Senin, 04 Mei 2015

Naimatul Mardiyah B3 BKI Sem.II


Sekapur Sirih Penulis

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
“Hidup ini masih KOMA”, diawali dengan 17 huruf, 8 suku kata, 4 kata, dan 1 kalimat singkat ini namun memiliki makna yang sangat membangkitkan semangat jiwa seorang anak manusia. Saya Naimatul Mardiyah mengucapkan selamat datang dan selamat membaca karya kedua Naima selama kuliah di Universitas Islam Negeri Suanan Ampel Surabaya (UINSA).
Ada yang tahu, darimana Naima mendapatkan untaian kata singkat sebagai pembuka karyanya ini?...Yah betul sekali, Naima mendapatkannya dari seorang dosen yang namanya sudah familiar lagi kita dengar, baik itu di kalangan UIN Sunan Ampel terlebih mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), kita sambut... (alay banget pake sambut segala kata nge-MC aja loh Nai...) saat ini beliau adalah Dosen Tafsir BK di kelas B3 semester II tahun 2015 yaitu Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag., dapat dikatakan sejak 22 Agustus 2014 sampai saat ini, beliau telah memberikan motivasi, pelajaran, goresan indah, lukisan, untaian, celoteh, butir-butir hikmah, dan lain sebagainya yang tak dapat Naima sebutkan lagi.
 Mengapa demikian?
Karena jika seseorang melihat sosok beliau rasanya kita telah diberi sepercik pelajaran baik itu dari gerak gerik kecil beliau, senyumannya, langkah kakinya, cara berpakaiannya, semuanya memberikan pelajaran yang bisa dipetik bagi orang yang melihat beliau, hal ini masih dalam keadaan jika seseorang melihat beliau, apalagi jika kalian diajar, dididik oleh beliau sendiri. Keren binggo deh (kata orang Indonesia campuran Korea). Kesempatan in benar-benar tidak boleh saya lewatkan.
Tulisan ini tidak akan selesai tanpa bantuan beliau karena beliaulah yang sangat antusias mendorong kami dan memberikan motivasi untuk selalu menulis dan terus menulis dalam hidup ini. “Dunia tidak akan bertanya ‘Apa gelarmu?’, melainkan apa KARYAmu?.” Dunia saat ini, oh, tidak... bukan saat ini, tapi sejak dari dulu mengatakan hal tersebut, seseorang tidak akan hidup atau terkenal jika ia tidak menghasilkan sebuah karya, salah satunya yaitu dengan cara menulis, maka dengan menulis seseorang akan terus hidup, dikenang, dan Insha Allah terkenal. Imam al-Bukhari misalnya, beliau tidak akan terkenal ataupun memiliki nama yang besar seperti sekarang ini, jika beliau tidak mengikat karya-karyanya tersebut dengan menulis Kitab Shahih al-Bukhari. Begitupun dengan yang dilakukan Naima sekarang. Semoga ini bisa menjadi awal yang akan Naima teruskan untuk berkarya dan terus berkarya. Amiiin
Penulisan karya ini, tidak lepas dari dukungan dan do'a orang tua tercitanya yakni Haddise dan Annisar yang jauh di sana, di seberang pulau (Sulawesi Selatan), Khairul Anwar adik bungsuku yang saat ini sedang berjuang belajar di Pondok Pesantren Sidogiri, Jawa Timur. Abul Khaer, Muhammad Anwar dan Nurul Hasanah 3 sejoli yang selalu mengirimkan candatawanya melalui telepon kepadaku, Amirah Rasyid dan Farah Auliah Makki.
Terima kasih usratiii..... miss you all!

Surabaya, 31 Mei 2015


     Penulis
Opening

Judul-judul ini penulis kisahkan ketika suasana atau keadaan hatinya, jasmani, perasaan dan pikirannya sedang senang, sedih, galau, stress, bingung, dan ekspresi-ekspresi lainnya selama semester II yang ia jalani di UIN Sunan Ampel Surabaya, penulisan ini ia cicil sejak tanggal 3 April 2015 pukul 21.37  hingga 31 Mei pukul 15.47 walaupun dalam penulisan ini sebenarnya penulis sangat kebingungan untuk memulai ceritanya, tapi inilah yang menjadi tantangan baginya agar dapat menyelesaikan karyanya ini, kisahnya ini, cerpennya ini.
Ayooo Naima, selesaikan tulisanmu!
“Di mana ada kemauan pasti ada jalan.”
Yahh... bagaimanapun besarnya kemauan seseorang, itu akan membantunya sehingga ia akan mendapatkan jalan dari masalahnya itu, dengan tekad yang tinggi, maka seseorang akan bisa maju dan berjuang dengan usahanya itu. Penulisan ini diiringi dengan kesibukan yang amat bagi Naima dalam kesehariannya, memulai awal untuk menulis lagi setelah 2 Minggu fakum, benar-benar tidak ada mood untuk memulainya, ketidakjelasan untuk melanjutkan kisahnya itu yang masih beberapa lembar sangat sukar untuk dilanjutkan.
Lilitan kabel di sebuah meja kayu dengan jejeran kantong plastik berisi lauk untuk pelengkap nasi di dalam ricecooker yang berada disudut meja itu juga, dengan sambungan charger penghuni kamar 25 yang berantakan di sekeliling buku novel yang ia baca untuk mendukung penulisannya itu membuatnya untuk melanjutkan ketikan kisahnya itu semakin memudar karena suasana kamar itu yang tidak karuan.
Tulisan ini sebenarnya tidak akan kelar jika Naima tidak dipaksa untuk menyelesaikannya oleh seorang Dosen yang terus menerus mendorong mahasiswanya agar dapat menghasilkan sebuah karya tulis dari tulisan jerih payah tangannya sendiri (gak berarti ditulis tanganlah teman-teman, kan bisa diketik. Hehe, iya gak?), kata Dosen itu “Jika kamu menulis maka kamu akan hidup”  dengan ungkapan itu berarti jejak seseorang yang penting, susah, sedih dan lain-lain yang perlu diingat akan terekam dalam memori jika dikuatkan dengan sebuah tulisan atau karya dalam sebuah buku.
Penulisan ini pun selesai setelah paksaan berulang-ulang yang dilakukan oleh dosen Profesor itu, paksaan itu yang membuat Naima mau tidak mau haruslah menyelesaikan ketikannya itu, begitulah yang dikatakan beliau saat ada salah satu teman kami mengeluh karena ia tidak minat dalam hal tulis menulis atau mengatakan bahwa menulis bukanlah bakatnya, namun beliau mengatakan bahwa ini adalah tugas akhir sebagai syarat untuk mengikuti UAS dan wajib bagi kita untuk menulis sebanyak 50 lembar space 1 jenis tulisan times new roman. Jujur saja karya ini benar-benar tidak akan selesai jika kami tidak didorong dan dipaksa oleh bapak Dosen itu, yah... bapak dosen itu akan Naima bahas di halaman berikutnya.

Jangan ketinggalan dengan biografi kepribadian manusia yang satu ini.
Cek It Out..!


Biografi The Best Motivator

Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag

Dilahirkan di Lamongan, 09-06-1957; beristri, 7 anak, 2 cucu;  alumni Ponpes Ihyaul Ulum Gresik (1975); Guru Besar/Dosen Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya (2004-sekarang); Dosen Teladan Nasional (2004 dan 2007); Dekan Fak. Dakwah (2000-2004); Pengurus Pembaca dan Penghafal Al Qur’an Jatim (1994); Ketua Asosiasi Profesi Dakwah Indonesia 2009-2013; Unsur Ketua MUI Jatim; Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Jatim 2011-sekarang; Konsultan Pendidikan Yayasan Khadijah 2011-sekarang; Hakim MTQ Tafsir Bahasa Inggris; Pengurus Lembaga Pengembangan Tilawah Al Qur’an;  Asesor Badan Akreditas Nasional Perguruan Tinggi;  Saksi Ahli Mahkamah Konstitusi tentang UU Penodaan Agama;  Penasehat Forum Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama; Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Al Khoziny Sidoarjo (1990-2009); Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial Kyai Ibrahim Surabaya;  Pengisi Mimbar Islam di TVRI Jatim;
Sangat banyak jabatan dan pengalaman-pengalaman beliau sehingga jabatan-jabatan dan statuslah yang memenuhi biografi dari beliau ini, baiklah lanjut lagi beliau juga seorang Penasehat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia  (2002); Imam shalat taraweh/penceramah Islam di Hongkong, Macau, Senzhen, Taiwan (2000-sekarang), Malaysia (2004), Jepang (2006, 2013), Iran (2008-2010), Mauritius -Afrika (2000), Inggris (2005), Belanda (2007) dan Bangladesh (2013). Penulis buku: Ilmu Dakwah (Prenada Jakarta 2008); Dinamika Kepemimpinan Tokoh Agama Di Indonesia (Harakat Media Jogjakarta 2008); Hijrah (Harakat Media Jogjakarta 2008); Solusi Ibadah di Hongkong (Duta Masyarakat Surabaya 2008); Solusi Ibadah di Taiwan (PCNU Taipei 2010); Mengenal Tuntas Al-Qur’an (Imtiyaz Surabaya 2011); 60 Menit Terapi Shalat Bahagia (IAIN SAP Surabaya 2012, sekaligus sebagai Founder dan Trainer PTSB), Teknik Khutbah Jum’at Komunikatif (2014), Doa-Doa Keluarga Bahagia (2014); Dalam proses cetak: Teknik Pidato Dahsyat. Pengisi Rubrik Agama Tabloid Nurani, Majalah Nurul Hayat; Majalah Nurul Falah; Majalah Sabilillah, Harian Duta Masyarakat.
Melihat status, judul-judul buku, jadwal penerbangan, jabatan dll Profesor, membuatku berpikir, apakah aku pantas untuk menerima wejangan dan nasehat keren dari beliau sedangkan aku tidak memanfaatnya dengan baik. Heeeiii.. Naima bangun, waktu adalah pedang jika bukan kamu yang menebasnya, maka pedang itu yang akan menebasmu.
 Yah ini lah sedikit dari biografi beliau, sangat banyak kan??, beliau patut untuk dicontoh, berbicara mengenai patut dicontoh, mengapa saya mengatakan hal itu, sebabnya karena beliau memiliki jalan hidup bahwa beliau ingin membahagiakan orang sebanyak 100.000.000 Milyar, wowww... dilihat dari biografi beliau, yah, beliau sudah melebihi dari apa yang diinginkan. Itulah sebab mengapa saya mengatakan beliau patut untuk dicontoh, karena dari kesibukan beliau yang sangat padat, lihatlah betapa mulianya jalan hidup yang beliau ingin capai yaitu tolong menolong. Beliau sangat senang mengapresiasi orang-orang karena pengapresiasian itu akan memberikan lebih dari sesuatu yang berbentuk materi.
#-------------------- :) :) --------------------#


Menolehku kesudut kamar yang masih berembun dari hujan semalam memberiku isyarat bahwa tiba saatnya beraktivitas kembali dari istirahatku semalam. Membereskan tempat tidurku, itulah yang ia lakukan pertama kali setiap awal pagi yang dianggapnya suatu perkara kecil yang mesti dan harus ia lakukan pertama kali sebelum menuju kamar mandi. Di sini ia mendapat hikmah dari kegiatan rutinannya itu yang tidak pernah ia tinggalkan setiap pagi, yakni pekerjaan yang selalu ditunda-tunda akan memberi dampak buruk kedepannya. Ia adalah seorang mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, seorang perantau yang sedang berjuang menuntut ilmu dipulau Jawa, gadis itu bernama Naimatul Mardiyah.
Monday
Senin, adalah hitungan hari pertama dari 7 hari dalam seminggu, Senin adalah penanda hari pembuka suatu pekerjaan, Senin adalah hari setelah Ahad, yang mana hari itu terkadang bahkan selalu sih membuat rasa galau para pelajar di Indonesia pada umumnya. Mengapa? Karena mereka beranggapan bahwa ia akan bertemu dengan tugas tugas dan tugas yang semakin hari akan semakin menumpuk.
Do you know? Senin juga adalah pertemuan pertama, hari pertama Naima bertemu dengan dosen yang dikenal sebagai penulis 60 menit Terapi Shalat Bahagia, yah... dialah yang menjadi dosen mata kuliah Tafsir BK pada kelas B3 program studi BKI (Bimbingan Konseling Islam) semester II, perkuliahan semester itu di mulai tepatnya hari Senin, 2 Maret 2015, suasananya tidak jauh berbeda dari pertemuan pertama saat matakuliah Ilmu Dakwah semester lalu yang mana kami diajar oleh Profesor ini juga, yang namanya seorang Profesor, teman-teman pasti tercengang betapa kerennya beliau, yah...benar sekali pertemuan I atau II ataupun keseratus kali, pasti selalu berkesan, bagaimanapun suasana dan keadaan yang beliau hadapi.
Tugas, makalah, karya tulis, dan sejenisnya itu adalah hal yang sudah tidak asing lagi bagi seorang mahasiswa dan wajiblah bagi kami untuk mengetahui hal-hal tersebut karena tidak lain selama 8 semester (umumnya) kami akan menghadapi assignment tersebut. Pertemuan matakuliah ini juga seperti itu, awal masuk dengan gagahnya bapak Pro.Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag berjalan ke ruang  D1. 203 dengan ciri khas Profesor berjalan dengan cepat tapi tetap berwibawa dengan membawa segala kebahagiaannya yang terpancar disenyumannya, beliau membuat mahasiswa(i) di kelas itu ikut merasakan kebahagiaan dengan melihat senyum Prof. pagi itu juga. Ada seorang penulis berkata dalam artikelnya, ia mengatakan seperti ini “Kesengsaraan yang seseorang pancarkan akan mempengaruhi orang sekitarmu, begitupun dengan kebahagiaan yang mereka pancarkan akan memberikan kebahagiaan tersendiri pula bagi orang yang melihatnya.” Dengan senyumannya itu, Prof. masuk dan langsung memberikan tugas kepada kami, namun diawali dengan pembukaan ceramah motivasi terlebih dahulu agar kami tidak kaget (pingsan) mendengar kabar tugas yang Prof. akan sampaikan.
Berbicara mengenai mata kuliah Tafsir BK, hmm... tafsir, tafsir, tafsir, akan memerlukan pengetahuan yang mendalam, penjelasan yang rinci dan tentunya pemikiran yang luas. Di sini kami akan diajarkan mengenai munasabah atau hubungan suatu ayat dengan ayat lainnya yang biasanya terletak sebelum ayat yang dikaji, kemudian tafsir dari ayat tersebut, dan kesimpulan dari ayat tersebut berdasarkan munasabah dan tafsirnya.
Hari itu juga, Prof. langsung membagi tugas dan membagi tiga kelompok yang masing-masing mendapatkan tugas tafsir berbeda-beda. Pembagian kelompok hari itu, menurut pribadi penulis sebenarnya tidak adil sebab, kami mengajukan sendiri bahwa saya ingin dikelompok ini-itu dan orang-orang pasti memilih kelompok yang bisa dibilang tergabung didalamnya orang-orang pandai dan pintar. Sedangkan kami yang kelompok yang lain, bisa dibilang sudah kehabisan atau kekurangan orang-orang yang cerdas tersebut. Akan tetapi, seperti kata motivator Indonesia Mario Teguh yang terkenal dengan salam supernya, mengatakan “semua akan ada hikmahnya”. Ternyata pembagian dengan sistem seperti itu mendapatan pelajaran yang tersembunyi dan tersirat selama pengerjaan tugas tafsir tersebut kurang lebih 1 ½ bulan kami berkumpul untuk menyelesaikan tafsir tersebut, sangat banyak kejadian-kejadian dan kondisi-kondisi yang kami hadapi dan kami sadari hal-hal ini tidak ada dikelompok lain karena tentunya karakteristik orang berbeda-beda yang membuat terkhusus penulis mengetahui suatu hal baru dari perbedaan sikap antar anggota.
Pembagian ini tentunya juga memberikan kesempatan bagi masing-masing anggota kelompok untuk terus berpikir lebih dewasa lagi dalam menyikapi hal-hal dalam suatu kelompok yang tidak mesti diselesaikan oleh orang-orang yang cerdas atau pun pandai dan di sini kita harus menyadari akan tugas itu, kelompok ini juga memberikan ajaran tentang kepekaan, pengertian, tanggung jawab dan lain sebagainya, rasanya kelompok kali ini sangat berbeda rasanya dengan kelompok-kelompok pada matakuliah yang lainnya, yang sangat banyak memberikan kami perubahan dan penyadaran yang tersirat, tentunya ini adalah rencana Allah SWT yang membentuk kelompok ini dengan anggota-anggota yang seperti ini. Sekali lagi “Semua akan ada hikmahnya”
Setelah pembagian, maka telah ditetapkan kelompok pertama yang terdiri dari Jajang Supriatna, Khairul Al-Fikri, Muhammad Alghifari, Ahmad Jadul Haq Halim, Rahmat Faisal Nasution, Nursabila, Siti Khairunnisa Wulandari, Rapikah, Sofiatul Jannah dan Lia Lutfiana Febriyanti akan mengkaji tafsir Al-Munir karangan Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhailiy dan kelompok dua yang terdiri dari Ahmad Rifai Sinaga, Rahmat Hidayat, Syarif Hidayatullah, Muhammad Rifqi Nur, Kurniawan, Mizan Asrori, Zahra Nisaul Azizah, Murni Janwar, Iva Umi Agusatina, Nadia Nafisa Fausiah akan mengkaji tafsir Ibnu Katsir karangan Imanul Jalil Al-Hafiz Imanud Din Abu Ismail Ibnu Da’u Ibnu Kasir Ibnu Zar’i al-Basri ad-Dimasyqi dan kelompok terakhir (tiga) terdiri dari Nanang Supratna, Ahmad Munir, Dinda Rizki Novia, Hafisa Idayu, Khairina Afriza, Fiska Emila, Naimatul Mardiyah, Norma Majid, Nurfaega, Tri Anita Jumaroh, kelompok inilah yang mengkaji tafsir Al-Azhar yang menjadi kelompokku pada mata kuliah Tafsir BK ini, tafsir ini karangan Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah.
Sebelum pembagian dan penyerahan tugas ini kepada masing-masing kelompok, Prof. memberikan kami arahan mengenai pengerjaan tugas, teknik-teknik, cara-cara, sistem-sistem dan tentunya sistematika penulisan tafsir tersebut, tugas tersebut tentu telah disediakan oleh Prof. jauh hari sebelum bapak memberikannya kepada kami yang telah dirangkumnya dalam bentuk silabus untuk mempermudah kami dalam mengerjakan tugas, dalam silabus itu bapak telah menentukan beberapa ayat yang berhubungan dengan bimbingan konseling yang harus dikaji dalam tafsir masing-masing. Diantaranya isi dari silabi tersebut yaitu akan dijelaskan pada lembaran selanjutnya.
Jika dilihat dari pembagian subbabnya sangat banyak tentunya, tapi kelak ini tidak seberapa dari usaha kita dalam mengerjakannya jadi mau tidak mau kami harus menyelesaikan tugas tafsir tersebut dalam jangka waktu secepat mungkin. “Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian.” Semua ini akan ada manfaatnya teman-teman. Oke...?
Itulah yang terjadi pada hari pertama masuk kuliah semester II kami, disambut dengan tugas tafsir yang menakjubkan dan sempat menggugah pikiran dan napas ini.
“Ada yang sadar gak?, ada yang tahu gak ? mengapa awal kuliah kami selalu ditempatkan di kelas Prof. Ali Aziz tepatnya hari Senin sebagai pembuka hari kerja?”
Menurut beberapa survey di beberapa tempat dan beberapa waktu yang telah penulis pantau, salah satuya yaitu karena kami yakin, tugas-tugas dari Dosen-Dosen lain tidak akan ada seberat dan membutuhkan tenaga sebesar tugas dari Prof., menakjubkan sekali jawabanya, terlalu jujur dan penuh dengan keberanian, itu disadari oleh anak B3 kelas prodi BKI semester II itu, namun ada untungnya mata kuliah dengan dosen Prof. itu ditempatkan di hari Senin.
1.      Karena kalau matakuliah ini ditemaptkan di hari-hari selanjutkan atau bukan hari senin, kami pasti telah menerima tugas dari dosen lain yang akan kami kerjakan lebih awal sehingga tugas tafsir yang banyak dan membutuhkan tegana yang lebih ekstra itu akan terbelakang dalam pekerjaan dan tertunda untuk selesai.
2.      Hari Senin sebagai hari pertama setelah libur selama 2 hari, hari setelah berlehai-lehai sebelum bertemu dengan tugas makalah selanjutnya akan memberikan kami dampak motivasi baik di hari itu karena kehadiran Prof. setiap pagi itu tidak pernah absent dengan motivasi pagi dan ceramah pembangkit semangat hidup.
3.      Yang ketiga, sebab itulah takdir yang mempertemukan mahasiswa kelas kami dengan bapak Dosen Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag setiap hari Senin pada pukul 07.45 sampai 11.20 sebanyak 4 SKS, setelah jadwal kuliah intensif pagi keluar dari ruangannya kami masing-masing.
Suasana tiap pagi itu, jika teman-teman telah masuk kelas, semua ekspresi wajahnya sama (jenuh karena lapar) dan terburu-burunya untuk masuk ke kelas selanjutnya setelah berhadapan dengan buku bahasa Arab atau bahasa Inggris, kelas persiapan test TOAFL dan TOEFL. Kejenuhan itu tampak setiap pagi jika ada beberapa teman kami yang belum sempat sarapan sebelum berangkat kuliah, tapi monster kelaparan itu tersembuhkan dengan motivasi yang selalu bapak bubuhkan kepada kami yang telah kami anggap lebih sekedar sarapan pagi dengan segelas susu putih, sari roti dan selai coklat yang lahap untuk dimakan.
Pengganti sarapan pagi itulah yang selalu kami terima dipagi hari setiap Senin yang akan menguatkan kami bertahan hingga waktu keluar tepatnya pukul 11.20 dengan 4 SKS sekaligus. Ada yang tahu bagaimana kejenuhan kami di kelas itu selama 4 SKS berturut-turut?.... it’s fault, salah sekali, kami tidak merasa kejenuhan sedikit pun dalam ruangan itu karena diisi dengan pembahasan yang keren diselingi dengan kisah-kisah motivasi dan kadang-kadang pula bercanda sesaat.
Terkadang ku merenung saat belajar di kelas, candatawa-keseriusan-kegilaan-kekocakan-kesibukan dan lain-lain, semua yang kujalani ini bisa tetap ku ingat dan terkenang bahkan dengan segala suasana itu aku bisa menjadi manusia yang memanusiakan orang. Amiin, mohon do'anya yah!. J
Semua ini tentu rencana Allah yang sangat indah dan penuh dengan makna bagi hambanya, saya yakin bahwa kondisi di dunia ini penuh dengan hikmah. Aku punya cerita, baik itu di kelas, diasrama, dimanapun ku berada, sampai saat ini ada sesuatu yang menjadi pertanyaan dibenakku tapi sebenarnya tidak perlu dipertanyakan sih... pertanyaannya gini “kok aku suka banget sesuatu yang memberikan semangat dengan pembahasan usaha, do'a terus TAKDIR”.
Berbicara takdir tuh, rasanya semua rencana hidup ku kedepannya amaaaan tentraaaam dan damai, sering banget ku berpikir bahwa segala sesuatu yang kuserahkan pada Allah itu akan menjadikan setiap saat yang kujalani rasanya nikmat dan penuh dengan kebahagiaan. yah tentulah Naima..... kok masih dipikir, itu mah emang desain Allah yang paling sempurna. سبحان الله .. Maha Suci Allah SWT.
Dengan motivasi-motivasi yang Prof. sering sampaikan kepada kami, itu yang membuat ku sering berpikir agar selaaaaalu bersyukur dan pembahasan yang paling aku apresiasi jika Prof. berbicara takdir, takdir ini takdir itu semua sudah tertulis di Lahf Mahfudz. I Like It. Sungguh yah kalau kita menyerahkan segala yang kita hadapi itu kepada Sang Khalik kita akan benar-benar merasa ini semua sudah sangat cukup. Beneran deh teman-teman.. buktiin deh, belajar bersyukur aja dari hal yang kecil aja, hati ini tuh adem banget, rasanya gak ada beban.
Terus ucapin deh.. الحمدالله (Segala Puji bagi Allah SWT). 
#-------------------- :) :) --------------------#


