesi, bagaimana pulang nanti kalau libur Ramadhan, terus
berbicara tentang perkembangan belajar adikku di Pondok Sidogiri dan lain
sebagainya, banyak lah. Setelah berbicang-bincang kamipu shalat Isya'.
Jam pun
menunjukkan waktu pukul 10.10 malam, sebelum tidur lagi-lagi ku merenung, yah
mau bagaimana lagi ku menangis lagi pada malam itu, melihat adikku istirahat
seperti ini rasanya aman karena ia tidak kesepian sebelum tidur, adikku ada
teman cerita sebelum tidur, kalau aku pulang besok, keadaan adikku di sini
bagaimana?
“Ya
Allah... lindungilah adikku dari segala marabahaya, berilah ia keceriaan dan
kesehatan seperti dulu. Amiiin.” doaku dalam hati ku sedang menangis
terseduh-seduuh memiringkan badanku untuk berbaring.
Keesokan
harinya pun telah tiba, kami harus pulang ke Surabaya, rasanya tidak mau
pulang, enggak bisa banget, tapi kami harus pulang juga. Jadul pun
memberitahuku untuk segera siap-siap berangkat dan ustadznya akan mengantar
kita ke tempat pemberhentian bus. Baiklah.... akupun siap-siap, rasanya gak
bisa banget meninggalkan adikku sendiri di sini, ustadz pun datang untuk segera
mengantar kami untuk mencari bus karena kami juga ada kuliah pukul 08.00, jadi
kami berangkat masih dalam suasana subuh, adikku pun ikut mengantarku dan naik
ke mobil bersama ustadz, Jadul, dan 1 kakak ipar ustadz itu, 2 anak kecil yang
ikut juga. Entah keluarga ustadz itu mau pergi tujuan kemana, aku juga gak
tahu.
Kami pun
sampai ke tempat pemberhentian bus dan kurang lebih menunggu sampai 40 menit
bus dengan tujuan Surabaya baru tiba, sebelum kami naik ke bus itu kupesankan
ke adikku untuk selalu berdzikir, minum air putih yang banyak, nasinya itu
dipaksa masuk aja ke perut walaupun gak nafsu, intinya ada tenagalah dalam
diri, gimana kalau gak makan, kan gak ada kekuatan, terus selalu berdo'a.
“dek...
ingat ini kita ada di kampung orang, kita gak boleh macam-macam, kita harus
menghormati orang lain, menjaga sikap ke semua orang di sekitar.. oke Khaerul,
kakak berangkat yah, jaga kesehatan ade” kataku kepada adikku terganteng itu
(gimana gak ganteng kan cuman punya 1 adik, hehe).
Aku dan
Jadul pun naik ke bus dan kembali ke Surabaya
“Terima
kasih adikku, mungkin lewat kejadian seperti ini, Allah menegurku untuk lebih
bertanggujawab lagi sebagai seorang kakak dan lebih dewasa lagi dalam bersikap,
maaf kalau kakak ada salah.....”kataku dalam hati ketika bus telah berangkat.
Cap.Cussss
Mengenai story ku di atas ini
tentunya akan memberikanku semangat baru untuk kuliah sebagai salah satu dari
milyaran anak perantau di muka bumi ini.
#-------------------- :) :) --------------------#
Oh...
ibuku engkaulah wanita
Yang
kucinta seumur hidupku
Maafkan
anakmu bila ada salah
Pengorbananmu
ibu tanpa balas jasa
Satu
bait lagu ini memberikan gambar bahwa sungguh tak ada yang terkalahkan selain
do'a ibu dengan cinta kasih yang mereka limpahkan kepada anaknya. Ibu ayah
adalah sepasang manusia yang tak akan dapat dibalas jasanya sebesar apapun
usaha kita, do’anya cintanya kasihnya sayangnya sungguh memberikan kekuatan dan
kebahagiaan tersendiri bagi darah dagingnya sendiri.
Suatu
ketika, setelah beberapa hari Naima pulang dari Bangkalan ia menelpon
orangtuanya untuk mengabarkan bagaimana perkembangan adiknya itu, Naima
mengatakan kepada ibunya bahwa khaerul sudah membaik setelah beberapa hari dia
dirawat di Bangkalan dan kesehatannya sudah memulih setelah dibawa kepada
seorang muallim dengan resep diteteskan dimatanya air dari kayu.... (penulis
lupa nama kayu itu) tetesan air kayu itu seperti mata kita sedang ditetesi air
jeruk hasil olekan dengan cabe pedas yang dibubuhi dengan garam dan merica
rasanya sangat perih dan mengeluarkan airmata sangat banyak, bagaimana
tidak???, kalau perihnya itu kurang lebih terasa setengah jam setelah
diteteskannya dan tidak boleh dikucek hingga matanya berhenti perih sendiri,
saat itu aku merasakannya juga karena aku diberi tetesan itu juga, kata muallim
itu “sekalian juga mbanya, belum tentu nanti kesini lagi” ujar muallim itu dengan memintaku untuk membuka mataku dan
meneteskannya pula ke bola mataku.
Sekilas
ku ceritakan kepada orangtuaku mengenai hal itu, betapa perihnya obat tetes
itu, kata muallim, ini juga akan sembuh dengan bacaan yang kuiringi saat
meneteskan air kayu itu ke mata kami, dan hanya Allah-lah yang Maha
menyembuhkan.
Ibuku
mengatakan bahwa air kayu itu akan membersihkan melalui saraf-saraf mata
terlebih dahulu yang akan membawa ke penyembuhan di seluruh tubuh lainnya,
karena saraf di bagian kepala atau mata itu memiliki saraf yang menghubunkan
semua aliran darah. Yah.. semoga dengan kepedihan yang tak dapat kulupakan
perihnya itu sampai sekarang bisa menyembuhkan adikku dengan pertolongan Sang
Maha Kuasa.
Setiap shalatku selama 3 hari
berturut-turut itu selalu disertai tangisan karena mengingat adikku yang sedang
sakit di sana, mengingat matanya yang masih kuning yang menandakan adikku sakit
hepatitis dan kelelahan badannya. Rasanya ku ingin merawat adikku sampai sembuh
namun karena aku kuliah juga yang tidak dapat kutinggalkan terus-menerus maka
ku rawat adikku dari kejauhan di sini saja dengan tak pernah lepas ku kirimkan
do'a padanya agar sehat selalu. Ku sempatkan mengirimkan kepada kakakku dan
ibuku beberapa fotoku bersama adikku saat mau pulang dari Bangkalan, semoga
dapat menyembuhkan kerinduan ibuku ke anak bungsunya itu, adikku terganteng.
Ibuku di sana tak pernah lupa untuk
mengirimkan do'a kepada anaknya yang sedang merantau di sini, walaupun
terkadang sakit ataupun lelah itu semua adalah cobaan hidup di dunia ini yang
dilewati hambanya dan setiap manusia untuk proses pendewasaan dan bagaimana
menghadapi kehidupan didunia ini. Masalah, kegalauan, keresahan, kekurangan itu
semua dihadapi Naima tidak lain untuk kepentingan dirinya, semangat Naima..!
cayo..! fighting..!
“Surga
di bawah telapak kaki ibu” memberikan gambaran bagaimanapun yang namanya
seorang ibu, seorang wanita bahkan di telapak kakinya adalah tempat yang sangat
mulia, ini membuktikan bahwa ibu.. ibu.. ibu.. adalah sosok manusia yang patut
dan harus dihormati. Jika kamu (khusus kaum adam) menyakiti wanita berarti kamu
secara tidak langsung telah menyakiti ibumu sendiri. Setuju gak?... J
Hormatilah
sosok ibu di dunia ini dan banggakanlah sosok bapak di hidupmu !
Berbicara
mengenai sosok orang tua, Naima teringat kepada seorang yang menjadi asisten
dosen Prof. pada mata kuliah Tafsir BK, beliau adalah Ustadz Ainul Yaqin,
beliau pernah berkata seperti ini “bagaimanapun besarnya kemauanmu terhadap
sesuatu namun jika tidak disertai dengan restu orang tua, yakinlah sesuatu itu
tidak akan aman dan berjalan dengan lancar.” Ustadz Ainul Yaqin ini adalah
sosok anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, sehingga ia tidak pernah
melakukan sesuatu tanpa persetujuan dari orang tuanya. Ia selalu meminta
pendapat dari ibunya terlebih dahulu. Ustadz pernah bercerita kepada kami
tentang masa kecil beliau ketika kami melakukan kajian di Masjid, beliau
mengatakan bahwa ketika beliau kelas 5 SD, beliau adalah sosok anak yang sangat
nakal dan bandel ia selalu meminta kepada ayahnya apapun yang ia inginkan,
sebagai keluarga yang sangat berkecukupan saat itu, maka ayah beliau pun selalu
mengabulkan apa yang diminta anaknya itu.
Mungkin
Anda bertanya, kenapa penulis mengatakan “berkecukupan saat itu”?..
jawabnya begini, karena beliau sendiri mengatakan bahwa saat beliau masih kecil
keluarganya saat itu benar-benar kaya akan harta bahkan memiliki 3 rumah dan
sebuah mobil dengan uang yang berlimpah. Dan kata beliau saat kajian itu bahwa
“Ini semua hanyalah harta, yang bisa lenyap kapan di mana dan dalam keadaan
apapun, jadi janganlah bangga dengan harta yang kalian miliki”, beliau
mengatakan bahwa insya Allah, saat ini saya hanyalah kaya akan hati yang saya
miliki, ini memberikan tamparan kepada kami bahwa bagaimanapun keadaan
seseorang, maka janganlah bangga dengan kemampuan akan tetapi intropeksilah
diri sehingga hati (perilaku) yang kita miliki dapat mencapai kesempurnaa
berakhlak.
Namun,
dibalik kemanjaan dan sikap sayang orang tua beliau yang selalu memberikan apa
yang diinginkan anaknya itu, tentunya ada sikap atau strategi yang orang tua
telah desainkan bagi anaknya agar kelak beliau menjadi anak yang shaleh. Dengan
kebahagiaan kecukupan yang beliau rasakan akan terkabulnya semua keinginan yang
ia inginkan, maka suatu ketika, ayah
beliau menjelaskan bahwa suatu saat ini semua akan lenyap tiba-tiba dan kamu
haruslah menjadi sosok yang kuat dan belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat
membanggakan orang tua. Saat beliau kuliah di Universitas Al-Azhar, beliau
mengingat kejadian saat ia masih kecil. Kejadian itu memberikannya semangat
yang besar akan keseriusannya untuk belajar di luar negeri saat itu, ia pun
tidak pernah meningggalkan untuk selalu menghubungi orangtuanya di negeri
asalnya. Di sini memberikan gambaran bahwa orang tua jauh terlebih dahulu
memikirkan akan nasib dan kebahagiaan anaknya kelak.
I Love
You Mom and Dad...................
#-------------------- :) :) --------------------#
Hari
Senin, tepatnya tanggal 4 Mei = hari matakuliah Tafsir BK, hari itu dalam
proses belajar mengajar sambil diskusi pikirku terbersik mengingat seorang
lelaki yang sangat kurindukan, karena beberapa dari pembahasan tafsir kita kali
ini sempat menyinggung masalah seorang lelaki yang dikagumi. Malam harinya,
tepatnya malam Selasa pukul 21.04, saya dan beberapa teman pulang dari Wonocolo
yang menjadi tempat langgalan kami anak perantau untuk mencari makan malam,
malam itu dalam perjalanan pulang di depan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya,
saya melihat seorang lelaki dari jarak jauh yang sangat mirip dengan sosok
lelaki yang kurindukan itu, dari cara berdirinya, cara memegang kunci motor
jikalau menunggu kekasih sejatinya sedang berbelanja dimarket, peci yang
digunakan, motornya yang sama dengan milik lelaki yang kurindukan itu. Lelaki
itu mirip sekali dengan pangeran di bawah ini.....
Pangeran,
menulis mengenai pangeran, yah pastinya sosok yang sempurna, gagah, berwibawa
dan penuh tanggung jawab. Tidak dapat dipungkiri yang namanya pangeran +
berbaju kokoh, itu bidadaranya dunia kali yah..? hehe
Siapa
yang gak suka cowok berbaju kokoh???