Mata kuliah Tafsir BK ini terhimpun hanya dalam 2 lembar kertas yang berisi beberapa judul tentang pembahasan Tafsir BK, semuanya hanya tertulis singkat dalam silabus ini yang menjadi panduan dalam pembelajaran mata kulaih ini kedepannya. 
Silabinya seperti ini:




    Matakuliah Tafsir BKI (4 SKS)
Dosen: Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag
No
Hari dan Tanggal
Pokok Pembahasan
Referensi
01
Senin
02-03-15
Penjelasan silabus kuliah dan pembagian tugas makalah mahasiswa
1.    At- tafsir al-Munir: Wahbah az-Zuhailiy
2.    Aisar at-Tafasir: Abu Bakr Jabir al-Jazairiy
3.    Rawai al-Bayan, Tafsir Ayat al-Ahkam Muhammad Ali AS-Sabuniy
4.    Safwah at-Tafasir: Muhammad Ali AS-Sabuniy
5.    Ruh al-Ma’aniy: Syihabuddin al-Alusiy
6.    Tafsir al-Maraghiy: Ahmad Mustafa al-Maraghiy
7.    Tafsir al-Manar: Muhammad Rasyid Ridla
8.    Fi dhilal Al-Qur'an: AS-Sayyid Quthb
9.    Tafsir Al-Qur'an al-‘Adhim: Ibnu Katsir ad-Dimasyqiy
10.                 Tafsir Al-Qur'an RI
11.                 Tafsir al-Azhar: Hamka
12.                 Tafsir al-Misbah: Quraish Shihab

02
Senin
09-03-15
Dasar-dasar kewajiban dakwah-1
1.      Kewajiban Dakwah (QS. Ali Imran 104,110; QS.At Taubah [09]:122)
2.      Metode Dakwah (QS. An Nahl [16]: 125)
03
Senin
16-03-15
Dasar-dasar Kewajiban Dakwah-2
Mitra Dakwah (QS. Saba’ [34]: 28; QS. Al-Anbiya’ [21]:107)
04
Senin
23-03-15
Potensi Positif Manusia-1
1.      Memiliki potensi kebaikan (fitrah) (QS. AlRum [30]: 30)
2.      Makhluk terbaik (ahsani taqwim) (QS. Al Tin [95]: 4)
05
Senin
30-03-15
Potensi Positif Manusia-2
1.      Memiliki akal (dzikir) dan rasa (pikir)(ulul albab) (QS. Ali Imran [03]: 190-191)
2.      Memiliki kelengkapan indera (QS. An Nahl [16]: 78)
06
Senin
06-04-15
Potensi Negatif Manusia-1
1.      Menyekutukan Allah (syirik) (QS. Al Nisa’ [04]: 48,116)
2.      Mencela, buruk sangka dan mencari kesalahan orang (QS. Al Hujurat [49]: 11-12)
3.      Kikir, mudah marah dan sulit memaafkan orang (QS. Ali Imran [03]:134; QS. Al A’raf [07]: 150)
07
Senin
13-04-15
Potensi Negatif Manusia-2
1.      Iri dan dengki (QS. Al Falaq [113]: 1-5; QS. Al Fath [48]:15)
2.      Keluh kesah (QS. Al Ma’arij [70]: 19-23)
3.      Labil keimanan (QS. Al Fajr [89] 15-16; QS. Fushshilat [41]:51)
4.      Mengesampingkan akal (QS. Al Mulk [67]: 10)
08
Senin
20-04-15
Potensi Negatif Manusia-3
1.      Mengedepankan nafsu al-fujurah (QS. Al Syam [91]: 7-10) Nafsu Al-Sawwalah (QS> Yusuf [12]: 18; 83) dan Nafsu Al Lawwamah (QS. Al-Qiyamah [75]: 2)
2.      Tergesa-gesa (QS. Al Anbiya’ [21]: 37)
3.      Berlebih-lebihan dalam sandang, pangan dan papan (QS. Al A’raf [07]: 31)
4.      Kufur, kurang apresiasi kepada Allah dan manusia (QS. Al A’raf [07]: 10; Saba’ [34]:13 dan QS. Al Hajj [22]: 66).
09
Senin
27-04-15
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-1
1.      Bersemangat atas landasan panggilan agama (QS. Fushshilat [41]31)
2.      Motivasi persaudaraan dan tolong-menolong (QS. Al Hujurat [49]: 9-10; QS. Al Maidah [05]:2)
10
Senin
04-05-15
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-2
1.      Memberikemudahan, tidak menyulitkan atau memberatkan klien (QS. Al Baqarah [02]; 85; QS. Al Hajj [22]: 78; QS. Thaha [20]:1-3)
2.      Memberi nasehat secara bertahap (QS. Al Furqan [25]: 32)
3.      Menjaga kehormatan setiap individu (QS. Al Isra’ [17]: 70)
11
Senin
11-05-15
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-3
1.      Persusif, tidak mendikte atau memaksa (QS. Al Baqarah [02]: 256)
2.      Dialogis, memberi kesempatan berpikir (QS. Ash Shaffat [37]: 102)
12
Senin
18-05-15
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-4
Menggunakan kata yang lembut, mengesankan dan menyemangati (Thaha [20]: 44/ qaylan layyinan); Al Isra’ [17]:28/qaulan maisura; QS. Al Muzammil [73]: 5/ qaulan tsaqila; QS. Al Ahzab [33]: 70/qaulan sadida; QS. An Nisa [4]: 5, 63/qaulan makrufa/ qaulan baligha)
13
Senin
25-05-15
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling-5
Meyakinkan solusi masalah dengan dzikir, istighfar, taubat dan sebagainya dan pembiasaan kebaikan (QS. Ar Ra’d [13]: 28-29; QS. Nuh [71]: 10-12) serta dengan shalat khusyu’ (QS. Al Baqarah [02]: 45, 153).
14
Senin
01-06-15
Tahsinul qira’ah dan tahfidh ayat-ayat BKI