Cowok
berbaju kokoh tuh keren abiess, dibanding cowo yang pake anting di telinga, dihidung, bertato dan
lain-lain. iya gak ?? (tergantung pribadi masing-masing sih teman-teman, hehehe).
Kalau
dilihat dari luarnya, semoga saja dihatinya juga sedamai kerapian pakaiannya
yang terlihat. Berbicara mengenai berbaju kokoh mengingatkan ku kepada beberapa
saudaraku di seberang pulau sana. Salam yah yang di sana...
Lelaki
yang berbaju kokoh tentunya memberikan pancaran tersendiri bagi kewibawaan dan
kebijaksanaa yang ada pada dirinya, jejak kakinya yang ia langkahkan setiap kali
5 waktu shalat jama'ah yang ia langkahkan menuju masjid memenuhi panggilan
Allah SWT. dzikir yang ia panjatkan dan suara adzan yang ia kumandangkan
menenangkan hati seorang anak manusia yang mendengarnya. Mengingat ia adalah
seorang lelaki yang bertanggungjawanb, ia selalu tepat waktu dalam melakukan
aktitas yang ia schedule-kan. Keren kan ?
Tanggung
jawab yang ia pikul untuk selalu menghidupkan keluarganya, mengingatkan ku
kepada sosok lelaki yang benar-benar keren dan kuat, dengan sikap cuek beliau
yang tak karuan dan sikapnya yang keras dalam keluarganya itu memberikan bahan
tertawaan bagi istrinya dan anak-anaknya dan memberikan poin tersendiri dalam keluarganya.
Seorang
lelaki yang tingginya kurang lebih 172 cm dengan kumis tebalnya yang memiliki 2
warna, warna kulitnya yang coklat tua karena terbakar matahari sebab
kesibukannya untuk menjaga dan mengelolah kebun yang di milikinya, kakinya yang
sedikit pincang kalau berjalan karena efek umur yang telah melebihi 60 tahun,
sarung yang sering ia gunakan kemana pun dengan motif kotak-kotak, dan singlet
putih yang sangat senang dipakainya jika
berada di sekitar rumah, seorang lelaki yang setiap subuh pulang dari shalat
jama'ah di masjid dengan jarak dari rumahnya sekitar 25 meter dan dataran yang
lebih tinggi tidak pernah absen untuk membuka gerbang karena letak rumah yang
berada di ujung lokasi pondok pesantren yang ia tempati membuatnya memiliki
tugas untuk selalu menjaga daerah sekitar pondok belakang itu, dan seorang
lelaki yang tidak pernah juga absen untuk melihat ternak ayam-ayamnya di lokasi
depan rumah berdekatan dengan sumur sebagai salah satu sumber air di pondok yang
ia tempati dan memberi makan ikan-ikannya yang berada di belakang rumah kecil dengan
empang yang cukup luas.
Kesehariannya
yang saat ini hanya tinggal di rumah dan mengurusi ternak-ternak serta menjadi
Imam masjid Ar-Radiyah, menjadikan sosok bapak itu bisa lebih istirahat dari
pekerjaannya tahun lalu yang mengurus sekolah di SMP Al-Badar Parepare sebagai
Kepala Sekolah agar bisa menfokuskan dirinya pada keluarganya, karena saat ini
beliau telah pensiun dari pekerjaannya.
Ada yang
tahu gak sih siapa yang dibicarakan penulis pada judul ini...? hm, salah. Yang
benar adalah Haddise, yah its’ my father’s name, yang namanya seorang ayah tuh
sangat patut untuk dikagumi dan dibanggakan, iya gak sih kaum Adam ?
Berbicara
mengenai ayah, sangatlah erat dengan tanggung jawab yang dipikulnya selama
hidupnya untuk membahagiakan keluarganya, sosok ayah selalu ada di setiap kehidupan
anaknya, sosoknya yang bisa dibilang kaku dan keras merupakan caranya untuk
mendidik anaknya menjadi lebih baik dari dirinya sendiri. Mungkin ada yang
terlihat cuek, namun penulis yakin bahwa dihati ayah selalu mendoakan yang
terbaik untuk anaknya.
Surfay
membuktikan bahwa anak perempuan membutuhkan ayahnya. Ada ikatan istimewa
antara seorang ayah dengan putrinya yang sangat berbeda dibandingkan dengan
ikatan lainnya. Ayah adalah sosok pria terpenting dalam kehidupannya. Di mata
seorang anak perempuan, dia belajar seorang pria seharusnya menjadi seperti
apa, apa yang dapat dia harapkan dari seorang pria, bagaimana dia hendaknya
diperlakukan oleh seorang pria, dan bagaimana seorang pria hendaknya
melihatnya. Adalah melalui ayah dia mendapatkan validasi utama dari
kewanitaannya. Sebagai seorang anak perempuan, dia belajar bahwa dia adalah
“putri kesayangan ayah” melalui sinar di mata ayah, cara ayah menggendong dan
memeluknya, cara ayah memperhatikannya, dan cara ayah memberitahu betapa
cantiknya dia dan betapa dia berkembang menjadi seorang gadis muda yang cantik.
Selama masa ini dia mempelajari berbagai kekuatan yang ayah miliki dan dia
mengembangkan perasaan aman ketika berada dekat ayah, tahu bahwa ayah akan
melindunginya.
Buku
Selusin Rakaat dari Ayah mengatakan bahwa Seorang ayah, yang di pundaknya
menanggung beban tanggung jawab memiliki berjuta rahasia dan keajaiban.
Merekalah yang berjuang membanting tulang dan memeras keringat untuk mencari
nafkah demi keluarga. Merekalah pahlawan keluarga yang tidak akan pernah
terbayar oleh keringat anak-anaknya. Berkat mereka, roda ekonomi bisa tetap
berjalan sehingga anak-anak dan istrinya masih tercukupi kebutuhannya, baik
sandang, pangan, papan, maupun pendidikan.
Beragam
kisah mereka miliki, namun sangat sedikit yang mengetahuinya. Mereka juga
memiliki misteri yang justru kita sendiri sering mengabaikannya. Mereka juga
memiliki keajaiban yang bisa membuat kita tercengang tidak percaya. Ayah adalah
sosok yang dipilih Allah SWT sebagai pemimpin dalam keluarga. Dari merekalah,
kita bisa berkaca tentang sosok kepahlawanan, rasa tanggung jawab, dan
ketegasan.
Di
balik kerasnya seorang ayah, di dalamnya tersimpan kelembutan. Di balik acuhnya
seorang ayah, di dalamnya terdapat kepedulian yang besar. Di balik egonya
seorang ayah, di dalamnya mengalir hikmah besar sehingga kita mengerti arti
kemandirian, ketegaran, dan kedisiplinan.
Di sini
ada sedikit fakta sosok seorang ayah:
1.
Ayah
ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi
lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun akan tetapi
selalu membutuhkan kehadirannya.
2.
Ayah
membiarkan kamu menang dalam permainana ketika kamu kecil, tapi dia tidak ingin
kamumembiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
3.
Ayah
tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
4.
Ayah
selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman,
meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.
5.
Ayah
selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan
teman-teman mereka karena dia sadar itu adalaha akhir masa kecil mereka.
6.
Ayah
mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tetapi
begitu kamu lahir, ia mulai buat revisi.
7.
Ayah
membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk
melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah melepaskanmu.
8.
Ayah
mungkin tidak tahu jawaban segala ssuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya, Ayah
mungkin tampak galak dimatamu, tapi dimata teman-temanmu dia tampak baik dan
penyayang, Ayah lambat mendapat teman, tapi dia besahabat seumur hidup.
9.
Ayah di dapur. Membuat masakan seperti
penjelajah ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikan tersendiri, dan
hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan
rumit itu.
Ayah...
bukan, nama panggilan penulis ke beliau adalah bapak. Kalau lagu untuk ibu
teksnya seperti ini “oh... ibuku engkaulah wanita yang ku cinta selama hidupku”
tapi kalau ayah teks lagunya seperti ini “oh... bapakku engkaulah lelaki yang
kukagumi sepanjang umurku”.
Miss You Dad ....
Kau tak banyak
menunjukkan ekspresi dengan ucapan, tapi tepukan ringan di pundak ku atau jabat
tangan erat dan kokoh sudah cukup memberitahu, kau sangat bangga pada ku, bapak....
#-------------------- :) :) --------------------#
Hari ini
tepatnya tanggal 18 Mei 2015 adalah hari Senin seperti biasanya yang kami
lakukan Minggu-Minggu kemarin yaitu masuk pada matakuliah Tafsir BK, namun
suasana kali ini berbeda. Mengapa? karena hari ini sebenarnya sudah tidak masuk
lagi sebab Minggu lalu adalah pertemuan terakhir untuk UAS (Ujian Akhir
Semester) pada matkul ini, namun karena adanya tugas menulis dari Prof. sebagai
syarat pada semester ini, maka pada Senin akan terus berjalan seperti biasanya
tapi dengan pembahasan yang tidak lagi membahas tafsir atau pun ujian-ujian
yang membuat kami belajar setiap Minggu itu, yah.. hari ini Prof. dan Ustadz
Ainul Yaqien (asisten Prof.) masuk kekelas kami hanya dengan memberikan
pengarahan-pengarahan dan mengingatkan kami akan tugas menulis itu.
Berbeda
dari hari-hari sebelumnya, hari ini Ustadz Ainul Yaqin menggunakan kemeja
lengan pendek dengan motif kotak-kotak berwarna biru merah, tidak seperti
Ustadz Ainul Yaqin Minggu-Minggu lalu yang menggunakan kemeja lengan panjang
yang rapi, polos, dengan warna-warna lembut dan lain-lain sebagai ciri khas
Ustadz, hari ini sedikit berbeda. entah itu kenapa... tapi tetaplah dengan
kewibawaan Ustadz, Ustadz selalu saja terlihat sebagai Guru yang sangat sayang kepada
murid-muridnya.
Kembali ke
judul..!
Pada
matakuliah hari itu, Prof. memberikan kami pencerahan mulai dari menulis untuk
selalu melanjutkan penulisan karya kami itu, dan selalu semangat dalam hidup
ini. Prof. berkata seperti ini.
“Setiap
orang harus berusaha, tidak ada yang dapat mengubah selain diri sendiri yang
berusaha terlebih dahulu, al-hasil kelak adalah takdir Allah yang telah
ditentukan baik itu hasilnya besar ataupun kecil, semua sudah direncanakan
Allah untuk hambanya tercinta” disini meningatkanku kepada 3 macam balasan do'a
dari Allah SWT. yaitu do'a itu dikabulkan oleh Sang Pencipta, kemudian do'a
kita ditunda oleh Allah SWT. dengan penundaan yang sangat sempurna kelak pada
kondisi kedepannya yang kita tak tahu itu akan diberikan di mana dan dalam
keadaan apapun. Selain itu ada juga do’a yang diganti dengan pengabulan yang
lain, ini memberikan kita bukti bahwa tidak semua do'a atau yang kita inginkan
adalah baik untuk kita, melainkan adalah Allah akan memberikan apa yang kita
butuhkan.
Allah
Maha Tahu akan segala kondisi hamba-hambaNya, Allah Maha Melihat dan Maha
Mendengar akan keluhan hamba-hamba-Nya, hidup ini sederhana, kita hanya perlu
usaha dengan apa yang kita punya, bersyukur dan bersabar akan segala hal yang
hadapi.
Ada salah
satu teman kami bertanya, dia adalah seorang yang sangat lembut lagi cantik,
baik, sopan, rajin. Pertanyaannya seperti ini yang diajukan kepada Prof.
“Prof.
mana yang kita dahulukan harapan orang tua atau cita-cita kita sejak kecil?”
tanya Tria Anita Jumaroh
Prof.
pun langsung menjawab tanpa pikir panjang dengan kata-kata seperti ini “Dahulukan
cita-cita dirimu sesuai harapan orangtua” jawaban simple dari Prof.
Ini
memberikan lagi gambaran bahwa bagaimana pun keinginan, pasti dan harus
seseorang itu membutuhkan yang namanya restu atau izin dari orang tua dan
yakinlah dan serahkanlah kepada Allah rencana atau cita-cita kita insha Allah itu
semua akan sesuai dengan harapan orang tua..... tenang Tria, semoga
cita-citanya sesuai dengan harapan orang tuanya yah, biar dapat terealisasi
keduanya (cita-cita Tria dan harapan orangtua).
Prof.
mengatakan seperti ini jadilah....(cita-citamu) dengan
menginspirasikan........... (orang-orang yang
membutuhkan kemampuanmu).
Oke..
SIAP??
“Sukses
tuh apa sih?” salah satu teman kami bertanya kepada Profesor, dengan penjelasan
bahwa sebenarnya dia itu bingung apakah yang ia lakukan selama ini bisa
dikatakan sukses, arti sukses yang sebenarnya itu apa sih?, spontan ku berkata
kepada teman di samping bangkuku setelah mendengar pertanyaan temanku itu,
“Kalau
menurutku yah, sukses itu kalau kita bahagia dengan apa yang kita lakukan”
Artinya bahwa kesuksesan seseorang dinilai dari bagaimana ia
mensyukuri apa yang telah ia dapatkan, kesuksesan itu bukti dari hasil jerih
payah yang telah kita lakukan dengan kebahagiaan yang telah kita raih setelah
bersusah payah. Berarti sukses itu punya ukuran tersendiri dong.... yah bisa
dibilang seperti itu, karena kebahagiaan seseorang bertingkat sesuai dengan
taraf hidup yang ia jalani, jadi tidak berarti kita sukses itu kalau kita
memiliki segalanya dengan materi. Tidak berarti kita sukses jika telah
tertawa-tawa. Bahagia itu ada haknya dan dicapai dengan caranya tersendiri.
Sukses itu memberikan gambaran sikap
seseorang yang telah berhasil mencapai sesuatu, hal yang kecil pun termasuk dengan
kepuasan bagi dirinya, tergantung dari keberhasilan dan sukses bagi dirinya.
Sukses
juga bisa dikatakan misalnya seperti ini, seorang tukang becak yang miskin,
serba kekurangan namun ia berhasil mengantarkan anaknya untuk tidak mengenal
yang namanya narkoba dan sabu-sabu, itu menjadi kesuksesan seorang tukang becak
terhadap anaknya, yang membuatnya bersyukur setiap waktu akan keamaan anaknya
yang jauh dari hal seperti itu.
Bagaimana..?
Sukses seperti itu gak?
Selain
kata sukses, pada judul ini aya akan memberikan beberapa poin hidupnya
teman-teman untuk kita renungi yang saya dapatkan pada matakuliah Tafsir BK
hari Seni, 18 Mei 2015 waktu itu, cek it out..
Selanjutnya
mengenai “Pandai mengingat kesalahan orang lain & Bodoh mengingat jasa
orang lain” WRONGGGGG ..... “salah besar” pernyataan ini harus kita tinggalkan,
ini memberikan rasa tidak saling menghormati antar sesama yang telah hidup
berlingkungan yang mana seseorang hanya mengingat apa yang salah dari diri
orang lain dan sangat jarang mengingat jasa yang orang lain berikan kepada
kita, di sini memberikan sindiran untuk selalu menghormati jasa, pertolongan
dan bantuan orang lain yang patut untuk diciptakan dalam hidup sesama,
janganlah pandai-pandai mengingat kesalahan orang lain walaupun itu satu karena
telah banyak jasa dan bantuan yang mereka berikan kepada kita yang mungkin kita
tidak mengetahuinya, yang mungkin juga pernah suatu saat, dengan do'a yang
mereka kirimkan kepada kita sehingga hidup kita selamat, kita tidak mengetahui
apa yang telah orang lain kerjakan atau berikan kepada kita, itu semua perlu
diapresiasi dengan jalan selalu berhusnuzan dengan semua orang dan memberikan
bantuan serta senyuman manis kepada mereka. J J J
Iya..
gak ? Menurut mu ?
#-------------------- :) :) --------------------#
Senin,
25 Mei 2015 sang surya memancarkan sinar terangnya menembus atap-atap rumah
yang berjejeran di samping pesantren mahasiswi yang terletak bagian samping
lokasi kecil UIN Sunan Ampel Surabaya dan biasan cahayanya yang masuk lebih
banyak dan lebih terang diasrama pesantren itu karena atapnya yang bocor sudah
sampai setengah atap, sinar itu menyapa naima ketika ia melangkahkan kakinya
menuju toilet lantai 3 yang ia lalui setiap pagi sekitar 15 meter dari
kamarnya.
Pagi
cerah itu memberikan teguran kepada hati naima yang sedang galau semalam akan
masalah yang bertumpuk pada dirinya, sinar itu memberikan pantulan semangat
pagi bahwa hari ini ia akan mendapatkan motivasi pembangkit semangat diri dari
Prof., dosen Tafsir BK.
Pagi itu
Ustadz Ainul Yaqien datang ke kelas kami sangat cepat dengan kemeja rapi yang
biasa beliau kenakan yang berwarna coklat muda dan celana coklat tua dengan jam
tangan hitam dan memakai sepatu tali berwarna hitam pula, pagi itu beliau
menceritakan cerita yang mana ada seorang wanita yang meminta pendapat beliau
mengenai dirinya yang telah berbuat zina namun ia bertekad untuk mau berubah
dari penyesalan perbuatan yang telah ia lakukan. Di sini beliau bersikap
layaknya seorang konselor yang memberikan arahan dan bagaimana konseli itu bersikap,
beliau memberikan saran-saran kepada wanita itu, dan saat ini wanita itu telah
berhijab sholehah. Alhamdulillah ... ini membuktikan bahwa sebuah takdir itu
bisa berubah dengan keinginan dan kemauan yang besar pada jiwa seseorang jika
ingin berubah.
Destiny,
takdir yah takdir ini adalah salah satu pembahasan my favorite dalam matakuliah
tafsir BK yang hari ini sempat beliau singgung, setiap kali bapak membahas
pembahasan ini maka rasa kedamaian langsung tersentuh dihatiku, rasanya hidup
ini benar-benar singkat dan penuh dengan kesejukan.
Takdir
adalah sesuatu yang telah Allah SWT tentukan dan desainkan untuk masing-masing
hamba-hambaNya, Allah adalah pengatur skenario terbaik yang sangat handal,
tidak dapat diragukan lagi skenario Allah sangat istimewa bagi setiap hamba-Nya
dengan kenikmatan yang Maha Pencipta limpahkan kita terkadang di beri ujian
atau pun hadiah, begitupun sebaliknya dengan cobaan maka Sang Maha Pencipta
memberikan kita kesempatan atau hadiah juga untuk kesempurnaan jiwa kita terhadap
hidup di dunia ini.
Takdir
adalah yang mana kita hanya tinggal menjalankan prosedur itu dengan
mengumpulkan amal-amal sesuai pengetahuan dan pengalaman yang telah hamba-Nya
lalui dengan kesungguhan yang kita usahakan untuk menjadi hamba yang taat dan patuh
kepada Sang Maha Pencipta.
Hari itu
juga, pada pukul 09.15. yah.. naima mah gitu orangnya, penanya gak bisa
berhenti nulis atau gambar-gambar ataupun tanda tangan dikertas manapun, pasti
tangannya gerak terus sampai sampai hari itu ia menggambar dan menulis beberapa
kata yang membuat penulis kurang memperhatikan pembahasan beberapa materi hari
itu, yah itu biasanya penulis lakukan kalau lagi ngantuk atau boring di kelas.
gambarnya ini...
Kalau menggambar-gambar seperti ini aku
mengingat kejadian waktu MA kemarin, sempat di sekolah aku dapat masalah karena
melakukan aktivitas gambar-gambar dan coret-coretan di kelas yah, karena
kebiasaan ku seperti itu yang tujuannya untuk menghilangkan ngantuk atau lagi
boring di kelas, aku ditegur dan sempat menjadi masalah bagi diriku di sekolah.
Jujur saja, bagi diriku ketika aku melakukan hal itu sebenarnya lebih
menfokuskan kepada apa yang di bicarakan orang lain, jadi ketika ku melakukan
gambar, pendengaranku lebih tajam dan terfokus kepada orang-orang yang berbicara
disekitarku sehingga membuatku lebih mengerti pembahasan materi yang
disampaikan ibu guruku sata itu.
Takdir dalam agama Islam
Takdir
adalah ketentuan Allah yang ditetapkan sejak zaman azali (dahulu). Dalam bahasa
Indonesia takdir disebut nasib. Dalam bahasa Arab takdir disebut dalam dua kata
yaitu qadha dan qadar. Kedua kata ini bermakna sama (sinonim) tapi ada juga
yang memberi makna berbeda. Menurut ulama, takdir ada yang bisa berubah ada
yang tidak bisa berubah. Yang pertama disebut takdir mualaq sedang yang
terakhir disebut takdir mubrom.
Takdir
Mubrom adalah takdir azali yang tidak bisa berubah. Takdir inilah yang sudah
tertulis di Lauh Mahfudz. Takdir Muallaq adalah takdir yang
berada di buku yang dipegang malaikat. Takdir muallaq dapat berubah. Takdir ini
yang dimaksud dalam QS Ar-Ra'd :30 "Allah menghapuskan apa yang Dia
kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)"
Dalam
buku Pengajaran Agama Islam karya HAMKA, disebutkan bahwa arti Qadla itu adalah
aturan, sedangkan Qadar adalah ukuran. Jauh sebelum membaca buku tersebut, saya
berfikir bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini, tunduk pada hukum
sebab-akibat. Pemahaman terhadap Qadla dan Qadar itu sederhana saja. Apapun
yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh
pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa hukum
sebab-akibat inilah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran
Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah.
Itulah Qadla. Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut.
Besar-kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan
menentukan hasil, karenanya hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir.
Bagaimana
kawan-kawan? Takdir itu simple gak?
Intinya
dalam menyikapi takdir kita perlu yang namanya usaha terlebih dahulu dalam
menghadapi hidup ini, dengan usaha kita dan do'a insya Allah semua akan aman
dan tentunya insya Allah akan ada hikmah dibalik semua kejadian yang kita
lalui, so.. don’t worry. Sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita itu,
akan ada hikmahnya, kita sebaiknya pandai-pandai memetik hikmah dibalik setiap
peristiwa.
1.
Usaha
2.
Syukur
3.
Do’a
4.
Sabar
5.
Tawakkal
Maka....
semua pekerjaan yang kita lalui akan terasa puas dengan usaha yang telah kita
lalui. Tingkat kebahagiaan itu setelah seorang menyerahkan urusannya kepada
Sang Maha Pengatur dengan sepenuh hatinya setelah melakukan usaha maksimal yang
ia kerjakan.
Keep Smile Everytime!!!
#-------------------- :) :) --------------------#
Pada
judul kali ini, penulis tuliskan dan akan jelaskan sedikit mengenai 9 coretan
yang sangat terkesan baginya saat Prof. menyampaikan motivator ini, walaupun
redaksinya tidak sama banget dengan kata-kata yang beliau ucapkan namun
maknanya insya Allah sama kok, semoga bermanfaat bagi teman-teman yah!
1.
Seringlah
mengucapkan kata terima kasih dan menuliskannya dengan lengkap!
Kata ini menjadi motivator pertama yang penulis
jelaskan karena dengan ucapan terima kasih itu seseorang akan merasa dihargai
dan memberikannya apresiasi untuk hal kedepannya, selain itu kata terima kasih
ini memberikan gambaran bahwa seseorang telah menghargai apa yang orang lain
lakukan. Dengan ucapan ini maka usaha seseorang itu membuktikan adanya manfaat
bagi kita dan perlu pengapresiasi kepadanya, penulis pernah membaca buku, lupa
judulnya apa mengatakan seperti ini “biasakanlah menuliskan ucapan terima kasih
dengan lengkap dan ejaan yang benar”... ini membuktikan bahwa kata terma kasih
itu benar-benar penting dan bermakna setiao orang, kata dalam buku itu
merupakan salah satu dari beberapa hal yang perlu diterapkan bagi seorang
perantau dalam menjalani hidupnya.