Berginilah gambaran silabus mata kuliah ini, baiklah di sini saya akan menjelaskan satu persatu dari judul hingga ayat yang dibahas di dalamnya, karena saya adalah salah satu anggota dari kelompok tafsir Al-Azhar maka, di sini saya akan mengkaji ayat tersebut menurut tafsir Al-Azhar yang telah kami buat.
Pertama bab I tentang dasar-dasar kewajiban dakwah yang terbagi menjadi tiga yang pertama kewajiban dakwah, pada subbab ini membahas QS. Ali Imran [03]: 104 dengan munasabah berhubungan dengan ayat 103, yang mana pada ayat tersebut Allah SWT menyuruh untuk berpegang teguh pada tali agama-Nya, dan melarang untuk berpecah-belah. Kemudian pada yat 104 Allah SWT memerintahkan kita umat muslim untuk menyeru kepada kebaikan.
Tafsirnya membahas singkat mengenai nikmat Islam yang menimbulkan persaudaraan, menjinakkan hati dan menyebut umat manusia yang nyaris terbenam ke dalam neraka, maka untuk memelihara kokohnya nikmat itu, diperlukannya dalam kalangan jamaah muslimin itu ada suatu golongan, dalam atafsir ini ditegaskan suatu umat yang menyediakan diri mengadakan ajakan atau seruan, tegasnya dakwah. Yang selalu mengajak dan membawa manusia berbuat kebaikan, menyuruh berbuat ma’ruf, yaitu yang patut, pantas, dan sopan; dan mencegah perbuatan munkar, yang dibenci; dan yang tidak diterima.
Kemudian pembahasan QS. Ali Imran[03]: 110 dengan munasabah berhubungan dengan ayat 106 dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti ada dua golongan yang amat berlainan nasibnya yaitu Muslimin dan kafir. Pada ayat 110 disebutkan bahwa orang-orang yang beriman adalah sebaik-baik umat di dunia, dalam tasirnya menjelaskan mengenai  penegasan sekali lagi dari hasil usaha amar ma’ruf nahi mungkar itu yang nyata dan kongkrit, yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang menjadi menjadi sebaik-baik umat yang dikeluarkan antara manusia didunia ini.
Ayat terakhir dari pembahasan kewajiban dakwah ini yaitu QS. At Taubah [09]: 122, dengan munasabah berkorelasi pada ayat sebelumnya, yaitu ayat 120 yang menjelaskan bahwa Allah SWT mewajibkan kepada hambanya (penduduk Madinah) untuk berperang (jihad). Sedangkan pada ayat 122 menjelaskan tentang kebolehan tidak mengikuti perang dengan syarat untuk menuntut ilmu atau memperdalam ilmu agama. Tafsir Al-Azhar mengemukakan secara singkatnya pengandaian bahwa alangkah baiknya keluar dari tiap-tiap golongan itu, diantara mereka ada satu kelompok, agar mereka memperdalam pengertian tentang agama.
Subbab kedua yaitu tentang metode dakwah dan hanya membahas satu ayat yaitu QS. An Nahl [16]: 125, dengan munasabah 124. Diceritakan bahwa terjadi perselisihan antara orang-orang Yahudi terkait dengan hari ibadah. Kemudian Allah SWT menjelaskan metode untuk berdakwah untuk (menyelesaikan perselisihan) sebagaimana yang dijelaskan pada ayat 125 ini. Tafsirnya yaitu mengandung ajaran kepada Rasul SAW tentang cara melancarkan dakwah, atau seruan terhadap manusia agar  mereka berjalan di atas jalan Allah SWT (Sabilillah).
Subbab selanjutnya yaitu mengenai mitra dakwah, pada pembahasan ini ada 2 ayat yang dibahas pertama, QS. As Saba’ [34]: 28, ayat ini memiliki hubungan dengan ayat 27 dijelaskan bahwa Allah SWT. menceritakan tentang orang-orang kafir yang menyekutukan Allah SWT. Kemudian ayat 28 ini Allah SWT menjelaskan bahwa Dia (Allah SWT) telah mengutus seorang Rasul (Muhammad SAW) sebagai pembawa berita dan peringatan bagi orang-orang kafir tersebut. Dengan tafsir menekankan bahwa segala manusia yang mendiami permukaan bumi ini adalah jadi tujuan dari dakwah Nabi Muhammad SAW dengan tidak memandang bangsa, tidak memandang watas daerah, tidak memandang warna kulit.
Kemuadian yang kedua yaitu Q.S. Al Anbiya’ [21]: 107 munasabahnya yaitu dengan ayat 105 dijelaskan bahwa Allah SWT telah berfirman Akan ada hamba yang sholeh di muka bumi ini. Kemudian pada ayat 107 ini dijelaskan bahwa hamba-hamba-Nya yang sholeh itu adalah Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya yang menjadi Rahmatan lil alamin. Subhanallah semoga kita termasuk dalam golongan itu. Amin ya rabbalalamin... tafsirnya mengkaji tentang risalah yang dibawa Muhammad SAW ini selain dari membawa rahmat untuk kaumnya, juga akan mengeluarkan mereka dari lingkungan sempit hidup berkabilah menjadi suatu bangsa besar yang berperadaban, dia pun rahmat bagi seluruh isi alam.
Bab II yaitu Potensi Positif Manusia yang memiliki subbab 4, yang pertama tentang memiliki potensi kebaikan QS. Ar Rum [30]: 30, dengan tafsir bahwa agama Islam adalah agama yang bernilai tinggi, berharga buat direnungkan yaitu berpegang teguh dengan syariat yang telah diatur oleh Allah SWT berdasar kepada fithrah yang bersih. Yang kedua tentang makhluk terbaik (ahsani taqwim) yaitu QS. At Tin [95]: 4 munasabah dengan ayat 3 dijelaskan bahwasanya Allah SWT menciptakan suatu negeri yang aman yaitu kota Makkah dan ayat 4 menjelaskan  negeri yang aman itulah tempat manusia sebaik-baiknya. Dan tafsir membahas mengenai makhluk Allah SWT diatas permukaan bumi ini, manusialah yang diciptakan oleh Allah SWT dalam sebaik-baik bentuk; bentuk lahir dan bentuk batin.
Subbab selanjutnya yaitu memiliki akal (pikir) dan rasa pada QS. Ali Imran [03]: 190-191, munasabah dengan ayat yaitu 189 dijelaskan bahwa Allah SWT Maha kuasa atas segala sesuatu. Dan pada ayat 190 ini dijelaskan pula tanda-tanda ke-Maha Kuasaan Allah SWT adalah adanya langit dan bumi. Pada ayat 191, dijelaskan pula tanda-tanda orang berakal yaitu orang yang selalu mengingat Allah SWT. tafsirnya yaitu hubungan antara zikir dan pikir tadi. Hidup yang hanya semata-mata terikat hanya kepada memikirkan benda adalah tandus dan gersang, maksudnya yaitu bahwasanya tidak terjadi kehancuran di dalam alam ini, ialah karena adanya sistem daya tarik-menarik yang menimbulkan keseimbangan yang menyebabkan sesuatu tidak kacau.
Pembahasan selanjutnya yaitu memiliki kelengkapan indera yang akan dijelaskan oleh QS. An Nahl [16]: 78 dengan munasabah yaitu ayat 77 dijelaskan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, sementara ayat 78 ini dijelaskan bukti dari kekuasaan Allah SWT berupa penciptaan manusia. adapun tafsirnya yaitu tentang kelengkapan indera yang sudah sangat ssempurna diberikan kepada Allah, maka bagaimana manusia mempergunakan nikmat-nikmat Allah SWT di dunia ini dengan sebaik-baiknya, sehingga kita jadi manusia yang berarti dan pandai bersyukur artinya ialah berterimakasih dan lawan dari syukur ialah kufur, tidak mengenal budi.
Bab selanjutnya atau bab ketiga yaitu tentang potensi negatif manusia, bab inilah yang menjadi bab terpanjang dari pembahasan-pembahasan yang lainnya karena membahas 11 poin dari sifat negatif manusia, ini memberikan gambaran bahwa banyaknya pembahasan yang diperlukan untuk memperbaiki akhlak manusia yang negatif jika dibandingkan dengan potensi positif manusia pada bab sebelumnya.
Subbab yang pertama yaitu  menyekutukan Allah (syirik), bab ini membahas 2 ayat, yang pertama QS. Al Nisa’ [04]: 48  memiliki munasabah dengan ayat 47 Allah SWT memberi perintah untuk beriman kepada-Nya. Sementara pada ayat ini dijelaskan bahwasanya dosa yang tidak akan di ampuni oleh Allah SWT adalah syirik. Dengan pembahasan tafsir bahwa adanya Tuhan, dan Tuhan itu hanya satu. Tidak ada yang lain yang berserikat atau yang bersekutu dengan Dia, baik dalam ketuhanan-Nya, atau dalam kekuasaan-Nya. Sebab itu jika ada orang yang menganggap bahwa ada yang lain yang turut berkuasa di samping Allah SWT, yang dianggapnya sebagai Tuhan pula, sesatlah paham orang itu. dan Tidaklah Allah akan memberinya ampun. Selanjutnya ayat 116 dari surah ini juga dengan munasabah berkolerasi pada ayat 115 dijelaskan bahwa orang-orang yang dalam kesesatan adalah orang yang menentang Rasul SAW. dan yang tidak mengikuti jalan orang-orang mukmin (syirik), sementara pada ayat 116 syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. adapun tafsirnya membahas tentang Tuhan menjelaskan kepada manusia bahwa Tuhan tidak dapat memberi ampun kepada seorangpun yang mempersekutukan yang lain dengan Dia. Bahwa Dia dapat mengampuni dosa yang lain, selain syirik.
Subbab kedua tentang mencela, buruk sangka dan mencari kesalahan orang, pembahasan ini didukung dengan tafsiran QS. Al Hujurat [49]: 11 dengan munasabah berkolerasi pada ayat 10 dijelaskan tentang larangan bagi orang-orang beriman untuk saling mencela, buruk sangka, dan mencari kesalahan orang lain. Adapun hubungannya dengan ayat 11 ini ialah seruan Allah SWT. kepada hamba-Nya untuk tetap menjaga dan memperbaiki tali silaturrahmi.
Tafsirnya membahas tentang peringatan dan nasihat sopan santun dalam pergaulan hidup kepada orang beriman sebagai penekanan dalam bersikap. Selanjutnya QS. Al Hujurat [49]: 11, munasabah dengan ayat 11 dijelaskan tentang seruan bagi orang-orang beriman untuk meninggalkan perbuatan tercela yang tidak membawa manfaat bagi siapapun. Adapun hubungannya dengan  ayat 12 ini ialah dalam dua ayat ini Allah SWT. kembali menyeru kepada hamba-Nya untuk meninggalkan perbuatan tercela tersebut. Tafsirnya yaitu menjelaskan sikap prasangka ialah tuduhan yang bukan-bukan persangkaan yang tidak beralasan, hanya semata-mata tuhmat yang tidak pada tempatnya saja.
Subbab selanjutnya yaitu tentang kikir, mudah marah dan sulit memaafkan orang, pada pembahasan ini ada dua ayat yang menjadi pendukung yang pertama QS. Ali Imran [03]: 134, dengan munasabah pada ayat 133 dijelaskan tentang perintah bagi umat manusia memohon ampun dan menjadi orang bertaqwa. Adapun hubungan dengan ayat ini yaitu ayat 134 dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 133 ialah, Allah SWT. menyebutkan beberapa sifat orang yang bertaqwa kepada-Nya dan Allah SWT. menyukai mukmin melakukan kebajikan. Dengan tafsiran bahwa pemberikan tuntunan terperinci dan lebih jelas yang uang diperlombakan itu ialah kesukaan memberi, kesukaan menderma untuk mengejar syurga yang seluas langit dan bumi, sehingga semua bisa masuk dan tidak aka nada perubutan tempat, ini memberikan isyarat untuk tidak bersikap kikir.
Selanjutnya yaitu QS. Al A’raf [07]: 150, dengan munasabah dengan ayat 148 dijelaskan tentang penghianatan Bani Israil kepada Allah SWT. dan Nabi Musa a.s., mereka menjadikan anak lembu sebagai sesembahannya. Adapun hubungan dengan ayat 148 ini dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 150 ialah kepulangan Nabi Musa a.s. yang membawanya kepada kemarahan dan kesedihan terhadap kedzaliman yang dilakukan oleh kaumnya sendiri. Dan tafsirnya yaitu Allah SWT. adalah pencipta alam semesta, hanya kepadanya makhluk menyembah tanpa disekutukan.
Selanjutnya yaitu subbab iri dan dengki, pada pembahasan ini membahas satu surah dan 1 ayat, yang pertama yaitu QS. Al Falaq [113]: 1-5, memiliki munasabah dengan yaitu surat al-Ikhlas dijelaskan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah SWT. serta menjelaskan tentang kemurnian Tauhid, kemudian pada ayat ini menjelaskan tentang memohon perlindungan kepada Allah SWT. dari segala kejahatan dan berbagai macam penyakit jiwa. Jadi kolerasi dari kedua surah ini adalah surat al-Falaq sebagai implementasi dari surat al-Ikhlas yaitu sebagai implementasi dari makna tauhid itu sendiri.
Adapun tafsirnya mengungkapkan peralihan dari malam ke siang, peralihan dari tanah yang telah sangat kering karena kemarau, lalu turun hujan, maka hiduplah kembali tumbuh-tumbuhan. Peralihan dari biji kering terlempar ke atas tanah, lalu timbul uratnya dan dia memulai hidup. Maka berselindunglah kita kepada Tuhan, dalam sebutan-Nya sebagai Rabb, yang berarti mengatur, mendidik dan memelihara, supaya berkenanlah kiranya Tuhan memperlindungi kita, dari kemungkinan-kemungkinan bahaya yang terkandung pada pergantian siang dan malam atau peralihan musim.
Ayat kedua yaitu dari QS. Al Fath [48]: 15, dengan munasabah pada ayat sebelumnya ayat sebelumnya, yaitu ayat 11-13. Di dalam sambungan ayat telah dijelaskan pendirian mereka yang buruk,  jiwa mereka yang tidak jujur dan alasan yang mereka cari-cari untuk mengelakkan diri saat perdamaian Hudaibiyah. Kemudian pada ayat 15 Allah SWT menyampaikan kata tegas kepada mereka, yaitu tentang harta rampasan sesudah perang padahal ada di antara mereka yang mengelak dari bai’at. Dengan tafsir yang menyatakan bahwa bukanlah soal dengki, melainkan soal disiplin dan soal hukuman yang mesti dilakukan terhadap orang yang ragu-ragu dalam menghadapi peperangan. Karena mungkin saja, dengan hebatnya pula perang yang akan ditempuh kelak, mereka sekali lagi lari meningalkan barisan. Maka hal ini mesti dijaga, jangan sampai berulang kali kejadian. Kemenangan suatu perjuangan sangat bergantung kepada suatu disiplin.
Subbab selanjutnya yaitu tentang keluh kesah yang didukung dengan QS. Al Ma’arij [70]: 19-23, dengan munasabah pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa semua manusia apabila diberi kesusahan sering gelisah dan apabila diberi kebaikan dia sering kufur, kemudian pada ayat 19 sampai 23 menjelaskan bahwa tidak semua orang yang diberi kesusahan merasa gelisah dan apabila diberi kebaikan dia sering kufur yakni orang-orang yang tidak pernah meninggalkan shalat. Dan tafsir merangkanlah bagaimana Allah SWT menciptakan tabiat-tabiat yang buruk pada manusia, yang mereka hendaklah berusaha mengubah kejadian itu dengan melatih diri sendiri, sehingga kemanusiannya naik meninggi, bukan jadi manusia yang jatuh martabat.
Pembahasan selanjutnya yaitu mengenai labil keimanan, yang pertama pada QS. Al Fajr [89]: 15-16, munasabah dengan ayat 14 dijelaskan bahwa sampai seterusnya selama manusia masih hidup dan bergiat di dunia ini sifat-sifat buruknya akan tetap dalam pengawasan Allah SWT. Kemudian pada ayat 15 sampai 16 digambarkan sifat buruk manusia yaitu jika iman sudah tidak ada.
Dengan tafsir bahwa kemiskinan itu pun cobaan Allah SWT juga. Kaya percobaan, miskin pun percobaan, buruk dan baik semuanya adalah ujian. Kaya atau miskin pun ujian. Kalau Allah SWT memberikan anugerah kekayaan berlimpah-ruah. Selanjutnya ayat kedua yaitu QS. Fushshilat [41]: 51, berkolerasi dengan ayat ayat sebelumnya yakni ayat 49 dan 50 yang menjelaskan tentang keburukan manusia yang selalu menginginkan kenikmatan berupa banyak rizki, badan sehat, keuntungan dan sebagainya. Akan tetapi, saat telah dikabulkan keinginannya, manusia malah berpaling dari Allah SWT dan menyombongkan diri. Kemudian saat kesedihan menimpa diri mereka, manusia baru berdoa yang panjang-panjang. Tafsirnya membahas tentang ketika mendapat nikmat kita akan berpaling daripada Allah SWT dan menjauhkan dari segala kegiatan yang mana ini termasuk dalam kufur.
Subbab selanjutnya yaitu tentang mengesampingkan akal pada QS. Al Mulk [67]: 10, dengan munasabah pada ayat ayat 6, 7, 8, dan 9 dijelaskan bahwa suatu saat ada rombongan yang masuk neraka dan ditanya mengapa mereka masuk ke dalam neraka? Mereka kemudian berkata bahwa dahulunya saat diberi peringatan dan diingatkan oleh Nabi dan Rasul mereka mendustakannya. Padahal di ayat 6 itu sudah diberi peringatan akan azab Allah SWT dan seburuk-buruk tempat bagi mereka yang tidak mempercayai Allah SWT dan kini mereka tidak bisa berbuat apapun keculi penyesalan di masa lalu. Dengan tafsir apa yang dikatakan oleh Pemberi ingat itu dengan baik kepada kami. Kami dengarkan baik-baik dan tidak kami tolak begitu saja, kami pertimbangkan dengan akal yang waras, tidak menolak dengan hawa nafsu saja.
Pembahasan selanjutnya pada bab potensi negatif manusia ini yaitu QS. Asy- Syam [91]: 10 tentang mengedepankan nafsu al-Fujurah, dengan kolerasi ayat pada ayat sebelumnya yaitu ayat 5 dan 6. Kita diperintahkan untuk memperhatikan matahari, bulan, keindahan langit dan bumi yang menghampar luas yang kita tempati sekarang ini, kita diajak untuk berfikir untuk apa dan siapakah yang menghamparkannya sedemikian rupa ini sehingga manusia dapat hidup di dalamnya untuk menegaskan apa dan kepada siapa. Datanglah ayat 7 untuk menjelaskan bahwa Allah SWT lah Sang Pencipta dan tidak lain hanya untuk insan-Nya, kemudian diperkuat lagi dengan ayat 8 yaitu Tuhan yang telah menyempurnakan langit dan menghamparkan bumi. Tuhan memberi manusia ilham, akal dan budi pekerti supaya manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Tafsir pembahasan yaitu menyatakan bahwa setiap orang diberi akal buat menimbang, diberikan kesanggupan menerima Ilham dan petunjuk. Semua orang diberi tahu mana yang membawa celaka dan mana yang akan selamat. Itulah tanda cinta Allah SWT kepada hamba-Nya.
Kemudian nafsu Al-Sawalah pada QS. Yusuf [12]: 18, dengan munasabah ayat 9 diceritakan bahwa ada sebagian mereka (saudara Nabi Yusuf a.s.) yang mengusulkan agar Nabi Yusuf a.s. dibunuh saja, atau dibuang yang jauh agar tidak dapat dicari lagi oleh ayah mereka. Dan pada ayat 10 mereka mengusulkan lagi agar dimasukkan saja Nabi Yusuf a.s. ke dalam sumur, dan setelah disepakati bersama usulan kedua inilah yang kemudian dipilih. Mereka memasukkan Nabi Yusuf a.s. ke dalam sumur. Kemudian Allah SWT mengutus malaikat untuk menyampaikan kepada Nabi Yusuf a.s. agar jangan berduka atas apa yang menimpanya saat ini. Karena kelak segala perbuatan mereka akan terungkap juga.
Selanjutnya QS. Yusuf [12]: 83, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yakni ayat 15 yang menceritakan tentang kisah Yusuf a.s. yang dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Kemudian ayat ini yaitu ayat 83 menceritakan tentang rasa kehilangan Ya’kub a.s. (ayah Nabi Yusuf a.s.) yang masih terus mengingat anaknya, kemudian nafsu Al-Lawwamah pada ayat ayat 2 merupakan kelanjutan dari ayat 1, yaitu sumpah untuk percaya dengan hari kiamat dan kemudian dijelaskan dengan ayat yang ke 2, yaitu bahwa bersumpah dengan sungguh-sungguh dan menyesal. Manusia pasti selalu menginginkan yang lebih dari apa yang telah mereka miliki, namun pada akhirnya mereka juga akan mati.
Subbab selanjutnya yaitu potensi negatif manusia (sikap tergesa-gesa) pada ayat ayat 36 Allah SWT menggambarkan kebencian orang-orang kafir kepada Rasulullah SAW yaitu mengejek-ngejek Rasulullah SAW. Maka pada ayat ini  yaitu ayat 37 Allah SWT memperingatkan kepada umat manusia untuk tidak tergesa-gesa melihat adzab orang-orang kafir itu disegerakan. Selanjutnya yaitu subbab berlebih-lebihan dalam sandang, pangan dan papan pada QS. Al A’raf [07]: 31, dengan munasabah pada ayat ayat 30 Allah berfirman tentang manusia yang tersesat dalam kepercayaan dan amalan mereka. Maka pada ayat ini  yaitu ayat 31 Allah SWT bercerita mengenai orang jahiliyyah yang masuk ke dalam Masjidil Haram dengan telanjang. Munasabah kedua ayat ini terletak pada kesesatan dalam kepercayaan amalan mereka.
Selanjutnya pembahasan mengenai kufur, kurang apresiasi kepada Allah dan manusia yaitu pada QS. Al A’raf [07]: 10, mengenai pembahasan kali ini berbicara tentang betapa sempurnanya bumi/ tempat hidup yang telah Allah SWT ciptakan untuk manusia, sehingga tidak patutlah kita mendurhakai-Nya, akan tetapi sebab sempurnanya dan teraturnya nikmat yang Allah SWT berikan, manusia sampai lupa betapa besarnya nikmat kehidupan tersebut sehingga sedikit yang bersyukur kepada-Nya. Maka ayat ini adalah lanjutan dari ayat sebelumnya yaitu ayat 9 QS. Al A’raf [07] dijelaskan bahwa orang yang hidup tidak baik (penuh dengan kesalahan) berarti hidupnya kosong dan akan mendapat siksaan Allah SWT, ayat 9 ini sebagai penjelas dari ayat 10 menggambarkan bahwa dalam kehidupan, manusia yang tidak pandai bersyukur/ menyianyiakan nikmat-Nya maka hidupnya akan sia-sia.
Ayat kedua yaitu pada QS. AS Saba’ [34]: 13, dengan munasabah pada ayat 13 ini QS. AS Saba’ [34] berbicara tentang perintah bersyukur terhadap keluarga Daud a.s. yang telah banyak menerima karunia Allah SWT seperti patuhnya jin-jin atas perintah  nabi Sulaiman a.s. yang banyak membantu nabi Sulaiman a.s. dalam pembangunan di Istana, maka ayat ini adalah penjabaran dari ayat sebelumnya yang menjelaskan lebih detail berbagai macam nikmat yang diterima nabi Sulaiman a.s. seperti tersedianya angin untuk kendaraan Nabi, proses pencairan tembaga dan lain-lain. Korelasinya yaitu kedua ayat ini telah memberikan contoh betapa banyaknya nikmat yang telah Allah SWT tumpahkan kepada manusia yang patut untuk disyukuri namun hanya sedikit dari kita yang benar-benar bersyukur.
Kemudian ayat terakhir pada pembahasan kufur ini yaitu QS. Al Hajj [22]: 66 dengan munasabah menjelaskan tentang sirkulasi kehidupan manusia berawal dari penciptaan kita di dunia hingga ajal menjemput kemudian dibangkitkan kembali pada hari kiamat, dan itu merupakan nikmat besar dari Allah SWT yang patut disyukuri, ini merupakan lanjutan penjelasan dari ayat sebelumnya yaitu ayat 65 bahwa selama hidup di dunia, sebenarnya Allah SWT telah menyediakan kekayaan di bumi untuk manusia dengan mengatur keseimbangan alam, semata-mata bukti belas kasihan sang Pencipta kepada kita. Relevansinya terdapat pada kedua nikmat besar tersebut, namun manusia lupa dari mana asal mereka dan bagaimana akhir hidup ini yang membuat manusia menjadi kufur dan banyak yang mendurhakai Allah SWT (tidak bersyukur).
Selanjutnya bab terakhir dari pembahasan ini yaitu bab prinsip-prinsip bimbingan konseling, yang pertama subbab bersemangat atas landasan panggilan agama pada QS. Al Fushshliat [41]: 31, ayat 31 QS. Al Fushshliat [41] merupakan sambungan bisikan dari malaikat yang pada ayat sebelumnya yaitu ayat 30 yang menjelaskan tentang ketetapan pendirian seseorang bahwa tiada Tuhan selain Allah  SWT dan malaikat akan membisikan kepadanya bahwa kelak akan dimasukkan ke surga, dan didilanjutkan pada ayat 31 ini, mengenai bisikan malaikat itu bahwa orang yang beristiqamah akan dijamin perlindungan dari malaikat di dunia dan akhirat dengan izin Allah SWT serta jaminan apa yang dia inginkan di surga yang bersifat jasmani maupun rohani selama manusia tersebut tidak memutuskan hubungannya dengan Allah SWT.
Adapun tafsirnya membahas sambungan bujukan malaikat-malaikat itu bahwasanya dengan izin dan perintah dari Allah SWT mereka memberikan jaminan perlindungan bagi orang yang teguh memegang pendirian bertuhan kepada Allah SWT itu, baik semasa hidupnya di dunia apalagi pada kehidupan lanjutan di akhirat kelak.
Subbab selanjutnya yaitu menegani motivasi persaudaraan dan tolong menolong pada QS. Al Hujurat [49]: 9-10, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 8, Allah SWT menyatakan bahwa orang bijak dalam suatu masyarakat adalah nikmat-Nya yang paling membawa kebahagiaan bagi seluruh manusia. Maka pada ayat ini Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman (termasuk orang yang bijak) untuk mendamaikan kedua golongan yang saling bermusuhan semata-mata hanya untuk keridhaan Allah SWT dan bentuk rasa persaudaraan antar sesama muslim. tafsirnya yaitu membahas mengenai perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman yang ada perasaan tanggung jawab, apabila mereka dapati ada dua golongan orang yang sama-sama beriman dan keduanya itu berkelahi, dalam ayat ini disebut iqtatalu yang dapat diartikan berperang, hendaklah orang beriman yang lain itu segera mendamaikan kedua golongan yang berperang itu.
Kemudian ayat pada QS. Al Maidah [05]: 2, dengan berkolerasi pada ayat sebelumnya yaitu ayat 1, Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk memenuhi segala janji demi ketaqwaan kepada Allah SWT dan membentuk masyarakat yang saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan tidak dalam permusuhan. Maka pada ayat 2 ini Allah SWT menekankan umat manusia sekali lagi untuk saling tolong atas dasar taqwa kepada-Nya. Menekankan tentang pentingnya takwa. Dan memberi peringatan lagi di ujung ayat bagaimana pintarnya manusia mengelak dari satu janji di dunia ini, namun perkaranya akan dibuka sekali lagi di akhirat, dan kesalahan akan mendapat siksaan yang setimpal.
Subbab selanjutnya yaitu memberi kemudahan, tidak menyulitkan atau memberatkan klien pada QS. Al Baqarah [02]:185, tafsir menjelaskan agar pada bulan Ramadhan itu memperbanyak ibadah, shalat tarawih (qiyamul-lail) memperbanyak membaca al-Quran dan memperhatikan huruf-hurufnya (tadarus) dan memperbanyak pula perbuatan baik, bersedekah, memberi makan fakir miskin, menjamu, walaupun hanya seteguk air, sebutir kurma, sepiring nasi. Kemudian ayat kedua yaitu dari QS. Al Hajj [22]:78, dengan munasabah ayat sebelumnya (ayat 77) Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan amal sholeh seperti ruku’, sujud dan menyembah Allah SWT dan berbuat kebaikan. Dan pada ayat ini Allah SWT memberikan tips kepada orang mukmin mengenai amal perbuatan yang paling mulia yaitu berjihad terhadap dirinya sendiri. Pada ayat 77 orang mu’min disuruh meneguhkan ibadah, ruku’ dan sujud dan shalat dan berbuat baik, hal ini disebabkan supaya  jiwa kita yang lemah ini dapat menjadi kuat untuk menghadapi jihad yang berat itu.
Selanjutnya ayat ketiga dari QS. Thaha [20]: 1-3 Ayat ini merupakan penjelasan dari Surah Maryam ayat 97-98 yang berbicara tentang Allah SWT menurunkan al-Quran dalam bahasa nabi SAW. (bahasa Arab) hal ini disebabkan supaya memudahkan nabi SAW dalam menyampaikan kabar gembira bagi orang yang bertakwa dan dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang.
Subbab selanjutnya yaitu tentang memberi nasehat secara tertahap pada QS. Al-Furqon [25]:32, dengan munasabah pada ayat sebelumnya, yaitu ayat ke 30 dijelaskan bahwasanya kaum kafir mengabaikan al-Qur'an. Dan di ayat 32 ini kemudian diterangkan bahwasanya orang-orang kafir itu mengabaikan al-Qur'an dengan (cara) menentang sistematika turunnya (al-Qur'an) yang secara berangsur-angsur, dengan tafsir     Pada ayat 32 dibayangkan lagi usul kaum kafir itu agar al-Qur'an itu diturunkan sekaligus saja.
Subbab selanjutnya yaitu menjaga kehormatan setiap individu pada QS. Al-Isra’ [17]:70 Ayat ini berbicara tentang kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada anak cucu Adam dan nikat-nikmat yang Allah SWT telah berikan kepada manusia. Sebagaimana ayat-ayat sebelumnya yang menjelaskan kemulian yang diterima manusia itu berasal dari Allah SWT. Kalau Allah SWT menghendaki umat manusia menjadi hina, maka mereka akan menjadi hina, hanya Allah SWT-lah yang maha penolong dan pelindung bagi manusia.
Selanjutnya yaitu persuasif, tidak mendikte atau memaksa pada QS. Al-Baqarah [02]:256, memiliki munasabah berkolerasi dengan ayat 256 ini Allah SWT mengatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama (Islam) ini. Ayat ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya, yaitu ayat 254 yang memerintahkan untuk menginfaqkan sebagian dari harta-harta kita sebelum tiba hari di mana tidak ada lagi tawar menawar (dalam hal syafaat), maksudnya adalah Allah SWT menawarkan kepada orang-orang beriman untuk berinfaq dan dalam hal ini (infaq),  tidak dipaksakan untuk melakukannya, dengan kata lain bersifat anjuran (bukan kewajiban), pada tafsirnya membahas tentang suatu tantangan kepada manusia, karena Islam adalah benar. Orang tidak akan dipaksa memeluknya, tetapi orang hanya diajak berpikir. Asal berpikir sehat, dia pasti akan sampai kepada Islam. Tetapi kalau ada paksaan, mestilah timbul perkosaan pikiran, dan mestilah timbul taqlid. Manusia sebagai orang seorang akan datang dan akan pergi, akan lahir lalu akan mati. Tetapi pikiran manusia akan berjalan terus. Penilaian manusia atas agama akan dilanjutkan dan kebebasan berpikir dalam memilih keyakinan adalah menjadi tujuan dari manusia yang telah maju.
Selanjutnya yaitu tentang dialogis, memberi kesempatan berpikir pada QS. Shaffat [37]:102, memiliki munasabah dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 101, Allah memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim bahwasanya ia (Ibrahim) akan mempunyai anak yang sangat sabar. Dan pada ayat 102 ini Allah menjelaskan kesabaran anak Ibrahim ketika hendak disembelih, Nabi Ibrahim memberi kesempatan untuk berpikir kepada anaknya. Di sinilah terlihat kesabaran anak Ibrahim, yaitu ketika ia (anak Ibrahim) berkata: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Subbab selanjutnya yaitu menggunakan kata yang lembut, mengesankan dan menyemangati, yang pertama pada QS. Thaha [20]: 44, dengan munasabah Pada ayat sebelumnya yaitu ayat 43 dijelaskan bahwasanya Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. diperintahkan untuk menghadap (berdakwah) kepada Fir'aun, karena Fir'aun sudah sangat melampaui batas, dan dijelaskan pula bahwa Fir'aun ini mempunyai watak yang sangat keras. Dan kemudian pada ayat 44 ini, Allah SWT menjelaskan bahwa untuk menghadapi Fir'aun yang keras itu, haruslah berbicara dengan kata-kata yang lemah lembut dengan harapan agar Fir'aun sadar atau takut, ayat selanjutnya yaitu QS. Al-Isra’ [17]: 28, dengan munasabah ayat sebelumnya yaitu ayat 26, Allah SWT memerintahkan untuk memberi (berinfaq) kepada kerabat-kerabat serta orang miskin atau yang membutuhkan serta tidak berlaku boros terhadap harta (dalam berinfaq), dan pada ayat 28 ini Allah SWT memerintahkan kita untuk berkata kepada mereka dengan perkataan yang baik serta lemah lembut agar mereka (orang yang tidak diberi) tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat bantuan dari kita.
Selanjutnya yaitu QS. Al-Muzammil [73]: 5, dengan munasabah ayat sebelumnya yaitu ayat 4, Allah SWT memerintahkan kita untuk  membaca al-Qur'an secara perlahan, karena al-Qur'an merupakan perkataan yang berat, sebagaimana dijelaskan pada ayat 5 ini. Selain itu, agar kita mudah memahaminya, maka harus dibaca secara perlahan. Ayat selanjutnya yaitu QS. Al-Ahzab [33]:70 dengan munsabah pada ayat sebelumnya yaitu ayat 69, dijelaskan bahwa kaum Nabi Musa a.s. memberikan tuduhan-tuduhan yang tidak benar kepadanya (Musa a.s.). Lalu pada ayat 5 ini Allah SWT memerintahkan kepada orang beriman untuk bertaqwa dan berkata dengan perkataan yang tepat, tidak mengada-ada ketika berkata-kata. Ayat ini diperingatkan janganlah sampai umat Muhammad SAW meniru Bani Israil yang menyakiti Nabi Musa a.s itu. Kalau berkata pilihlah kata yang tegas, tepat, jitu dan jujur. Pada ayat selanjutnya dijelaskan oleh Allah SWT faedah memilih kata yang tepat itu.
Ayat selanjutnya pada pembahasan ini yaitu QS. An-Nisa [4]:5 dengan munasabah ayat sebelumnya, yaitu pada ayat 2 Allah SWT memerintahkan kita untuk memberi kepada anak yatim (yang sudah baligh), dan kemudian pada ayat 5 ini dijelaskan bahwasanya tidak boleh memberi (harta) ke sembarang anak yatim. Anak yatim yang layak diberi dalam ayat 5 ini yaitu anak yatim yang sudah baligh, karena mereka dapat mengatur harta itu. Akan tetapi dalam memberi itu kita juga diajarkan etika-etikanya, yaitu ketika kita memberi dianjurkan untuk berkata dengan perkataan yang baik-baik serta lemah lembut.
Ayat selanjutnya yaitu QS. An-Nisa [4]:63, Pada ayat 63, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk berpaling dari (perkataan-perkataan) orang-orang munafik dengan memberi nasihat yang berkesan untuk mereka (orang munafik). Ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya, yaitu ayat 62 yang menerangkan bahwa orang-orang munafik itu berusaha menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW.
Subbab selanjutnya yaitu meyakinkan solusi masalah dengan dzikir, istighfar, taubat dan sebagainya dan membiasakan kebaikan pada QS. Ar-Ra’d [13]:28-29, dengan munasabah ayat sebelumnya yaitu ayat 26, Allah SWT menyampaikan bahwa Ia akan meluaskan rezeki kepada yang dikehendakinya. Dan pada ayat 28, Allah SWT menjelaskan bahwa orang yang dikehendaki-Nya adalah orang-orang yang selalu mengingat-Nya. Dan kemudian Allah SWT melanjutkan pada ayat 29, bahwasanya bagi orang-orang yang selalu mengingat-Nya akan diberi kebahagiaan di dunia dan akan diberi tempat kembali yang baik (syurga).
Tafsir pada ayat ini dijelaskan kepada kita bahwa iman adalah menyebabkan senantiasa ingat ingat kepada Allah SWT, atau zikir. Imam menyebabkan hati kita mempunyai pusat ingatan atau tujuan ingatan. Dan ingat kepada Allah SWT itu menimbulkan tentram, dan dengan sendirinya hilanglah segala macam kegelisahaan, fikiran kusut, putus asa, ketakutan, kecemasan, keragu-raguan dan duka cita. Ketentraman hati adalah pokok kesehantan rohani dan jasmani. Ragu dan gelisah adalah pangkal segala penyakit. Orang lain kurang sekali dapat menolong orang yang meracun hatinya sendiri dengan kegelisahan. Kalau hati telah ditumbuhi penyakit dan tidak segara diobati dengan Iman, yaitu iman yang menimbulkan zikir dan zikir menimbulkan thuma’ninah, maka celakalah yang menimpa. Hati yang telah sakit akan bertambah sakit. Dan puncaknya segala penyakit hati adalah kufur atas nikmat Allah SWT.
Ayat selanjutnya yaitu QS.Nuh [71]: 10-12 memberikan pengajaran bahwasanyaapercaya kepada hukum Allah SWT dan Rasul SAW janganlah separuh. Dalam masyarakat kita sekarang, kita telah mengakui beragama Islam. Tetapi misalnya kalau kehilangan suatu barang, janganlah datang kepada tukang tenun tunjukan siapa yang mecuri barang itu. Islam berintikan Tauhid, sekali-kali tidaklah mau dicampuri dengan kepercayaan-kepercayaan syirik, mempercayai jibti dan thaghut, kepada kubur dan kayu, kepada batu dan tukang ramal. Dan jangan pula dalam ibadah menurut perintah Allah SWT, tetapi dalam urusan yang lain meniru peraturan yang bukan bersumber dari Allah SWT.
Ayat selanjutnya yaitu QS.Al-Baqarah [02]: 45, 158, berkolerasi dengan ayat sebelumnya, yaitu pada ayat 44 Allah SWT memerintahkan kita untuk shalat, ini menjelaskan bahwasanya shalat adalah sebuah kewajiban. Dan shalat merupakan suatu kewajiban yang sangat berat untuk dilakukan, sebagaimana pada ayat 45 yang menyatakan bahwa shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh (khusyu’).
Ayat terakhir sekaligus penutup pembahasan Tafsir BK ini yaitu QS.Al-Baqarah [02]: 153, berkolerasi dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 152, Allah SWT memerintahkan agar kita selalu mengingat-Nya karena jika kita mengingat-Nya, kita akan selalu diingat-Nya pula. Dan pada ayat 153 ini Allah menjelaskan cara kita mengingat-Nya adalah dengan senantiasa sabar dan shalat, karena itu akan menjadi penolong.
Hem.... bacanya udah selesai belum?, atau bagian “2 silabus” ini anda langkahi, hemm, selesai juga pembahasan silabusnya dari 2 lembar silabus menjadi 8 lembar pembahasan tafsir ini, tapi ini belum seberapa loh teman-teman, penjelasan pembuatan tafsir al-Azhar ini nanti dikisahkan di lembaran berikutnya, di simak yah! itu membutuhkan perjuangan loh teman-teman, jangan lupa dibaca.
Walaupun singkatan tafsir al-Azhar pembahasan tafsir BK di atas sedikit rancuh karena penulis menyingkatnya sesingkat-singkatnya, tapi hasil tafsir Al-Azhar dari kelompok kami ini benar-benar penuh perjuangan wahai kawan-kawanku, di samping dari reverensi yang kami ambil yaitu dari kitab asli tafsir Al-Azhar, ini sangatlah memberi kami peristiwa yang berkesan.
Terima kasi  Profesor dan Ustadz Ainul Yaqien atas tugas ini. 
#-------------------- :) :) --------------------#