Kata
terima kasih yang benar seperti ini “TERIMA KASIH” jadi, teman-teman setelah
baca teks ini, nulis uacapan terima kasihnya dilengkapi yah!, dibenarkan
ejaannya, jangan disingkat seperti trims/trmksh atau yang lainlah... oke ?
Di
sini, penulis akan memberikan beberapa kejadian di mana seseorang merasa harus
tertolong dan terbantu dan wajib mengucapkan terima kasih:
Ketika
ada seorang berjalan sendiri atau sedang bersama seseorang atau beberapa teman,
tidak sadar ada lubang di depan jalan anda hampir mengenainya. Sedang orang
yang berjalan bersama anda pun tidak menyadari akan hal tersebut itu, untuk
mnegingatka bahwwa ada sesuatu di
hadapan sana. Lalu, apa respon anda?
Anda pun
langsung spontan dengan hanya tersenyum dan terus melanjutkan perjalanan anda
tanpa mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut. Mungkin menurut anda dengan
senyum kepada orang tersebut cukup menyampaikan rasa terima kasih anda. Iya,
itu memang betul. Tapi jangan salah, kadang malah ada yang merasa bahwa anda
tidak menghargainya secara tidak langsung menolong anda. Kalau saja, ketika
anda spontantersenyum seraya mengucapkan “ya.. ampun terima kasih banget ya
udah ingatin, hampir saja...” tahukah anda betapa akan senangnya orang tersebut
merasa bahwa baru saja dia melakukan sesuatu yang berguna, yang secara tidak
langsung dia telah menolong orang lain. dan tanpa disadari orang tersebut
menilai bahwa betapa baiknya anda menghargainya dengan mengucapkan terima kasih
kepada orang tersebut.[1]
2.
Menyebut
jasa orang lain sebagai tanda menghormati sesama
Kata yang kedua, yang penulis akan jelaskan
yaitu dalam mengapresiasi orang yang kita banggakan atau hargai, sebenarnya
bukan untuk orang yang dihargai saja sih.. tapi untuk semua orang yaitu
menyebut jasa orang lain sebagai bukti saling menghormati sesama, sikap ini
juga akan memberikan rasa syukur orang tersebut.
3.
Terus
berkarya
Yah, selain dalam hidup ini untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dan diinginkan, juga perlunya seseorang
untuk terus berkarya dalam hidupnya baik itu karya materi atau pun imateri,
terus berkarya yah kawan, ini akan menghidupkan nama seorang penulis jika karya
atau tulisannya dimuat di sebuah kertas.
4.
Membentuk
kepribadian itu tidak untuk 1 perintah
Menjadi sesuatu yang mendekati untuk sempurna
atau mencapai tingkat tertinggi saja memerlukan kerja keras yang besar dan lama
serta membutuhkan perintah berkali-kali. Untuk membentuk kepribadian yang baik
pun diperlukan perintah tidak hanya sekali, ini memberikan gambaran bahwa
seseorang perlunya mendengarkan sesuatu berkali-kali untuk hasil yang baik,
tidak hanya mendengar seadanya yang lewat begitu saja, perlunya perintah dan
kerja keras yang maksimal.
5.
Terima apa
adanya, Tawakkal: tidak boleh menyesali hasil
Hidup yang nyaman dan nikmat itu jika seseorang
ingin mencapai sesuatu dengan usaha yang maksimal, berdo'a, belajar diiringi
dengan bersyukur dan bersabar setelah itu ia bertawakkal (berserah diri) kepada
Allah atas apa yang telah ia usahakan, maka hidup ini akan cukup sempurna
dengan kedamaian hidup itu, setelah melakukan sesuatu yang telah dilakukan,
hasilnya tidaklah boleh disesali atau pun kecewa karena itu semua perlu
diyakini bahwa hal itu telah diatur sebaik mungkin untuk pemikiran-pemikiran
kita saat menghadapi situasi seperti itu, tentunya dalam hidup ini tidak akan
berjalan mulus terus, begitupun sebaliknya, tidak akan berjalan krikil terus,
oleh karena itu semua itu akan berjalan sesuai aturannya yang akan memberikan
kepada pelakunya untuk mengintropeksi atau menyadari kesehariannya itu.
6.
MINDER
itu KAFIR & Penghalang Potensi
Yah... inilah kata yang menjadi motivator di
kelas kami, yang menjadi icon kafir di kelas kami, jadi, disimpulkan akalu ada
seseorang yang minder terhadap dirinya sendiri maka secara tidak langsung ia
telah kafir karena iya tidak mensyukuri apa yang telah ia miliki yang ia tidak
tahu bahwa potensi yang ia miliki tidak dimiliki orang lain dan memiliki
keunikan tersendiri bagi dirinya, mider ini juga sebagai penghalang potensi...
kenapa ? karena jika kita minder otomatis kita berpikir pesimis terhadap diri
sendiri sehingga akan tertanam terus dalam pemikiran kita bahwa kita tidak
bisa, kita tidak bisa, hal itu lah yang harus dan segera dihilangkan karena
menghalangi potensi diri untuk berpikir positif dari apa yang kita punya.
7.
Hargailah
seseorang dengan karyanya!
Lagi-lagi menghargai, yah saling menghargai
memang sangat perlu dalam berkehidupan teman-teman, karena itu yang akan
menjadikan seseorang bertahan kepada kita jika kita menghargai setiap apa yang
telah dilakukan orang lain.
Oke.. setuju? Saling menghargai yah...
Diingat yah teman-teman kalau karya atau hasil
pemikiran orang lain itu termasuk yang namanya sebuah karya, maka hal itu juga
sangat perlu dihargai.
8.
Pemaksaan
itu akan mendorong seseorang agar lebih tanggap
Mau tidak mau seseorang dalam melakukan
sesuatu, jika sesuatu itu dipaksakan atau diberi batas waktu/deadline, diberi
batas tempat atau pembatasan sesuatu mengenai hal itu, maka secara tidak
langsung itu akan memberikannya paksaan untuk menyelesaikan hal itu sesegara
mungkin, ditambah lagi jika seseorang itu peka akan setiap sesuatu.
9.
Jata
waktu di dunia ini sama dengan orang lain = 24 Jam
Keadilan selalu ada di kehidupan ini, berbicara
mengenai pandai, cerdas, cantik, ganteng, berhasil atau gagal. Semuanya sama,
Allah telah memberikan kepada hamba-Nya waktu yang sama untuk berusaha dan
berkembang di dunia ini selama 24 jam perhari.
Dari motivator-motivator di atas, ada sebuah
cerita yang membangkitkan semangat penulis dalam berusaha dan selalu mencintai
orang-orang yang kita sayangi, yaitu kisah seorang anak di China pada 27 Januari 2006
mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah
melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia
merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia
berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah
tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak
hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa
berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi
ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk
mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari
makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan
obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah
kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang
juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari
mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh
lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah
jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan
beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari
pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras
dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup
seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan
kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai
tanggungjawab untuk merawat papanya.
Ia
menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia
membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan
dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi
tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da
menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat
Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak
umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku
bekas yang ia beli.
Yang
membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan
injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk
menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah
dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan
ahli menyuntik.
Ketika
mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara
penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa
acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di
mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang
kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah? Besar nanti mau kuliah di mana, sebut
saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak
pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan
juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa
membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi
kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.” Beberapa menit Zhang Da masih
diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab, “Aku mau mama kembali. Mama
kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!”
Semua
yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang
menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan
untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk
meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?
Mengapa
ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak
minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti
semua akan membantunya. Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama
bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah
dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Kisah di
atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia
10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan
hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang
menyerah.
Zhang Da
boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini
banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena
alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah
mampu melakukannya.
Yah...
ini adalah contoh sikap tanggung jawab yang benar-benar ditanggung oleh seorang
anak dengan pantang menyerah dan sikap kecintaannya yang tidak pernah pudar
terhadap semua orang. Yah.. 9 kata motivator ini cukup untuk membangkitkan
kesadaran diri seseorang, bukan berarti di sini, seorang penulis sudah mencapai
sikap di atas, tapi di sini, marilah kita saling mengingatkan ya kawan-kawan.
Semoga
bermanfaat!Amiiiin
#-------------------- :) :) --------------------#
Minggu
ini, penulis benar-benar merasakan yang namanya persahabatan setelah masa- MA
yang telah ia lalui beberapa bulan lalu bersama sahabat-sahabat seperjuangannya
di pondok tahun lalu, ia baru merasakan suasana itu Minggu ini lagi, telah lama
ia tak merasakan yang namanya persahabatan itu keren mantap sejuk dan
lain-lain. Bersahabat dengan siapapun mau itu angin, udara, air, manusia hewan
dan lain-lain akan memberikan kenyamanan, bersahabat dengan ciptaan Allah akan
memberikan ketenangan.
Sahabat
itu apa sih ??
Di sini
penulis mendapat beberapa hasil riset dari temannya yang meluangkan waktunya
memberikan pendapatnya mengenai sahabat itu sendiri, yang pertama dari saudara
Mizan Asrori, dengan panggilan akrab zizan itu mengatakan bahwa sahabat itu
penting dan mereka adalah teman yang bisa mengerti keadaan kita sepenuhnya,
ketika dibutuhkan dia ada baik itu suka atau duka, sahabat juga tahu kejelekan
kita bahkan aib kita tapi tidak menyebarkannya. Namun, sahabat tidak mesti satu
jalan atau sependapat karena perbedaan ada untuk mewarnai, bukan menghakimi.
Benar sekali dari sini persahabat itu perlu sehingga kita saling melengkapi...
bener kan kawan-kawan ?
Sedangkan
Siti Khairunnisa Wulandari mengatakan bahwa sahabat itu teman terbaik dan juga
penting dalam hidup ini, kata mba chan sebagai nama ssayang kita ke dia,
mengatakan sahabat itu gak muluk-muluk, sahabat itu cukup yang menerima apa
adanya, beredia membantu dikala kesusahan, hadir tak hanya di waktu senang, tak
segan untuk memberi saran atau nasehat, tempat curhat dan tentunya bisa
dipercaya, dan bisa jaga rahasia, kata mba chan, sahabat itu yang terpenting
tidak ngomong di belakang.
Nanang
Sufratna juga sempat memberikan pendapatnya mengenai arti sahabat, nanang menyatakan
pendapatnya bahwa sahabat itu teman yang bisa mengerti kita dan penting juga
dalam hidup ini, kata nanang sahabat itu teman yang bisa membantu kita di waktu
senang maupun susah, dan juga orang yang bisa dikatakan sahabat itu jika dia
tidak memandang faktor ekonomi untuk bersahabat dan bersahabat tumbuh dari hati
yang paling dalam dengan keikhlasan bergaul dengan kita.
Jadi,
dari penelitian singkat penulis mengenai sahabat bahwa persahabatan itu
penting, intinya yang bisa mengerti kita dalam keadaan apapun dan menerima
keadaan kita adanya sehingga saling mempercayai untuk saling menasihati.
Terima kasih teman
yang meluangkan waktunya memberikan pendapatnya..
Menurut
Wikipedia sendiri Persahabatan adalah
istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua
atau lebih entitas sosial. Sahabat akan
menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu,
dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan
terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan.
Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan
reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih
daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau
menyakiti mereka.
Persahabatan
yang dirasakan penulis Minggu itu, membuatnya sedikit termenung mengenai sikap
pribadinya terhadap orang-orang disekitarnya. Persahabatan kuliah dan
persahabatan masa remaja yang benar-benar beda yah kawan-kawan! Di sini pada
masa kuliah benar-benar berpikir untuk menjadi lebih baik kedepannya dan
sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dinginkan dan ditargetkan, tentunya karena
faktor lingkungan dan teman-teman yang berbeda-beda suku dan asal yang membuat
perbedaan itu menjadi hikmah dan menghasilkan perilaku yang baik.
Persahabatan
Minggu itu, sangat bersifat kekeluargaan. Mengapa? karena rasa kepekaan dan
pengertian teman kami saat itu benar-benar ada dan tidak seperti biasanya yang
kepekaannya tidak karuan, namun Minggu itu, alhamdulillah kepekaannya sangat
keren, ini membuat suasana kelas kami yaitu B3 saat itu damai dan benar-benar
terasa bersaudara yang rukun damai sejahtera. Hehe... kepekaannnya itu keren
ketika sesama teman kami saling mengerti akan kesibukan kami satu sama lain,
rasanya sangat bahagia melihat teman kami rukun seperti itu, selain itu ketika
teman kami saling tolong menolong dalam hal yang tidak bisa dilakukan teman
kami yang lain.
Hidup
tanpa bersahabat itu bagaikan sayur tanpa rempah-rempah, yang kurang sempurna
tanpa kehadiran seorang sahabat. Sahabat itu akan setia menemani kita dengan
kekurangan dan selalu mengeti kita, jadi, sebagai kesimpulannya kita tentunya
harus mempunyai teman yang kita anggap sahabat atau kita percayai yang bisa
mengerti kita dan kata nisa teman penulis bahwa tidak membicarakan kita dari
belakang. Hehe, iya kan ??
Penulis
mengutip puisi dari internet yang judulnya “Puisi Satu Hati”
Sungguh indah tali persahabatan ini,
seperti jalinan warna dalam indahnya pelangi,
Bunga-bunga pun menyanyikan melodi,
Menyemarakan suasana ini.
Canda tawa mengiringi kasih kita,
Badai topan kita terjang bersama,
Bersatu hati melangkah bergandengan tangan,
Berjalan bersama satu visi.
Mari sobat!,
Melangkahlah bersama-sama,
Satukan hati dan pikiran,
Menjalankan misi kita,
Membangun dunia baru.
Penuh cinta dan kasih,
Hingga semakin banyak jiwa,
Boleh mengalami kasih-Nya,
Yang memulihkan dan memperbaruhi.
Jadilah seperti lilin-lilin kecil,
Yang menyala terang menerangi dunia Walaupun kecil,
Sahabat, kehadiranmu sungguh berarti,
Tuk menerangi hati yang gelap gulita,
Tenggelam oleh arus zaman.
Teruslah menyala…,
Hangatkanlah dunia…,
Dengan terangmu, oh sobatku.
seperti jalinan warna dalam indahnya pelangi,
Bunga-bunga pun menyanyikan melodi,
Menyemarakan suasana ini.
Canda tawa mengiringi kasih kita,
Badai topan kita terjang bersama,
Bersatu hati melangkah bergandengan tangan,
Berjalan bersama satu visi.
Mari sobat!,
Melangkahlah bersama-sama,
Satukan hati dan pikiran,
Menjalankan misi kita,
Membangun dunia baru.
Penuh cinta dan kasih,
Hingga semakin banyak jiwa,
Boleh mengalami kasih-Nya,
Yang memulihkan dan memperbaruhi.
Jadilah seperti lilin-lilin kecil,
Yang menyala terang menerangi dunia Walaupun kecil,
Sahabat, kehadiranmu sungguh berarti,
Tuk menerangi hati yang gelap gulita,
Tenggelam oleh arus zaman.
Teruslah menyala…,
Hangatkanlah dunia…,
Dengan terangmu, oh sobatku.
Sahabat
perlu untuk kesempurnaan hidup karena mereka akan mewarnai hidup ini dengan
pelangi, mereka akan selalu terang dalam kegelapan hidup kita, persahabatanlah
yang membangun kedewasaan seseorang menjadi lebih baik.
Don’t
Forget Me My Best Friend...Thanks very much!
#-------------------- :) :) --------------------#
2 Minggu
awal bulan Mei 2015, penulis menyempatkan untuk berjalan-jalan bersama salah
satu temannya dari Jawa tengah namanya Fiska Emila.
“Takewalk
pertama”
Mahasiswi
cerdas katanya hangingout nya di perpustakaan, yapi kami bedua saat borng di
kampus alias ada keperluan di luar, penulis dan neng mila hangingoutnya ke
jalan Semarang, jalan Semarang di Surabaya tuh dikenal dengan daerah kampoeng
ilmu, karena di sana penuh dan bertempuk-tumpuk buku yang murah namun
berkualitas juga, jadi di sana benar-benartempat yang tepat kalau mau cari buku
atau bagi para pembaca dan pengoleksi buku tapi gak dibaca, datang ke sana aja
dan tentunya beli dong.
Perjalanan
kami ke sana sebenarnya tidak untuk nongkrong di penjual buku sih tapi, penulis
menemani neng mila untuk mencari buku yang sama buku milik k’ nanang, yang neng
mla pinjam tapi karena sesuatu hal maka neng mila harus menggantikan buku itu
dengan buku baru yang sama persis, aalnya kami sudah bersepeda mencari buku itu
dengan judul teori-teori kepribadian di togamas, toko buku yang lumayan besar
di sekitar kampus sekitar setengah kilolah dari kampus...
Setelah
bersepeda, kami pun ke jalan Semarang untuk mencari buku itu karena di togamas
tadi, kami tidak mendapatkan buku yang persis. Kami menunggu bis ke jalan Semarang setelah menyebrang jalan dan
melewati jembatan yang berada di depan kampus sebagai tempat penyeberang umum
untuk mencari angkot atau bis tujuan masing-masing.
Setelah
setengah jam kami menunggu akhirnya bis tujuan Semarang datang juga, kami pun
naik ke bis itu dan mendapatkan tempat duduk yang berdampingan, biasanya kan
setelah kami naik bis dengan menunggu di halte-halte seperti itu, kami tidak
akan mendapatkan kursi kosong yang berdampingan, namun saat itu kami duduk
berdampingan dengan neng mila. Ditengan perjalanan, penulis sempat tertidur
karena perjalanan yang cukup jauh, setelah sampai kami pun berhenti jauh
sebelum tempat pemberhentian jalan semranag biasanya karena jauh dari gerbang kampoeng
ilmu itu, di pinggir jalan sebelum masuk gerbang sebenarnya sudah banayk
toko-toko buku yang tersedia, jadi kami mencari buku teori-teori kepribadian
itu dari ujung jalan Semarang sampai ujuuuuung jalan Semarang lagi.
Gerbang
pun mulai terlihat setelah berjalan seberapa jauhnya dari tempat kami
diturunkan dari bis itu, bertanaya sana bertanaya sini,
“ibu,
ada buku seperti ini gak bu” (sambil melihatkan buku yang di pegang neng mila)
“buku
teori kepribadian.... bu?”
Sudah
berpuluh-puluh tempat kami singgahi untuk bertanya hingga kami berada diujung
jalan Semarang, namun buku yang kami cari itu hanya ada 1, itupun juga tidak
kami ambil atau beli karena buku itu sama saja dengan kekusaman buku yang
dipegang oleh neng mila, padahal buku itu mau di ganti karena kusamnya setelah
neng mila pegang selama kurang lebih 1 bulan lamanya.
Kurangnya
buku seperti itu dan kata beberapa penjual sih, buku itu memang sudah jarang
karena buku itu langka membuat kami pulang dengan tangan kosong, baiklah ini
tidak sia-sia neng mila, pasti nanti ada hikmahnya.
“Takewalk
kedua”
Masih di bulan Mei, tepatnya hari Sabtu
bersamaan dengan hari ujian Tahsinul Qiraah yang dilaksanakan di rumah Ustadz
Ainul Yaqien, hari itu kami semalaman menghapal semua ayat-ayat yang telah
dibahas pada matkul Tafsir BK yang besoknya aka dihapalkan secara acak,
otomatis kami harus menghapalnya di luar kepala. Paginya pun kami dari kelas B3
BKI segera berangkat ke lokasi ujian Tahsin itu dengan angkot kuning yang telah
dipesan oleh teman kami, dan bergegas menuju lokasi, kamipun sebagai anak rajin
“katanya”, sebenarnya bukan anak rajin, tapi karena hapalan semalam masih belum
lancar kamipun serempak menghapal di atas mobil selama perjalanan ke rumah
Ustadz dan beberapa pengendara dari luar angkot melihat keanehan kami yang
sibuk-sibuknya menghapal ayat Al-Qur'an di dalam mobil di pagi hari.
Sesampai
di sana kamipun melaksanakan ujian itu, berjalan dengan lancar, aku maju yah
lumayan awallah di kalangan putrinya, aku maju setelah Murni Janwar sebelum
Ahmad Rifai Sinaga, yah.. alhamdulillah, begitulah usahaku menghapal
ayat-ayat itu, ujianku yah seperti ini juga. Alhamdulillah,,,,,
Setelah
ujian kami melaksanakan shalat Dhuhur berjama'ah di masjid, bagian dari gedung
tempat kami ujian juga, lokasi bangunan itu oenuh dengan vasilitas, ada masjid,
ada tempat kajian-kajian, ada tempat seperti kantor, luaslah... bangunan itu
banyak fasilitasnya sehingga banyak manfaatnya bagi orang-orang di sekitar
lingkunagan itu.
Sesaat
setelah shalat Sunnah ba’diyah Dhuhur aku teringat bahwa “aku pergi jenguk
adikku di Pasuruan Sidogiri hari ini atau besik aja yah ?” ku meminta pendapat
beberapa teman-temanku, akan tetapi teman-temanku juga sepertinya sibuk dengan
keperluannya masing-masing. Aku sempat bertanya ke salah satu temanku apakah
dia ada waktu untuk bisa menemaniku pergi melihat adikku di pondoknya, namun
dari jawabannya sepertinya ia tidak ada waktu. Sebenarnya penulis berani
sendiri sih kaena sudah pernah berangkat sendirian. Akan tetapi, entah hari itu
aku benar-benar tidak mau pergi seorang diri, sehingga ku tanyakan ke beberapa
teman-temanku siapa yah kira-kira ada waktunya untuk bisa menemaniku berkunjung
kepondok adikku.
“Ahaaaa.....”
fiska emila yang ku sapa neng mila itu menawarkan dirinya untuk mau menemani
diriku berangkat bersama ke pondok tempat menuntut ilmu adikku itu. Setelah
pulang dari rumah Ustadz dengan berasap-asapnya kepala kita setelah ujian dan
melepaskan benak kami yang sedikit tertekan, maka kami pun kembali menaiki angkot
kuning tadi dan kembali menuju UINSA, sesampai di sana kami langsung mengambil
uang terlebih dahulu kemudian berangkat lagi kepondok adikku yang perjalanannya
itu kurang lebih 2 jam-an lah.
Awal
keberangkatan, kami keluar dari pintu gerbang UINSA dan menaiki angkot berwarna
biru menuju terminal Bungurasih sebagai terminal utama di kota Surabaya kurang
lebih 15 menit waktu perjalanan, sesampai di sana kami menunggu bis jurusan
Pasuruan/Bangil sekitar 20 menit, “akhirnya bisnya tiba juga” kami pun baik ke
bis itu dengan kondisi bis seperti biasanya yang telah penuh dengan penumpang-penumpang
berbagai tujuan, alhamdulillah kami mendapatkan 2 kursi kosong namun berjauhan,
perjalanan ke Pasuruan yang biasanya sekitar 2 jam, namun kali ini lebih dari 2
jam, perjalanan kami hari itu mencapai 3 jam, karena penulis ketiduran dan
tidak mendengar teriakan pak sopir ketika telah sampai di Kraton sebagai tempat
turun penumpang tujuan SIdogiri seperti kami.
Yah...
akhirnya, kami melewati tujuan yang sebenarnya, kami telah melewati Pasuruan
yang jaraknya lumayan jauh 45 menit,
“neng
mila, ini udah kelewatan” kaget ku terbangun dari tidurku di bis
Kami pun
diarahkan oleh pak supir untuk turun di sini, kota setelah Pasuruan dan
mengambil bis jurusan Surabaya kemudian meminta pak supir untuk turun di
Kraton, kami pun putar balik dan membayar bis lagi.