Keramaian yang terlihat setelah keluar dari kelas intensif pagi itu selalu memberikan keributan dan kesibukan tersendiri yang dilakukan mahasiswa(i) untuk mencari kelas mata kuliah selanjutnya, tempat yang biasanya jadi tempat nongkrong para wanita setelah intensif berakhir yaitu toilet kecil ngan 2 kamar mandi dan 1 cermin setengah badan yang bersandar di dinding kuning belakang pintu pada meja tembok di sudut kamar mandi lantai 2 fakultas Dakwah UINSA itu menjadi rebutan para wanita pada umumnya untuk melihat keadaan jilbab yang ia kenakan.
Begitupun dengan para wanita di kelas kami yang membutuhkan hal itu, namun tidak semua dari kami berkelakuan seperti itu, tentunya tujuan ke kamar mandi juga ada yang ingin buang air kecil dan sebagainya tidak hanya mementingkan cermin di kamar mandi itu. beberapa dari teman kami ada yang sedang berada di toilet saat itu sedangkan Ustadz telah ada di kelas untuk memulai kelas pembelajaran, Ustadz itu adalah asisten dari Dosen mata kuliah Tafsir BKI.
Kecil, pendek (berdasar laki-laki pada umumnya), rambut hitam, berkemeja rapi tanpa ada garisan dibaju biru muda yang beliau kenakan. Yah itulah sosok seseorang datang bersama Prof. dan diperkenalkan oleh Bapak Dosen Prof. dengan gagahnya masuk ke ruang kami dengan hentakan kaki yang menggemparkan dunia (alay banget, gak segitunya kali... hehe), hentakan kedua kakinya dengan sepatu hitam berkilau menyinari alam semesta yang terpasang dikedua kakinya (eh.. gak gitu juga kali.. he) kami bertanya-tanya siapa sih sosok lelaki itu yang pak Prof. kenalkan kepada kami.
Sebelum berlama-lamaan di ruang D1. 203 kami pun memulai pertemuan hari itu dengan do'a. Do’anya seperti ini, ini kami dapatkan saat osjur (orientasi Jurusan) dan saat pengembangan di Pare, Kediri yaitu:
“Oh, our God, forgive us and our parent’s.. oh, our God, forgive us and our parent’s, bless them bless them bless them bless them as they care us since baby.. bless them bless them bless them bless them AS they care us since baby.. ”
Ini salah satu do’a sebelum belajar yang menjadi kerutinan kami dalam sehari-hari yang kami dapatkan dari Osjur kemarin.
 “Ya Allah give me relieved, make easy with my matter. Ya Allah give me relieved, make easy with my matter.. Get my tongue to be fluent and realized my words.. Get my tongue to be fluent and realized my words..”
Ini salah satu do'a yang kami baca sebelum belajar yang biasanya kami gunakan.
Beberapa percakapan singkat telah berlalu antar kedua beliau gagah tersebut yang duduk santai di kursi dosen berwarna hitam besi dan empuk membawa kesunyian di ruang kelas kami, entah apa yang diperbincangkan sesaat itu, tapi terlihat sangat serius dan penuh dengan makna, Prof. hanya menyampaikan kepada kami bahwa beliau adalah asisten dosen dari mata kuliah ini.
“ooooooooooooooooooo.....” serempak kami berkata ‘O’ tapi, di dalam hati masing-masing.
Setelah Prof. mengamanahkan, mempercayakan dan memberikan kelas ini kepada si kemeja rapi, maka kami makin keheranan akan sosok kecil dan berwibawa di depan kami yang sekarang sedang duduk seorang diri.
“Assalamualaikum Wr.Wb” ucapnya dengan lantang dan terdengar seperti seseorang yang sangat fasih dan sudah terbiasa dalam berbahasa Arab.
“Waalaikumussalm Wr.Wb.” serempak kami menjawab salam beliau dengan semangat pula.
Beliau pun mengawali perkenalannya dengan menampilkan beberapa slide di atas whiteboard sekitar 10 kaki dari permukaan lantai dan 1 meter dari kanan pintu dengan pandangan kami yang sedikit ke atas untuk melihat slide power point yang beliau tampilkan, Ainul Yaqien. Itulah sebuah nama, sosok yang dari tadi masih terngiang-ngiang di telinga kami untuk segera mendengar namanya. Sosok berkemeja rapi yang dari tadi kami hanya memanggilnya dengan sapaan beliau beliau dan beliau. Mesir, mendengar kata Mesir pasti dibenak kalian adalah universitas Al-Azhar atau kah piramida sebagai icon negara Mesir kan?? Benar sekali, ustadz Ainul Yaqien adalah alumni tahun 2014 universitas Al-Azhar jurusan tafsir Hadits dengan IPK 3,5. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami anak B3 bisa diajar oleh ustadz yang telah berkecimpung di dunia belahan Timur sana, lagi-lagi karena Prof. yang mempertemukan kami di sini dengan rencana Allah yang sangat sempurna.
Beliau memperkenalkan dirinya dengan bantuan slide yang ditampilkan dan ada beberapa foto yang diperlihatkan juga ketika beliau sedang berjalan-jalan di beberapa tempat di Mesir selama ustadz kuliah (statusnya sama dengan kita sekarang, ustadz juga pernah kuliah dan menjadi seorang mahasiswa dan tentunya tidak lupa untuk mengabadikan beberapa tempat yang ia kunjungi itu), dalam slidenya itu, sangat banyak yang mengangumkan dari sosok beliau mulai dari namanya yang sangat indah tertulis dislide itu, nama orangtuanya, prestasi yang sudah tidak dapat dituliskan dipowerpoint karena saking banyaknya, profesi-profesi beliau, dan masih banyak lagi.
Perkenalan ustadz hari itu sungguh membuat hati kami rendah diri akan sosok beliau yang patut dikagumi, selain dari prestasi dan kepandaian beliau, ada satu hal yang membuat beliau untuk selalu semangat setiap hari dan membuat beliau selalu kuat dalam menghadapi hidup ini (kata beliau sih gitu), yaitu orang tua tercintanya. Beliau memposisikan orangtuanya sebagai penentu kedua dari takdirnya setelah Allah SWT. mengapa demikian? Karena segala sesuatu tentu dengan bantuan, restu dan ridho orang tua kita sendiri, yang pasti memberikan do'a yang baik kepada anaknya. Rabu 18 Maret 2015 tepatnya pukul 07.07 AM ku menyimpan sebuah DP BBM dari seorang teman sekelasku namanya BBMnya Khairunnisa Dhiafakhri, kata DPnya saat itu seperti ini “Sepagi-pagi kita merencanakan hari masih lebih pagi orang tua kita memikirkan kita”
Bagaimana pun kita merencakan sesuatu untuk diri kita jauh hari, orang tualah yang sudah sangat jauh memikirkan bagaimana kita memikirkan sesuatu itu kedepannya.
orang tua adalah superman yang bisa terbang setiap saat untuk menolong anaknya
orang tua adalah malaikat yang terlihat, penuh dengan kebaikan bagi anaknya
orang tua adalah android yang selalu ada untuk kebutuhan anaknya
orang tua selalu ada untuk anaknya kapan dan dimanapun dan dalam keadaan apapun.
 Perlu kita ketahui dengan do'a orang tua kita pun akan menjadi sosok manusia yang sebenarnya dengan bantuan kasih dan sayangnya kita akan menjadi manusia yang berakhlak. Do'a orang tua itu sangat mujarab dan tidak ada tandingannya dan Allah SWT jualah yang menentukannya.
Terima kasih Ustadz atas wejangan-wejangannya selama ini!
#-------------------- :) :) --------------------#


            “Teman-teman ini kitab AL-Azhar” ujar Tri Anita salah satu teman kelompok kami, meneriaki kami dengan suara pelan saat kami sibuk-sibuknya mencari kitab Al-Azhar pada tumpukan kitab di perpustakaan UIN Sunan Ampel Surabaya. Puluhan-ratusan bahkan mungkin ribuan susunan buku di rak-rak perpustakaan itu membuat anggota kelompok kami serasa menjadi anak-anak mahasiswa yang pandai lagi cerdas banget dengan mencari ke sana-kesini kitab yang dicarinya, dengan kesibukan masing-masing, teman kami berusaha mencari no.panggil dari kitab Al-Azhar.
            Di mulai ada yang mencari dari tandon, ke komputer perpustakaan, bertanya ke pegawai perpustakaan dan ada pula yang hanya tawaf mengelilingi rak-rak buku dan tidak sadar apa yang sebenarnya ia lakukan dan apa yang sebenarnya ia cari.
Lucu deh... saat teman kami semuaanya sedang berusaha mencari kitab itu, berbicara mengenai sebuah kitab tafsir, rasanya kami sudah sangat dewasa dan sudah semester tua, mencari-cari kitab Tafsir yang menjadi tugas kami itu. Setelah teriakan Tri Anita tadi dan kami pun memanggil teman kami semua yang tadi sibuk dengan pencariannya itu, kamipun berkumpul di dekat rak buku again dipojok ruang kecil yang berada dilantai dua bagian barat dengan susunan lemari yang rapi sebanyak 3 lorong, membuat kami seperti main petak umpat dengan mahasiswa lain yang mencari kitab-kitabnya masing-masing.
Dengan keramaian mahasiswa B3 BKI saat itu yang bersamaan ingin menyelesaikan tugasnya secepatnya maka 3 kelompok dari kelas kami itu, pada hari itu juga pergi mencari kitab Al-Munir dan kitab Ibnu Sina ke perpustakaan UIN Sunan Ampel juga. Keributan mulai terjadi di sekitar tempat kitab beberapa Tafsir itu, karena kitab tafsir berada dilemari yang berdekatan, bayangkan saja teman-teman, dilantai II itu seperti sudah dikuasai kelas B3 BKI yang pindah ke perpustakaan dengan sikap sombong masing-masing kelompok memperlihatkan kesibukannya mencari kitab tafsirnya itu.
“ok... teman, tahap pertama, cari semua juz dari kitab tafsir Al-Azhar, juz 1 sampai 30” ujarku
“silabinya mana?” ujar Khairina kelelahan mencari silabinya.
“ini jus 1-2” teriak Dinda dan Norma secara bersamaan menemukan jus 1-2
“aku dapat jus 6-7” ucap fiska dengan tenang
“Uuuuuuuuusssssssssttttttttt” berbisik egha dengan menundukkan kepala sedikit lebih rendah untuk memberikan simbol ke teman-teman bahwa kelompok kita (kel. Al-Azhar) yang paling ribut dan sangat ramai saat itu.
Kami pun menenangkan perlahan-lahan proses pencarian kitab kami saat itu, namun, saat pencarian pertama kali kedua kaum adamdari kelompok kami tidak hadir karena alasan tertentu. kami pun mencarinya dengan teman kami dari kaum hawa, yah mengertilah kalau kaum hawa bertemu minta ampun deh, suaranya sangat berisik, begitulah saat itu, namun dari keributan, kekocakan, namun keseriusan kami juga mencari kitab tafsir itu akhirnya kami menemukan semua kitab berdasarkan ayat dan surah dari tugas tafsir itu dari silabi yang Khairina pegang.
Pencarian setengah hari itu di perpustakaan, sangatlah lelah ditambah lagi dengan kebingungan kami saat ingin mengkopi beberapa kitab yang ada diantaranya tidak dapat dibawa pulang karena memiliki no.panggil kitab yang dilarang untuk dipinjam. Okelah.... kami mengkopi di sini beberapa dari kitab itu, namun ada pula yang kami pinjam dan dibawa pulang ke Pesmi.
Sistem pengerjaan tugas tafsir ini untuk pertama kalinya yaitu, dengan membagi tugas menjadi 5 kelompok dari teman kami sebanyak 10 orang masing-masing mendapatkan bagian seperlima dari pembagian silabi itu, kemudian masing-masing anggota mengetik dari tafsir yang didaptnya dari silani itu, dengan menambahkan munasabah dan kesimpulan dari pemikirannya terlebih dahulu, setelah beberapa hari (kurang lebih 9 hari), kami pun berkumpul untuk menggoreksi bersama mengenai penambahan dari kelima kelompok pembagian itu untuk mendiskusikan munasabah dan kesimpulan yang kami buat. Selain dari mengoreksi penambahanitu, kami juga menyempatan untuk melihat-lihat jika terdapat kesalahan dari pengetikan tafsir dari kitab aslinya.
Setelah pertemuan pertama untuk mengoreksi munasabah dan kesimpulannya, namun hari itu tidak bisa diselesaikan keseluruhan maka Minggu depan kami mengadakan pertemuan lagi setelah masuk pertama kali di kelas untuk mendiskusikan bab pertama pada matakulaih tafsir BK itu, setelah diskusi pertama di kelas pada hari itu, 2 hari setelahnya kelompok kami mengadakan pertemuan kedua untuk membahas bagaimana sih munasabah itu yang baik, saudara kami pun yang bernama Nanang Supratna memberikan arahan mengenai munasabah yang baik itu.
“begini loh teman-teman...... blablablablabla” dan seterusnya.... ujar nanang dengan penjelasan yang sangat panjang.
 Kami pun mengangguk dan saat itu pun kami mengulang atau memperbaiki dari munasabah yang telah kami perbuat untuk diskusi di kelas Minggu depan pada matkul ini, masing-masing kami pun memberikan pendapatnya mengenai munasabah dan kesimpulannya mengenai ayat yang dibahas, akhirnya dari hasil mufakat kelompok kami, akhirnya kami memiliki beberapa hasil munasabah dan simpulan yang baik dan lebih rapi dari sebelumnya, yang siap kelompok kami ajukan dan presentasikan pada diskusi di kelas Minggu depan, al-hasil saat diskusi minggu itu, kelopok kami diberi apresiasi oleh Ustadz Ainul Yaqin, asisten dosen Prof. pada matakuliah itu, bahwa hasil munasabah kami benar dan lebih baik dari sebelumnya.
“Alhamdulillah” serempak kami teriak saat ustadz mengatakan pujian itu.
Teman-teman sekelompok kami pun menyadari akan hikmah dari kerjasama kelompok hari itu, sungguh benar akan ada hasilnya jika kita serius dalam melakukan sesuatu. Akan tetapi, disayangkan karena diskusi seperti itu hanya dapat kami lakukan dua kali selama diskusi kami sebanyak 7 kali, selain itu kami hanya membahas pengeditan atau sistematika penulisan dan membaca bersama isi dari tafsir tercinta kita itu.
Banyak kejadian yang menakjubkan saat kami melakukan diskusi sebayak 7 kali itu, diantaranya ada salah satu pertemuan yang membuat salah satu dari teman kami menangis sebab dimarahi oleh teman kami yang lain karena bercandanya yang kelewatan, namun itu hanyalah dipandang satu mata mengenai kejadian atau kelakuan teman kami yang menangis itu, karena teguran yang tegas dan mengeluarkan suara yang besar, maka teman kami menangis dan suasana diskusi pada hari itu menjadi tegang, ada pula kejadian di mana teman kami merasa tidak enak badan namun tetap memaksakan dirinya untuk ikut berdiskusi pada hari itu sehingga beberapa saat ia pun pingsan atau dikatakan sangat lemahlah saat diskusi sore itu sehingga ia izin untuk istirahat di asrama, tidak lama kemudian, Maghrib itu pula teman kami yang lemah itu masuk di Rumah Sakit dan di opnama Maghrib itu juga. Lekas sembuh teman!
Ada kejadian juga, hari di mana kami mengadakan pertemuan malam hari dan saat kami berjalan menuju tempat diskusi “busssstttt” kaki salah satu teman kami tenggelam di suatu genangan air dengan lumpur yang sangat kotor akibat hujan sore tadi, membuat teman sekelompok kami malam itu menertawakan teman kami yang dapat musibah malam itu. Sangat banyak kejadian-kejadian yang telah kami lewati bersama demi menyelesaikan tugas itu. Mengenai diskusi-diskusi di kelas dari kelompok kami telah membagi pembagian tugas agar pembacaan munasabah atau pun kesimpulannya bergiliran untuk setiap anggota.
Diskusi pada mata kuliah ini pun berjalan sebanyak 6 kali dalam pembahasan tafsir ayat bimbingan konseling Islam. Setiap diskusi pun memberikan kesan berbeda setiap pertemuan yang memberikan berbagai macam pesan.
Terima kasih Prof. & Ustadz atas partisipasinya !!
#-------------------- :) :) --------------------#

            “........nada alarm handphoneku........” ringtone lagu korea yang sangat ribut itu memberikan tanda untuk segera bangun dari tidurku untuk beranjak dari kasur empuk tercintaku itu, dan bersiap-siap untuk mandi setelah membereskan kasur kemudian melaksanakan shalat subuh dan menyempatkan untuk membaca sebagian tafsir lanjutan bacaan ku semalam sebelum tidur.
“Bacaanku ini harus selesai sebelum berangkat intensif” ucapku dalam hati sebagai kunci jadwal dan targetku pagi ini yang harus kulakukan.
Semangat Naimaa..!! to day is the first examination on matkul Tafsir BK.
Ujian kami pertama ini membahas kewajiban-kewajiban dakwah surah Ali Imran ayat 104 sampai pembahasan surah Al-Anbiya’ 107 dan ujian kami saat itu berorientasi pada Tafsir Al-Munir yang menjadi reverensi dan patokan untuk ujian kali ini, sama halnya, menurut saya, segala sesuatu yang pertama itu pastinya menegangkan namun ada kepuasan tersendiri juga, begitupun dengan ujian kali ini sangat menegangkan.
Pagi itu setelah ku wajibkan diriku untuk menyelesaikan bacaan tafsir yang telah ku print itu untuk segera ku baca, alhamdulillah target pagi itu bisa terlaksana. Aku pun berangkat ke fakultas untuk mengikuti intensif bahasa Arab, dengan kertas tafsirku itu tidak lupa ku taruh di dalam tas. Jam pun menunjukkan pukul 07.35, -10 menit lagi kami keluar dari ruang intensif bahasa Arab itu dan langsung disambung untuk ujian tafsir BKI hari itu untuk ujian pertama kali pada matkul ini, karena ruangan intensif kelas saya yang bertempata disampiing ruang kelas Tafsir BKI, maka saya hadir cukup awal dibanding teman-teman yang kelasnya jauh dari ruang belajar kami.
Ujian hari itu pun di mulai, dengan gagahnya si kemeja rapi itu masuk ke ruangan ujian untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan Benar Salah “BS”, pagi itu pak Prof. menyempatkan untuk hadir pada ujian kami itu walaupun beliau hadir pada pertengahan jam kuliah waktu itu, namun bapak sebagai seorang Dosen terkenal itu, sangatlah menghargai mahasiswanya untuk menghadapi ujian pertamanya.
Ujian itupun di mulai dengan pembacaan pertanyaan BS dengan suara lembut Ustadz Ainul Yaqin si kemeja warnah merah tua rapi bersih dan so clean yang ia kenakan hari itu. Telah memberikan gambaran kepada kami dan kami menyimpulkannya bahwa soal-soal pada ujian hari ini benar-benar sudah disiapkan beliau semantap mungkin, yah... mau bagaimana lagi kami pun merasa soal ini akan sulit, namun bagi yang sudah belajar dan memahaminya benar-benar lengkap dan tidak ada satu kata pun yang ia lewatkan untuk pemahaman soal seperti soal BS ini, insya Allah akan berjalan dengan benar.
Proses ujian pun dihentikan sebentar, karena ada dari teman kami yang kurang mendengar suara Ustadz yang sangat lembut itu yang menjadi pemahaman kami kurang sempurna mengenai pertanyaan yang dibacakan, Prof. pun memberikan kesempatan kepada kami semua untuk mengomentari cara dan teknik Ustadz dalam membacakan pertanyaan BS itu agar sistem ujian-ujian kedepannya berjalan sesuai dengan harapan kami dan tidak adanya halangan lagi.
Kami pun sempat heran, rasanya aneh untuk mengomentari Ustadz di depan Prof, rasanya kurang sopan namun, kami pun mengomentarinya tidak lain  untuk kesempurnaan pembacaan soal itu sendiri dan ujian kami selanjutnya. Setelah pengomentaran selesai maka, ujian pun dilanjutkan dengan Susana tenang dan Ustadz mebacakannya dengan bacaan yang lantang dan jelas tanpa ada teguran atau omelan dari teman kami, beberapa saat kemudian. Pembacaan jawababn benar atau salah dari 40 nomor ujian pertama itu, 1. B, 2. S, dan seterusnya....
Selesai pembacaan jawaban pun kami mengkalikan jumlah jawaban kami yang benar dengan angka 2.5, berhubung karena jumlah no, jawabanku yang benar pada ujian pertama itu sebanyak 34 yang benar maka jumlah akhir nilai ku pada the first exam kali ini yaitu 85. Alhamdulillah... yah beginilah hasil usahaku untuk ujian kali ini, tidak perlu dikecewakan karena inilah yang telah ku usahakan sendiri, inilah kemampuanku, semua akan ada pelajarannya.
#-------------------- :) :) --------------------#


“Berbuka dengan yang manis... teh botol sosro” nada iklan di TV
TEH BOTOL, yah ini adalah salah satu yang menjadi icon ustadz Ainul Yaqien setiap masuk ke kelas kami. Lucu deh, kok teh botol yah?.
Ceritanya begini....
Pagi cerah, cahaya hangat menyinari titik di ruang kelas kami B3 ketika salah satu tema kami menyenggol gorden kelas sebagai tirai penutup cahaya silau matahari yang sangat terang, sehingga jika sedikit saja senggolan terhadap tirai itu, maka akan menjadi pusat perhatian dari kelas kami karena cahaya terang yang tiba-tiba bersinar di ruang itu.
“semoga cahaya matahari itu bagaikan cahaya jawaban yang ada di pikiranku pada ujian kali ini” kata hatiku membisikkan padaku.
Seperti biasanya Minggu ini kami melaksanakan ujian Tafsir BK lagi.
“Ustadz repeat again....” teriak salah satu teman kami yang terganggu dengan keributan teman disampingnya sehingga meminta ustadz untuk mengulangi pembacaan soalnya.
“Ulang ustadz....” teriak salah satu teman kami
“Jangan ribut dong teman.... suara ustadz terdengar enggak jelas nih” menegur salah satu teman kami. Begitulah kondisi kelas kami ketika ujian, teriak sana teriak sini karena kefokusan kami terkadang hilang dengan keributan kami sendiri.
Ketika kelas kami mengadakan ujian dengan lancarnya ustadz membacakan soalnya dari nomor 1 sampai 40 dengan suara yang keras dan jelas, kami pun menyimaknya dengan seksama agar tidak terkeco dengan pengeco-pengeco yang ustadz buat pada soal itu. 37 menit pun berlalu ustadz membacakan soal BS (benar atau salah) itu dan diselingi dengan jawaban kami masing-masing.
Saatnya penentuan.....
Yah... setelah menjawab soal, saatnya untuk pembacaan kunci jawaban dari ustadz sendiri dan jawaban kami diperiksa oleh teman sebelah kami.
“dug..dug..dug..” detakan jantung mahasiswa(i) kelas B3 BKI pagi itu terdengar di seluruh sudut ruang yang membuat dinding ruang itu retak. (enggak lah... masa sih, alay banget, santai aja, kan semuanya sudah terukur dari usahanya teman-teman. heheh)

1.      OøOÎ)
2.      B
3.      S
4.      S
5.      B
6.      S
7.      ضلال
8.      S
9.      S
10.  الناس لايعلمهن
11.  السمع والابصر والافئدة
12.  S
13.  S
14.  S
15.  S
16.  S
17.  خلق السماوت والارض
18.  لاختلاف اليل والنهار
19.  يذكرون الله قيام وقعودا
20.  S
21.  ان الذين امنواليعمروقوم منقوما
22.  ولا تلبسوا انفسكم
23.  B
24.  S
25.  S
26.  B
27.  اجتنبوا ظن
28.  ان العسر احدكم
29.  A
30.  في السراء والضراء
31.  الذين ينفقون في السراء والضراء والكظمين الغيظ
32.  S
33.  S
34.  S
35.  S
36.  B
37.  S
38.  B
39.  B
40.  S

Setelah memeriksa jawaban teman masing-masing, maka ustadz pun menyebutkan nama kami satu persatu dan yang memeriksa lembar jawaban kami menyebutkan hasilnya. Setelah semuanya disebutkan maka yang menjadi nilai tertinggi pada ujian kedua itu adalah Lia Lutfiana Febriyanti dan terendah Syarif Hidayatullah. Pada hari itu ustadz sengaja membawa beberapa minuman dari rumahnya dan memang berniat untuk memberikan minuman itu kepada mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan terendah pada ujian kedua kali itu.
Yah tentunya Lia dan Syarif yang mendapatkan teh botol itu, dengan memberikan motivasi dari ustadz kepada kedua teman kami itu untuk mempertahankan dan meningkatkan belajarnya. Pemberian ustadz saat itu menjadikan pertemuan hari Senin itu menjadi berkesan karena teh botol yang diberikan ke syarif dengan keunikan dan sikap sedikit aneh sehingga membuat kelas kami saat itu bersorak akan teh botol tersebut.
Kejadian hari itu menjadi tradisi di kelas kami ketika ustadz yang mengisi mata kuliah tafsir BK dengan selalu meminta teh botol kepada ustadz setiap kali ada teman kami yang memiliki nilai tertinggi walaupun kami tahu bahwa ustadz sebenarnya tidak membawa teh botol lagi di hari-hari selanjutnya. Kejadian itu juga melekat sehingga setiap kali ada teman kami yang dapat menjawab pertanyaan atau soal sulit dari ustadz Ainul Yaqien, kami pun dengan serempaknya meminta teh botol kepada ustadz.
“Teh botol ustadz... teh botol ustadz..” bersamaan kami meminta teh botol kepada ustadz.
Walaupun itu terdengar kurang sopan tapi kami dan ustadz menjadikan hal itu bahan candaan yang menghibur kami dengan kekonyolan itu, sangat banyak hal yang menjadi tradisi ataupun melekat dikeseharian teman kami semenjak ustadz bergabung di kelas kami untuk mengajar, selain kedua hal di atas, setiap kami kumpul atau pun ada kajian-kajian lain di luar dari kampus saat ada pertanyaan yang dapat terjawab pasti teman-teman mintanya teh botol dan teh botol. Terkadang itu menjadikan forum oranglain menjadi terganggu dengan keributan teman kami itu.
Teh botol sosro bersama ustadz Ainul Yaqien menambah satu hal kreatif kelas kami dimanapun kami berada dan terasa setiap kami menyebut teh botol, maka teringat kami kepada keramahan ustadz pada kami semua.
Pada hari teh botol itu juga, ustadz Ainul Yaqien pernah berkata bahwa kami semua adalah anak-anak yang cerdas, pandai dan tentunya beruntung, kami tidak boleh menyianyiakan kesempatan ini, dengan nikmat yang telah Allah SWT limpahkan ini, kita patut syukuri dengan rajin belajar.
Semangat belajarnya kawan-kawan, mari banggakan orang tua kita masing-masing !! J