Setelah
sampai di kraton, tujuan utama kami, kami pun mengambil becak dan menaikinya
sebagai kendaraan masuk ke daerah pondok pesantren Sidogiri yang perjalan ke
kampung itu sekitar 25 menit. Neng mila sempat tertawa sendiri ketika menaiki
becak di sana karena ia baru mengendarai becak lagi selama kuliah, aneh rasanya
mengendarai becak ini. Ingat di kampungnya katanya.
“kiri...kiri
pak” penulis menyetopkan abang becak.
“Terima
kasih pak” neng mila dan penulis berkata kepada abang becak tadi.
Kami pun
masuk ke balai tamu yang jaraknya hanya 5 meter dari gerbang Pondok itu,
penulis pun melaporkan kepada petugas untuk memanggil Khairul Anwar dari
Sulawesi Selatan asrama L5, diumumkannya petugas itu, namun karena waktu yang
sudah lumayan sore tepatnya pukul 16.45 petugasnya sempat menolak karena waktu
kujungan sudah hampir tutup, namun ku jelaskan sebab keterlambatanku itu,
akhirnya nama adikku ku pun diumumkannya, adikku sebenarnya tidak mendengarnya
karena saat itu adikku sedang berada di Pasar sekitar pondok itu pergi untuk
membeli sarung, namun karena suara hati kakaknya yang memanggilnya (cieee..
suara hati) adikku pun menyegerakan pulang, sesampai diasrama temannya yang
mendengar pengumuman itu segera memberitahu Anwar bahwa ia ada tamu di balai
tamu sekarang. Adikku tidak ragu dan tidak bingung lagi,
“itu
pasti kakakku yang datang menjenguk ku” kata adikku di dalam hatinya.
Sedangkan
neng mila saat itu shalat Ashar terlebih dahulu di ruang tamu dan penulis
menunggu kedatangan adiknya di halaman balai tamu itu, jangan sampai adikku
datang dan aku ada di dalam, dikiranya nanti bahwa informasi dari temannya itu
bercanda. Kurang lebih 7 menit ku menunggu dan akhirnya aku melihat adikku berlari-lari
menuju balai tamu karena waktu kunjungan hampir tutup, kurang 15 menit lagi,
kami pun sempat bercakap-cakap 15 menit dan aku segera memberikan baju putih
kepada adikku sebagai hadiah ulang tahunnya hari itu juga, sengaja ku usahakan
datang hari itu juga, karena adikku berulang tahun tanggal 10 Mei sebagai hari
lahirnya, namun baju putih itu hanya ku berikan seadanya saja, ku katakan bahwa
hadiah selanjutnya datang belakangan, tunggu sampai tiba hari pulangmu adikku
ke Sulawesi.
“Insya
Allah kakak yang akan bayar uang tiketmu” ku katakan kepada adikku saat itu dengan
sedikit kecewa karena penulis datang terlambat sehingga waktu bercakap-cakap
hanya 15 menit lamanya sebab adikku juga ada kelas pukul 17.00, wajah adikku
sedikit kecewa saat ia menawarkan kepadaku untuk bermalam di balai tamu ruang
tamu untuk putri, namun tentunya tidak bisa penulis dan neng mila tidak
mempersiapkan pakaian dan segalanya, besok pagi juga kami ada kuliah, hari ini
tidak bisa tentunya.
“Maaf
adikku, waktu sekarang tidak bisa...”
Adikku
kecewa dan sempat meminta kepada neng mila untuk mau bermalam, tapi tetap tidak
bisa juga.
“lain
kali saja de” ku katakan kepada adikku dengan menyapu-nyapu pundaknyau sambil
tersenyum.
Karena
hari itu juga kakakku sedang berada di rumah di Parepare yang pulang dari
Makassar maka penulis menyempatkan untuk video call dengan keluarga di sana dan
melihat kan kepada ibu dan bapakku bahwa anakmu di sini baik-baik saja, namun
sudah ku usahakan berulang kali untuk menelpon, sms, video call Line, namun
tidak bisa karena jaringan kurang mendukung di tempat itu, ku telpon lagi
berulang kali, sempat terangkat tapi sambungan tidak stabil jadi telponnya
terputus lagi.
Adikku
pun melihat jam berkali-kali karena waktu sudah menunjukkan 17.15 adikku telah
tertinggal kelas 15 menit, ia mengatakan bahwa semoga saja ustadznya mengerti
akan kedatanagn tamunya saat itu, wajah adikku saat itu benar-benar khawatir
karena ustadz yang mengajar sore itu sepertinya sedikit tegas dan kejam
sehingga kekhawatiran di wajah adikku yang terlihat sedikit takut.
“Baiklah
adikku... kami pulang dulu yah, maaf tidak sempat bermalam waktu sekrang, lain
kali saja, hadiah selanjutnya menyusul yah adikku.... tunggu telpon kakak nanti
yah! belajar sungguh-sungguh, rajin, banyak bersyukur dan jangan lupa shalat
malam adikku... pergi sana de’ Ustadz mu sudah menunggu 20 menit” pamit ku kepada
adikku, adikku sambil menyalami tanganku dan menciumnya.
Kami pun
pulang dengan menaiki becak terlebih dahulu untuk keluar dari kampung Sidogiri
dan mengambil bis jurusan Surabaya tempat pertigaan yang kami tempati turun
dari bis tadi.
Takewalk
bareng neng Mila 2 Minggu awal bulan Mei itu berjalan dengan seru, dan tentunya
tersave lagi di memori penulis.... terima
kasih neng Mila J semoga
bantuan neng Mila di balas oleh sang Khalik.. amiin.
#-------------------- :) :) --------------------#
Berbicara
mengenai cinta, pastinya tidak asing lagi bagi kita semua, jangankan remaja dan
dewasa, anak-anak juga sangat lincah dan antusias dalam hal cinta saat ini.
Penulis mengangkat judul mengenai selamat datang cinta ini, karena cinta yang
satu ini berbeda dengan cinta-cinta yang Anda maksudkan, oke..!
Cinta...
Cinta...
Cinta...
Cinta...
dan Cinta...
Yah..
CINTA, ada yang bisa mendefinisikan cinta gak ?? silahkan tulis di diari anda
sendiri, definisi cinta tentunya berbeda-beda bagi setiap orang, berbeda sesuai
dengan keadaan, berbeda sesuai tingkat kematangan dan lain sebagainya, jika
cinta didefinisikan di sini, kayanya gak cukup deh, jadi... penulis hanya akan menjelaskan
cinta yang akan diberikan kepada suatu hal, hal yang dimaksud apa sih ? hal di
sini yaitu kepada sesuatu yang kita kerjakan.
Tidak
ada pekerjaan yang ikhlas dilakukan oleh individu kecuali dengan cinta yang
dimiliki terhadap sesuatu itu, dengan cinta terhadap sesuatu baik itu untuk
sesuatu yang dikerjakan ataupun yang inginkan, maka kecintaan akan membawanya
melakukan hal itu dengan ikhlas, syukur, tenang, damai dan tentunya pekerjaan
itu akan menghasilkan hal yang baik pula karena individu melakukan itu dengan
penuh cinta. Jika segala hal selalu diiringi dengan cinta maka, hidup akan
tentram dengan kesyukuran yang selalu kita panjatkan dan kita haturkan setiap
kali kepada-Nya.
C.I.N.T.A. menurut beberapa ilmuan mendefinisikan cinta
seperti ini:
Ilmuwan
Fisika: Cinta adalah pantulan mata
yang dibiaskan ke dalam hati, jadi menurut ilmuan fisika ini, dengan cinta maka
sesuatu itu akan dilakukan dengan ikhlas akan hati yang damai menerimanya dan diaplikasikannya dengan
tanda syukur.
Ahli
Geografi: Angka kelahiran disebabkan
oleh cinta sejati. Angka kematian sama dengan cinta paksaan, jadi cinta paksa
sama dengan pembunuhan. Dari definisi ahli geografi ini, berarti suatu
pekerjaan jangan dipaksaakan jika kita sanagt menginginkannya namun, kita harus
melahirkan pekerjaan itu dengan cinta sejati agar sesuatu itu tidak mengganggu
atau bahkan membunuh individu itu sendiri.
Dosen
Pancasila: Sesama manusia harus
saling mencintai. Oleh karena itu hidup tanpa cinta berarti dunia dalam berita.
Hm.. keren sekali definisi cinta dari dosen Pancasila ini, segala sesuatu itu
jika dikerjakan tanpa cinta maka akan menjadi derita bagi pelakunya sendiri dan
akan menjadi berita/kasus yang tidak baik untuk dirinya, maka cinta harus
selalu diciptakan dalam segala hal.
Pakar
Ekonomi: Salah satu penyebab
keretakan dalam bercinta adalah faktor ekonomi. Oleh sebab itu resesi ekonomi
merupakan penghambat cintanya seseorang. Dari pakar ekonomi ini, dikatakan
bahwa sesuatu yang dilakukan tidak akan lepas dengan yang namanya pengorbanan,
dan yang dimaksud adalah pengorbanan biaya/uang apalagi pada zaman yang
sekarang ini, uang memang tidak dapat lepas dari segala pekerjaan, oleh karena
itu untuk mencapai rasa cinta dan kebahagiaan atas hal itu diperlukannya
pengorbanan tersebut.
Dosen
Elektronika: Rangkaian komponen yang
dapat menimbulkan rasa cinta yaitu pandangan pertama, perkenalan, jumpa pertama,
lirikan dan saling bertemu. Hmmm... menurut dosen elektronika ini, cinta akan
sempurna jika dilengkapi dengan komponen-komponen lainnya seperti rasa kasih,
sayang, do'a, syukur dan lain-lain.
Guru
Kesehatan: Kebahagiaan dalam menjalin
cinta akan menimbulkan jasmani dan rohani yang sehat, dan kegagalan dalam bercinta
akan menimbulkan frustasi. Benar sekali yang dikatakan bapak/ibu guru kesehatan
ini. “Saya setuju sekali pak/bu..” cinta terhadap sesuatu akan menimbulkan
jasmani dan rohani yang sehat sehingga kita akan bersemangat mencapai hal itu,
dan tanpa cinta dalam melakukan sesuatu hanya akan menimbulkan kesengsaraan
bagi individu.
Guru
Biologi: Cinta merupakan kebutuhan
yang amat penting dalam perkembangan makhluk hidup, bila tidak ada cinta maka
makhluk hidup akan punah. “saya setuju lagi bu dengan pernyataan ibu mengenai
definisi cinta ini”. Cinta itu sanagt penting dalam melakukan sesuatu, jika
tidak terdapat cinta dalam melakukan sesuatu maka manusia itu akan punah dengan
kegalauan yang ia alami di hidup ini tanpa adanya cinta. Welcome to my love..
So..... “Segala sesuatu
harus selalu diiringi dengan cinta”
Oke kawan-kawanku mulai
sekarang kita harus melakukan sesuatu dengan cinta yah!
#-------------------- :) :) --------------------#
What the meaning?
Pasti kalian semua sudah tahu kan arti kalimat
di atas. Penulis yakin!!
Sesungguhnya
segala sesuatu itu pada dasarnya indah, asalnya itu indah, tidak ada yang tidak
indah, apalagi yang namanya HIDUP. Hidup itu indah sekali kawan, kita diberi
kesempatan untuk hidup di muka bumi ini oleh Sang Maha Pencipta untuk mengenal
kamu, kamu, dan kamu, untuk bisa merasakan yang namanya cinta, kasih dan sayang
dari orang tua-sahabat-kekasih-saudara-teman-keluarga- dan lain-lain. Kita
diberi kesempatan untuk melihat, mendengar, merasakan ciptaan Allah SWT yang
sangat dan sangat menakjubkan ini. Sangat banyak hal-hal yang patut disyukuri
atas hidup ini.
Kenapa harus susah kawan-kawan?
Kenapa harus mengeluh?
Kenapa harus sedih, letih, lunglai, lesuh dan L.L.L.
lainnya?
Yakinlah
teman-teman kalau ini semua indah dan memiliki waktunya masing-masing, kita
hanya perlu usaha dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita lakukan dengan
kesabaran itu, maka hidup ini cukup sederhana dengan kenikmatan yang kita lalui
itu, hidup ini indah kawan-kawanku, don’t worry!..
Orang
tua yang telah memberikan dengan sangat ikhlas kasih sayangnya kepada kita,
memberikan segala waktunya untuk menjaga dan mengawasi kita setiap saat,
mengirimkan do’a kepada kita tanpa diminta, dan lain-lain. Hidup ini indah
kawan-kawanku..
Sahabat,
sahabat yang selalu mengerti keadaan kita, mereka yang selalu menanyakan
kekhawatirran kita, mereka yang selalu mengulurkan tangannya untuk menolong
kita, merkea yang tidak pernah letih memberikan candatawanya ketika kita sedih
dan selalu memberi kkita semangat yang membara-bara. Hidup ini indah
kawan-kawanku..
Kekasih
yang selalu mengisi waktu luang menanyakan kabar kita yang sebenarnya ia
ketahui, menanyakan kegalauan kita, selalu hadir untuk menghibur kita, dan
memberikan pikiran-pikiran yang baik serta selalu mengajarkan kita kedewasaan.
Hidup ini indah kawan-kawanku..
Saudara,
mereka yang membuat kita menangis saat kecil dan memberi pelajaran hidup yang
bertanggung jawab dan mandiri, membuat kita tertawa dengan
kekonyolan-kekonyolan mereka yang tidak jelas adanya, membuat kita
terharu-sedih-senang yang menjadikan hidup kita berwarna akan nasib hidup di
dunia ini. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Teman,
waduh... teman, sangat banyak yang berkesan dari teman-teman yang telah kita
lalui selama hidup, sampai sekarang sampai saya kuliah, saya tidak bisa
menghitung jumlah teman saya... “kayanya kamu juga deh, gak bisa hitung teman
kamu sekarang, iya kan ngaku deh?”
Teman
dari TK/RA, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, dan teman di luar sana sampai teman
perkuliahan sekerang, mereka tentunya telah banyak menggambarkan arti kehidupan
dari yang rendah hingga yang tinggi dari yang lemah hingga yang kuat dari yang
sederhana hingga yang luar biasa dan banyak juga yang menggoreskan luka di
hati, yang membuatku saat ini menjadi sosok naima yang kuat. terima kasih
teman-temanku... Miss you. Mereka yang telah mengisi memory kecil
hingga jumlah Gigabyte di memori otakku error dan tidak mencukupi lagi hingga
membuat ku mengingat segala peristiwa dan kejadian-kejadian yang telah ku lalui
itu, saat ini ku ingat di luar kepala. Keren yah! Hidup ini indah
kawan-kawanku..
Keluarga,
berbicara tentang keluarga itu everything for me semuanya ada di
sana, dari tingkah laku, derajat, akhlak, kebersamaan, kepekaan, kepercayaan
dan tentunya keindahan. Semuanya telah ku dapatkan dari keluarga besar Bani
Rasyid, yang menjadi keluargaku sepanjang hidupku kapanpun dan dimanapun aku
berada, sejak kecil hingga tua dan meninggal nanti, keluargaku yah tetaplah
keluargaku yang saat ini dan sejak dulu, mereka tidak akan pernah berpisah,
yang namanya mantan pacar ada tapi mantan keluarga tak ada..
camkan itu kawan-kawanku, bagaimanapun kindisi kita, keluarga akan selalu
bersama kita, selalu mendoakan dan selalu berbagi. Semua karena keluarga dan
Allah SWT-lah yang mengatur keindahan hidup ini semua. Hidup ini indah
kawan-kawanku..
Mengapa
kita mesti, menangis?
Semua
telah sempurna dalam hidup kita kawan-kawanku, kita hanya perlu menjalaninya
dengan semangat dan jiwa yang selalu berpikir positif sehingga akan menenangkan
hidup kita..
Do You Agree ??
:)........Wassalamu Alaikum.......:)
Semangat buat 20 halaman berikutnya yaa
BalasHapusN jangan lupa kunjungi blogku :) dan sisipkan komentar :)
pemudi sulsel yg datang membuat perbedaan diantara sekian bnyk org di JATIM..
BalasHapussukses mba broo...
ajakki massiri' naa...
tulisan kamu kebanyakan dari luar mata kuliah pak prof, jika kamu menulisakan kejadian sekecil apapun itu dalam perkuliahannya, mungkin tulisan kamu bisa sampai 100 lembar. tapi enggak apa apa sudah semangat untuk menulis dan diperhatikan kembali EYD nya.
BalasHapussemangat......
say no to kaslan :)
Fighting ima, i always support you 😁😆 by. Ade & 2hus
BalasHapusFight on fight on Naimah 👍👍👏👏👏
BalasHapusTerima Kasih.... Postingannya bagus dapat dijadikan referensi :)
BalasHapusSemangat Ima Menulisnya :D (y)
#Ganbatte
#Fighting
Tulisannya sdh bgus, ada bbrp part yg ckup menyita perhatian. Hnya sja, EYD dan pemborosan katanya msh perlu diperhatikan. Sukses terus ya, baik2 di tanah org :)
BalasHapusMantap naima, teruskan. And dont forget to comment my blog.
BalasHapusKeren imaa. Tetap selalu semangat yahh untuk nulis.. ���� i'll always ur side.. �� numpang quotes buat kamu dari kak makmur "jika kita menghadapi persoalan baru sebgai fakta hidup, bersyukurlah, itu berarti bahwa hidup kita telah melangkah maju" so, keep positive think, and always do ur best imaa.. ���� miss u ��
BalasHapusasikk bah..
BalasHapuslanjutkan imaaa... cayooo cayooo fighting 50 halaman...
naima spirit increase and give the best
BalasHapusKeep writimg and reading d... Bagus mi tulisan ta, coba gabung dgn FLP surabaya, forum mwnulis itu, jalan jln jg ke blog q, rahmasholehah.blogspot.com , oiya jgn tampilkan semua body tulisan dpan 😊
BalasHapusada lagi yang menurut saya kurang sesuai sedikit, yaitu kata-kata yang terdapat di paragraf kedua "namanya sudah tidak familiar lagi " mungkin perlu sedikit perbaikan di kata-kata "familiar" itu. karna arti dari kata familiar itu sendiri adalah "TERKENAL". sehingga jika di artikan tulisan anda itu adalah "namanya yang sudah tidak terkenal lagi". jadi saran saya lebih diperbaiki dan teliti dalam menggunakan kata-kata ilmiah.
BalasHapusverry good...
BalasHapustingkatkan cara penulisannya. Masih banyak space yang belum sesuai EYD.
Ceritayang ditulis sudah sangat bagus
Naimah,,, kata-kata penulisannya udah bagus,,, tapi ada sedikit pengulangan kata.
BalasHapusdan juga ada bahasa yang sebagian orang tidak mengerti (bahasa Sulawesinya), tapi kalo bisa ya mah, ada bahasa indo nya, biar yang lain mengerti... hehehe
good job sobatt....
bismillah
BalasHapusKita menulis tidak untuk dipahami tetapi untuk memahami. seperti halnya kita memahami setiap langkah hidup kita.
cerita yang menginspirasi banyak orang.. tingkatkan tulisannya
BalasHapussul-sel bisa tonji,,
sudah bagus, namun kata-katanya harus lebih terstruktur semngat!!!!!!!!!11
BalasHapusyak bisa diacungi jempol. walaupun ada beberapa pemilihan katanya yang kurang dramatisir atau masih kurang menggunakan bahasa penulis. taapii dah keren ini imaa
BalasHapusKEsan pertama yg muncul d benak sy saat prtma kali mmbuka blog anda adalah malas. Bkan krn isi tulisannya, tapi pemilihan tema dan warna tulisan d blog sungguh membuat mata sy lelah untuk membacanya. Itu akan lbh bnyak mnguras penglihatan krn struktur gambar yg dijadikan wallpaper dg warna tulisan yg sedikit bercampur dg temanya. Saran saya mgkn anda bs mencoba tema2 polos untuk wallpaper blog anda. Jika pun ingin gambar yg tidak polosan, alangkah lbh baiknya memilih tema yg gambarnya polos d bagian tulisanny. Ha ini dmksudkan untum memudahkn pmbca dlm membca blog anda. Carilah Motif atau kreasi gambar dr tema anda yg letaknya d luar kolom tulisan Jika and atdk mnyukai tema yg polos.
BalasHapusSedang untuk isi tulisan, sy suka dg tulisan anda yg brjudul monday is special yg menceritakan aktvitas anda d pgi hari mulai bngun tdur. Alur pnympaiannya mengalir dan tdk dpksakan. Brbeda dg tulisan brjdul monday yg trletak d bgian bwahnya. Tulisnnya trkesan dipksakan dan tdk mngelair sprt air. MENulis narasi itu haruslah mnjadikn tokohnya hdup dlm kisah tsb. Jgn mmenjarakn tokoh dlm tlisan anda. Biarkn ia hidup dan mnjlani khdupannya dlm kisah itu. sprti tulisan mondag is special anda tadi. Saat sy mmbcanya, sy mraa seolah2 melihat sosok naimah baru bngun tidur dan myiapkan diri menyambut hari.
Bagus, bagus! tpi usahakan jangan menulis saja, lebih aktif di kelas juga!
BalasHapusHahaha... di tunggu edisi2 selanjutnya nah..
BalasHapusoiya... mungkin terlalu banyak pemborosan kata... dan maybe there are free space that make me tired to scroll down until this comentar...
so keep fighting naimatul mardiyah as my cousin...
Sudah bagus.. tp lbh baik jgn mki tulis jg itu jwbn dr soal krn trlalu pemborosan toh psti jg tdk dbca sm pmbca. Hehe semangat naima menulisnya eh slh mngetik mksdku ::D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusTulisannya sudah bagus. Walaupun saya belum sempat membaca nya sampai selesai, tapi it's amazing.
BalasHapusKeep writing sis :)
Don't forget to visit my bloghttp://pentingnyabertafakkur.blogspot.com/?m1
Oke oke, excellent mbak Naima,,, namun sebagai penulis pemula masih banyak yang perlu di perbaiki untuk menjadi penulis hebat, Good Job
BalasHapusSebaik baiknya manusa adalah yang bermaanfaat bagi manusia lain setidaknya pagi ini saya termotivasi membaca tulisan dek naimah hehe cmn memberikan saran mungkin dalam ada sedikit tulisan yang mau di benarkan secara konstruktif tpi selbihnya sudah bagus di tunggu tulisan berkutnya yah..makanjani nilamu mbo..Dapa" A notuh haha
BalasHapusWehh, bagus, membakar semangat!
BalasHapusBagus kkak . InspiRasi bnget , ditunggu lanjutannya :D .miss you ! Fighting
BalasHapusmasih banyak yang harus diperhatikan naima kayak penulisan bahasa asing harus dimiringkan sama penulisan kata-katanya di apikkan lagi ok thank u
BalasHapusTulisannya sdh baguss kok.....saya harap menulisnya tidak berhenti sampai dsini saja ...terus berlanjut sampai naima menjadi penulis yg terkenal......tapi ketika menulis lagi harus teliti lagi ya......
BalasHapusOiya yg kemren slah komen kau ma yg satunnya lah.....
fighting....
BalasHapussemangat menulis....
lanjutkan terus menulisnya, semoga bermanfaat..
BalasHapusTulisannya keren dan menginspirasi,
BalasHapusEYD nya diperhatikan, kurangi pengulangan katanya..
Tetap berkarya dek..
Keren ade' cantikku sayang :) apalagi yang bahas ad'Aan :) bikin nangis-nyesek-rinduuuuuuuu :'(
BalasHapussupaya 1 postingan tidak terlalu panjang kayak ular-lari-lurus :), bisalah dipisah ke Entri baru. hmm mungkin yang temanya agak beda misalnya tentang "perjalanan ke Bangkalan" n "kuliah Perdana apalah apalah" bisa di pisah kan beda latar belakang.
untuk tampilannya ntar kalau pulang k Sulsel ingatkan Koreksian Bareng yah! :)
ini ada blog sudah hampir *mawari (mawari = basi) penuh sarang laba-laba >_<
( ummu-hasanah.blogspot.com )
ditnggu Kunjungannya :)
Bagus mi d, kembang kan bakat ta, keep writing
BalasHapussiiiippp lanjutkan :)
BalasHapusCerita bagus.. N menarik.. Q acungkan 1000 jempol buat qm naima ;)
BalasHapusSyiiiip Ima. Cma mngkin tnda bcanyaa kali yaah
BalasHapuspemula yang bagus.. tingkatkan imaa :)
BalasHapusbagus ima, , , unik dan menarik, , ditunggu ki edisi selanjutnya, , , :-)
BalasHapusNaimaaatul mardiyahh ...