            Kepanikan hari itu benar-benar membuatku terdiam lama sebab pemikiranku yang tak karuan, pukul 05.35 Hpku berdering menandakan ada seseorang menelpon, dengan kesibukan dipagi hari sebelum berangkat kuliah, saat itu sangat sulit bagiku untuk mengangkat telephone karena aku mendapat giliran mandi belakangan sebab air di pesmi (Pesantren Mahasiswi) sempat kehabisan yang menunda waktu mandiku cukup molor, namun dengan kehabisan dan penundaan air di tandon yang habis itu, maka aku mengangkat telephone tersebut dengan suasana tenang, semangat pagi dan suasana hati yang cukup resah entah itu sebabnya apa. Tapi, kututupi dengan semangat pagiku hari itu. Akhirnya ku angkatlah telephone itu yang dilayar hpku tercantum nama Aa Ummi dengan penuh semangat ku mengangkat telponnya.
“Halo, Assalamu’alaikum...” ujarku
“yah, Waalaikumussalam...” jawab ibuku
“iye, kenapa ki atta?(artinya: iya, ada apa ibu?)“ jawabku dengan keheranan (atta; panggilan ibu dikeluargaku)
“ima nak, sudah je tadi bilang ademu e’ na bilang i sakit i gare nah disana (artinya: kata ademu, sekarang dia lagi sakit di pondoknya)” dengan suara gemetar ibuku menyampaikan hal itu.
“aaa ??? sakit apai’ atta ? kapan ?” balasku dengan panik
“katanya sakit i, tapi sudah tadi saya tanya ustadznya na bilang sakit hepatitis i nak..., pergi lalo ki liat i ade’mu kalau ada waktumu nak (artinya: adikmu sakit, terus kata ustadznya adikmu itu sakit hepatitis, nanti kalau ada waktu pergi jenguj adikmu yah)” semakin kecil suara telpon ibuku sebab tangisan terseduh-seduh dikampung halamanku disana yang sangat merindukan adikku yang menjadi anak bungsu dari 5 saudaraku itu.
“iye atta.,, iye atta, insya Allah pulangku nanti dari kuliah, pergi ka ke sana” ujar ku segera dengan suara yang meyakinkan ibuku bahwa nanti sehabis kuliah aku akan pergi menjenguk adikku di pondok pesantren Sidogiri, Pasuruan.
“iya pale nah nak... eh, na bilang tadi ustadznya, bukan di Pasuruan i’ sakit tapi dibawa mi ke Madura, Bangkalan untuk berobat” jawab ibuku memperjelas keadaan adikku bahwa ia tidak dirawat di Pasuruan tapi di antar ke Bangkalan Madura untuk dirawat di sana.
Percakapanku pun terus menerus hingga aku lupa akan waktu yang saat itu telah menunjukkan jam 6 kurang 8 menit. Maka, kumatikanlah telpon ibuku dan sebelum menutup aku meyakinkan ibuku terlebih dahulu bahwa tenanglah ibu, nanti aku ke sana, di sini ada aku kok yang Insya Allah bisa menggantikan posisi ibu di sana.
Maksud dari percakapan lewat telpon antara aku dan ibuku yaitu sebab keadaan adikku yang bisa dikatakan sudah parah karena penyakitnya itu yang mkembuat ibuku di sana ssangat panik entah ssekarang mau berbuat apa di sana, tentunya aku harus mengambil keputusan segera untuk dapat bergegas berangkat melihat adikku di sana yang kata ustadznya adikku sekarang ada di Bangkalan, Madura untuk berobat, “mengapa di Madura?”  tanyaku dalam hati, ternyata karena pernah ada seorang ustadz yang mengabdi di pualu Sulawesi yang kebetulan sudah ditakdirkan untuk bertemu adikku yang sedang sakit sehingga ustadz tersebut membantunya untuk berobat ke kampung halaman ustadz tersebut sebagai tanda salam dan kenal sempat bermukim dan menetap beberpa tahun di Sulawesi melaksanakan kewajibannya untuk pengabdian tugas dari pondok Sidogiri itu sendiri.
Mendapat kabar pada hari itu yaitu Kamis, 12 Maret 2015 membuat kulaihku hari itu sedikit kacau karena kekhawatiran keadaan adikku yang terus terbayang dalam pikiranku untuk segera melihat kesehatan adikku di sana. Hari itu aku memakai baju baruku berwarna grey polos jilbab merah muda motif dan rok hitam yang menandakan bahwa pakaian hari itu adalah hari aku akan pergi melihat adikku, yang biasanya pakaian seperti itu ku pakai untuk perjalanan jauh, eh ternyata hari itu benar-benar aku akan pergi perjalanan yang cukup jauh dan kebetulan sudah ku siapkan dua hari yang lalu untuk perkuliahan hari ini.
Sehabis kuliah saat itu aku segera bergegas untuk bersiap pergi ke Bangkalan Madura, namun.... sayangnya, aku belum pernah ke Madura yang membuat ku kebingungan bagaimana cara ku berangkat ke sana dengan ketidaktahuanku mengenai daerah itu, yah kalau ke Pasuruan bisa aja sendiri soalnya udah sering ke sana, jadi atau deh jalan ke sana tuh gimana.
Berbeda dengan ke Madura, yah aku sempat curhat ke teteh Zahrah salah satu temanku yang sangat dewasa, berwibawa, pandai, cerdas, pintas ngomong, muslimah, ISIS deh orangnya (Istri Sholehah Idaman Suami), aku bertanya ke teteh karena dia orang Sunda jadi aku manggilnya teteh Zahrah,
“teh, maaf nih sebelumnya, kayanya tugas Hadits BK ini, nanti aku pulang duluan teh, aku gak bisa nemenin teteh ngerjain sampai tuntas soalnya gini nih, adikku lagi sakit teh, sekarang, terus bingungnya aku perginya dengan siapa teh?” tanyaku dengan ekspresi murung setelah berbicara sedikit lama membahas keadaan adikku di Madura.
“sofi mungkin (teman anak dari madura), kayanya gak bisa deh, karena dia tuh sibuk banget belajar susah diganggu apalagi kamu perginya mendadak gini, Mizan?, yah gak juga karena kamu gak akrab dengan Mizan, gak enak jugalah kalau perginya ke orang yang belum akrab gitu, siapa yah yang akrab gitu deh?, tapi kayanya bagusan cowok deh im.. soalnya kan cowo lebih berani jalan walaupun sebanrnya  dia juga gak tahu arah jalan?” jawab teteh dengan menyemangatiku dengan senyumnya yang berjiwa konselor itu.
“teteh bener juga sih...tapi, siapa yah?” jawabku sambil berpikir panik karena takutnya pulang ke Surabaya nanti kemalaman, sedangjkan sekarang sudah meunjukkan pukul 12.30
“ahaaa, aku tahu, ... Ahmad Jadul imm, dia kan teman kamu + dia kan juga senior adikmu di pondok dulu, jadi dia mungkin bisa menghibur adikmu di sana, kan sesama cowo percakapannya beda dengan cewek. Bener tuh, jadul aja.... telpon coba apa di gak sibuk” jawab teteh dengan dengan menyegerakanku untuk menelponnya segera.
Dengan segera aku mencari kontak Jadul di HP ku dengan harapan Jadul gak sibuk, agar bisa segera menjenguk adikku siang itu juga.
Setelah beberapa saat setelah selesai menelpon Jadul, dengan ketenangan sejenak aku bernapas karena dia kedengarannya gak sibuk tapi, di satu sisi saya juga merasa mengganggu aktivitas jadul hari itu, soalnya memintanya segera untuk menemani saya pergi untuk menjunguk adikku yang sedang sakit di Bangkalan Madura.
Rencana pun beres, dengan jam keberangkatan pukul 14.15 siang hari yang panas+gerah+bunyi-bunyi suara mesin pembangunan kampus UIN saat itu yang menambah kepanikanku siang itu, sebelum keluar dari gerbang UIN, saya ke bank terlebih dahulu untuk menarik uang di ATM BTN karena ibu dan bapak berpesan untuk memberikan uang penyembuhan kepada ustaadz yang ,erawatnya saat ini dan ibu pengasuh pondok-pondok kecil di Bangkalan itu, aku pun ke bank BTN menarik uang senilai 2.000.000,00 ibuku berpesan bahwa sesampai di Bangkalan nanti, untuk memeluk adik tersayangku itu sebab kata ibuku mungkin juga adikmu itu rindu suasana keluarga, maklumlah anak bungsu yah, sisayang karena masih kecil dari kami-kami yang sudah dewasa ini, ini juga sebab tahun ini tahun pertama adikku berpisah dari orangtuaku, yang memiliki tekad untuk menuntut ilmu ikut dengan kakaknya ke pulau Jawa Timur ini.
Setelah sampai di terminal Bungurasih, kardus-kardus penumpang lain yang telah tertumpuk di halte, puluhan orang-orang yang memiliki tujuan keberangkatan berbeda-beda pula, beberapa ... (kerne’) yang memandu keberangkatan bus dengan sinar matahari panas membakar badannya, “Semarang, Jogja, kediir, Pasuruan.....” suara panggilan (kerne’) kepada para penumpang yang masih menunggu bus tujuannya. Membuatku sadar sejenak bahwa aku benar-benar berada di kota besar jauh dari orang tuaku dengan wasiat pula untuk menjaga adikku di sini.
Saat itu pula aku berdo'a dalam kalbu dengan penuh harap bahwa kondisi hati dan pikiran kecemasanku saat ini akan segera terobati, dan aku sangat memohon agar Allah memberikan ketegaran bagi orangtuaku di sana yang sangat khawatir dengaan keadaan adikku saat ini, yang sebenarnya mereka sempat berencana untuk datang kesini namun ada beberapa hal yang menyebabkan hal itu tidak bisa tercapai.
Aku merenung dengan hembusan napas yang terengah-engah karena asap bus yang lalu lalang membuat cuaca semakin memburuk saat itu.
“Ya Rabbiii, keikhlasan dan semangat keberangkatanku sekarang ini semoga dapat memberi kesembuhan bagi adikku yang saangat ku sayang Ya Rahman, tidak ada tempatku meminta pertolongan selain kepada-Mu Ya Rahim, kuatkanlah adikku dalam menghadapi cobaan ini. Amin Ya Rabbal Alamin” setetes air mata membasahi pipiku saat itu dan tibalah bus menuju Madura yang ku tunggu 35 menit lamanya.
“Ima, ayo, busnya udah datang...” teriak Jadul dari kejauhan yang berada dekat post police.
Selain do'a tersebut aku teringat salah satu buku yang berjudul Do’a-do’a Keluarga Bahagia karangan Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag yang di dalamnya memberikan banyak contoh-contoh do'a dari masalah-masalah yang biasanya kita hadapi dalam sehari-hari, dalam buku itu juga memberikan penjelasan mengenai fungsi, cara, etika dalam berdo'a sehingga do'a kita akan lebih terasa damai dengan kesejukan kata-kata yang diuntai untuk memohon kepada Sang Khalik.
Dibuku itu saya membaca do’a pada bagian penghapus kesedihan dan solusi masalah, yang tertera pada halaman. 10 dan 11, artinya sebagai berikut:
“Wahai Allah, yang Maha Penghapus kesedihan, pemberi jalan keluar atas kecemasan, penerima do'a orang-orang yang dalam kesulitan, Maha pengasih dan Maha Penyanyang manusia di dunia dan akhirat. Berikan kami kasih sayang-Mu, sehingga kami tidak membutuhkan kasih sayang siapapun selain kasih-Mu”
Setelah membaca dan menelaah dalam-dalam arti do'a ini, sebenarnya Allah yang memberi kita kecemasan dan Allah-lah juga yang akan memberi kita kebahagiaan nantinya setelah kecemasan itu, ini membuktikan bahwa Allah itu tidak akan memberikan kesulitan kepada hambanya jika Ia tidak dapat melewatinya, dengan arti lain bahwa Allah akan selalu menyuruh hambanya berpikir dalam setiap peristiwa yang ia lalui. Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallahuwallahakbar....
Perjalananku pun berjalan ± 1 1/2 jam, selama perjalanan itu ku duduk disampir pak sopir yang sedang bekerja mengendarai kudanya (loh kok jadi nyanyi), di samping pak supir yang sedang nyupir, dengan suara-suara pengamaen yang terdengar nyaring dekat telingaku
“tahu sumedang.. tahu sumedang”
Seorang lelaki berambut putih dengan keranjang coklat tua dibahunya, bekerja mencari nafkah untuk keluarganya dan mempertahankan hidupnya. Keadaan di dalam bus itu benar-benar mengingatkanku arti dari kehidupan ini.
Jam di tanganku telah menunjukkan 15.05, kami sudah tiba di Madura, kami turun dari bus itu entah daerah di mana, simbolnya kami diturunkan setelah jambatan suramadu (icon dari Madura), setelah beberapa saat, Naima menelpon ustadz adiknya yang sedang merawat adiknya di Bangkalan.
“Assalamualaikum, sekarang akhwat di mana?, tunggu saja di sudut jembatan suramadu, tempat pemberhentian bus sebelum pertigaan besar, nanti saya yang jemput ke sana karena pondok tempat khaerul dirawat jauh, jadi tunggu saya jemput yah...” ujar ustadz dalam telpon. Sebelum menutup telpon ustadz berpesan agar sesampai di sana nanti, adikku jangan sampai tahu penyakitnya itu dan bagaimana tingkat parah penyakitnya, aku hanya disuruh untuk membuatnya tidak stress, bercanda, berbincang-bincang dengan santai seperti biasanya yang akan membuatnya lebih rileks dari sebelumnya.
Setelah itu aku langsung beritahu Jadul untuk membantuku nanti agar menghibur adikku juga dengan perbincangannya antar laki-laki. Aku berkata ke Jadul agar berbincang-bincang mengenai pondoknya dulu atau kenangan pondoknya dulu di Sulawesi dengan kegilaan teman-temannya di pondok dulu bersama santriwan yang lain, siapa tahu bisa membuatnya tenang dan lebih ceria lagi.
Setelah beberapa saat ustadz tersebut datang dengan mengendarai mobil bersama temannya satu orang berpakaian putih besar dan terlihat seperti shufi. Aneh ku melihatnya sampai-sampai ustadz itu membawa orang seperti ini. Hal itu membuatku khawatir kepada adikku di sana serasa ingin cepat sampai dan melihat keadaannya.
35 menit kemudian kami telah sampai di Bangkalan tepatnya di sebuah pondok kecil yang tak berpenghuni anak santri lagi melainkan hanya warga-warga kecil yang bertempat di sana dengan cat bangunan berwarna kecoklatan berdebu, pohon besar di tengah pekarangan rumah dan sebuh mesjid kecil yang terus mengumandangkan suara anak-anak kecil yang sedang mengaji seharian, setelah melewati perjalanan  ± 35 menit tersebut dengan rumah-rumah warga berdiri sendiri tidak bertetangga satu sama lain, dengan hamparan kebuh sebagian warga di sana dan melewati sebuah bendungan tua hasil jajahan Belanda beberapa abad silam serta susunan kuburan yang berbatu nisan coklat kehitaman menandakan kuburan tersebut sudah sangat tua. Membuatku gemetaran dan agak takut dengan suasana kampung kecil itu.
Satu pesan lagi ku teringat dari ibuku bahwa “mohon ima nak jaga adikmu di sana.... adikmu itu mungkin rindu akan pelukan ibu.” Ini membuatku menetesakan air mata lagi sebelum turun dari mobil itu.
Setelah ku menginjakkan kaki ku di tanah pondok itu, ustadz langsung menunjukkan ku kamar tempat adikku istirahat, ia menunjukkan sebuah kamar dipojok depan masjid kecil itu, dengan sekeliling kamar yang berbaris dan ruang kelas kosong, sempat membuatku berpikir “di sini kalau malam seperti apa yah???” kok kedengarannya menakutkan.
Setelah ku berjalan menuju kamar pojok itu dengan Jadul, maka ku tarik napas ku dalam-dalam untuk siap melihat kondisi dan wajah adikku yang kurang lebih sudah 2 bulan ku tidak melihatnyasejak bulan Januari lalu.
“Assalamualaikum.. khaerul” ucapku dengan lembut
“waalaikumussalam..” jawab adikku dari dalam kamar yang sedang berbaring membaca salah satu kitab pondoknya yang sempat dia bawa ke Bangkalan. Dari konsidi yang sedang berbaring sambil mengangkat badannya untuk membuka pintu dan berusaha untuk duduk menyambut kami dengan sejuat tenaganya yang terlihat ia paksakan untuk menunjukkan kepadaku bahwa dia sebenarnya sehat-sehat saja.
Tak kuat mata ini melihat  kondisi adikku saat itu membuatku langsung keluar dari kamar itu sejenak untuk keluar menghapus air mataku yang tak sengaja menetes karena kerinduaanku dan kerinduan ibuku yang ku bawa kepada adikku tersayang, membuatku menjadi wanita sangat lemah saat itu, Jadul pun tetap melanjutkan perbincangan dengan adikku saat itu, sedang asyik-asyiknya berbincang dengan adikku, ustadz datang meminta kami untuk berpindah ruang asrama sekitar 30 langkah dari kamar itu.
“ayo.. khaerul kesana” melambaikan tanganku ke arah adikku untuk membantunya berdiri dari duduknya, aku pun membawa kitabnya, dan beberapa obat serta botol air minum adikku yang dikhusukan untuknya karena bekas minum makannya tidak boleh dipakai orang lain. Dengan tersendak-sendak, adikku harus berjalan pelan-pelan dan terus kurangkul untuk membantunya. Seraya ku berdo'a terus tak henti dengan melihat kondisi adikku saat itu, aku baru sadar aku belum shalat Ashar, aku pun diantar ke sebuah surau oleh seorang ibu, salah satu penduduk di sekitar pondok itu, ibu itu juga lah yang membatu merawat adikku jika ustadz tidak ada di pondok itu.
Ku ambil air wudhu di sebuah WC kecil samping surau itu dengan tetesan air mataku yang tak dapatku tahan mengalir bersama tetesan air wudhuku,
“Allahu Akbar”
Takbirku dengan menghadapkan seluruh hati dan jiwaku kepada yang Khalik, lagi-lagi meneteslah air mataku dalam shalat dan tak dapat ku hentikan dengan kesedihanku yang mendalam akan kondisi adikku. Entah itu karena penyakitnya atau ku mengingat orangtuaku di rumah ataukah sebab tanggungjawabku untuk menjaga adikku yang telah kulalaikan sampai ia sakit seperti sekarang ini. Setelah salam, aku menangis seorang diri di surau itu meratap kesedihan dan perasaan kesakitan yang dialami adikku, jika ku bayangkan wajah adikku, tak dapat mata ini menahan air mataku, sangat tidak sanggup ku melihat adikku saat ini, tangisku ini kuharap bisa memperkuat diriku dan memberikan kekuatan untuk dapat menatap adikku, seumur hidupku sampai hari itu waktu itu detik itu, itulah tangisanku yang paling sakit dan sangat membuatku seperti seorang kakak yang benar-benar kakak mempunyai adik yang ia harus jaga.
Surau kecil dengan sinar  matahari sore dan tidak adanya cahaya lampu dengan gantungan mukenah dan susunan meja mengaji anak-anak dan sebuah sejadah kecil yang telah terhampar di tengah ruang dan suara tangis yang tersedu-sedu membuat ruang itu terasa sangat sepi, secara tersirat memberikanku saran agar selalu mensyukuri nikmat kesehatan yang Allah berikan setiap detik dan setiap saat di dunia ini.
Setelah shalat, ku keluar dari surau itu dan bercakap-cakap sesaat dengan ibu pengasuh tadi, kata ibu itu bahwa keadaan khaerul mengingatkannya kepada aseorang anaknya yang seumuran dengan khaerul yang sempat juga sakit, namun katanya khairul ini sungguh kuat karena sudah jauh dari orang tua, masih 7 bulanan tinggal dijawa kemudian dapat musibah sakit hepatitis seperti ini, namun anaknya sangat tegar dan selalu berusaha untuk sembuh.
Air mataku membasahi pipiku lagi, benar-benar hari itu aku sangat banyak mengeluarkan air mata. Ku usap segera air mataku karena adikku keluar dari kamarnya dan mencariku. Kutahan mata ini untuk tidak meneteskan air mata lagi. Rasanya hatiku sangat sakit melihat kondisi adikku, ku bercakap-cakap di ruang itu. Jadul pun pindah ke ruang yang satu setelah bercakap-cakap dengan adikku sebelum ku datang ke kamar itu.
30 menit tak terasa ku bercerita dengan adikku mengenai aktivitas dipondoknya akhir-akhir ini dan bercerita mengenai keadaan keluarga di Sulawesi Selatan, ia sempat berkata bahwa ketika ia menelpon dengan keluarga di rumah kemarin ibuku menangis.
“Yah pastinya” kataku...
“heheheh...” adikku tertawa
“gimana enggak nangis, rindu sekali atta sama kamu” ujarku dengan kelembutan sedikit tersenyum.
Waktupun telah masuk Maghrib ku segera mengambil wudhu adikku pun mengambil air wudhu juga untuk shalat berjamaah, aku dan adikku pun shalat berjamaah di tengah ruang kamar nginap itu beralaskan 1 sejadah yang ku bawah dari Surabaya, tak tahan lagi rasanya hati ini menangis mendengar suara lemah dan kecil adikku memimpin sahalt Maghrib saat itu, ia mengusahakan untuk dapat berdiri tegak, ruku’ sujud saat itu.
“assalamualaikum warahmatullah” salam mengakhiri shalat Maghrib kami saat itu.
Kami pun berdo'a, dan do'a kami saya yakin tidak jauh berbeda untuk selalu mensyukuri nikmat kesehatan ini, dan kesembuhan adikku.  Setelah shalat, kami pun bercerita-cerita lagi mengenai banyak hal, Hpku pun meandering dan ternyata dari kakaku Abul Khaer aku pun berbincang-bincang namun, ku mengatakan apakah Hp di sana ada yang bisa digunakan untuk video call, supaya ibuku bisa melihat anaknya di sini sedang berkumpul, yah maklumlah, rumah ku di sana jadi sepi setelah ku pergi merantau berdua dengan adikku sedang kakakku dulu sedang menempuh kuliahnya juga di Makassar, jadi ku meminta untuk mencarai Hp yang bisa seperti itu, Hp sih ada tapi, jaringan saat itu tidak mendukung, yah berarti gak bisa dong.. ya udah lain kali aja gitu.
Rencana awalku pulang ke Surabaya yaitu ba’dan Maghrib, namun adikku memintaku untuk bermalam satu malam saja, karena sebenarnya di sana dia kesepian juga, karena tidak ada anak-anak yang bisa diajak bercanda dan lain-lain, ibu pengasuh itu saja ketika memberikan adikku sarapan dan menu makan, adikku hanya melihat tangan ibu itu tanpa pernah melihat wajahnya, ibu itu hanya membuka sedikit pintu dan meletakkan piring itu di dekat pintu itu, lalu pergi. Adikku berkata seperti ini,
“Ima,, aku baru lihat muka ibu pengasuh itu loh, sebelum kamu kesini aku gak pernah lihat, aku cuman lihat tangannya aja” ucap adikku
Yah... bayangin aja bagaimana kesepiannya adikku disini, aku pun putuskan untuk bermalam satu malam walaupun sebenarnya besok pagi pukul 08.00 aku ada kuliah, tapi aku usahain untuk dapat sampai ke Surabaya sebelum pukul itu, jadi kami merencanakan untuk berangkat subuh. Rencananya sih seperti itu.
Aku pun bermalam satu malam dan aku tidur satu kamar dengan adikku (gak papa kan, aku kan saudara kandung), satu malam itu kami berbicara banyak hal mulai dari keluargaku di Sulawesi, bagaimana pulang nanti kalau libur Ramadhan, terus berbicara tentang perkembangan belajar adikku di Pondok Sidogiri dan lain sebagainya, banyak lah. Setelah berbicang-bincang kamipu shalat Isya'.
Jam pun menunjukkan waktu pukul 10.10 malam, sebelum tidur lagi-lagi ku merenung, yah mau bagaimana lagi ku menangis lagi pada malam itu, melihat adikku istirahat seperti ini rasanya aman karena ia tidak kesepian sebelum tidur, adikku ada teman cerita sebelum tidur, kalau aku pulang besok, keadaan adikku di sini bagaimana?
“Ya Allah... lindungilah adikku dari segala marabahaya, berilah ia keceriaan dan kesehatan seperti dulu. Amiiin.” doaku dalam hati ku sedang menangis terseduh-seduuh memiringkan badanku untuk berbaring.
Keesokan harinya pun telah tiba, kami harus pulang ke Surabaya, rasanya tidak mau pulang, enggak bisa banget, tapi kami harus pulang juga. Jadul pun memberitahuku untuk segera siap-siap berangkat dan ustadznya akan mengantar kita ke tempat pemberhentian bus. Baiklah.... akupun siap-siap, rasanya gak bisa banget meninggalkan adikku sendiri di sini, ustadz pun datang untuk segera mengantar kami untuk mencari bus karena kami juga ada kuliah pukul 08.00, jadi kami berangkat masih dalam suasana subuh, adikku pun ikut mengantarku dan naik ke mobil bersama ustadz, Jadul, dan 1 kakak ipar ustadz itu, 2 anak kecil yang ikut juga. Entah keluarga ustadz itu mau pergi tujuan kemana, aku juga gak tahu.
Kami pun sampai ke tempat pemberhentian bus dan kurang lebih menunggu sampai 40 menit bus dengan tujuan Surabaya baru tiba, sebelum kami naik ke bus itu kupesankan ke adikku untuk selalu berdzikir, minum air putih yang banyak, nasinya itu dipaksa masuk aja ke perut walaupun gak nafsu, intinya ada tenagalah dalam diri, gimana kalau gak makan, kan gak ada kekuatan, terus selalu berdo'a.
“dek... ingat ini kita ada di kampung orang, kita gak boleh macam-macam, kita harus menghormati orang lain, menjaga sikap ke semua orang di sekitar.. oke Khaerul, kakak berangkat yah, jaga kesehatan ade” kataku kepada adikku terganteng itu (gimana gak ganteng kan cuman punya 1 adik, hehe).
Aku dan Jadul pun naik ke bus dan kembali ke Surabaya
“Terima kasih adikku, mungkin lewat kejadian seperti ini, Allah menegurku untuk lebih bertanggujawab lagi sebagai seorang kakak dan lebih dewasa lagi dalam bersikap, maaf kalau kakak ada salah.....”kataku dalam hati ketika bus telah berangkat. Cap.Cussss
            Mengenai story ku di atas ini tentunya akan memberikanku semangat baru untuk kuliah sebagai salah satu dari milyaran anak perantau di muka bumi ini.
#-------------------- :) :) --------------------#

Oh... ibuku engkaulah wanita
Yang kucinta seumur hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbananmu ibu tanpa balas jasa
Satu bait lagu ini memberikan gambar bahwa sungguh tak ada yang terkalahkan selain do'a ibu dengan cinta kasih yang mereka limpahkan kepada anaknya. Ibu ayah adalah sepasang manusia yang tak akan dapat dibalas jasanya sebesar apapun usaha kita, do’anya cintanya kasihnya sayangnya sungguh memberikan kekuatan dan kebahagiaan tersendiri bagi darah dagingnya sendiri. 
Suatu ketika, setelah beberapa hari Naima pulang dari Bangkalan ia menelpon orangtuanya untuk mengabarkan bagaimana perkembangan adiknya itu, Naima mengatakan kepada ibunya bahwa khaerul sudah membaik setelah beberapa hari dia dirawat di Bangkalan dan kesehatannya sudah memulih setelah dibawa kepada seorang muallim dengan resep diteteskan dimatanya air dari kayu.... (penulis lupa nama kayu itu) tetesan air kayu itu seperti mata kita sedang ditetesi air jeruk hasil olekan dengan cabe pedas yang dibubuhi dengan garam dan merica rasanya sangat perih dan mengeluarkan airmata sangat banyak, bagaimana tidak???, kalau perihnya itu kurang lebih terasa setengah jam setelah diteteskannya dan tidak boleh dikucek hingga matanya berhenti perih sendiri, saat itu aku merasakannya juga karena aku diberi tetesan itu juga, kata muallim itu “sekalian juga mbanya, belum tentu nanti kesini lagi” ujar muallim itu  dengan memintaku untuk membuka mataku dan meneteskannya pula ke bola mataku.
Sekilas ku ceritakan kepada orangtuaku mengenai hal itu, betapa perihnya obat tetes itu, kata muallim, ini juga akan sembuh dengan bacaan yang kuiringi saat meneteskan air kayu itu ke mata kami, dan hanya Allah-lah yang Maha menyembuhkan.
Ibuku mengatakan bahwa air kayu itu akan membersihkan melalui saraf-saraf mata terlebih dahulu yang akan membawa ke penyembuhan di seluruh tubuh lainnya, karena saraf di bagian kepala atau mata itu memiliki saraf yang menghubunkan semua aliran darah. Yah.. semoga dengan kepedihan yang tak dapat kulupakan perihnya itu sampai sekarang bisa menyembuhkan adikku dengan pertolongan Sang Maha Kuasa.
            Setiap shalatku selama 3 hari berturut-turut itu selalu disertai tangisan karena mengingat adikku yang sedang sakit di sana, mengingat matanya yang masih kuning yang menandakan adikku sakit hepatitis dan kelelahan badannya. Rasanya ku ingin merawat adikku sampai sembuh namun karena aku kuliah juga yang tidak dapat kutinggalkan terus-menerus maka ku rawat adikku dari kejauhan di sini saja dengan tak pernah lepas ku kirimkan do'a padanya agar sehat selalu. Ku sempatkan mengirimkan kepada kakakku dan ibuku beberapa fotoku bersama adikku saat mau pulang dari Bangkalan, semoga dapat menyembuhkan kerinduan ibuku ke anak bungsunya itu, adikku terganteng.
            Ibuku di sana tak pernah lupa untuk mengirimkan do'a kepada anaknya yang sedang merantau di sini, walaupun terkadang sakit ataupun lelah itu semua adalah cobaan hidup di dunia ini yang dilewati hambanya dan setiap manusia untuk proses pendewasaan dan bagaimana menghadapi kehidupan didunia ini. Masalah, kegalauan, keresahan, kekurangan itu semua dihadapi Naima tidak lain untuk kepentingan dirinya, semangat Naima..! cayo..! fighting..!
“Surga di bawah telapak kaki ibu” memberikan gambaran bagaimanapun yang namanya seorang ibu, seorang wanita bahkan di telapak kakinya adalah tempat yang sangat mulia, ini membuktikan bahwa ibu.. ibu.. ibu.. adalah sosok manusia yang patut dan harus dihormati. Jika kamu (khusus kaum adam) menyakiti wanita berarti kamu secara tidak langsung telah menyakiti ibumu sendiri. Setuju gak?... J
Hormatilah sosok ibu di dunia ini dan banggakanlah sosok bapak di hidupmu !
Berbicara mengenai sosok orang tua, Naima teringat kepada seorang yang menjadi asisten dosen Prof. pada mata kuliah Tafsir BK, beliau adalah Ustadz Ainul Yaqin, beliau pernah berkata seperti ini “bagaimanapun besarnya kemauanmu terhadap sesuatu namun jika tidak disertai dengan restu orang tua, yakinlah sesuatu itu tidak akan aman dan berjalan dengan lancar.” Ustadz Ainul Yaqin ini adalah sosok anak yang sangat berbakti kepada orang tuanya, sehingga ia tidak pernah melakukan sesuatu tanpa persetujuan dari orang tuanya. Ia selalu meminta pendapat dari ibunya terlebih dahulu. Ustadz pernah bercerita kepada kami tentang masa kecil beliau ketika kami melakukan kajian di Masjid, beliau mengatakan bahwa ketika beliau kelas 5 SD, beliau adalah sosok anak yang sangat nakal dan bandel ia selalu meminta kepada ayahnya apapun yang ia inginkan, sebagai keluarga yang sangat berkecukupan saat itu, maka ayah beliau pun selalu mengabulkan apa yang diminta anaknya itu.
Mungkin Anda bertanya, kenapa penulis mengatakan “berkecukupan saat itu”?.. jawabnya begini, karena beliau sendiri mengatakan bahwa saat beliau masih kecil keluarganya saat itu benar-benar kaya akan harta bahkan memiliki 3 rumah dan sebuah mobil dengan uang yang berlimpah. Dan kata beliau saat kajian itu bahwa “Ini semua hanyalah harta, yang bisa lenyap kapan di mana dan dalam keadaan apapun, jadi janganlah bangga dengan harta yang kalian miliki”, beliau mengatakan bahwa insya Allah, saat ini saya hanyalah kaya akan hati yang saya miliki, ini memberikan tamparan kepada kami bahwa bagaimanapun keadaan seseorang, maka janganlah bangga dengan kemampuan akan tetapi intropeksilah diri sehingga hati (perilaku) yang kita miliki dapat mencapai kesempurnaa berakhlak.
Namun, dibalik kemanjaan dan sikap sayang orang tua beliau yang selalu memberikan apa yang diinginkan anaknya itu, tentunya ada sikap atau strategi yang orang tua telah desainkan bagi anaknya agar kelak beliau menjadi anak yang shaleh. Dengan kebahagiaan kecukupan yang beliau rasakan akan terkabulnya semua keinginan yang ia inginkan, maka suatu  ketika, ayah beliau menjelaskan bahwa suatu saat ini semua akan lenyap tiba-tiba dan kamu haruslah menjadi sosok yang kuat dan belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat membanggakan orang tua. Saat beliau kuliah di Universitas Al-Azhar, beliau mengingat kejadian saat ia masih kecil. Kejadian itu memberikannya semangat yang besar akan keseriusannya untuk belajar di luar negeri saat itu, ia pun tidak pernah meningggalkan untuk selalu menghubungi orangtuanya di negeri asalnya. Di sini memberikan gambaran bahwa orang tua jauh terlebih dahulu memikirkan akan nasib dan kebahagiaan anaknya kelak.
I Love You Mom and Dad...................
 #-------------------- :) :) --------------------#

Hari Senin, tepatnya tanggal 4 Mei = hari matakuliah Tafsir BK, hari itu dalam proses belajar mengajar sambil diskusi pikirku terbersik mengingat seorang lelaki yang sangat kurindukan, karena beberapa dari pembahasan tafsir kita kali ini sempat menyinggung masalah seorang lelaki yang dikagumi. Malam harinya, tepatnya malam Selasa pukul 21.04, saya dan beberapa teman pulang dari Wonocolo yang menjadi tempat langgalan kami anak perantau untuk mencari makan malam, malam itu dalam perjalanan pulang di depan kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, saya melihat seorang lelaki dari jarak jauh yang sangat mirip dengan sosok lelaki yang kurindukan itu, dari cara berdirinya, cara memegang kunci motor jikalau menunggu kekasih sejatinya sedang berbelanja dimarket, peci yang digunakan, motornya yang sama dengan milik lelaki yang kurindukan itu. Lelaki itu mirip sekali dengan pangeran di bawah ini.....
Pangeran, menulis mengenai pangeran, yah pastinya sosok yang sempurna, gagah, berwibawa dan penuh tanggung jawab. Tidak dapat dipungkiri yang namanya pangeran + berbaju kokoh, itu bidadaranya dunia kali yah..? hehe
Siapa yang gak suka cowok berbaju kokoh???
Cowok berbaju kokoh tuh keren abiess, dibanding cowo yang  pake anting di telinga, dihidung, bertato dan lain-lain. iya gak ?? (tergantung pribadi masing-masing sih teman-teman, hehehe).
Kalau dilihat dari luarnya, semoga saja dihatinya juga sedamai kerapian pakaiannya yang terlihat. Berbicara mengenai berbaju kokoh mengingatkan ku kepada beberapa saudaraku di seberang pulau sana. Salam yah yang di sana...
Lelaki yang berbaju kokoh tentunya memberikan pancaran tersendiri bagi kewibawaan dan kebijaksanaa yang ada pada dirinya, jejak kakinya yang ia langkahkan setiap kali 5 waktu shalat jama'ah yang ia langkahkan menuju masjid memenuhi panggilan Allah SWT. dzikir yang ia panjatkan dan suara adzan yang ia kumandangkan menenangkan hati seorang anak manusia yang mendengarnya. Mengingat ia adalah seorang lelaki yang bertanggungjawanb, ia selalu tepat waktu dalam melakukan aktitas yang ia schedule-kan. Keren kan ?
Tanggung jawab yang ia pikul untuk selalu menghidupkan keluarganya, mengingatkan ku kepada sosok lelaki yang benar-benar keren dan kuat, dengan sikap cuek beliau yang tak karuan dan sikapnya yang keras dalam keluarganya itu memberikan bahan tertawaan bagi istrinya dan anak-anaknya dan memberikan poin tersendiri dalam keluarganya.
Seorang lelaki yang tingginya kurang lebih 172 cm dengan kumis tebalnya yang memiliki 2 warna, warna kulitnya yang coklat tua karena terbakar matahari sebab kesibukannya untuk menjaga dan mengelolah kebun yang di milikinya, kakinya yang sedikit pincang kalau berjalan karena efek umur yang telah melebihi 60 tahun, sarung yang sering ia gunakan kemana pun dengan motif kotak-kotak, dan singlet putih yang sangat senang dipakainya  jika berada di sekitar rumah, seorang lelaki yang setiap subuh pulang dari shalat jama'ah di masjid dengan jarak dari rumahnya sekitar 25 meter dan dataran yang lebih tinggi tidak pernah absen untuk membuka gerbang karena letak rumah yang berada di ujung lokasi pondok pesantren yang ia tempati membuatnya memiliki tugas untuk selalu menjaga daerah sekitar pondok belakang itu, dan seorang lelaki yang tidak pernah juga absen untuk melihat ternak ayam-ayamnya di lokasi depan rumah berdekatan dengan sumur sebagai salah satu sumber air di pondok yang ia tempati dan memberi makan ikan-ikannya yang berada di belakang rumah kecil dengan empang yang cukup luas.
Kesehariannya yang saat ini hanya tinggal di rumah dan mengurusi ternak-ternak serta menjadi Imam masjid Ar-Radiyah, menjadikan sosok bapak itu bisa lebih istirahat dari pekerjaannya tahun lalu yang mengurus sekolah di SMP Al-Badar Parepare sebagai Kepala Sekolah agar bisa menfokuskan dirinya pada keluarganya, karena saat ini beliau telah pensiun dari pekerjaannya.
Ada yang tahu gak sih siapa yang dibicarakan penulis pada judul ini...? hm, salah. Yang benar adalah Haddise, yah its’ my father’s name, yang namanya seorang ayah tuh sangat patut untuk dikagumi dan dibanggakan, iya gak sih kaum Adam ?
Berbicara mengenai ayah, sangatlah erat dengan tanggung jawab yang dipikulnya selama hidupnya untuk membahagiakan keluarganya, sosok ayah selalu ada di setiap kehidupan anaknya, sosoknya yang bisa dibilang kaku dan keras merupakan caranya untuk mendidik anaknya menjadi lebih baik dari dirinya sendiri. Mungkin ada yang terlihat cuek, namun penulis yakin bahwa dihati ayah selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya.
Surfay membuktikan bahwa anak perempuan membutuhkan ayahnya. Ada ikatan istimewa antara seorang ayah dengan putrinya yang sangat berbeda dibandingkan dengan ikatan lainnya. Ayah adalah sosok pria terpenting dalam kehidupannya. Di mata seorang anak perempuan, dia belajar seorang pria seharusnya menjadi seperti apa, apa yang dapat dia harapkan dari seorang pria, bagaimana dia hendaknya diperlakukan oleh seorang pria, dan bagaimana seorang pria hendaknya melihatnya. Adalah melalui ayah dia mendapatkan validasi utama dari kewanitaannya. Sebagai seorang anak perempuan, dia belajar bahwa dia adalah “putri kesayangan ayah” melalui sinar di mata ayah, cara ayah menggendong dan memeluknya, cara ayah memperhatikannya, dan cara ayah memberitahu betapa cantiknya dia dan betapa dia berkembang menjadi seorang gadis muda yang cantik. Selama masa ini dia mempelajari berbagai kekuatan yang ayah miliki dan dia mengembangkan perasaan aman ketika berada dekat ayah, tahu bahwa ayah akan melindunginya.
Buku Selusin Rakaat dari Ayah mengatakan bahwa Seorang ayah, yang di pundaknya menanggung beban tanggung jawab memiliki berjuta rahasia dan keajaiban. Merekalah yang berjuang membanting tulang dan memeras keringat untuk mencari nafkah demi keluarga. Merekalah pahlawan keluarga yang tidak akan pernah terbayar oleh keringat anak-anaknya. Berkat mereka, roda ekonomi bisa tetap berjalan sehingga anak-anak dan istrinya masih tercukupi kebutuhannya, baik sandang, pangan, papan, maupun pendidikan.
Beragam kisah mereka miliki, namun sangat sedikit yang mengetahuinya. Mereka juga memiliki misteri yang justru kita sendiri sering mengabaikannya. Mereka juga memiliki keajaiban yang bisa membuat kita tercengang tidak percaya. Ayah adalah sosok yang dipilih Allah SWT sebagai pemimpin dalam keluarga. Dari merekalah, kita bisa berkaca tentang sosok kepahlawanan, rasa tanggung jawab, dan ketegasan.
Di balik kerasnya seorang ayah, di dalamnya tersimpan kelembutan. Di balik acuhnya seorang ayah, di dalamnya terdapat kepedulian yang besar. Di balik egonya seorang ayah, di dalamnya mengalir hikmah besar sehingga kita mengerti arti kemandirian, ketegaran, dan kedisiplinan.
Di sini ada sedikit fakta sosok seorang ayah:
1.      Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun akan tetapi selalu membutuhkan kehadirannya.
2.      Ayah membiarkan kamu menang dalam permainana ketika kamu kecil, tapi dia tidak ingin kamumembiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
3.      Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
4.      Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.
5.      Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka karena dia sadar itu adalaha akhir masa kecil mereka.
6.      Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tetapi begitu kamu lahir, ia mulai buat revisi.
7.      Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah melepaskanmu.
8.      Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala ssuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya, Ayah mungkin tampak galak dimatamu, tapi dimata teman-temanmu dia tampak baik dan penyayang, Ayah lambat mendapat teman, tapi dia besahabat seumur hidup.
9.       Ayah di dapur. Membuat masakan seperti penjelajah ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikan tersendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Ayah... bukan, nama panggilan penulis ke beliau adalah bapak. Kalau lagu untuk ibu teksnya seperti ini “oh... ibuku engkaulah wanita yang ku cinta selama hidupku” tapi kalau ayah teks lagunya seperti ini “oh... bapakku engkaulah lelaki yang kukagumi sepanjang umurku”.
Miss You Dad ....
Kau tak banyak menunjukkan ekspresi dengan ucapan, tapi tepukan ringan di pundak ku atau jabat tangan erat dan kokoh sudah cukup memberitahu, kau sangat bangga pada ku, bapak....
 #-------------------- :) :) --------------------#

Hari ini tepatnya tanggal 18 Mei 2015 adalah hari Senin seperti biasanya yang kami lakukan Minggu-Minggu kemarin yaitu masuk pada matakuliah Tafsir BK, namun suasana kali ini berbeda. Mengapa? karena hari ini sebenarnya sudah tidak masuk lagi sebab Minggu lalu adalah pertemuan terakhir untuk UAS (Ujian Akhir Semester) pada matkul ini, namun karena adanya tugas menulis dari Prof. sebagai syarat pada semester ini, maka pada Senin akan terus berjalan seperti biasanya tapi dengan pembahasan yang tidak lagi membahas tafsir atau pun ujian-ujian yang membuat kami belajar setiap Minggu itu, yah.. hari ini Prof. dan Ustadz Ainul Yaqien (asisten Prof.) masuk kekelas kami hanya dengan memberikan pengarahan-pengarahan dan mengingatkan kami akan tugas menulis itu.
Berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini Ustadz Ainul Yaqin menggunakan kemeja lengan pendek dengan motif kotak-kotak berwarna biru merah, tidak seperti Ustadz Ainul Yaqin Minggu-Minggu lalu yang menggunakan kemeja lengan panjang yang rapi, polos, dengan warna-warna lembut dan lain-lain sebagai ciri khas Ustadz, hari ini sedikit berbeda. entah itu kenapa... tapi tetaplah dengan kewibawaan Ustadz, Ustadz selalu saja terlihat sebagai Guru yang sangat sayang kepada murid-muridnya.
Kembali ke judul..!
Pada matakuliah hari itu, Prof. memberikan kami pencerahan mulai dari menulis untuk selalu melanjutkan penulisan karya kami itu, dan selalu semangat dalam hidup ini. Prof. berkata seperti ini.
“Setiap orang harus berusaha, tidak ada yang dapat mengubah selain diri sendiri yang berusaha terlebih dahulu, al-hasil kelak adalah takdir Allah yang telah ditentukan baik itu hasilnya besar ataupun kecil, semua sudah direncanakan Allah untuk hambanya tercinta” disini meningatkanku kepada 3 macam balasan do'a dari Allah SWT. yaitu do'a itu dikabulkan oleh Sang Pencipta, kemudian do'a kita ditunda oleh Allah SWT. dengan penundaan yang sangat sempurna kelak pada kondisi kedepannya yang kita tak tahu itu akan diberikan di mana dan dalam keadaan apapun. Selain itu ada juga do’a yang diganti dengan pengabulan yang lain, ini memberikan kita bukti bahwa tidak semua do'a atau yang kita inginkan adalah baik untuk kita, melainkan adalah Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan.
Allah Maha Tahu akan segala kondisi hamba-hambaNya, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar akan keluhan hamba-hamba-Nya, hidup ini sederhana, kita hanya perlu usaha dengan apa yang kita punya, bersyukur dan bersabar akan segala hal yang hadapi.
Ada salah satu teman kami bertanya, dia adalah seorang yang sangat lembut lagi cantik, baik, sopan, rajin. Pertanyaannya seperti ini yang diajukan kepada Prof.
“Prof. mana yang kita dahulukan harapan orang tua atau cita-cita kita sejak kecil?” tanya Tria Anita Jumaroh
Prof. pun langsung menjawab tanpa pikir panjang dengan kata-kata seperti ini “Dahulukan cita-cita dirimu sesuai harapan orangtua” jawaban simple dari Prof.
Ini memberikan lagi gambaran bahwa bagaimana pun keinginan, pasti dan harus seseorang itu membutuhkan yang namanya restu atau izin dari orang tua dan yakinlah dan serahkanlah kepada Allah rencana atau cita-cita kita insha Allah itu semua akan sesuai dengan harapan orang tua..... tenang Tria, semoga cita-citanya sesuai dengan harapan orang tuanya yah, biar dapat terealisasi keduanya (cita-cita Tria dan harapan orangtua).
Prof. mengatakan seperti ini jadilah....(cita-citamu) dengan menginspirasikan........... (orang-orang yang membutuhkan kemampuanmu). 
Oke.. SIAP??
“Sukses tuh apa sih?” salah satu teman kami bertanya kepada Profesor, dengan penjelasan bahwa sebenarnya dia itu bingung apakah yang ia lakukan selama ini bisa dikatakan sukses, arti sukses yang sebenarnya itu apa sih?, spontan ku berkata kepada teman di samping bangkuku setelah mendengar pertanyaan temanku itu,
“Kalau menurutku yah, sukses itu kalau kita bahagia dengan apa yang kita lakukan”
Artinya bahwa kesuksesan seseorang dinilai dari bagaimana ia mensyukuri apa yang telah ia dapatkan, kesuksesan itu bukti dari hasil jerih payah yang telah kita lakukan dengan kebahagiaan yang telah kita raih setelah bersusah payah. Berarti sukses itu punya ukuran tersendiri dong.... yah bisa dibilang seperti itu, karena kebahagiaan seseorang bertingkat sesuai dengan taraf hidup yang ia jalani, jadi tidak berarti kita sukses itu kalau kita memiliki segalanya dengan materi. Tidak berarti kita sukses jika telah tertawa-tawa. Bahagia itu ada haknya dan dicapai dengan caranya tersendiri. Sukses itu memberikan  gambaran sikap seseorang yang telah berhasil mencapai sesuatu, hal yang kecil pun termasuk dengan kepuasan bagi dirinya, tergantung dari keberhasilan dan sukses bagi dirinya.
Sukses juga bisa dikatakan misalnya seperti ini, seorang tukang becak yang miskin, serba kekurangan namun ia berhasil mengantarkan anaknya untuk tidak mengenal yang namanya narkoba dan sabu-sabu, itu menjadi kesuksesan seorang tukang becak terhadap anaknya, yang membuatnya bersyukur setiap waktu akan keamaan anaknya yang jauh dari hal seperti itu.
Bagaimana..? Sukses seperti itu gak?
Selain kata sukses, pada judul ini aya akan memberikan beberapa poin hidupnya teman-teman untuk kita renungi yang saya dapatkan pada matakuliah Tafsir BK hari Seni, 18 Mei 2015 waktu itu, cek it out..
Selanjutnya mengenai “Pandai mengingat kesalahan orang lain & Bodoh mengingat jasa orang lain” WRONGGGGG ..... “salah besar” pernyataan ini harus kita tinggalkan, ini memberikan rasa tidak saling menghormati antar sesama yang telah hidup berlingkungan yang mana seseorang hanya mengingat apa yang salah dari diri orang lain dan sangat jarang mengingat jasa yang orang lain berikan kepada kita, di sini memberikan sindiran untuk selalu menghormati jasa, pertolongan dan bantuan orang lain yang patut untuk diciptakan dalam hidup sesama, janganlah pandai-pandai mengingat kesalahan orang lain walaupun itu satu karena telah banyak jasa dan bantuan yang mereka berikan kepada kita yang mungkin kita tidak mengetahuinya, yang mungkin juga pernah suatu saat, dengan do'a yang mereka kirimkan kepada kita sehingga hidup kita selamat, kita tidak mengetahui apa yang telah orang lain kerjakan atau berikan kepada kita, itu semua perlu diapresiasi dengan jalan selalu berhusnuzan dengan semua orang dan memberikan bantuan serta senyuman manis kepada mereka. J J J
Iya.. gak ? Menurut mu ?
#-------------------- :) :) --------------------#