BalasHapusDri cara pnulisann dan pemilhan kata2nyaa prluu teliti lg yahh .. yg lain mntap keren dab bgus..
Tngktkan nulisnyaa.. aq tnggu d jenjang slnjutnyaa..
ceritax bagus menarik untuk di baca
BalasHapussenyum semangat imaa :)
ceritanya menarik ... tapi jangan lupa EYD-nya ya.. good job :)
BalasHapusalhamdulillah bagus dprd bagiku. kurang isinya yg bln tersebut rapi n lengkap. cuman menambahkan utk komentar2 diatas. make me cry to read u story in the end. real but mah jatuh. miss u po. begitulah anak rantau . sebuah pelajaran utk sy jg ceritanya. 8tahunya hg bersebelahan pulau. semangat. sang all dlm perlindungan Allah.alamin
BalasHapusSaya blum smpat selesai tuk mmbaca postingan ini. Tapi bisa uaah numpang komen . ?! . Ingin mngomentri segi desain blognya,krn itu slah satu unsur agar pmbaca trtarik berlama" di laman anda. Wrna tulisan pada blog ini bgus cuman sdikiy agak sulit bagi sy untuk mncerna tulisannya, krn wrna tulisan hmpir mnyatu dgn wrna latar. Dan sdikit masukan,disni sy lhat critanya dibuatin judul" kcil yaah , jdi baiknya jgn trlalu pnjang tulisannya dlm stu entri, buatlah entri bru untuk stu pmbahasn , klw trlalu pnjang sprti diats pmbaca kadangkala jenuh tuk menyelesaikan bacaannya, krn trlalu pnjang kebawah apalgi dibacanya melalui layar gadget,hp atw lp yg kdngkala membuat mata perih jika berlama" brhadapn dgn mreka. Ok ?
BalasHapusTingkatkan seni menulisnya,.jgn hanya sekali yaah ngisi blognya.
Subhanallah naima.. ais nggak tau lagi harus komen apa.. kamu dkk hebat (y)..
BalasHapusSukses buat kamu cantikk :)
terima kasih naimah, sulawesi luar biasa.................
BalasHapusgood job kak naima :) semngat menulisnya ! di tunggu postingan selanjutnya
BalasHapusBagus Naima, model penulisamu seperti diary. Sering nulis diary ya dulu? Sepertinya novel yang kamu minati novel-novel dg gaya bahasa yang ringan dan santai semacam tulisan-tulisannya Raditya Dika.
BalasHapusWah, bisa-bisa Naima yang juluki saya Ustaz Teh Botol? :) Semoga ada kesempatan Naima saya beri hadiah teh botol karena bisa jawab pertanyaan saya. Keep writing ya? Membaca, membaca, membaca, dan menulis. Semangka..!!! :)
tulisannya bagus mbak.,
BalasHapusCeritanya menarik banget mbak,... Sukses terus buat pn,... :)
BalasHapusMantap kakak....
BalasHapusTrus menulis jangan sampai d sini saja...
cahyooooo kakak...
Terus ditingkatkan ya dek kemampuan menulisnya. Semoga kedepannya bisa berprestasi dalam bidang tulis-menulis seperti LKTI, LKTA, essay, artikel di koran, novel, dsb. Hehehe...
BalasHapusOh ya, saran saya, tulisan diblog ini terlalu panjang. Pembaca bisa bosan. Mending dibagi per BAB dan masing2 diberi judul...:D
hidup ini memang telah sempurna, tinggal bagaimana kita menjalaninya :)
BalasHapussupeeerrrr
lanjutkan ima!! :)
BalasHapusKeren kak,ditunggu kelanjutannya ,FIGHTING !!
BalasHapuslanjutkan,,, fighting
BalasHapussemangat untuk karya selanjtnya mbk ima!!! :)
BalasHapusTop deh postingannya 5* bintang lgii (y)
BalasHapusBackground nya klo bisa jangan mirip warnanya dengan tulisannya.
BalasHapusTapi sudah mantap, terus berkarya, hidup ini koma. Oke?
BalasHapusbagus banget,, , seakan membaca karya asma nadia. .
BalasHapusGood article...
BalasHapusBut..tulisannya gk terlalu kentara..mngkin warna font bisa diganti dgn yg lbih terang.
“Never lose hope, because it is the key to achieve all your dreams.”
Good article...
BalasHapusBut..tulisannya gk terlalu kentara..mngkin warna font bisa diganti dgn yg lbih terang.
“Never lose hope, because it is the key to achieve all your dreams.”
sudah bagus naima....
BalasHapuscobalah di ganti template blog kmu agar perwajahannya bagus.
Subhanallah,,,mantappp ma jangan sampai berhenti disini saja yyaa tetap menulisss,,,
BalasHapuslebih ditingkatkan ketelitiannya ya,,,,,agar lebih mantap lagii,,,
BalasHapusnulisnya jangan berhenti disini ya naimah...
BalasHapusLike
BalasHapusSemangka
BalasHapusMenarik
BalasHapusInspiratif n menyentuh
BalasHapusSemngattt naimaa ..
BalasHapusTruslah mnuliss
Syaa tunggu tulisann kmu di jnnjang selanjutnyaa ... okeeeehhh ????
BalasHapusLakukan apa yang kamu sukai, dan sukai apa yang kamu lakukan imha. :) terus menulis yg bermanfaat. terimakasih ya atas kebaikannya selama saya di surabaya. Sampai ketemu lagi di kampung halaman kita.
BalasHapusBagus sekali tulisan ta imaaa....
BalasHapusGood job , pole sul sel
BalasHapusit's a nice post.... tingkatkan.
BalasHapustampilan blognya kereeeeen bngt....
BalasHapusbravo...
BalasHapuslanjutkan mb ima....
aku slalu dibelakangmu,,,
muach muach
smangat smangat,, diitunggu bukunya,,, buat motivasi banyak orang
BalasHapusfighting..nulisnya mba ima, jangan sampai disini aja yah.. hehe
BalasHapussemoga bisa jadi penulis besar terkhusus bisa menjadi inspirasi anak" remaja di Sulsel sana..hehe
BalasHapuswaduh... mba ima, kisahnya mengharukan.... nulis terus yah, jangan sampai disini aja.
BalasHapusbukunya ditunggu mba ima.... jangan lupa buat aku gratis 1 . oke..
BalasHapustulisannya di blog ini di tunggu lagi yah... nanti aku komentar lagi..
BalasHapushm... yayayah, tulisannya bagus, tingkatkan mba ima.
BalasHapusinspiratif im
BalasHapusditunggu yah tulisan selanjutnya, jangan lupa kasi emotion biar lebih ekspesif. hehe
BalasHapuskeren banget
BalasHapusperbanyak membaca akan nmbah kosa kta
BalasHapuskalau bukunya udah terbit, gratis 1 yah buat aku.... di tunggu lauching bukunya :)
BalasHapusTerlalu melambai-lambai sampai kadang struktur kalimatnya rancu dan susah di mengerti, coba kalimatnya lebih dilunakkan agar pembaca bisa dimanjakan dan lebih antusias untuk membaca.
BalasHapusKeep writing, Semangat!
sip,, sipp,,, :) semoga bisa ditingkatkan lagi menulisnya,,,,'
BalasHapusselalu semangat mbak!
dan semoga setiap coretannya bisa bermanfaat bagi yang lain yyaaaaa
cerita menginspirasi, tapi lebih indah lagi kalau bahasanya di persempit, gak usah terlalu lebar, sampai pembac kebingunan... hehe maaf mbak :)
BalasHapushhmm.. ima cantik, saya tunggu postingan berikutnya... :) ganbatte!!
BalasHapusima.... nulis terus yah, bukunya di tunggu!!!
BalasHapusganbatte... gumawo... kalau bukunya lauching di jepang atau korea, call me yah !!! ditunggu
BalasHapuslanjutkan terus k'Imah..,, semoga brmanfaat bgi pembacaa..
BalasHapusTERIMA KASIH yang udah meluangkan waktunya untuk mampir di blog hayidramlutamian "Naimatul Mardiyah" semoga komentar, kritik dan saran yang Bapak, kakak, ade, teman, sahabat posting bisa berguna bagi saya pribadi, semoga bermanfaat bagi kita semua :) :) :)
BalasHapussemoga semangat yang kalian berikan terus tersimpan hingga lauching buku profil blog ini bisa tercapai...Amiiiiiin :) sekali lagi Terima Kasih usratiiii....
Terima Kasih kepada Fiska Emila, Ahmad Munir, Ahmad Rifai Sinaga, Husnul Khatimah, Nurul Hikmah Ramadhani, Nanda Nahdhiyah, Rahmat Hidayat, Irfany Fauziah Samad "Anonim", Tri Anita Hastina Melinda, Rahma Afnan, Iva Umi Agustina, Murni Janwar "Education", Khairina Afriza, Nursabila Suyitno, Hafisa Idayu, Sofiatul Jannah, Henny Sumarja, Nazila L'Hasan, Ahmad Jadul Haq, Amraini Ma'ruf, Fadhliyah Ulfah, Alghifari, Norma Majid, Andi Saipul, Ahmad Atoillah, Evi Kartika Putri, Rahmat Faisal Nasution, Nanang Sufratna, Fitriatul laili, Arsita Sofiana, Ummu Kaltsum, Ummu Hasanah ""My Sister", Insiyah Diniyah, Lina Aulia, Rafiqah,Ainur Henny Rahmawati, Jajang Supratna, Kurniawan "Anto", Sri Devi Sartika, Lia Lutfiana Febrianti, Andi Syamsu Duha, Syahriani Syah "KlikSetia", Asmaul Islamiah, Elsa Rifda Salsabila, Rifqi Muhammad Nur, Ustadz Ainul Yaqien "Mas Yaqien", Neni Isnaini, Maimuna, Nurfaegah, Muhammad Fadhli Aziz, Zahrah Nisaul Azizah, Rezky Yuliana, Riska Hariyati, Muhammad Fauzi, Febriyanti Kakambong, Nailul Fauziah, Ari Banun Loenardo, Elly Llida, Terakhir Inna Haruna.
BalasHapusTerima Kasih Sahabat-Sahabatiku dari teman kuliahku di UIN Sunan Ampel Surabaya yang tak jenuh membrikan komentar 3 sampai 5 kali"Hehehe", Ade-adeku yang di Pontren, Kakak-kakak alumni Pontren Lil Banat atau Al Badar, Ukhti-Ukhti di Pesantren Mahasiswi, Saudara-saudari prodi BKI, Ustadzah di Pesmi, Kakak-kakak Senior di UINSA, Ustadz Ainul Yaqien yang tidak pernah lelah berbagi kisah dengan kami, My Brother & My Sister di SulSel, dan yang tak terlupakan teman seperjuanganku sahabat gila-gilaku di MA anak Exact & Sos... dan yang tak terlupakan pula jasa orang-orang yang ku temui di sekitar tempat WIFI syariah atau depan Pesmi dll, walaupun gak kenal terima kasih udah mau komentar... Sekali lagi TERIMA KASIH
you're good at writing,,,continue imm and often to read book
BalasHapusOke miss... thanks very much udah mampir. Hehehe. Miss miss (miss Dian rinduuuu di pare). Hehehe. :(
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusJangan pernah berhenti untuk menulis kak
BalasHapusSemangat...
BalasHapusSemoga bisa bermanfaat untuk semua
Keep Fighting ! Do'a kami semua selalu menyertai mu kkak cantikk ! Imy Kkak :* ! ditunggu, edisi2 lainnya !! :) =D
BalasHapus