Senin, 25 Mei 2015 sang surya memancarkan sinar terangnya menembus atap-atap rumah yang berjejeran di samping pesantren mahasiswi yang terletak bagian samping lokasi kecil UIN Sunan Ampel Surabaya dan biasan cahayanya yang masuk lebih banyak dan lebih terang diasrama pesantren itu karena atapnya yang bocor sudah sampai setengah atap, sinar itu menyapa naima ketika ia melangkahkan kakinya menuju toilet lantai 3 yang ia lalui setiap pagi sekitar 15 meter dari kamarnya.
Pagi cerah itu memberikan teguran kepada hati naima yang sedang galau semalam akan masalah yang bertumpuk pada dirinya, sinar itu memberikan pantulan semangat pagi bahwa hari ini ia akan mendapatkan motivasi pembangkit semangat diri dari Prof., dosen Tafsir BK.
Pagi itu Ustadz Ainul Yaqien datang ke kelas kami sangat cepat dengan kemeja rapi yang biasa beliau kenakan yang berwarna coklat muda dan celana coklat tua dengan jam tangan hitam dan memakai sepatu tali berwarna hitam pula, pagi itu beliau menceritakan cerita yang mana ada seorang wanita yang meminta pendapat beliau mengenai dirinya yang telah berbuat zina namun ia bertekad untuk mau berubah dari penyesalan perbuatan yang telah ia lakukan. Di sini beliau bersikap layaknya seorang konselor yang memberikan arahan dan bagaimana konseli itu bersikap, beliau memberikan saran-saran kepada wanita itu, dan saat ini wanita itu telah berhijab sholehah. Alhamdulillah ... ini membuktikan bahwa sebuah takdir itu bisa berubah dengan keinginan dan kemauan yang besar pada jiwa seseorang jika ingin berubah.
Destiny, takdir yah takdir ini adalah salah satu pembahasan my favorite dalam matakuliah tafsir BK yang hari ini sempat beliau singgung, setiap kali bapak membahas pembahasan ini maka rasa kedamaian langsung tersentuh dihatiku, rasanya hidup ini benar-benar singkat dan penuh dengan kesejukan.
Takdir adalah sesuatu yang telah Allah SWT tentukan dan desainkan untuk masing-masing hamba-hambaNya, Allah adalah pengatur skenario terbaik yang sangat handal, tidak dapat diragukan lagi skenario Allah sangat istimewa bagi setiap hamba-Nya dengan kenikmatan yang Maha Pencipta limpahkan kita terkadang di beri ujian atau pun hadiah, begitupun sebaliknya dengan cobaan maka Sang Maha Pencipta memberikan kita kesempatan atau hadiah juga untuk kesempurnaan jiwa kita terhadap hidup di dunia ini.
Takdir adalah yang mana kita hanya tinggal menjalankan prosedur itu dengan mengumpulkan amal-amal sesuai pengetahuan dan pengalaman yang telah hamba-Nya lalui dengan kesungguhan yang kita usahakan untuk menjadi hamba yang taat dan patuh kepada Sang Maha Pencipta.
Hari itu juga, pada pukul 09.15. yah.. naima mah gitu orangnya, penanya gak bisa berhenti nulis atau gambar-gambar ataupun tanda tangan dikertas manapun, pasti tangannya gerak terus sampai sampai hari itu ia menggambar dan menulis beberapa kata yang membuat penulis kurang memperhatikan pembahasan beberapa materi hari itu, yah itu biasanya penulis lakukan kalau lagi ngantuk atau boring di kelas.
gambarnya ini...
Kalau menggambar-gambar seperti ini aku mengingat kejadian waktu MA kemarin, sempat di sekolah aku dapat masalah karena melakukan aktivitas gambar-gambar dan coret-coretan di kelas yah, karena kebiasaan ku seperti itu yang tujuannya untuk menghilangkan ngantuk atau lagi boring di kelas, aku ditegur dan sempat menjadi masalah bagi diriku di sekolah. Jujur saja, bagi diriku ketika aku melakukan hal itu sebenarnya lebih menfokuskan kepada apa yang di bicarakan orang lain, jadi ketika ku melakukan gambar, pendengaranku lebih tajam dan terfokus kepada orang-orang yang berbicara disekitarku sehingga membuatku lebih mengerti pembahasan materi yang disampaikan ibu guruku sata itu.
 
Takdir dalam agama Islam
Takdir adalah ketentuan Allah yang ditetapkan sejak zaman azali (dahulu). Dalam bahasa Indonesia takdir disebut nasib. Dalam bahasa Arab takdir disebut dalam dua kata yaitu qadha dan qadar. Kedua kata ini bermakna sama (sinonim) tapi ada juga yang memberi makna berbeda. Menurut ulama, takdir ada yang bisa berubah ada yang tidak bisa berubah. Yang pertama disebut takdir mualaq sedang yang terakhir disebut takdir mubrom.
Takdir Mubrom adalah takdir azali yang tidak bisa berubah. Takdir inilah yang sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Takdir Muallaq adalah takdir yang berada di buku yang dipegang malaikat. Takdir muallaq dapat berubah. Takdir ini yang dimaksud dalam QS Ar-Ra'd :30 "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki)"
Dalam buku Pengajaran Agama Islam karya HAMKA, disebutkan bahwa arti Qadla itu adalah aturan, sedangkan Qadar adalah ukuran. Jauh sebelum membaca buku tersebut, saya berfikir bahwa segala hal yang ada di muka bumi ini, tunduk pada hukum sebab-akibat. Pemahaman terhadap Qadla dan Qadar itu sederhana saja. Apapun yang terjadi di bumi ini, pasti ada sebabnya, bahkan kematian, rezeki dan jodoh pun tunduk pada hukum ini. Dalam buku tersebut juga dikatakan bahwa hukum sebab-akibat inilah yang kemudian disebut dengan Sunatullah. Dalam ajaran Islam, segala yang ada di muka bumi ini mengikuti Sunnatullah, aturan Allah. Itulah Qadla. Sedangkan Qadar adalah ukuran dari aturan-aturan tersebut. Besar-kecil (ukuran) usaha atau ikhtiar dalam mengikuti aturan tersebut akan menentukan hasil, karenanya hasil dari usaha inilah yang disebut dengan takdir.
Bagaimana kawan-kawan? Takdir itu simple gak?
Intinya dalam menyikapi takdir kita perlu yang namanya usaha terlebih dahulu dalam menghadapi hidup ini, dengan usaha kita dan do'a insya Allah semua akan aman dan tentunya insya Allah akan ada hikmah dibalik semua kejadian yang kita lalui, so.. don’t worry. Sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita itu, akan ada hikmahnya, kita sebaiknya pandai-pandai memetik hikmah dibalik setiap peristiwa.
1.      Usaha
2.      Syukur
3.      Do’a
4.      Sabar
5.      Tawakkal
Maka.... semua pekerjaan yang kita lalui akan terasa puas dengan usaha yang telah kita lalui. Tingkat kebahagiaan itu setelah seorang menyerahkan urusannya kepada Sang Maha Pengatur dengan sepenuh hatinya setelah melakukan usaha maksimal yang ia kerjakan.
Keep Smile Everytime!!! 
#-------------------- :) :) --------------------#

Pada judul kali ini, penulis tuliskan dan akan jelaskan sedikit mengenai 9 coretan yang sangat terkesan baginya saat Prof. menyampaikan motivator ini, walaupun redaksinya tidak sama banget dengan kata-kata yang beliau ucapkan namun maknanya insya Allah sama kok, semoga bermanfaat bagi teman-teman yah!
1.      Seringlah mengucapkan kata terima kasih dan menuliskannya dengan lengkap!
    Kata ini menjadi motivator pertama yang penulis jelaskan karena dengan ucapan terima kasih itu seseorang akan merasa dihargai dan memberikannya apresiasi untuk hal kedepannya, selain itu kata terima kasih ini memberikan gambaran bahwa seseorang telah menghargai apa yang orang lain lakukan. Dengan ucapan ini maka usaha seseorang itu membuktikan adanya manfaat bagi kita dan perlu pengapresiasi kepadanya, penulis pernah membaca buku, lupa judulnya apa mengatakan seperti ini “biasakanlah menuliskan ucapan terima kasih dengan lengkap dan ejaan yang benar”... ini membuktikan bahwa kata terma kasih itu benar-benar penting dan bermakna setiao orang, kata dalam buku itu merupakan salah satu dari beberapa hal yang perlu diterapkan bagi seorang perantau dalam menjalani hidupnya.
            Kata terima kasih yang benar seperti ini “TERIMA KASIH” jadi, teman-teman setelah baca teks ini, nulis uacapan terima kasihnya dilengkapi yah!, dibenarkan ejaannya, jangan disingkat seperti trims/trmksh atau yang lainlah... oke ?
           Di sini, penulis akan memberikan beberapa kejadian di mana seseorang merasa harus tertolong dan terbantu dan wajib mengucapkan terima kasih:
Ketika ada seorang berjalan sendiri atau sedang bersama seseorang atau beberapa teman, tidak sadar ada lubang di depan jalan anda hampir mengenainya. Sedang orang yang berjalan bersama anda pun tidak menyadari akan hal tersebut itu, untuk mnegingatka bahwwa ada sesuatu di  hadapan sana. Lalu, apa respon anda?
Anda pun langsung spontan dengan hanya tersenyum dan terus melanjutkan perjalanan anda tanpa mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut. Mungkin menurut anda dengan senyum kepada orang tersebut cukup menyampaikan rasa terima kasih anda. Iya, itu memang betul. Tapi jangan salah, kadang malah ada yang merasa bahwa anda tidak menghargainya secara tidak langsung menolong anda. Kalau saja, ketika anda spontantersenyum seraya mengucapkan “ya.. ampun terima kasih banget ya udah ingatin, hampir saja...” tahukah anda betapa akan senangnya orang tersebut merasa bahwa baru saja dia melakukan sesuatu yang berguna, yang secara tidak langsung dia telah menolong orang lain. dan tanpa disadari orang tersebut menilai bahwa betapa baiknya anda menghargainya dengan mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut.[1]

2.      Menyebut jasa orang lain sebagai tanda menghormati sesama
Kata yang kedua, yang penulis akan jelaskan yaitu dalam mengapresiasi orang yang kita banggakan atau hargai, sebenarnya bukan untuk orang yang dihargai saja sih.. tapi untuk semua orang yaitu menyebut jasa orang lain sebagai bukti saling menghormati sesama, sikap ini juga akan memberikan rasa syukur orang tersebut.
3.      Terus berkarya
Yah, selain dalam hidup ini untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dan diinginkan, juga perlunya seseorang untuk terus berkarya dalam hidupnya baik itu karya materi atau pun imateri, terus berkarya yah kawan, ini akan menghidupkan nama seorang penulis jika karya atau tulisannya dimuat di sebuah kertas.
4.      Membentuk kepribadian itu tidak untuk 1 perintah
Menjadi sesuatu yang mendekati untuk sempurna atau mencapai tingkat tertinggi saja memerlukan kerja keras yang besar dan lama serta membutuhkan perintah berkali-kali. Untuk membentuk kepribadian yang baik pun diperlukan perintah tidak hanya sekali, ini memberikan gambaran bahwa seseorang perlunya mendengarkan sesuatu berkali-kali untuk hasil yang baik, tidak hanya mendengar seadanya yang lewat begitu saja, perlunya perintah dan kerja keras yang maksimal.
5.      Terima apa adanya, Tawakkal: tidak boleh menyesali hasil
Hidup yang nyaman dan nikmat itu jika seseorang ingin mencapai sesuatu dengan usaha yang maksimal, berdo'a, belajar diiringi dengan bersyukur dan bersabar setelah itu ia bertawakkal (berserah diri) kepada Allah atas apa yang telah ia usahakan, maka hidup ini akan cukup sempurna dengan kedamaian hidup itu, setelah melakukan sesuatu yang telah dilakukan, hasilnya tidaklah boleh disesali atau pun kecewa karena itu semua perlu diyakini bahwa hal itu telah diatur sebaik mungkin untuk pemikiran-pemikiran kita saat menghadapi situasi seperti itu, tentunya dalam hidup ini tidak akan berjalan mulus terus, begitupun sebaliknya, tidak akan berjalan krikil terus, oleh karena itu semua itu akan berjalan sesuai aturannya yang akan memberikan kepada pelakunya untuk mengintropeksi atau menyadari kesehariannya itu.
6.      MINDER itu KAFIR & Penghalang Potensi
Yah... inilah kata yang menjadi motivator di kelas kami, yang menjadi icon kafir di kelas kami, jadi, disimpulkan akalu ada seseorang yang minder terhadap dirinya sendiri maka secara tidak langsung ia telah kafir karena iya tidak mensyukuri apa yang telah ia miliki yang ia tidak tahu bahwa potensi yang ia miliki tidak dimiliki orang lain dan memiliki keunikan tersendiri bagi dirinya, mider ini juga sebagai penghalang potensi... kenapa ? karena jika kita minder otomatis kita berpikir pesimis terhadap diri sendiri sehingga akan tertanam terus dalam pemikiran kita bahwa kita tidak bisa, kita tidak bisa, hal itu lah yang harus dan segera dihilangkan karena menghalangi potensi diri untuk berpikir positif dari apa yang kita punya.
7.      Hargailah seseorang dengan karyanya!
Lagi-lagi menghargai, yah saling menghargai memang sangat perlu dalam berkehidupan teman-teman, karena itu yang akan menjadikan seseorang bertahan kepada kita jika kita menghargai setiap apa yang telah dilakukan orang lain.
Oke.. setuju?  Saling menghargai yah...
Diingat yah teman-teman kalau karya atau hasil pemikiran orang lain itu termasuk yang namanya sebuah karya, maka hal itu juga sangat perlu dihargai.
8.      Pemaksaan itu akan mendorong seseorang agar lebih tanggap
Mau tidak mau seseorang dalam melakukan sesuatu, jika sesuatu itu dipaksakan atau diberi batas waktu/deadline, diberi batas tempat atau pembatasan sesuatu mengenai hal itu, maka secara tidak langsung itu akan memberikannya paksaan untuk menyelesaikan hal itu sesegara mungkin, ditambah lagi jika seseorang itu peka akan setiap sesuatu.
9.      Jata waktu di dunia ini sama dengan orang lain = 24 Jam
Keadilan selalu ada di kehidupan ini, berbicara mengenai pandai, cerdas, cantik, ganteng, berhasil atau gagal. Semuanya sama, Allah telah memberikan kepada hamba-Nya waktu yang sama untuk berusaha dan berkembang di dunia ini selama 24 jam perhari.
Dari motivator-motivator di atas, ada sebuah cerita yang membangkitkan semangat penulis dalam berusaha dan selalu mencintai orang-orang yang kita sayangi, yaitu kisah seorang anak di China pada 27 Januari 2006 mendapat penghargaan tinggi dari pemerintahnya karena dinyatakan telah melakukan “Perbuatan Luar Biasa”. Diantara 9 orang peraih penghargaan itu, ia merupakan satu-satunya anak kecil yang terpilih dari 1,4 milyar penduduk China.
Yang membuatnya dianggap luar biasa ternyata adalah perhatian dan pengabdian pada ayahnya, senantiasa kerja keras dan pantang menyerah, serta perilaku dan ucapannya yang menimbulkan rasa simpati.
Sejak ia berusia 10 tahun (tahun 2001) anak ini ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi hidup bersama suaminya yang sakit keras dan miskin. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan.
Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Papanya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.
Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah.
Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui.
Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan.
Setelah jam pulang sekolah di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya.
Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat. Zhang Da merawat Papanya yang sakit sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggungjawab untuk merawat papanya.
Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya, ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari.
Zhang Da menyuntik sendiri papanya. Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur sepuluh tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli.
Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi / suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa mampu, ia nekat untuk menyuntik papanya sendiri. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah terampil dan ahli menyuntik.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah? Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!” Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar ia pun menjawab, “Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!”
Semua yang hadir pun spontan menitikkan air mata karena terharu. Tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?
Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, pasti semua akan membantunya. Mungkin apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.
Kisah di atas bukan saja mengharukan namun juga menimbulkan kekaguman. Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah menempa anak tersebut menjadi sosok anak yang tangguh dan pantang menyerah.
Zhang Da boleh dibilang langka karena sangat berbeda dengan anak-anak modern. Saat ini banyak anak yang segala sesuatunya selalu dimudahkan oleh orang tuanya. Karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.
Yah... ini adalah contoh sikap tanggung jawab yang benar-benar ditanggung oleh seorang anak dengan pantang menyerah dan sikap kecintaannya yang tidak pernah pudar terhadap semua orang. Yah.. 9 kata motivator ini cukup untuk membangkitkan kesadaran diri seseorang, bukan berarti di sini, seorang penulis sudah mencapai sikap di atas, tapi di sini, marilah kita saling mengingatkan ya kawan-kawan.
Semoga bermanfaat!Amiiiin
#-------------------- :) :) --------------------#

Minggu ini, penulis benar-benar merasakan yang namanya persahabatan setelah masa- MA yang telah ia lalui beberapa bulan lalu bersama sahabat-sahabat seperjuangannya di pondok tahun lalu, ia baru merasakan suasana itu Minggu ini lagi, telah lama ia tak merasakan yang namanya persahabatan itu keren mantap sejuk dan lain-lain. Bersahabat dengan siapapun mau itu angin, udara, air, manusia hewan dan lain-lain akan memberikan kenyamanan, bersahabat dengan ciptaan Allah akan memberikan ketenangan.
Sahabat itu apa sih ??
Di sini penulis mendapat beberapa hasil riset dari temannya yang meluangkan waktunya memberikan pendapatnya mengenai sahabat itu sendiri, yang pertama dari saudara Mizan Asrori, dengan panggilan akrab zizan itu mengatakan bahwa sahabat itu penting dan mereka adalah teman yang bisa mengerti keadaan kita sepenuhnya, ketika dibutuhkan dia ada baik itu suka atau duka, sahabat juga tahu kejelekan kita bahkan aib kita tapi tidak menyebarkannya. Namun, sahabat tidak mesti satu jalan atau sependapat karena perbedaan ada untuk mewarnai, bukan menghakimi. Benar sekali dari sini persahabat itu perlu sehingga kita saling melengkapi... bener kan kawan-kawan ?
Sedangkan Siti Khairunnisa Wulandari mengatakan bahwa sahabat itu teman terbaik dan juga penting dalam hidup ini, kata mba chan sebagai nama ssayang kita ke dia, mengatakan sahabat itu gak muluk-muluk, sahabat itu cukup yang menerima apa adanya, beredia membantu dikala kesusahan, hadir tak hanya di waktu senang, tak segan untuk memberi saran atau nasehat, tempat curhat dan tentunya bisa dipercaya, dan bisa jaga rahasia, kata mba chan, sahabat itu yang terpenting tidak ngomong di belakang.
Nanang Sufratna juga sempat memberikan pendapatnya mengenai arti sahabat, nanang menyatakan pendapatnya bahwa sahabat itu teman yang bisa mengerti kita dan penting juga dalam hidup ini, kata nanang sahabat itu teman yang bisa membantu kita di waktu senang maupun susah, dan juga orang yang bisa dikatakan sahabat itu jika dia tidak memandang faktor ekonomi untuk bersahabat dan bersahabat tumbuh dari hati yang paling dalam dengan keikhlasan bergaul dengan kita.
Jadi, dari penelitian singkat penulis mengenai sahabat bahwa persahabatan itu penting, intinya yang bisa mengerti kita dalam keadaan apapun dan menerima keadaan kita adanya sehingga saling mempercayai untuk saling menasihati.
Terima kasih teman yang meluangkan waktunya memberikan pendapatnya..
Menurut Wikipedia sendiri Persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial.  Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka.
Persahabatan yang dirasakan penulis Minggu itu, membuatnya sedikit termenung mengenai sikap pribadinya terhadap orang-orang disekitarnya. Persahabatan kuliah dan persahabatan masa remaja yang benar-benar beda yah kawan-kawan! Di sini pada masa kuliah benar-benar berpikir untuk menjadi lebih baik kedepannya dan sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang dinginkan dan ditargetkan, tentunya karena faktor lingkungan dan teman-teman yang berbeda-beda suku dan asal yang membuat perbedaan itu menjadi hikmah dan menghasilkan perilaku yang baik.
Persahabatan Minggu itu, sangat bersifat kekeluargaan. Mengapa? karena rasa kepekaan dan pengertian teman kami saat itu benar-benar ada dan tidak seperti biasanya yang kepekaannya tidak karuan, namun Minggu itu, alhamdulillah kepekaannya sangat keren, ini membuat suasana kelas kami yaitu B3 saat itu damai dan benar-benar terasa bersaudara yang rukun damai sejahtera. Hehe... kepekaannnya itu keren ketika sesama teman kami saling mengerti akan kesibukan kami satu sama lain, rasanya sangat bahagia melihat teman kami rukun seperti itu, selain itu ketika teman kami saling tolong menolong dalam hal yang tidak bisa dilakukan teman kami yang lain.
Hidup tanpa bersahabat itu bagaikan sayur tanpa rempah-rempah, yang kurang sempurna tanpa kehadiran seorang sahabat. Sahabat itu akan setia menemani kita dengan kekurangan dan selalu mengeti kita, jadi, sebagai kesimpulannya kita tentunya harus mempunyai teman yang kita anggap sahabat atau kita percayai yang bisa mengerti kita dan kata nisa teman penulis bahwa tidak membicarakan kita dari belakang. Hehe, iya kan ??
Penulis mengutip puisi dari internet yang judulnya “Puisi Satu Hati”

Sungguh indah tali persahabatan ini,
seperti jalinan warna dalam indahnya pelangi,
Bunga-bunga pun menyanyikan melodi,
Menyemarakan suasana ini.
Canda tawa mengiringi kasih kita,
Badai topan kita terjang bersama,
Bersatu hati melangkah bergandengan tangan,
Berjalan bersama satu visi.
Mari sobat!,
Melangkahlah bersama-sama,
Satukan hati dan pikiran,
Menjalankan misi kita,
Membangun dunia baru.
Penuh cinta dan kasih,
Hingga semakin banyak jiwa,
Boleh mengalami kasih-Nya,
Yang memulihkan dan memperbaruhi.
Jadilah seperti lilin-lilin kecil,
Yang menyala terang menerangi dunia Walaupun kecil,
Sahabat, kehadiranmu sungguh berarti,
Tuk menerangi hati yang gelap gulita,
Tenggelam oleh arus zaman.

Teruslah menyala…,
Hangatkanlah dunia…,
Dengan terangmu, oh sobatku.

Sahabat perlu untuk kesempurnaan hidup karena mereka akan mewarnai hidup ini dengan pelangi, mereka akan selalu terang dalam kegelapan hidup kita, persahabatanlah yang membangun kedewasaan seseorang menjadi lebih baik.
Don’t Forget Me My Best Friend...Thanks very much!
#-------------------- :) :) --------------------#
                                                                                
2 Minggu awal bulan Mei 2015, penulis menyempatkan untuk berjalan-jalan bersama salah satu temannya dari Jawa tengah namanya Fiska Emila.
Takewalk pertama”
Mahasiswi cerdas katanya hangingout nya di perpustakaan, yapi kami bedua saat borng di kampus alias ada keperluan di luar, penulis dan neng mila hangingoutnya ke jalan Semarang, jalan Semarang di Surabaya tuh dikenal dengan daerah kampoeng ilmu, karena di sana penuh dan bertempuk-tumpuk buku yang murah namun berkualitas juga, jadi di sana benar-benartempat yang tepat kalau mau cari buku atau bagi para pembaca dan pengoleksi buku tapi gak dibaca, datang ke sana aja dan tentunya beli dong.
Perjalanan kami ke sana sebenarnya tidak untuk nongkrong di penjual buku sih tapi, penulis menemani neng mila untuk mencari buku yang sama buku milik k’ nanang, yang neng mla pinjam tapi karena sesuatu hal maka neng mila harus menggantikan buku itu dengan buku baru yang sama persis, aalnya kami sudah bersepeda mencari buku itu dengan judul teori-teori kepribadian di togamas, toko buku yang lumayan besar di sekitar kampus sekitar setengah kilolah dari kampus...
Setelah bersepeda, kami pun ke jalan Semarang untuk mencari buku itu karena di togamas tadi, kami tidak mendapatkan buku yang persis. Kami menunggu bis ke  jalan Semarang setelah menyebrang jalan dan melewati jembatan yang berada di depan kampus sebagai tempat penyeberang umum untuk mencari angkot atau bis tujuan masing-masing.
Setelah setengah jam kami menunggu akhirnya bis tujuan Semarang datang juga, kami pun naik ke bis itu dan mendapatkan tempat duduk yang berdampingan, biasanya kan setelah kami naik bis dengan menunggu di halte-halte seperti itu, kami tidak akan mendapatkan kursi kosong yang berdampingan, namun saat itu kami duduk berdampingan dengan neng mila. Ditengan perjalanan, penulis sempat tertidur karena perjalanan yang cukup jauh, setelah sampai kami pun berhenti jauh sebelum tempat pemberhentian jalan semranag biasanya karena jauh dari gerbang kampoeng ilmu itu, di pinggir jalan sebelum masuk gerbang sebenarnya sudah banayk toko-toko buku yang tersedia, jadi kami mencari buku teori-teori kepribadian itu dari ujung jalan Semarang sampai ujuuuuung jalan Semarang lagi.
Gerbang pun mulai terlihat setelah berjalan seberapa jauhnya dari tempat kami diturunkan dari bis itu, bertanaya sana bertanaya sini,
“ibu, ada buku seperti ini gak bu” (sambil melihatkan buku yang di pegang neng mila)
“buku teori kepribadian.... bu?”
Sudah berpuluh-puluh tempat kami singgahi untuk bertanya hingga kami berada diujung jalan Semarang, namun buku yang kami cari itu hanya ada 1, itupun juga tidak kami ambil atau beli karena buku itu sama saja dengan kekusaman buku yang dipegang oleh neng mila, padahal buku itu mau di ganti karena kusamnya setelah neng mila pegang selama kurang lebih 1 bulan lamanya.
Kurangnya buku seperti itu dan kata beberapa penjual sih, buku itu memang sudah jarang karena buku itu langka membuat kami pulang dengan tangan kosong, baiklah ini tidak sia-sia neng mila, pasti nanti ada hikmahnya.

“Takewalk kedua
 Masih di bulan Mei, tepatnya hari Sabtu bersamaan dengan hari ujian Tahsinul Qiraah yang dilaksanakan di rumah Ustadz Ainul Yaqien, hari itu kami semalaman menghapal semua ayat-ayat yang telah dibahas pada matkul Tafsir BK yang besoknya aka dihapalkan secara acak, otomatis kami harus menghapalnya di luar kepala. Paginya pun kami dari kelas B3 BKI segera berangkat ke lokasi ujian Tahsin itu dengan angkot kuning yang telah dipesan oleh teman kami, dan bergegas menuju lokasi, kamipun sebagai anak rajin “katanya”, sebenarnya bukan anak rajin, tapi karena hapalan semalam masih belum lancar kamipun serempak menghapal di atas mobil selama perjalanan ke rumah Ustadz dan beberapa pengendara dari luar angkot melihat keanehan kami yang sibuk-sibuknya menghapal ayat Al-Qur'an di dalam mobil di pagi hari.
Sesampai di sana kamipun melaksanakan ujian itu, berjalan dengan lancar, aku maju yah lumayan awallah di kalangan putrinya, aku maju setelah Murni Janwar sebelum Ahmad Rifai Sinaga, yah.. alhamdulillah, begitulah usahaku menghapal ayat-ayat itu, ujianku yah seperti ini juga. Alhamdulillah,,,,,
Setelah ujian kami melaksanakan shalat Dhuhur berjama'ah di masjid, bagian dari gedung tempat kami ujian juga, lokasi bangunan itu oenuh dengan vasilitas, ada masjid, ada tempat kajian-kajian, ada tempat seperti kantor, luaslah... bangunan itu banyak fasilitasnya sehingga banyak manfaatnya bagi orang-orang di sekitar lingkunagan itu.
Sesaat setelah shalat Sunnah ba’diyah Dhuhur aku teringat bahwa “aku pergi jenguk adikku di Pasuruan Sidogiri hari ini atau besik aja yah ?” ku meminta pendapat beberapa teman-temanku, akan tetapi teman-temanku juga sepertinya sibuk dengan keperluannya masing-masing. Aku sempat bertanya ke salah satu temanku apakah dia ada waktu untuk bisa menemaniku pergi melihat adikku di pondoknya, namun dari jawabannya sepertinya ia tidak ada waktu. Sebenarnya penulis berani sendiri sih kaena sudah pernah berangkat sendirian. Akan tetapi, entah hari itu aku benar-benar tidak mau pergi seorang diri, sehingga ku tanyakan ke beberapa teman-temanku siapa yah kira-kira ada waktunya untuk bisa menemaniku berkunjung kepondok adikku.
“Ahaaaa.....” fiska emila yang ku sapa neng mila itu menawarkan dirinya untuk mau menemani diriku berangkat bersama ke pondok tempat menuntut ilmu adikku itu. Setelah pulang dari rumah Ustadz dengan berasap-asapnya kepala kita setelah ujian dan melepaskan benak kami yang sedikit tertekan, maka kami pun kembali menaiki angkot kuning tadi dan kembali menuju UINSA, sesampai di sana kami langsung mengambil uang terlebih dahulu kemudian berangkat lagi kepondok adikku yang perjalanannya itu kurang lebih 2 jam-an lah.
Awal keberangkatan, kami keluar dari pintu gerbang UINSA dan menaiki angkot berwarna biru menuju terminal Bungurasih sebagai terminal utama di kota Surabaya kurang lebih 15 menit waktu perjalanan, sesampai di sana kami menunggu bis jurusan Pasuruan/Bangil sekitar 20 menit, “akhirnya bisnya tiba juga” kami pun baik ke bis itu dengan kondisi bis seperti biasanya yang telah penuh dengan penumpang-penumpang berbagai tujuan, alhamdulillah kami mendapatkan 2 kursi kosong namun berjauhan, perjalanan ke Pasuruan yang biasanya sekitar 2 jam, namun kali ini lebih dari 2 jam, perjalanan kami hari itu mencapai 3 jam, karena penulis ketiduran dan tidak mendengar teriakan pak sopir ketika telah sampai di Kraton sebagai tempat turun penumpang tujuan SIdogiri seperti kami.
Yah... akhirnya, kami melewati tujuan yang sebenarnya, kami telah melewati Pasuruan yang jaraknya lumayan jauh 45 menit,
“neng mila, ini udah kelewatan” kaget ku terbangun dari tidurku di bis
Kami pun diarahkan oleh pak supir untuk turun di sini, kota setelah Pasuruan dan mengambil bis jurusan Surabaya kemudian meminta pak supir untuk turun di Kraton, kami pun putar balik dan membayar bis lagi.
Setelah sampai di kraton, tujuan utama kami, kami pun mengambil becak dan menaikinya sebagai kendaraan masuk ke daerah pondok pesantren Sidogiri yang perjalan ke kampung itu sekitar 25 menit. Neng mila sempat tertawa sendiri ketika menaiki becak di sana karena ia baru mengendarai becak lagi selama kuliah, aneh rasanya mengendarai becak ini. Ingat di kampungnya katanya.
“kiri...kiri pak” penulis menyetopkan abang becak.
“Terima kasih pak” neng mila dan penulis berkata kepada abang becak tadi.
Kami pun masuk ke balai tamu yang jaraknya hanya 5 meter dari gerbang Pondok itu, penulis pun melaporkan kepada petugas untuk memanggil Khairul Anwar dari Sulawesi Selatan asrama L5, diumumkannya petugas itu, namun karena waktu yang sudah lumayan sore tepatnya pukul 16.45 petugasnya sempat menolak karena waktu kujungan sudah hampir tutup, namun ku jelaskan sebab keterlambatanku itu, akhirnya nama adikku ku pun diumumkannya, adikku sebenarnya tidak mendengarnya karena saat itu adikku sedang berada di Pasar sekitar pondok itu pergi untuk membeli sarung, namun karena suara hati kakaknya yang memanggilnya (cieee.. suara hati) adikku pun menyegerakan pulang, sesampai diasrama temannya yang mendengar pengumuman itu segera memberitahu Anwar bahwa ia ada tamu di balai tamu sekarang. Adikku tidak ragu dan tidak bingung lagi,
“itu pasti kakakku yang datang menjenguk ku” kata adikku di dalam hatinya.
Sedangkan neng mila saat itu shalat Ashar terlebih dahulu di ruang tamu dan penulis menunggu kedatangan adiknya di halaman balai tamu itu, jangan sampai adikku datang dan aku ada di dalam, dikiranya nanti bahwa informasi dari temannya itu bercanda. Kurang lebih 7 menit ku menunggu dan akhirnya aku melihat adikku berlari-lari menuju balai tamu karena waktu kunjungan hampir tutup, kurang 15 menit lagi, kami pun sempat bercakap-cakap 15 menit dan aku segera memberikan baju putih kepada adikku sebagai hadiah ulang tahunnya hari itu juga, sengaja ku usahakan datang hari itu juga, karena adikku berulang tahun tanggal 10 Mei sebagai hari lahirnya, namun baju putih itu hanya ku berikan seadanya saja, ku katakan bahwa hadiah selanjutnya datang belakangan, tunggu sampai tiba hari pulangmu adikku ke Sulawesi.
“Insya Allah kakak yang akan bayar uang tiketmu” ku katakan kepada adikku saat itu dengan sedikit kecewa karena penulis datang terlambat sehingga waktu bercakap-cakap hanya 15 menit lamanya sebab adikku juga ada kelas pukul 17.00, wajah adikku sedikit kecewa saat ia menawarkan kepadaku untuk bermalam di balai tamu ruang tamu untuk putri, namun tentunya tidak bisa penulis dan neng mila tidak mempersiapkan pakaian dan segalanya, besok pagi juga kami ada kuliah, hari ini tidak bisa tentunya.
“Maaf adikku, waktu sekarang tidak bisa...”
Adikku kecewa dan sempat meminta kepada neng mila untuk mau bermalam, tapi tetap tidak bisa juga.
“lain kali saja de” ku katakan kepada adikku dengan menyapu-nyapu pundaknyau sambil tersenyum.
Karena hari itu juga kakakku sedang berada di rumah di Parepare yang pulang dari Makassar maka penulis menyempatkan untuk video call dengan keluarga di sana dan melihat kan kepada ibu dan bapakku bahwa anakmu di sini baik-baik saja, namun sudah ku usahakan berulang kali untuk menelpon, sms, video call Line, namun tidak bisa karena jaringan kurang mendukung di tempat itu, ku telpon lagi berulang kali, sempat terangkat tapi sambungan tidak stabil jadi telponnya terputus lagi.
Adikku pun melihat jam berkali-kali karena waktu sudah menunjukkan 17.15 adikku telah tertinggal kelas 15 menit, ia mengatakan bahwa semoga saja ustadznya mengerti akan kedatanagn tamunya saat itu, wajah adikku saat itu benar-benar khawatir karena ustadz yang mengajar sore itu sepertinya sedikit tegas dan kejam sehingga kekhawatiran di wajah adikku yang terlihat sedikit takut.
“Baiklah adikku... kami pulang dulu yah, maaf tidak sempat bermalam waktu sekrang, lain kali saja, hadiah selanjutnya menyusul yah adikku.... tunggu telpon kakak nanti yah! belajar sungguh-sungguh, rajin, banyak bersyukur dan jangan lupa shalat malam adikku... pergi sana de’ Ustadz mu sudah menunggu 20 menit” pamit ku kepada adikku, adikku sambil menyalami tanganku dan menciumnya.
Kami pun pulang dengan menaiki becak terlebih dahulu untuk keluar dari kampung Sidogiri dan mengambil bis jurusan Surabaya tempat pertigaan yang kami tempati turun dari bis tadi.
Takewalk bareng neng Mila 2 Minggu awal bulan Mei itu berjalan dengan seru, dan tentunya tersave lagi di memori penulis....  terima kasih neng Mila J semoga bantuan neng Mila di balas oleh sang Khalik.. amiin.
 #-------------------- :) :) --------------------#

Berbicara mengenai cinta, pastinya tidak asing lagi bagi kita semua, jangankan remaja dan dewasa, anak-anak juga sangat lincah dan antusias dalam hal cinta saat ini. Penulis mengangkat judul mengenai selamat datang cinta ini, karena cinta yang satu ini berbeda dengan cinta-cinta yang Anda maksudkan, oke..!
Cinta...
Cinta...
Cinta...
Cinta...
dan Cinta...
Yah.. CINTA, ada yang bisa mendefinisikan cinta gak ?? silahkan tulis di diari anda sendiri, definisi cinta tentunya berbeda-beda bagi setiap orang, berbeda sesuai dengan keadaan, berbeda sesuai tingkat kematangan dan lain sebagainya, jika cinta didefinisikan di sini, kayanya gak cukup deh, jadi... penulis hanya akan menjelaskan cinta yang akan diberikan kepada suatu hal, hal yang dimaksud apa sih ? hal di sini yaitu kepada sesuatu yang kita kerjakan.
Tidak ada pekerjaan yang ikhlas dilakukan oleh individu kecuali dengan cinta yang dimiliki terhadap sesuatu itu, dengan cinta terhadap sesuatu baik itu untuk sesuatu yang dikerjakan ataupun yang inginkan, maka kecintaan akan membawanya melakukan hal itu dengan ikhlas, syukur, tenang, damai dan tentunya pekerjaan itu akan menghasilkan hal yang baik pula karena individu melakukan itu dengan penuh cinta. Jika segala hal selalu diiringi dengan cinta maka, hidup akan tentram dengan kesyukuran yang selalu kita panjatkan dan kita haturkan setiap kali kepada-Nya.
C.I.N.T.A.  menurut beberapa ilmuan mendefinisikan cinta seperti ini:
Ilmuwan Fisika: Cinta adalah pantulan mata yang dibiaskan ke dalam hati, jadi menurut ilmuan fisika ini, dengan cinta maka sesuatu itu akan dilakukan dengan ikhlas akan hati yang  damai menerimanya dan diaplikasikannya dengan tanda syukur.
Ahli Geografi: Angka kelahiran disebabkan oleh cinta sejati. Angka kematian sama dengan cinta paksaan, jadi cinta paksa sama dengan pembunuhan. Dari definisi ahli geografi ini, berarti suatu pekerjaan jangan dipaksaakan jika kita sanagt menginginkannya namun, kita harus melahirkan pekerjaan itu dengan cinta sejati agar sesuatu itu tidak mengganggu atau bahkan membunuh individu itu sendiri.
Dosen Pancasila: Sesama manusia harus saling mencintai. Oleh karena itu hidup tanpa cinta berarti dunia dalam berita. Hm.. keren sekali definisi cinta dari dosen Pancasila ini, segala sesuatu itu jika dikerjakan tanpa cinta maka akan menjadi derita bagi pelakunya sendiri dan akan menjadi berita/kasus yang tidak baik untuk dirinya, maka cinta harus selalu diciptakan dalam segala hal.
Pakar Ekonomi: Salah satu penyebab keretakan dalam bercinta adalah faktor ekonomi. Oleh sebab itu resesi ekonomi merupakan penghambat cintanya seseorang. Dari pakar ekonomi ini, dikatakan bahwa sesuatu yang dilakukan tidak akan lepas dengan yang namanya pengorbanan, dan yang dimaksud adalah pengorbanan biaya/uang apalagi pada zaman yang sekarang ini, uang memang tidak dapat lepas dari segala pekerjaan, oleh karena itu untuk mencapai rasa cinta dan kebahagiaan atas hal itu diperlukannya pengorbanan tersebut.
Dosen Elektronika: Rangkaian komponen yang dapat menimbulkan rasa cinta yaitu pandangan pertama, perkenalan, jumpa pertama, lirikan dan saling bertemu. Hmmm... menurut dosen elektronika ini, cinta akan sempurna jika dilengkapi dengan komponen-komponen lainnya seperti rasa kasih, sayang, do'a, syukur dan lain-lain.
Guru Kesehatan: Kebahagiaan dalam menjalin cinta akan menimbulkan jasmani dan rohani yang sehat, dan kegagalan dalam bercinta akan menimbulkan frustasi. Benar sekali yang dikatakan bapak/ibu guru kesehatan ini. “Saya setuju sekali pak/bu..” cinta terhadap sesuatu akan menimbulkan jasmani dan rohani yang sehat sehingga kita akan bersemangat mencapai hal itu, dan tanpa cinta dalam melakukan sesuatu hanya akan menimbulkan kesengsaraan bagi individu.
Guru Biologi: Cinta merupakan kebutuhan yang amat penting dalam perkembangan makhluk hidup, bila tidak ada cinta maka makhluk hidup akan punah. “saya setuju lagi bu dengan pernyataan ibu mengenai definisi cinta ini”. Cinta itu sanagt penting dalam melakukan sesuatu, jika tidak terdapat cinta dalam melakukan sesuatu maka manusia itu akan punah dengan kegalauan yang ia alami di hidup ini tanpa adanya cinta. Welcome to my love..
So..... “Segala sesuatu harus selalu diiringi dengan cinta”
Oke kawan-kawanku mulai sekarang kita harus melakukan sesuatu dengan cinta yah!
 #-------------------- :) :) --------------------#

What the meaning?
Pasti kalian semua sudah tahu kan arti kalimat di atas. Penulis yakin!!
Sesungguhnya segala sesuatu itu pada dasarnya indah, asalnya itu indah, tidak ada yang tidak indah, apalagi yang namanya HIDUP. Hidup itu indah sekali kawan, kita diberi kesempatan untuk hidup di muka bumi ini oleh Sang Maha Pencipta untuk mengenal kamu, kamu, dan kamu, untuk bisa merasakan yang namanya cinta, kasih dan sayang dari orang tua-sahabat-kekasih-saudara-teman-keluarga- dan lain-lain. Kita diberi kesempatan untuk melihat, mendengar, merasakan ciptaan Allah SWT yang sangat dan sangat menakjubkan ini. Sangat banyak hal-hal yang patut disyukuri atas hidup ini.

Kenapa harus susah kawan-kawan?
Kenapa harus mengeluh?
Kenapa harus sedih, letih, lunglai, lesuh dan L.L.L. lainnya?

Yakinlah teman-teman kalau ini semua indah dan memiliki waktunya masing-masing, kita hanya perlu usaha dan selalu bersyukur atas apa yang telah kita lakukan dengan kesabaran itu, maka hidup ini cukup sederhana dengan kenikmatan yang kita lalui itu, hidup ini indah kawan-kawanku, don’t worry!..
Orang tua yang telah memberikan dengan sangat ikhlas kasih sayangnya kepada kita, memberikan segala waktunya untuk menjaga dan mengawasi kita setiap saat, mengirimkan do’a kepada kita tanpa diminta, dan lain-lain. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Sahabat, sahabat yang selalu mengerti keadaan kita, mereka yang selalu menanyakan kekhawatirran kita, mereka yang selalu mengulurkan tangannya untuk menolong kita, merkea yang tidak pernah letih memberikan candatawanya ketika kita sedih dan selalu memberi kkita semangat yang membara-bara. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Kekasih yang selalu mengisi waktu luang menanyakan kabar kita yang sebenarnya ia ketahui, menanyakan kegalauan kita, selalu hadir untuk menghibur kita, dan memberikan pikiran-pikiran yang baik serta selalu mengajarkan kita kedewasaan. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Saudara, mereka yang membuat kita menangis saat kecil dan memberi pelajaran hidup yang bertanggung jawab dan mandiri, membuat kita tertawa dengan kekonyolan-kekonyolan mereka yang tidak jelas adanya, membuat kita terharu-sedih-senang yang menjadikan hidup kita berwarna akan nasib hidup di dunia ini. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Teman, waduh... teman, sangat banyak yang berkesan dari teman-teman yang telah kita lalui selama hidup, sampai sekarang sampai saya kuliah, saya tidak bisa menghitung jumlah teman saya... “kayanya kamu juga deh, gak bisa hitung teman kamu sekarang, iya kan  ngaku deh?”
Teman dari TK/RA, MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA, dan teman di luar sana sampai teman perkuliahan sekerang, mereka tentunya telah banyak menggambarkan arti kehidupan dari yang rendah hingga yang tinggi dari yang lemah hingga yang kuat dari yang sederhana hingga yang luar biasa dan banyak juga yang menggoreskan luka di hati, yang membuatku saat ini menjadi sosok naima yang kuat. terima kasih teman-temanku... Miss you. Mereka yang telah mengisi memory kecil hingga jumlah Gigabyte di memori otakku error dan tidak mencukupi lagi hingga membuat ku mengingat segala peristiwa dan kejadian-kejadian yang telah ku lalui itu, saat ini ku ingat di luar kepala. Keren yah! Hidup ini indah kawan-kawanku..
Keluarga, berbicara tentang keluarga itu everything for me semuanya ada di sana, dari tingkah laku, derajat, akhlak, kebersamaan, kepekaan, kepercayaan dan tentunya keindahan. Semuanya telah ku dapatkan dari keluarga besar Bani Rasyid, yang menjadi keluargaku sepanjang hidupku kapanpun dan dimanapun aku berada, sejak kecil hingga tua dan meninggal nanti, keluargaku yah tetaplah keluargaku yang saat ini dan sejak dulu, mereka tidak akan pernah berpisah, yang namanya mantan pacar ada tapi mantan keluarga tak ada.. camkan itu kawan-kawanku, bagaimanapun kindisi kita, keluarga akan selalu bersama kita, selalu mendoakan dan selalu berbagi. Semua karena keluarga dan Allah SWT-lah yang mengatur keindahan hidup ini semua. Hidup ini indah kawan-kawanku..
Mengapa kita mesti, menangis?
Semua telah sempurna dalam hidup kita kawan-kawanku, kita hanya perlu menjalaninya dengan semangat dan jiwa yang selalu berpikir positif sehingga akan menenangkan hidup kita..
Do You Agree ?? 


:)........Wassalamu Alaikum.......:)





[1]http//curhatdanberbagaicerita.blogspot.com